Makalah Ian Vektor Dan Binatang Penggangu
Makalah Ian Vektor Dan Binatang Penggangu
( NYAMUK ANOPHELES )
OLEH :
NIM : PO.71.3.222.09.1.014
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
DAN HEWAN PENGGANGU -A “ nyamuk anopheles ” ini dapat terselesaikan sesuai dengan
Kami menyadari bahwa didalam pekerjaan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
– kekurangan yang harus disempurnakan agar dapat tersusun dengan baik. Oleh karenanya kami
mengharapkan kritik dan saran dari para Dosen, para pembaca dan para sahabat - sahabat yang
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang tak luput dari
kesalahan .
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii
BAB I PEDAHULUAN
a. Kesimpulan ………………………………………………………………17
b. Saran ………………………………………………………………17
c. Daftar pustaka ………………………………………………………………18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagai calon ahli madya kesehatan lingkungan (environment health) / tenaga sanitarian
yang insya allah akan mengabdi terhadap bangsa dan Negara harus mengetahui segala hal yang
berhubungan tentang pencegahan penyakit sesuai dengan bidangnya yaitu tenaga preventive.
Salah satu hal yang perlu diketahui atau dikuasai yaitu pengendalian vector dan hewan
penggangu dalam hal ini nyamuk ‘ anopheles ’ yang menyebabkan penyakit malaria agar
masyarakat tidak terjangkit penyakit tersebut. Dimamuju misalnya, daerah ini merupakan daerah
endemis dimana para masyarakatnya tinggal didaerah pesisir pantai. Agar kesadaran masyarakat
akan bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh jenis nyamuk ini dapat ditingkatkan sehingga angka
kesakitan yang ditimbulkan oleh nyamuk ini dapat ditekan.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini yakni untuk membantu masyarakat terlebih khusus bagi
para mahasisiwa jurusan kesehatan lingkungan yang merupakan generasi bangsa, marilah kita
semakin sadar akan tanggung jawab kita sebagai calon tenaga sanitarian terutama dalam
menganalisa bahaya yang ditimbulkan oleh nyamuk anopheles. Berkenaan dengan pembuatan
makalah ini tentunya belum memenuhi keinginan para pembaca, selain keterbatasan buku
panduan juga masih banyak kendala-kendala yang kami dapat sebelumnya, namun kami
berharap dengan hadirnya makalah ini dapat membantu teman-teman mahasiswa dalam
pembelajaran PENGENDALIAN VEKTOR DAN HEWAN PENGGANGGU dan salah satu
tujuan kami dalam penulisan ini juga sebagai pelaksana tugas individu dengan mata kuliah
“PENGENDALIAN VEKTOR DAN HEWAN PENGGANGGU” yang di berikan oleh dosen
pembimbing.
C. Rumusan Masalah
A. PENGERTIAN NYAMUK
Nyamuk, ”Si Imut” Penebar Maut
DARI tahun ke tahun, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk cenderung mengalami peningkatan,
baik dari jumlah kasus penderita maupun kasus kematian, mulai dari demam berdarah, malaria,
hingga kaki gajah (filariasis). Keberhasilan nyamuk sebagai vektor ditandai dengan munculnya
Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit demam berdarah dengue (DBD) secara nasional.
Faktor penyebab utama timbulnya masalah penyakit yang ditularkan nyamuk adalah karena
semakin berkurangnya kepedulian masyarakat terhadap kesehatan lingkungan yang menjadi
tempat berkembang biaknya nyamuk penular penyakit. Akibatnya, sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan jumlah kasus penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
Nyamuk, bisa disebut, binatang kecil dan imut, beratnya hanya 2 - 2.5 mg, kecepatan terbangnya
antara 1,5 - 2,5 km/jam. Namun, di balik ukurannya yang mini tersebut, nyamuk adalah serangga
yang sangat berbahaya karena dapat membawa dan menyebarkan aneka penyakit yang
mematikan seperti malaria, kaki gajah (filariasis), demam berdarah, chikungunya, dan berbagai
jenis radang otak (encephalitis).
Beragam jenis nyamuk berfungsi sebagai vektor atau pembawa protozoa, virus, dan tidak sedikit
pula pembawa larva cacing yang dapat menimbulkan bermacam-macam penyakit pada manusia.
Cara hidup dan cara “menggigit”- nya pun berbeda-beda. Beberapa genus nyamuk yang mungkin
sudah tidak asing lagi ditelinga kita adalah Anopheles, Aedes, dan Culex.
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam ordo Diptera. Ada sekitar 35 genus dan 2.700 spesies
yang telah teridentifikasikan, di antara genus Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus,
Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus. Nyamuk mempunyai dua sayap
bersisik (scaled wings), tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang, dengan ukuran berbeda,
tetapi jarang sekali yang melebihi 15 mm.
Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenali sebagai "mosquito", yang berasal dari bahasa Spanyol
atau bahasa Portugis yang berarti “lalat kecil”. Penggunaan perkataan mosquito bermula sejak
tahun 1583. Di Inggris nyamuk dikenali sebagai gnats. Pada nyamuk betina, bagian mulut
membentuk proboscis panjang untuk menembus kulit dan menghisap darah.
Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur. Kerena makanan nyamuk madu
dan sari buah, yang tidak mengandungi protein, maka nyamuk betina perlu menghisap darah
untuk mendapatkan protein yang diperlukan, kecuali nyamuk betina dari genus Toxorhynchites.
Ia tidak pernah menghisap darah, larva nyamuk besar ini memenuhi kebutuhan proteinnya
dengan cara memangsa jentik-jentik nyamuk yang lain.
Nyamuk melalui empat tahap dalam siklus hidupnya yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa. Lama
tahapan siklus tersebut bergantung kepada jenis dan suhu. Culex tarsalis siklus hidupnya sekitar
14 hari pada suhu 20 derajat Celcius dan hanya sepuluh hari bila suhu 25 derajat Celcius.
Kebanyakan spesies melengkapi siklusnya selama empat hari hingga satu bulan.
B. NYAMUK SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT
Nyamuk Anopheles bisa menyebabkan penyakit malaria. Nyamuk ini suka menggigit
dalam posisi menungging alias posisi badan, mulut, dan jarum yang dibenamkan ke kulit
manusia dalam keadaan segaris. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
jenis plasmodium ditandai demam berkala, menggigil dan berkeringat. Penyakit ini dapat
mengakibatkan kematian bagi penderitanya.
Pada saat ini nyamuk vektor malaria di Indonesia yang ditemukan sebanyak 19 spesies dari
genus Anopheles. Empat di antaranya adalah Anopheles sundaicus, Anopheles subpictus,
Anapheles aconitus, dan Anopheles maculatus.
Nyamuk yang suka menggigit dalam posisi mendatar sesuai dengan posisi “pendaratan“ di
permukaan kulit korbannya adalah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk ini
menjadi biang penyakit demam berdarah dan chikungunya. Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti,
berwarna hitam dan belang-belang putih pada seluruh tubuh, berkembang biak di tempat
penampungan air dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang. Seperti bak mandi,
drum, vas bunga, dan ban bekas. Nyamuk ini tidak dapat berkembang biak di selokan atau kolam
yang airnya langsung berhubungan dengan tanah. Ia biasanya menggigit manusia pada pagi atau
sore hari.
Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang mengandung virus dengue dapat
menyebabkan demam berdarah dengue (DBD) yang ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari
tanpa penyebab yang jelas. Tanda lainnya adalah lemah, gelisah, nyeri ulu hati, disertai bintik
perdarahan di kulit, kadang mimisan, muntah darah, bahkan dapat berakibat kematian. Sasaran
penderita DBD juga merata, mengena pada semua kelompok umur baik anak-anak maupun
orang dewasa, baik masyarakat pedesaan maupun perkotaan, baik orang kaya maupun orang
miskin, baik yang tinggal di perkampungan maupun di perumahan elite.
Sama dengan DBD, penyakit chikungunya dibawa oleh nyamuk dari genus yang sama, yaitu
Aedes, tetapi jenis virusnya berbeda. Virus chikungunya termasuk arbovirus dari genus
alphavirus, bentuknya bulat dikelilingi duri. Pembawa virus bisa di tubuh manusia, primata,
mamalia lain, dan burung.
Pengidap chikungunya biasanya merasakan adanya rasa linu di persendian semacam siku, lutut,
lalu demam tinggi, dan juga muntah-muntah. Mimisan bisa terjadi pada pasien anak-anak.
Daerah epidemi ditemukan di Afrika, India, Asia Tenggara, dan Filipina. Penyebaran virus
chikungunya tidak ditularkan antar manusia, namun melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi
dengan masa inkubasi 1 - 12 hari.
Nyamuk dari genus Culex dapat menyebarkan penyakit encephalitis (radang otak). Encephalitis
adalah suatu penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh virus. Ada
beberapa macam encephalitis diantaranya Japanese Encephalitis dan St Louis Encephalitis.
Berdasarkan penelitian tahun 1982 diketahui, vektor untuk Japanese Encephalitis adalah nyamuk
Culex tritaeniorhyncus. Yaitu sejenis nyamuk Culex yang berkembang di daerah sekitar kandang
ternak babi, sapi dan di sekitar sawah atau parit.
Penyakit lain yang masih disebabkan oleh kelompok virus yang sama adalah Virus Nil Barat atau
sering disebut WNV (West Nile Virus). WNV adalah arbovirus yang ditularkan nyamuk Culex
dengan habitat awal virus adalah burung, lalu dipindahkan oleh nyamuk. WNV dapat berpindah
melalui transfusi darah, transplantasi organ tubuh dan susu murni pada sejumlah kasus.
Ketika pasien mulai terinfeksi tidak terlihat gejala-gejala tertentu. Namun satu penyakitnya
muncul, lebih menyerupai orang yang terkena flu. Beberapa orang bisa mengalami sakit serius
termasuk radang otak. Penyakit ini ditemukan di Uganda, Afrika 1937 dan daerah-daerah
endemik seperti Israel, Afrika, India, dan Mesir.
Selain pembawa virus dan protozoa, di Indonesia hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies
nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes, dan Armigeres yang dapat berperan
sebagai pembawa larva cacing yang dapat menimbulkan penyakit kaki gajah (filariasis). Nyamuk
Culex fatigan, dapat menyebarkan cacing jenis Wuchereria bancrofti. Nyamuk ini yang paling
sering dijumpai di rumah-rumah. Nyamuk Mansonia, nyamuk ini berada di sekitar tanaman air,
misalnya eceng gondok, cacing yang disebarkannya jenis Brugia malayi. Nyamuk Aedes dan
Anopheles juga dapat menyebarkan cacing filaria di desa-desa.
C. NYAMUK ANOPHELES
Anopheles adalah salah satu dari 3 jenis nyamuk yang ada, dua diantaranya yaitu nyamuk jenis
culex dan aedes.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Diptera
Superfamily : Culicoidea
Family : Culicidae
Subfamily : Anophelinae
Berikut table spesies nyamuk penyebab Malaria (Anopheles) yang terkenal di Indonesia ;
- Rest:
23 Anopheles vagus Sumatera s/d Papua - air kotor agak - Zoofilik
berlumpur
- Aktif 21.00-23.00
- Kubangan, kolam
- Rest:
- Saluran irigasi
24 Anopheles Sumatera s/d Maluku - sawah, kobakan - Zoofilik
tessellates
- air mengalir, kolam - Aktif 18.00-19.00
- Rest:
Menurut Elmer R. Noble dan Glenn A.noble (1989 :748), ciri-ciri Anopheles yaitu :
Anopheles terkenal untuk menyebarkan penyakit kemanusia,yang sedang malaria yang paling
berbahaya yang telah menewaskan ratusan orang diseluruh dunia, dan terus membunuh lebih dari
satu juta orang setiap tahunnya. Malaria ditularkan kepada manusia oleh nyamuk betina yang
memerlukan makan darah untuk menyediakan makanan untuk telur setelah kawin. Setelah betina
menggigit manusia yang terinfeksi, dia kemudian akan menularkan parasit malaria kepada orang
berikutnya yang ia tempati menghisap darah. Nyamuk Anopheles ini juga mampu menularkan
cacing filaria, berbagai arbovirus,tataguine, esenfalitis kuda serta virus lainnya, tetapi malaria
tidak diragukan lagi paling mengancam.
Setelah jantan telah kawin dengan betina, ia harus mencari makan darah untuk rezeki sebelum
bertelur. Setelah itu, dia akan deposit sekitar 70 sampai 100 telur pada permukaan air pada
malam hari. Di sekitar inggu waktu telur menetas menjadi larva, larva Anopheles tetap dibawah
air, makan di ganggang sekitar 7 sampai 14 hari sebelum berubah menjadi pupa. Setelah
beberapa hari, pupa menjadi nyamuk dewasa dan mampu terbang dalam hitungan menit.
Penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles: Selain malaria, anopheles
nyamuk juga dikenal untuk mengirimkan bancrofti W. (cacing filaria); filaria Timor, Brugia
timori; beberapa arbovirus termasuk barat dan timur ensefalitis kuda, kuda ensefalitis
Venezualan, onyong-nyong, tataguine dll
Bagaimana gigitan nyamuk)? (Gigitan apakah itu ''?!
Nyamuk betina memiliki alat khusus untuk menembus kulit korbannya. Pada akhir belalai
ramping, ada dua pasang pemotongan stylets yang slide terhadap satu sama lain untuk
mengiris melalui kulit,. Setelah melalui kulit belalai nyamuk dimulai probing untuk
pembuluh darah kecil. Jika tidak menyerang satu di coba pertama, nyamuk akan menarik
kembali sedikit dan coba lagi di sudut yang lain melalui lubang yang sama di kulit. Di dalam
belalai dua tabung berongga, yang menyuntikkan air liur ke dalam luka mikroskopis dan
salah satu yang menarik darah. air liur nyamuk tersebut meliputi kombinasi dan anti-
inflamasi antihemostatic enzim yang mengganggu proses pembekuan dan menghambat
reaksi rasa sakit gigitan!)
Nyamuk betina 30-150 telur setiap 2-3 hari. Darah manusia diperlukan untuk memelihara
telur dan Anopheles ini menunjukkan siklus rutin sebagian besar makan darah dan bertelur.
Sebagai konsekuensi, dengan menggunakan langkah-langkah perlindungan pribadi terhadap
gigitan nyamuk, seperti menggunakan jaring nyamuk, seseorang dapat menyangkal makan
darah dan sehingga membantu dalam pengendalian nyamuk.
nyamuk Anopheles memasuki rumah 17:00-9:30 dan lagi di dini hari. Mereka mulai
menggigit oleh larut malam dan puncak aktivitas menggigit adalah di tengah malam dan dini
hari. Dengan menjaga jendela dan pintu tertutup 05:00-10:00 dan kembali pada pagi hari,
seseorang dapat mencegah masuknya dari nyamuk ke dalam rumah. Juga melindungi diri
terhadap gigitan di malam hari dan pagi dini dengan mengenakan pakaian yang menutupi
tubuh sebanyak mungkin dan pada waktu tidur, dengan menggunakan kelambu tanpa gagal.
Nyamuk bisa terbang sampai beberapa kilometer! Dan mereka dapat mencapai jauh dari
tempat-tempat dengan mengambil tempat penampungan di kendaraan bermotor, kapal dan
pesawat.
Berapa lama mereka hidup?
Rentang hidup rata-rata dari nyamuk adalah 2-3 minggu. Hal ini dapat lebih lama dalam
kondisi hidup yang ideal.
Nyamuk dewasa menyembunyikan diri di balik lemari, pakaian, tirai, dan sudut-sudut gelap
dan dingin lainnya di siang hari dan keluar untuk menggigit pada malam hari. Hal ini penting
untuk meminimalkan tempat persembunyian. Oleh karena itu menjaga lemari dan hal-hal lain
seperti menutup, jangan menggantung pakaian di sudut ruangan, bukannya menjaga mereka
di dalam lemari atau lemari.
nyamuk Anopheles berkembang biak di koleksi air alami. Oleh karena itu, peternakan
meningkat secara dramatis pada musim hujan ketika air terkumpul dalam botol, kaleng,
kelapa kerang tender, ember, ban dll, yang dibuang di tempat terbuka dan menyediakan
tempat berkembang biak tersebut cukup. Juga sumur, kolam, tangki air, padi ladang dll,
bertindak sebagai tempat berkembang biak. situs Konstruksi menyediakan tempat
berkembang biak cukup untuk nyamuk - air di beton (digunakan untuk menyembuhkan), air
yang dikumpulkan dalam tangki, air dikumpulkan dalam dan di sekitar lokasi pembangunan
karena penyumbatan air mengalir - semua peternakan membantu. Hal ini sangat penting
untuk menghancurkan koleksi air atau untuk menjaga mereka benar ditutup untuk mencegah
perkembangbiakan.
Pengendalian vektor dan binatang pengganggu dengan cara biologi merupakan pengendalian
dengan memanfaatkan tumbuhan air, hewan, predator dan bakteri.
Pengendalian ini merupakan salah satu alternatif pengendalian yang murah dan tidak
mencemari lingkungan. Salah satu pengendalian nsecara biologi dengan menggunakan
musuh alami atau predator terutama larva nyamuk.
Pengendalian vektor secara kimia yang penting adalah menggunakan pestisida. Pestisida
adalah nama umum dari senyawa kimia yang bersifat racun dan deapat digunakan untuk
memberantas hama, penyakit maupun rumput- rumputan pengganggu tanaman.
Dari pengertian di atas maka timbul penggolongan pestisida berdasarkan hama sasaran,
antara lain: insektisida, akasirida, nematisida, fungisida, bakterisida, herbisida, rodentisida,
avisida, molusida, dan lain- lain. Untuk insektisida berdasarkan senyawa kimianya dibagi
menjadi dua, yaitu insektisida anorganik dan insektisida organik. Insektisida organik dibagi
lagi menjadi dua, yaitu insektisida organik alamiah dan sintetis yang diantaranya terdapat
golongan pestisida asal tumbuhan.
"Untuk Aedes aegypti sudah ada kecenderungan toleran terhadap senyawa organofosfat,"
kata Kepala Balai Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit, Depkes, Dr Damar Tri
Boewono MS pada Republika. Organofosfat ini merupakan bahan kimia untuk pengendalian
nyamuk dan jentik-jentik. Karena itulah, lanjutnya, maka Balai Penelitian Vektor Reservoir
Penyakit melakukan uji efikasi bioinsektisida Bacillus thuringiensis dan Bacillus sphaericus
terhadap jentik nyamuk vektor malaria dan demam berdarah dengue (DBD). "Hasilnya cukup
baik," kata Damar.
Penelitian yang dilakukan adalah satu oase (sebanyak sepucuk cotton buds) dari biakan spora
Bacillus thuringiensis yang dimasukkan ke dalam air kelapa. Kelapa yang masih utuh dibuka
sedikit. Setelah dimasukkan spora lalu ditutup kembali. Setelah satu minggu dibiarkan di
dalam kelapa, Bacillus thurigiensis dan Bacillus sphaericus tersebut sudah menjadi banyak,
jelas Damar yang laboratoriumnya sudah direkomendasikan oleh WHO (Badan Kesehatan
Dunia) untuk pengujian insektisida yang akan dilakukan oleh suatu program atau rumah
tangga.
Lebih lanjut ia mengatakan bila sasaran dari bioinsektisida adalah jentik nyamuk Anopheles,
maka spora tersebut harus mengapung. Sebaliknya, bila sasarannya jentik nyamuk Aedes
aegypti maka spora tersebut harus berada di dasar. Sekarang, bioinsektisida tersebut sudah
dipakai oleh Newmont dan Freeport. Dengan demikian, kata Damar, bila bioinsektisida akan
digunakan untuk mengendalikan jentik-jentik Anopheles dan Aedes aegypti, bahannya harus
dibuat sedemikian rupa sesuai dengan perilaku jentik-jentik nyamuk tersebut. Dia mengakui
bahwa bioinsektisida itu aman, tidak ada efek samping, dan ramah lingkungan.
Begitu bahan insekstisda itu masuk ke dalam tanah, dia akan terbawa air hujan dan akan
terkumpul di suatu tempat. Nyamuk akan berkembang biak di sana dan akan beradaptasi
dengan lingkungan tersebut sehingga akan muncul resistensi. Kedua spora tersebut, jelasnya,
sudah dijual di pasaran. Spora ini harus disimpan di tempat yang dingin supaya tidak mati.
Seekor nyamuk dapat menelan darah sekitar empat kali berat badannya sendiri sebelum
perutnya menggembung tidak tertanggungkan. Jika kamu punya nyali untuk menyaksikan ia
bersantap di lenganmu, kamu dapat melihat darah itu membayang di balik dinding perut
bawahnya. Nyamuk yangt kenyang, kata seorang ilmuwan, kelihatan mirip lampu natal
merah kecil.
Namun sebaiknya memang memukul atau mengusir nyamuk itu. Bersama air liurnya,
nyamuk dapat secara tidak sengaja menyuntikmu dengan satu dari 100 lebih virus atau
parasit berbeda. ( karena nyamuk terbang dari sumber makanan ke sumber makanan yang
lain, dan membawa infeksi juga selain darah ). Salah satu yang paling serius adalah
MALARIA, dengan sekitar 300 juta orang di dunia terinfeksi, terutama di iklim tropis.
Begitu kenyang, nyamuk mencabut bagian mulutnya dari luka dan terbang pergi. Jika ini
adalah gigitan nyamuk pertama, kamu bahkan tidak akan sadar bahwa kamu sempat menjadi
makanan makhluk lain. Tetapi kalau kamu pernah digigit sebelumnya, tubuhmu menjadi
peka ( mengalami sensitisasi) pada protein dalam air liur nyamuk. Gigitan akan bengkak dan
gatal-reaksi alergi. Jika kamu sudah digigit sangat sering, tubuhmu mungkin menjadi terbiasa
dengan protein itu. Sebagai contoh, beberapa periset yang mempelajari nyamuk sudahdigigit
begitu sering sampai kehilangan kepekaannya, dan bagi mereka gigitan nyamuk tidak lagi
terasa gatal
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Siapa tak kenal makhluk bernama nyamuk? Serangga yang satu ini pasti sangat dikenal
oleh manusia. Antara nyamuk dan manusia, bisa dikatakan, hidup berdampingan, bahkan nyaris
tanpa batas. Hanya sayangnya, berdampingannya manusia dengan nyamuk bukan dalam makna
positif, yakni terciptanya simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan. Yang terjadi,
kehadiran nyamuk dianggap mengganggu kehidupan umat manusia. Meski jumlah nyamuk yang
dibunuh manusia jauh lebih banyak daripada jumlah manusia yang meninggal karena nyamuk,
perang terhadap nyamuk seolah menjadi kegiatan tak pernah henti yang dilakukan oleh manusia.
Nyamuk, bisa disebut, binatang kecil dan imut, beratnya hanya 2 - 2.5 mg, kecepatan
terbangnya antara 1,5 - 2,5 km/jam. Namun, di balik ukurannya yang mini tersebut, nyamuk
adalah serangga yang sangat berbahaya karena dapat membawa dan menyebarkan aneka
penyakit yang mematikan seperti malaria, kaki gajah (filariasis), demam berdarah, chikungunya,
dan berbagai jenis radang otak (encephalitis).
Beragam jenis nyamuk berfungsi sebagai vektor atau pembawa protozoa, virus, dan tidak sedikit
pula pembawa larva cacing yang dapat menimbulkan bermacam-macam penyakit pada manusia.
Cara hidup dan cara “menggigit”- nya pun berbeda-beda. Beberapa genus nyamuk yang mungkin
sudah tidak asing lagi ditelinga kita adalah Anopheles, Aedes, dan Culex.
Anopheles terkenal untuk menyebarkan penyakit kemanusia,yang sedang malaria yang
paling berbahaya yang telah menewaskan ratusan orang diseluruh dunia, dan terus membunuh
lebih dari satu juta orang setiap tahunnya.
b. Saran
sebagai calon tenaga kesehatan khususnya calon tenaga sanitasi / kesehatan lingkungan
yang saat ini masih dalam proses berdialegtika tentunya kita dituntut untuk mampu menguasai
atau mendalami tentang Materi-materi perkuliahan yang kini sedang berlangsung di kampus
Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar Prodi Sulawesi Barat, khususnya mata kuliah
Pengendalian Vektor dan Binatang Penggangu-A. dimana Mata Kuliah ini membahas tentang
bahaya penyakit yang disebabkan oleh Vektor terutama Vektor Nyamuk dalam hali ini Nyamuk
Anopheles agar kita mampu menekan bahkan membasmi perkembang biakan Nyamuk ini
sehingga Masyarakat dapat terhndar dari penyakit Malaria. Jadi diharapkan kepada Teman-
teman agar dapat serius dalam mempelajari Mata kuliah tersebut sehingga kita dapat menjadi
Tenaga sanitasi yang professional.
c. Daftar pustaka
http://www.anopheles.com