Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN STRES TERHADAP PROSES ADAPTASI (TEORI CALLISTA ROY)

PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS PERUMNAS II PONTIANAK

THE RELATIONSHIP BETWEEN STRESS ADAPTATION PROCESS


(THEORY OF CALLISTA ROY) IN THE ELDERLY WITH
HYPERTENSION IN THE WORKING AREA
CLINICS PERUMNAS II OF PONTIANAK

Ulfa Muzliyati*, Parliani**, Yoga Pramana***


*Mahasiswa Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura,
Email: ulfamuzliyati@gmail.com
**Dosen Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
***Dosen Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura

ABSTRAK

Latar Belakang: Stres merupakan suatu reaksi alami tubuh untuk mempertahankan diri dari stressor. Stressor
dapat menghasilkan respon koping adaptif maupun maladaptif tubuh yang dapat menyebabkan hipertensi.
Proses adaptasi merupakan suatu cara yang dapat berpengaruh terhadap perilaku penderita dalam memanajemen
stres sehingga terhindar dari hipertensi.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara stres terhadap proses adaptasi dalam teori Callista Roy pada lanjut
usia yang menderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain analitik korelatif dan menggunakan
pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 79 orang dengan teknik pengambilan
sampling yaitu convinience sampling. Hasil penelitian dianalisa menggunakan uji Chi Square.
Hasil : Hasil menunjukkan nilai Sig (2-tailed) = 0,001 (ɑ < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan
antara tingkat stres terhadap tingkat proses adaptasi koping pada lanjut usia yang menderita hipertensi
Kesimpulan : Ada hubungan antara tingkat stres terhadap tingkat proses adaptasi koping pada lansia dengan
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak . Hubungan antara tingkat stres terhadap tingkat
proses adaptasi koping pada lansia dapat menjadi acuan bagi penderita hipertensi untuk mencegah hipertensi
dengan manajemen stres dan adaptasi koping.

Kata Kunci : Stres, Proses Adaptasi, Lansia, Hipertensi, Teori Callista Roy
Referensi : 68 (2008-2018)

1
ABSTRACT

Background: stress is a natural reaction of the body to defend itself from the stressor. Stressor can produce
response Adaptive koping or maladaptif body which can lead to hypertension. The process of adaptation is a
way that can affect the behavior of the sufferers in create stress so that spared from hypertension.
Objective: to know the relationship between the stress process of adaptation in the theory of Callista Roy on the
elderly who suffer from hypertension in working area Clinics Perumnas II of Pontianak.
Methods: this research is quantitative research. The design of the study was analytic with cross sectional
approach correlative. The sample in this study amounted to 79 people with sampling-taking techniques i.e.
convinience sampling. Results of the study were analyzed using Chi Square..
Results: the results show the value of the Sig (2-tailed) = 0.001 (a < 0.05), this indicates that there is a
relationship between stress level against the process level adaptation koping on seniors who suffer from
hypertension
Conclusion: there is a relationship between stress level against the process level adaptation koping on the
elderly with hypertension in the working area Clinics Perumnas II of Pontianak. The relationship between stress
level against the process level adaptation koping on the elderly can be a reference for people with hypertension
to prevent hypertension with stress management and adaptation koping.

Key Words: Stress, The Process Of Adaptation, The Elderly, Hypertension, Theories Of Callista Roy
Reference: 68 (2008-2018)

2
PENDAHULUAN meningkat. Peningkatan usia pada seseorang
dapat menyebabkan beberapa perubahan
Stres merupakan suatu reaksi dari
fisiologis seperti peningkatan aktivitas
tubuh untuk mempertahankan diri terhadap
simpatik dan resistensi perifer yang terjadi
stressor.1 Stressor merupakan suatu keadaan
khususnya pada lansia. Setelah usia 45-55
yang menimbulkan stres.2 Stressor dapat
tahun, terjadi penebalan dinding arteri oleh
menghasilkan respon koping adaptif maupun
zat kolagen pada lapisan otot akan
maladaptif tubuh terhadap stresor yang
menyebabkan penyempitan sehingga tekanan
menyebabkan perubahan pada fungsi normal
darah menjadi meningkat.9
tubuh yang akan terus menerus memicu
Menurut data WHO, prevelensi
respon seseorang sehingga dapat
hipertensi di seluruh dunia terdapat sekitar
meningkatkan tekanan darah secara kronis,
972 juta orang atau 26,4% orang yang
kambuhnya hipertensi sampai menurunnya
mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan
keefektifan kekebalan tubuh.3
akan meningkat menjadi 29,2% di tahun
Stres dapat memicu timbulnya
2025. Didapatkan data dari 972 juta
hipertensi melalui aktivasi sistem saraf
penderita hipertensi, terdapat 333 juta berada
simpatis yang mengakibatkan naiknya
di negara maju dan 639 sisanya berada di
tekanan darah secara tidak menentu.4 Pada
negara berkembang, termasuk Indonesia.10
saat seseorang mengalami stres, hormon
Di Indonesia hipertensi masih merupakan
adrenalin akan dilepaskan dan kemudian
tantangan besar dengan prevalensi yang
akan meningkatkan tekanan darah melalui
cukup tinggi, yaitu sebesar 32,4% dan
kontraksi arteri (vasokontriksi) dan dapat
semakin meningkat seiring dengan
meningkatan denyut jantung.5 Apabila stres 11
pertambahan usia. Berdasarkan Riset
berlanjut, tekanan darah akan tetap tinggi
Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi
sehingga orang tersebut akan mengalami
terjadinya hipertensi berdasarkan usia
hipertensi.4
didapatkan 36,2% pada usia < 40 tahun, dan
World Health Organitation (WHO)
63,8% pada usia ≥ 60 tahun yang berarti
2015 menyebutkan stres menjadi salah satu
bahwa hipertensi banyak terjadi pada lanjut
faktor utama dalam peningkatan tekanan
usia.12,13
darah, hal serupa juga diungkapkan oleh
Kalimantan Barat merupakan salah
hasil penelitian Madhumita tahun 2014 yang
satu provinsi di Indonesia yang memiliki
menemukan bahwa stres memiliki hubungan
prevalensi hipertensi yang cukup tinggi.
yang paling tinggi dalam peningkatan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di
tekanan darah dibandingkan dengan usia,
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat,
jenis kelamin dan kondisi sosio demografi
jumlah penderita hipertensi pada tahun 2017
penderita.6,7 Penelitian diatas menunjukkan
bahwa stres menjadi faktor yang paling tercatat sebesar 26.946 penderita.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas
berpengaruh dalam meningkatkan tekanan
Kesehatan Kota Pontianak pada tahun 2017,
darah. Stres perlu diwaspadai oleh setiap
kasus hipertensi tercatat sebanyak 10.763
orang terutama lanjut usia sebagai individu
jiwa , dengan jumlah kunjungan tertinggi
yang rentan akan penyakit dan sebagai
berada di Puskesmas Perumnas II Pontianak.
kelompok umur yang paling banyak
Berdasarkan data yang diperoleh dari
menderita hipertensi.8
Puskesmas Perumnas II Pontianak pada
Hipertensi atau disebut juga tekanan
tahun 2017 terdapat 2.860 kunjungan
darah tinggi adalah suatu keadaan seseorang
penyakit hipertensi, dimana terdapat 1.494
mengalami peningkatan tekanan darah di
kunjungan lansia yang menderita hipertensi.
atas normal pada pemeriksaan tekanan
Pada tahun 2018 tercatat jumlah penderita
darah.9 Seiring dengan pertambahan usia
hipertensi pada lansia dari bulan januari-
seseorang, insiden hipertensi juga
maret sebanyak 373 kunjungan.

3
Hipertensi menjadi masalah pada usia sebagainya yang membuat mereka
lanjut karena sering ditemukan menjadi mengalami stres.5
faktor utama payah jantung dan penyakit Stres dapat diatasi dengan adanya
koroner. Masyarakat sering menganggap adaptasi koping yang adaptif sehingga
hipertensi pada usia lanjut adalah hal yang mampu beradaptasi dengan faktor-faktor
biasa, tidak perlu diobati karena merupakan yang menimbulkan stres/stressor. Adaptasi
hal yang wajar. Masyarakat tidak menaruh koping merupakan respon pertahanan
perhatian terhadap penyakit hipertensi yang individu terhadap suatu masalah, apakah
diangap sepele, tanpa menyadari bahwa berespon positif ataupun maladaptif. Perawat
penyakit ini menjadi berbahaya dan memberikan pelayanan kesehatan melalui
menyebabkan berbagai kelainan yang lebih upaya rehabilitatif serta melaksanakan
fatal. Tekanan darah yang selalu tinggi bisa asuhan keperawatan baik itu secara individu,
menyebabkan komplikasi yaitu penyakit keluarga, kelompok dan masyarakat. Dalam
jantung koroner, infark jantung, stroke dan hal ini aplikasi teori keperawatan sangat
gagal ginjal. 14 Pada waktu seseorang dibutuhkan untuk dapat menggambarkan
memasuki masa usia lanjut, terjadi berbagai proses adaptasi lansia terhadap stres pada
perubahan baik yang bersifat fisik, mental, penderita hipertensi, salah satu teori
maupun sosial. Salah satu masalah yang keperawatan yang dapat menggambarkan
sering dialami lansia adalah stres. Stres dapat masalah diatas adalah teori adaptasi Callista
meningkatkan tekanan darah secara Roy. Teori Callista Roy menjelaskan tentang
intermiten, apabila stres berlangsung lama bagaimana individu mampu meningkatkan
dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi. kesehatan dengan cara mempertahankan
Stres yang terlalu besar dapat memicu perilaku adaptif dan mengubah perilaku
terjadinya berbagai penyakit, misalnya sakit maladaptif. Teori tersebut menekankan pada
kepala, sulit tidur, hipertensi, penyakit kemampuan penderita hipertensi untuk
jantung, dan stroke. 15 beradaptasi dalam mengatasi stressor agar
Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhindar dari hipertensi. 16
yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Berdasarkan latar belakang dan
april, terdapat 10 lansia yang mengalami fenomena yang ada, peneliti tertarik untuk
hipertensi diberikan skrining tanda dan mengetahui lebih dalam mengenai hubungan
gejala stres, didapatkan bahwa terdapat 60% antara stres terhadap proses adaptasi dalam
lansia yang mengalami stres. Hal ini teori Callista Roy pada lanjut usia dengan
menunjukkan bahwa salah satu faktor yang hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
menyebabkan lansia mengalami hipertensi Perumnas II Pontianak.
adalah stres. Berdasarkan hasil wawancara,
lansia juga mengatakan bahwa merasa sakit METODE
kepala ketika sedang mengalami beban Penelitian ini adalah penelitian
fikiran yang berat. Sakit kepala merupakan Kuantitatif yang menggunakan desain
salah satu tanda dan gejala umum yang Analitik Korelasi untuk melihat hubungan
lansia rasakan, terutama ketika lansia sedang antara variabel stres dengan variabel proses
mengalami suatu masalah. Hasil studi adaptasi dengan menggunakan pendekatan
pendahuluan ini didukung juga oleh Cross Sectional.18
penelitian yang dilkukan oleh Islami (2015), Populasi pada penelitian ini adalah
yang menyatakan bahwa banyak penderita semua lansia yang mengalami hipertensi di
hipertensi yang datang untuk melakukan wilayah kerja Puskesmas Perumnas II
pemeriksaan di puskesmas tersebut yang Pontianak dengan jumlah populasi sebanyak
mengeluhkan adanya tekanan atau tuntutan 373 lansia yang mengalami hipertensi.
pada diri mereka, seperti misalnya adanya Sampel penelitian ini adalah lansia di
tuntutan pekerjaan, tuntutan ekonomi, dan wilayah kerja Puskesmas Perumnas II
Pontianak yang bersedia menjadi responden.

4
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dependennya adalah proses adaptasi pada
ialah Convinience sampling. Peneliti lansia dengan hipertensi .
mengambil sampel sesuai dengan kriteria Tempat penelitian dilakukan di
inklusi dan ekslusi berjumlah 79 orang. Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II
Kriteria inklusi dalam penelitian ini Pontianak. Penelitian ini dimulai pada bulan
yaitu: lansia yang berusia ≥ 60 Tahun, lansia Juli 2018.
dengan tekanan darah sistolik 140-180 Instrumen yang digunakan dalam
mmHg dan diastolik 90-110 mmHg, lansia penelitian ini adalah alat
dengan hipertensi minimal 5 tahun, lansia Sphygmomanometer air raksa dan stetoskop
dengan kondisi hemodinamik stabil. yang sudah dikalibrasi alat, lembar kuesioner
Sedangkan kriteria ekslusi yaitu : lansia yang terstruktur yaitu kuesioner Percieved Stres
mengalami dimensia dan lansia yang tidak Scale (PSS) dan kuesioner Coping
setuju menjadi responden. Adaptation Processing Scale (CAPS).
Variabel independen dalam penelitian
ini adalah stres sedangkan variabel

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Tingkat Pendidikan,
Tingkat Hipertensi dan Tingkat Stres di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak (n = 79)
Jumlah
Karakteristik
Frekuensi (f) Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-Laki 35 44,3
Perempuan 44 55,7

Usia
60-74 tahun 75 94,9
75-90 tahun 4 5,1

Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah 6 7,6
SD/Sederajat 28 35,4
SMP?Sederajat 15 19,0
SMA/Sederajat 30 38,0

Tingkat Hipertensi
Ringan 24 30,4
Sedang 25 69,6

Sumber : Data Primer (2018)

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan pendidikan hampir dari setengahnya


bahwa distribusi karakteristik demografi memiliki tingkat pendidikan SMA /Sederajat
responden berdasarkan jenis kelamin yaitu sebanyak 30 responden (38,0%),
sebagian besar adalah perempuan sebanyak kemudian SD/Sederajat yaitu 28 responden
44 responden (55,7%), sedangkan laki-laki (35,4%), SMP/Sederajat yaitu 15 responden
35 responden (44,3%). Berdasarkan usia (19,0%), dan Tidak Sekolah yaitu 6
hampir seluruhnya berada pada rentang usia responden (7,6%) . Tingkat hipertensi
60-74 tahun yaitu sebanyak 75 responden sebagian besar berada pada kategori
(94,9%), kemudian usia 75-90 tahun yaitu 4 hipertensi sedang yaitu sebanyak 55
responden (5,1%). Berdasarkan tingkat

5
responden (69,6%) dan kategori hipertensi
ringan yaitu 24 responden (30,4%).

Analisa Uniariat
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Stres di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak
(n = 79)
Jumlah
Tingkat Stres
Frekuensi (f) Persentase (%)
Ringan 3 3,8
Sedang 63 79,7
Berat 13 16,5
Total 79 100
Sumber : Data Primer (2018)

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan sebanyak 13 responden (16,5%), dan ingkat


bahwa distribusi tingkat stres responden stres ringan yaitu sebanyak 3 responden
dapat dilihat hampir seluruhnya memiliki (3,8%).
tingkat stres sedang yaitu sebanyak 63
responden (79,7%), tingkat stres berat yaitu
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Proses Adaptasi Koping di Wilayah Kerja Puskesmas
Perumnas II Pontianak (n = 79)
Jumlah
Tingkat Proses Adaptasi Koping
Frekuensi (f) Persentase (%)
Tinggi 39 49,4
Rendah 40 50,6
Total 79 100
Sumber : Data Primer (2018)

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan koping pada kategori rendah yaitu sebanyak
bahwa distribusi tingkat proses adaptasi 40 responden (50,6%), memiliki tingkat
koping responden dapat dilihat sebagian proses adaptasi koping pada kategori tinggi
besar memiliki tingkat proses adaptasi yaitu sebanyak 39 responden (49,4%)

Analisa Bivariat
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Tingkat Stres Terhadap Tingkat Proses Adaptasi
Koping Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak (N = 79)
Tingkat Proses Adaptasi
Total Nilai p
Tingkat Stres Tinggi Rendah
(f) (%) (f) (%) (f) (%)
Ringan 3 100 0 0 3 100
Sedang 36 57,1 27 42,9 63 100 P Value
=0,001
Tinggi 0 0 13 100 13 100
Total 39 157,1 40 142,9 79 300
Sumber : Data Primer (2018)

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan stres ringan dengan proses adaptasi yang
bahwa proporsi responden yang memiliki rendah. Sedangkan responden yang memiliki
tingkat stres ringan seluruhnya memiliki tingkat stres sedang sebagian besar memiliki
tingkat proses adaptasi yang tinggi yaitu tingkat proses adaptasi yang tinggi yaitu
sebanyak 3 responden (100%), kemudian sebanyak 36 responden (57,1%) dan
tidak ada responden yang memiliki tingkat responden yang memiliki tingkat stres

6
sedang hampir dari setengahnya memiliki lansia perempuan sudah ditinggal
tingkat proses adaptasi yang rendah yaitu pasangannya.
sebanyak 27 responden (42,9%). Sedangkan Penelitian ini menunjukkan bahwa usia
responden hampir seluruhnya berada pada
responden yang memiliki tingkat stres tinggi
rentang usia 60-74 tahun yaitu sebanyak 75
seluruhnya memiliki tingkat proses adaptasi responden (94,9%), sedangkan responden
yang rendah yaitu sebanyak 13 responden yang berada pada rentang usia 74-90 tahun
(100%) dan tidak ada responden yang yaitu sebanyak 4 responden (5,1%).
memiliki tingkat stres tinggi yang memiliki Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
tingkat proses adaptasi yang tinggi. dilakukan oleh Mardiana (2014) yang
Uji Chi-Square dilakukan terhadap menunjukkan bahwa responden terbanyak
data untuk mencari hubungan antara variabel pada umur 60-74 tahun dengan jumlah 43
bebas yaitu tingkat stres dengan variabel orang (71,7%).19 Berdasarkan hasil penelitian
terikat yaitu tingkat proses adaptasi koping. banyaknya lansia yang mengalami hipertensi
Pada Uji Chi Square didapatkan sel yang di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II
nilai expectednya kurang dari lima ada yang paling banyak adalah berumur 60 – 74
sebanyak 2 sel (33,3%) sehingga saya tahun hal tersebut disebabkan dikarenakan
menggunakan alternatif penggabungan cell. sedikitnya jumlah responden yang berusia
Hasil Uji Chi Square dengan penggabungan 75-90 tahun. Hasil penelitian ini didapatkan
cell menunjukkan nilai Sig (2-tailed) = 0,001 semakin bertambahnya umur semakin sulit
(ɑ < 0,05), secara statistik dapat disimpulkan lansia dalam memanajemen stresnya,
ada hubungan antara tingkat stres terhadap berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh
tingkat proses adaptasi koping lansia dengan peneliti, lansia mengatakan bahwa tingginya
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas tekanan yang dirasakan atau dialami oleh
Perumnas II Pontianak. lansia sebagai akibat dari stresor berupa
perubahan-perubahan baik fisik, mental,
PEMBAHASAN maupun sosial dalam kehidupan yang
Pada penelitian ini menunjukkan dialami lansia.
bahwa stres dengan hipertensi lebih sering Pada penelitian ini menunjukkan
terjadi pada perempuan dari pada laki-laki bahwa responden terbanyak pada tingkat
dengan jumlah perempuan lebih banyak pendidikan adalah tingkat pendidikan SMA
yaitu sebanyak 44 responden (55,7%) /Sederajat yaitu sebanyak 30 responden
sedangkan jumlah laki-laki yaitu 35 (38,0%), kemudian SD/Sederajat yaitu 28
responden (44,3%). Penelitian ini sejalan responden (35,4%), SMP/Sederajat yaitu 15
dengan penelitian yang dilakukan oleh responden (19,0%), dan Tidak Sekolah yaitu
Mardiana (2014) yang menunjukkan bahwa 6 responden (7,6%) . Hasil pada penelitian
jenis kelamin responden sebagian besar yaitu ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
perempuan dengan jumlah 33 responden oleh Mardiana (2014) yang menunjukkan
(55%), sedangkan laki-laki berjumlah 27 bahwa responden berdasarkan pendidikan
responden (45%).19 Pada penelitian ini terbanyak yaitu SMA dengan frekuensi
didapatkan lebih banyak jumlah perempuan sebanyak 26 orang (43,3%).19 Berdasarkan
yang mengalami hipertensi hal ini hasil penelitian didapatkan banyaknya lansia
didapatkan karena jumlah responden yang yang tingkat pendidikan yang paling banyak
berkunjung ke Puskesmas Perumnas II lebih mengalami stres dengan hipertensi adalah
banyak perempuan daripada laki-laki. Faktor tingkat pendidikan SMA, hal ini disebabkan
lainnya yang menyebabkan lebih banyak karena pada penelitian ini tidak didapatkan
lansia perempuan yang mengalami stres responden yang berpendidikan sampai ke
karena banyaknya lansia perempuan yang jenjang yang lebih tinggi seperti perguruan
sudah tidak produktif lagi dan banyaknya tinggi, karena pada saat lansia duduk
dibangku sekolah, lansia dengan tingkat

7
SMA sudah bisa langsung bekerja dan SMA yang harus didapi oleh lansia baik secara
sudah dikatakan pendidikan yang sangat fisik ataupun secara psikis.
tinggi. Pada penelitian ini menunjukkan
Penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa responden paling banyak memiliki
kategori hipertensi responden paling banyak tingkat proses adaptasi koping pada kategori
berada pada kategori sedang yaitu sebanyak rendah yaitu sebanyak 40 responden
55 responden (69,6%), sedngkan untuk (50,6%), memiliki tingkat proses adaptasi
kategori hipertensi ringan yaitu sebanyak 24 koping pada kategori tinggi yaitu sebanyak
responden (30,4%). Hasil penelitian ini 39 responden (49,4%). Hasil pada penelitian
sejalan dengan penelitian yang dilakukan ini tidak sejalan dengan penelitian yang
oleh Mardiana (2014) yang menunjukkan dilakukan oleh Yuliani (2013), yang
bahwa lansia yang terkena hipertensi lebih menunjukkan bahwa 30 responden lansia
banyak pada hipertensi tingkat sedang yaitu yang menderita hipertensi di Wilayah Kerja
sebanyak 31 responden (51,7%), kemudian Puskesmas Wonopringgo Kabupaten
hipertensi ringan sebanyak 17 responden Pekalongan, 16 responden (53,3 %)
(28,3%).19 Berdasarkan hasil penelitian, mempunyai mekanisme koping adaptif. Hal
banyaknya lansia yang mengalami hipertensi ini menunjukkan bahwa sebagian besar
sedang karena karena pada umumnya responden lansia yang menderita hipertensi
semakin bertambahnya umur mengakibatkan di Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo
tekanan darah semakin meningkat, Kabupaten Pekalongan mempunyai
sedangkan pada penelitian ini tingkat mekanisme koping adaptif (baik).20
hipertensi yang didapat adalah tingkat Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan
hipertensi sedang dikarenakan peneliti tidak lebih banyaknya lansia yang memiliki
memasukkan tingkat hipertensi berat untuk adaptasi koping yang rendah karena
menjadi responden. banyaknya lansia yang tidak dapat
Pada penelitian ini menunjukkan memanajemen kopingnya dalam mengatasi
bahwa responden hampir seluruhnya masalah. Hal tersebut didapatkan dari hasil
memiliki tingkat stres sedang yaitu pengisian kuesioner yang diisi oleh lansia.
sebanyak 63 responden (79,7%), tingkat stres Lansia menyatakan bahwa sulit mengikuti
berat yaitu sebanyak 13 responden (16,5%), banyak petunjuk dalam waktu bersamaan
dan tingkat stres ringan yaitu sebanyak 3 ketika ada masalah. Berdasarakan hasil
responden (3,8%). Penelitian ini sejalan wawancara hal ini disebabkan karena
dengan penelitian yang dilakukan oleh sulitnya lansia dalam memanajemen
Mardiana (2014) yang menunjukkan bahwa kopingnya dalam mengatasi masalah.
tingkat stres pada lansia yang terbanyak pada Hasil analisis statistik dengan
kategori tingkat stres sedang dengan jumlah menggunakan Uji Chi Square diperoleh nilai
51 responden (85%).19 Berdasarkan hasil Sig (2-tailed) = 0,001 (ɑ < 0,05), secara
penelitian ini didapatkan bahwa banyak statistik dapat disimpulkan ada hubungan
lansia yang mengalami stres sedang. Hal antara tingkat stres terhadap tingkat proses
tersebut didapatkan dari hasil pengisian adaptasi koping pada responden di Wilayah
kuesioner responden di wilayah kerja Kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak.
Puskesmas Perumnas II Pontianak, Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
didapatkan bahwa lansia menyatakan yang dilakukan oleh Rahmat (2012) yang
sulitnya lansia dalam mengontrol marah, menyatakan bahwa terdapat hubungan
sering merasa gelisah, merasa tidak mampu signifikan antara tingkat stres dengan
mengatasi masalah pribadi, merasa tidak mekanisme koping pada lansia hipertensi. 21
berdaya dalam menyelesaikan pekerjaan, dan Tingkat pengetahuan dan intelegensi,
mudah tersinggung. Stes yang dialami lansia kekuatan ego, kepercayaan atau religi serta
disebabkan karena adanya stressor, stressor filosofi yang dianut, akan mempengaruhi
ini dapat terjadi karena adanya masalah kemampuan koping untuk mengurangi stres.

8
Berdasarkan penelitian, stres yang dialami tingkat stres sedang. Hal tersebut didapatkan
responden sebagian besar disebabkan karena dari hasil pengisian kuesioner responden,
sulitnya lansia dalam mengontrol marah. didapatkan bahwa banyak lansia menyatakan
Koping yang dilakukan responden dalam sulitnya lansia dalam mengontrol marah,
mengatasi stres antara lain dengan berbicara sering merasa gelisah, merasa tidak mampu
masalahnya kepada keluarga/orang terdekat, mengatasi masalah pribadi, merasa tidak
melakukan hal yang disenanginya dan juga berdaya dalam menyelesaikan pekerjaan, dan
melakukan pendekatan spiritual. mudah tersinggung. Tingkat proses adaptasi
koping di Wilayah Kerja Puskesmas
IMPLIKASI KEPERAWATAN Perumnas II Pontianak sebagian besar berada
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pada kategori rendah. Berdasarkan hasil
dasar bagi perawat untuk meningkatkan penelitian ini didapatkan lebih banyaknya
asuhan keperawatan. Penting bagi perawat lansia yang memiliki adaptasi koping yang
memiliki kemampuan untuk rendah karena banyaknya lansia yang tidak
mengaplikasikan asuhan keperawatan secara dapat memanajemen kopingnya dalam
komprehensif. Dari hasil penelitian yang mengatasi masalah. Ada hubungan antara
didapatkan, dapat dijadikan data bagi tingkat stres terhadap tingkat proses adaptasi
Puskesmas Perumnas II Pontianak untuk koping pada responden di Wilayah Kerja
membuat strategi-strategi baru dalam Puskesmas Perumnas II Pontianak dengan
pelayanan kesehatan mengenai pencegahan nilai Sig (2-tailed) = 0,001 (ɑ < 0,05). Hal ini
hipertensi yang disebabkan oleh stres. berarti H0 di tolak pada hubungan antara
Perawat dapat melaksanakan penyuluhan tingkat stres terhadap tingkat proses adaptasi
kesehatan mengenai pencegahan hipertensi koping pada responden di Wilayah Kerja
yang disebabkan oleh stres dan pentingnya Puskesmas Perumnas II Pontianak
adaptasi koping terhadap stres dan
membagikan brosur/leaflet sehingga dapat SARAN
membantu untuk penanggulangan dan Saran dalam penelitian ini diharapkan
pencegahan stres yang dapat menyebabkan dapat meningkatkan upaya konseling,
hipertensi. informasi dan edukasi kepada pasien
mengenai pencegahan hipertensi bagi
KESIMPULAN puskesmas, dengan cara melakukan
Berdasarkan hasil penelitian secara manajemen adaptasi koping untuk
umum dapat disimpulkan bahwa ada mengurangi dan mengendalikan rasa stres
hubungan antara tingkat stres terhadap yang dialami misalnya mengadakan program
tingkat proses adaptasi koping pada khusus lansia yang hipertensi secara rutin
responden di Wilayah Kerja Puskesmas seperti senam lansia dan sebagainya serta
Perumnas II Pontianak dan secara khusus membagikan leaflet tentang hipertensi agar
dapat disimpulkan sebagai berikut : pasien lebih mudah mengingatnya kembali
berdasarkan karakteristik responden di informasi yang telah diberikan.
Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Bagi perawat diharapkan dapat
Pontianak didapatkan jenis kelamin sebagian membantu dalam memberikan informasi atau
besar adalah perempuan, usia hampir pendidikan kesehatan mengenai manajemen
seluruhnya adalah pada rentang usia 60-74 stres dan adaptasi koping yang bermanfaat
tahun, tingkat pendidikan terbanyak adalah sebagai bekal untuk mencegah kekambuhan
SMA/Sederajat, dan kategori hipertensi hipertensi . Lansia perlu meningkatkan akses
responden sebagian besar berada pada informasi mengenai riwayat hipertensi
kategori sedang. Tingkat stres responden melalui manajemen stres dan adaptasi koping
pada lansia yang menderita Hipertensi di yang bermanfaat sebagai bekal untuk
Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II mencegah kekambuhan hipertensi misalnya
Pontianak hampir seluruhnya memiliki melalui membaca buku ataupun giat

9
melakukan konseling kepada petugas 6. World Health Organitation. (2015).
kesehatan sehingga diharapkan pasien dapat Global Health Observatory Data
mengontrol stres secara penuh. Repository. Diunduh 15 Febuari 2017,
Perlu adanya penelitian lebih lanjut
Diunduh 3 Mei 2018, http://apps.
mengenai variabel yang berhubungan dengan
faktor hipertensi lainnya misalnya pola who.int/gho/data/view. main.60750?
makan, merokok, aspek genetik, aktivitas lang=en.
fisik, kepatuhan berobat dan sebagainya 7. Madhumitha, Naraintran, Manohar.
dengan populasi yang lebih besar atau (2014). Influence of Stress and
bahkan multicenter. Hal ini diperlukan Sociodemographic Factors on
karena dilihat dari jumlah kasus hipertensi Hypertension among Urban Adults in
yang dialami lansia cukup besar .
North Karnataka. Asian Journal of
Biomedical and Pharmaceutical
DAFTAR PUSTAKA Sciences.;4(38):23-26.doi:10.15272/aj
1. Ariasti, Dinar, Thia Nur Pawitri. bps.v4i38.630.
(2016). Hubungan antara Mekanisme 8. Mirmohammadi, Taheri, Mehrparvar,
Koping Terhadap Stres Dengan Heydari, Saadati Kanafi, Mostaghaci
Kejadian Hipertensi Pada Warga di M. (2014). Occupational Stress and
Desa Ngelom Sroyo Jaten Cardiovascular Risk Factors in High-
Karanganyar. Jurnal Kosala Vol. 4 Ranking Government Officials and
No. 1 Office Workers. Iran Red Crescent
2. Azizah, Lilik M. (2011). Keperawatan Medical Jurnal. 2014;16(8):1-7.
Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu doi:10.5812/ircmj.11747.
3. Nawangsari, Sisca Widhia & Cemy 9. Setiawan I Wayan A, Yunani, Kusyati
Nur F. (2014). Hubungan Antara E. (2014). Hubungan Frekuensi
Mekanisme Koping Terhadap Stresor Senam Lansia Terhadap Tekanan
Dengan Kekambuhan Hipertensi Di Darah dan Nadi pada Lansia
Bagian Rawat Inap Puskesmas Hipertensi. Pros Konf Nas II PPNI
Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Jawa Tengah. :229-236
Karanganyar . Jurnal Profesi Vol. 11 : 10. Yonata, Ade & Arif Satria.P.P.
27-35 (2016). Hipertensi sebagai Faktor
4. Andria, K.M. (2013). Hubungan Pencetus Terjadinya Stroke. Jurnal
Antara Perilaku Olahraga, Stress Dan Majority 5(3) :17-21
Pola Makan Dengan Tingkat 11. Kementrian Kesehatan RI. (2017).
Hipertensi Pada Lanjut Usia Di Analisis Lansia di Indonesia. Diunduh
Posyandu Lansia Kelurahan Gebang 3 Mei 2018, http://www.kemkes.go.id.
Putih Kecamatan Sukolilo Kota 12. Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan
Surabaya. Jurnal Promkes, Vol. 1(2), Dasar. Kementrian Kesehatan
111–117. Republik Indonesia
5. Islami, Katerin Indah. (2015). 13. Kementrian Kesehatan RI . (2013).
Hubungan Antara Stres Dengan Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di
Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Indonesia. Jakarta . Diunduh 3 Mei
Di Puskesmas Rapak Mahang 2018,http://www.depkes.go.id/downlo
Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi ad.php?file=download/pusdatin/bulleti
Kalimantan Timur n/buletin-lansia.pdf

10
14. Afiah, Warditah., Sartiah Yusran & Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi
La Ode M S. (2018). Faktor Risiko Kalimantan Timur
Antara Aktivitas Fisik, Obesitas Dan 18. Notoatmodjo, Soekidjo. (2012).
Stres Dengan Kejadian Penyakit Metodologi Penelitian Kesehatan.
Hipertensi Pada Umur 45-55 Tahun Jakarta : Rineka Cipta
Di Wilayah Kerja Puskesmas Soropia 19. Mardiana, Yanih, Zelfino. (2014).
Kabupaten Konawe. Jurnal Ilmiah Hubungan Antara Tingkat Stres
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat 3 Lansia Dan Kejadian Hipertensi Pada
(2) : 1-10 Lansia di RW 01 Kunciran
15. Azizah, Rohmatul, Rita Dwi Hartanti. Tangerang. Jurnal Forum Ilmiah,
(2016). Hubungan Antara Tingkat Volume 11 Nomor 2
Stress Dengan Kualitas Hidup Lansia 20. Yuliani,Dwi Intan, Rizfika Amallia
Hipertensi Di Wilayah Kerja Ashary, Sigit Prasojo. (2013).
Puskesmas Wonopringgo Pekalongan. Hubungan Tingkat Stres Dengan
Issn 2407-9189 Univesity Research Mekanisme Koping Pada Lansia Yang
Coloquium Menderita Hipertensi Di Wilayah
16. Frederickson, K. 2011. Callista Roy’s Kerja Puskesmas Wonopringgo
adaptation model.Nurs. Sci.Q2011 Kabupaten Pekalongan
24:301.DOI:10.1177/0894318411419 21. Rahmat. (2012). Hubungan Stres
215 Psikososial dengan Mekanisme
17. Islami, Katerin Indah. (2015). koping pada Lansia Hipertensi di
Hubungan Antara Stres Dengan Wilayah Posyandu Lanjut Usia Desa
Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Trimurti Srandakan Bantul.
Di Puskesmas Rapak Mahang

11

Anda mungkin juga menyukai