Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KOMPLEMENTER 2

TENTANG

PENGARUH TERAPI MASSAGE EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN


NYERI HAID

PADA REMAJA PUTRI DI KLATEN

DISUSUN

Nama : Fadhilah Maulidia

Nim : 191211572

Kelas :1B

DOSEN PENGAMPU

Ns.Rini Rahmayanti,M.Kep.Sp.Kep.Mat

PRODI S-1 KEPERAWATAN

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

TA.2019/2020
PENGARUH TERAPI MASSAGE EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNANAN
NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI KLATEN

Haid yaitu pendarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan
telah berfungsi matang.Umumnya,remaja yang mengalami haid pertama kali pada usia 12
sampai 16 tahun.Siklus haid normal terjadi setiap 22-35 hari,dengan lamanya haid selama
2-7 hari. Remaja dapat memiliki berbagai masalah dengan haid seperti nyeri haid pada saat
menstruasi.
Nyeri haid timbul akibat kontraksi distritmia miometrium yang menunjukkan satu gejala
atau lebih,mulai dari nyeri ringan sampai berat.Kontraksi yang sangat sering ini kemudian
menyebabkan otot menegang.
Pada penelitian Kurniawati,menyebutkan bahwa disminorea mempengaruhi aktivitas
siswi SMK Batik 1 Surakarta.Dari 85 siswi yang menjadi responden penelitian 61,7% di
antaranya mengalami penurunan aktivitas sedangkan sisanya sebanyak 38,3% tidak
mengalami penurunan aktivitas.
Manajemen nyeri non farmakologis lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek
samping seperti obat-obatan karena terapi non farmakologis
menggunakan proses fisiologis dan salah satunya menggunakan massage effleurage.

Massage Effleurage adalah suatu gerakan dengan menggunakan seluruh permukaan


tangan melekat pada bagian abdomen yang digosok dengan ringan dan menenangkan.
Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah,memberi tekanan,dan
menghangatkan otot abdomen serta meningkatkan relaksasi fisik dan mental. Usapan
massage effleurage abdomen menstimulasi serabut di kulit akan membuat nyaman pada
saat kontraksi uterus sehingga memperlancar peredaran darah ke uterus dan memblok
implus nyeri bisa berkurang.Massage Effleurage merupakan teknik massage yang aman,
mudah untuk dilakukan,tidak memerlukan banyak alat, tidak memerlukan biaya, tidak
memiliki efek samping dan dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain.

Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan
rancangan non-equivalent control group design. Sampel yang digunakan adalah non
probability sampling dengan metode purposive sampling untuk menentukan subyek
penelitian 17 responden untuk masing-masing kelompok.Sampel penelitian merupakan
populasi remaja yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi pada penelitian ini
remaja putri yang menstruasi, remaja putri usia 15-18 tahun,berat badan responden
sesuai dengan nilai normal IMT, bersedia menjadi responden. Pengumpulan data pre
dan post pada penelitian ini menggunakan instrumen Numeric Rating Scale(NRS)
Indonesia angka kejadian nyeri haid tahun 2013 sebesar 107.673 jiwa (64,25 %),
yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89 %) mengalami nyeri haid primer dan 9.496
jiwa (9,36 %) mengalami nyeri haid sekunder [3]. Sementara angka kejadian nyeri
haid (disminorea) di Jawa Tengah tahun 2013 sebanyak 54% remaja usia 15-21
tahun. Pada penelitian Kurniawati, menyebutkan bahwa disminorea mempengaruhi
aktivitas siswi SMK Batik 1 Surakarta.Dari 85 siswi yang menjadi responden
penelitian 61,7% diantaranya mengalami penurunan aktivitas sedangkan sisanya
sebanyak 38,3% tidak mengalami penurunan aktivitas.

Strategi penatalaksanaan nyeri adalah suatu tindakan untuk mengurangi rasa nyeri,
diantaranya penetalaksanaan nyeri dapat dilakukan dengan terapi farmakologis maupun
non-farmakologis. Terapi non-farmakologis yang dapat dilakukan antara lain dengan
memberikan terapi pemijatan pada remaja yang disebut dengan teknik terapi
massage effleurage.
Menurut Brunner & Sudart, massage effleurage dipercaya dapat menstimulasi serabut
kulit yang akan membuat nyaman kontraksi uterus sehingga memperlancar aliran
darah ke uterus dan memblok implus nyeri yang dibawa ke cortex cerebri sehingga
nyeri bisa berkurang.Begitu pula adanya massage yang mempunyai efek distraksi juga
dapat meningkatkan pembentukan endorphin dalam sistem kontrol desenden.
Massage dapat membuat pasien lebih nyaman karena massage membuat relaksasi
otot. Massagemerupakan teknik yang aman, mudah, tidak perlu banyak alat, tidak perlu
biaya, tidak memiliki efek samping dan dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan
orang lain.Hasil penelitian ini sesuai dengan Fetria dan Nurkhasanah dengan judul
Pengaruh Massage Effleurage terhadap Intensitas Skala Nyeri Disminore Pada Siswi
Kelas IX MTsN 1 Bukittinggi. Didapatkan rata-rata skala nyeri pre-masase efflurage
adalah 4.50 dan rata –rata skala nyeri post-masase efflurage adalah 2.06. berdasarkan
hasil uji statistik yang menggunakan uji paired t-test didapatkan
P = 0.000 (α = 0,05)
Teknik effleurage yaitu melakukan pemijatan berupa usapan lembut, lambat, dan
panjang (tidak putus-putus). Teknik ini menimbulkan efek relaksasi sehingga dapat
mengurangi rasa nyeri, tidak memiliki efek samping dan dapat dilakukan secara mandiri.
Teknik effleurage dilakukan dengan memijat bagian atas simfisis pubis dan umbilicus searah
jarum jam masing-masing selama 15 menit. Teknik effleurage yang dilakukan dengan
sapuan lembut, berputar sederhana dan ringan, efeknya sangat dirasakan oleh penderita.
Pijat dapat meningkatkan aliran darah dan getah bening dan relaksasi otot-otot yang
berkontraksi .Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Pijat effleurage efektif
untuk menurunkan rasa nyeri.
Keberhasilan pemberian pijat effleurage pada rasa nyeri menstruasi ternyata dapat
memberikan respon fisiologi pada tubuh. Pijatan ini disatu sisi menyebabkan sirkulasi darah
meningkat dan saraf sensorik mencegah transmisi rasa sakit. Pada sisi lain, pijatan ini juga
melepaskan endorfin dan enkephalin yang dapat mengurangi rasa nyeri atau sakit,
meningkatkan kenyamanan, relaksasi, melenturkan otot, dan mengurangi kecemasan pada
pasien. Pemberian masase effleurage dapat menyebabkan berkurangnya hipoksia pada
jaringan. Hal tersebut dikarenakan kadar oksigen di jaringan meningkat sehingga
menyebabkan nyeri berkurang . Selama pijatan, senyawa endorphin akan dikeluarkan oleh
tubuh sebagai pereda nyeri alami dari tubuh dan menciptakan perasaan nyaman.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa setelah diberikan terapi masase
effleurage dari 15 responden sebagian besar mengalami nyeri haid pada skala 1-3 (nyeri
ringan) yaitu sebanyak 10 orang (66,7%). Selain itu didapatkan ada 2 orang responden
(13,3%) yang tidak mengalami penurunan nyeri haid.
Menurut peneliti hal ini terjadi karena faktor stres dari responden tersebut.Faktor yang
memegang peranan penting sebagai penyebab nyeri salah-satunya adalah faktor
kejiwaan.Karena pada masa remaja labilnya emosi erat kaitannya dengan perubahan hormon
dalam tubuh15 .Remaja putri yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak
mendapatkan informasi yang baik tentang proses haid, maka akan mudah timbul nyeri .
Tingkat stres pada remaja putri memiliki hubungan dengan kejadian nyeri . Selain tingkat
stres, kecemasan juga berhubungan dengan kejadian nyeri pada remaja putri.
Adanya pengaruh pemberian terapi masase effleurage terhadap penurunan skala nyeri
dismenore primer dikarenakan terapi masase effleurage yang diberikan membuat relaksasi
otot abdomen sehingga sangat efektif untuk menurunkan rasa nyeri dismenore primer.Hal ini
sejalan dengan teori Gate Control menurut Monsdragon , bahwa serabut nyeri membawa
stimulasi nyeri ke otak lebih kecil dan perjalanan sensasinya lebih lambat dari pada serabut
sentuhan yang luas. Ketika sentuhan dan nyeri dirangsang bersamaan, sensasi sentuhan
berjalan keotak dan menutup pintu gerbang dalam otak, sehingga pembatasan jumlah nyeri
dirasakan dalam otak.

Terapi masase effleurage bermanfaat untuk dapat melancarkan sirkulasi darah di dalam
seluruh tubuh, menjaga kesehatan agar tetap prima, membantu mengurangi rasa sakit dan
kelelahan, merangsang produksi hormon endorfin yang berfungsi untuk relaksasi tubuh,
mengurangi beban yang ditimbulkan akibat stress, menyingkirkan toksin, menyehatkan dan
menyeimbangkan kerja organ-organ tubuh. Dengan masase effleurage ini stress, nyeri, dan
ketegangan dapat diminimalisir.Kekuatan dan kelenturan pikiran, tubuh, dan emosi bisa
ditingkatkan. Tidur bisa lebih berkualitas, restrukturisasi tulang, otot, dan organ dapat
dibantu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Parulian tentang pengaruh teknik
effleurage massage terhadap perubahan nyeri pada ibu post partum serta penelitian Wulandari
tentang pengaruh masase effleurage terhadap penurunan tingkat nyeri persalinan kala 1 fase
aktif pada primigravida. Masase effleuragedapat juga dikombinasikan dengan aromaterapi
lavender (Lavandula angustifolia) untuk penurunan tingkat nyeri persalinan kala 1 fase aktif
pada primigravida.

Jadi,Massage effleurageefektif untuk menurunkan skala nyeri haid pada remaja putri
dengan nilai signifikan sebesar Pval = 0.00 < α = 0.05

Pijat effleurage efektif untuk menurunkan rasa nyeri pada saat menstruasi (disminore).
Teknik effleurage menimbulkan efek relaksasi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Kerja
dari teknik effleurage ini secara mekanis membantu menghangatkan tubuh sehingga
meningkatkan aliran darah dan merileksasi otot-otot yang berkontraksi.

Anda mungkin juga menyukai