PENDAHULUAN
Pada penelitian ini akan dilakukan uji penetrasi terhadap dua jenis aspal
yaitu aspal karet dan aspal shell, dengan temperatur yang berbeda. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil penetrasi dan kepekaan
kedua jenis aspal terhadap temperatur. Dari penelitian ini diharapkan dapat
mengetahui kepekaan dan kualitas dari aspal karet dan aspal shell tersebut,
sehingga dapat di bandingkan apakah aspal karet atau aspal shell yang lebih baik.
TINJAUAN PUSTAKA
Aspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampai
agak padat, dan bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan
sampai temperatur tertentu, dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama
dengan agregat, aspal merupakan material pembentuk campuran perkerasan jalan.
Banyaknya aspal dalam campuran perkerasan berkisar antara 4–10% berdasarkan
berat campuran, atau 10 – 15% berdasarkan volume campuran. Aspal merupakan
material yang paling umum digunakan untuk bahan pengikat agregat, oleh karena
itu seringkali bitumen disebut pula sebagai aspal. (Sukirman,2003).
Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu
lintas (water proofing, protect terhadap erosi)
Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.
Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang
diletakan di atas lapis pondasi sebelum lapis berikutnya.
Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas
jalan yang telah beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi
pengikat di antara keduanya.
Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus,
dan filler.
Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas atau lalu
lintas dengan volume tinggi, sedang aspal semen dengan penetrasi tinggi
digunakan untuk daerah yang bercuaca dingin ataupun lalu lintas dengan volume
rendah. Di Indonesia pada umumnya digunakan aspal semen dengan penetrasi
60/70 dan 80/100.
20(1−25A)
PI =
1+50
dengan:
PI = Indeks Penetrasi (Penetration Index),
A = kemiringan kurva log penetrasi terhadap temperatur.
Log penT1−logpenT2
A =
T1−T2
dengan:
pen T1 = penetrasi pada temperatur T1 (°C),
pen T2 = penetrasi pada temperatur T2 (°C),
T1 = temperatur standar pada pengujian penetrasi (25°C),
T2 = temperatur titik lembek aspal.