Anda di halaman 1dari 13

Makalah Terapi Keluarga

Di Susun Oleh :

Munawaroh : 12161004
Tania Nur Habibah : 12161003

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borobudur
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Menurut Kamus Webster keluarga adalah A social unit consisting of parent and the
children they rear(sebuah unit sosial yang terdiri dari orang tua dan anak yang mereka
asuh) atau A group of people related by ancestry or marriage(sekelompok orang yang
dihubungkan oleh keturunan atau perkawinan).

Sementara itu, menurut PP No. 21 tahun 1994, keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan
anaknya, atau ibu dan anaknya.

Menurut WHO, keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

Berdasarkan 3 definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sebuah unit
terkecil dalam kehidupan sosial dalam masyarakat yang terdiri dari orang tua dan anak
baik yang terhubung melalui pertalian darah, perkawinan, maupun adopsi.

Menurut ahli keluarga yaitu Friedman(1998) menjelaskan bahwa keluarga dalam


memenuhi kebutuhan kehidupannya memiliki fungsi-fungsi dasar keluarga. Fungsi dasar
tersebut terbagi menjadi 5 fungsi yang salah satunya adalah fungsi affektif, yaitu fungsi
keluarga untuk pembentukan dan pemeliharaan kepribadian anak-anak, pemantapan
kepribadian orang dewasa serta pemenuhan kebutuhan psikologis para anggotanya.
Apabila fungsi affektif ini tidak bisa berjalan semestinya maka akan terjadi gangguan
psikologis yang berdampak pada kejiwaan dari keseluruhan unit keluarga tersebut.

Mengenai fungsi affektif ini banyak kejadian dalam keluarga yang bisa memicu
terjadinya gangguan kejiwaan baik pada anggotanya maupun pada keseluruhan unit
keluarganya, contoh kejadian-kejadian tersebut seperti perceraian, kekerasan dalam
rumah tangga, kultural, dll. Kejadian tersebut tidak semata-mata muncul tetapi selalu ada
pemicunya, dalam konsep keluarga yang biasanya menjadi pemicu adalah struktur nilai,
struktur peran, pola komunikasi, pola interaksi, dan iklim keluarga yang mendukung
untuk mencetuskan kejadian-kejadian yang memicu terjadinya gangguan kejiwaan pada
keluarga tersebut.Sehingga  dalam hal ini di perlukan terapi keluarga dalam
menormalisasikan individu dalam kehidupannya baik untuk dirinya sendiri,keluarga
maupun masyrakat sekitarnya khususnya dalam hubungan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keluarga

Kumpulan dua orang atau lebih, yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan
emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga. (Friedman, 1998).

Suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar  perkawinan antara orang dewasa yang
berkelainan jenis yang hidup bersama, atau seorang laki-laki atau seoranag permpuan
yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anak sendiri maupun adopsi, dan
tinggal dalam dalam seebuah rumah tangga. (Sayekti, 1994).

B. Peran Keluarga

Peran kelurga menggambarkan seperangkat perilaku antara pribadi, sifat, segi kegiatan
yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat.berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga.

Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
berbagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu berperan mengurus rumah tangga,pengasuh
dan pedidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat
mencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
Anak-anak nya melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan
baik fisik mental dan spiritual.

C. Tugas Keluarga

 Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya


 Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
 Pembagian tugas masing-masing anggotannya sesuai dengan kedudukannya masing-
masing
 Sosialisasi antar anggota keluarga
 Pengaturan jumlah anggota keluarga
 Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
 Penempatan anggota-anggota keluarga yang lebih luas
 Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya

D. Pengertian Terapi Keluarga

Terapi keluarga adalah salah satu bentuk intervensi psikologi keluarga sebagai sub bab
pada psikologi klinis. Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat
masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan
pada proses interpersonal. Terapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan
membina komunikasi secara terbuka dan interaksi keluarga secara sehat.

E. Konsep dan Prinsip Dasar

Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga
sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof,
1986). Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada
terapi individual mempunyai konsekuensi dan konteks sosial. Contohnya, klien yang
menunjukkan peningkatan selama menjalani terapi individual, bisa terganggu lagi setelah
kembali pada keluarganya.

Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3
prinsip :

 Pertama, adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling


bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan.
 Kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti sebagai pola
integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga,
perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain.
 Ketiga, adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap
suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah
keluarga.

Ketika masalah muncul, terapi akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah keluarga
atau komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota keluarga
mengintrospeksi diri menyangkut masalah yang muncul. Tujuan umum terapi keluarga
adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga bermasalah sering percaya pada
pemahaman tentang arti penting dari komunikasi (Patterson, 1982).

Terapi keluarga biasa dibutuhkan ketika :

 Krisis keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga


 Ketidak harmonisan seksual atau perkawinan
 Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan

F. Indikasi Pemberian Terapi Keluarga

Terapi keluarga akan sangat bermanfaat jika digunakan pada kasus yang tepat. Indikasi
terapi keluarga menurut Walrond Skinner adalah : “Gejala yang timbul merupakan
ekspresi disfungsi dari sistem keluarga. Gejala yang timbul lebih menyebabkan beberapa
perubahan dalam hubungan anggota keluargannya dan dapat merupakan masalah secara
individual..”

G. Manfaat Terapi Keluarga

Manfaat untuk pasien yaitu mempercepat proses kesembuhan melalui dinamika


kelompok atau keluarga. Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan tiap
anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya
rehabilitasinya. Jika dilakukan pada program rawat jalan diharapkan dapat menurunkan
angka kekambuhan.

Manfaat untuk keluarga yaitu memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran
masing – masing anggota keluarga labih baik. Keluarga mampu meningkatkan
pengertiannya terhadap pasien/klien sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan
lebih dapat menghargainya sebagai manusia maupun terhadap potensi – potensinya masih
ada. Keluarga dapat meningkatkan kemampuannya dalam membantu pasien/klien dalam
rehabilitasi.

H. Efektifitas Terapi Keluarga :

Walau efektifitas dari terapi keluarga merupakan komponen penting dalam proses
pemulihan klien, integrasi terapi keluarga memiliki tantangan sebagai berikut :

 Pertama, terapi keluarga lebih kompleks daripada pendekatan non-keluarga karena


lebih banyak orang yang terlibat.
 Kedua, perlu keterampilan dan pelatihan khusus untuk terapi keluarga yang berbeda
dari lainnya.
 Ketiga, terapi keluarga selama ini sudah terbukti keberhasilannya.
I. Pemberian Terapi Keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa

Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan


lingkungannya. Keluarga dipandang sebagai satu sistem sehingga gangguan yang terjadi
pada salah satu anggota dapat mempengaruhi sistem, disfungsi dalam keluarga dapat
sebagai penyebab gangguan.Berbagai pelayanan keperawatan jiwa bukan tempat klien
seumur hidup.Salah satu faktor penyebab gangguan jiwa adalah keluarga tidak tahu cara
merawat klien dirumah. Kenyataannya banyak klien di RSJ yang jarang dikunjungi
keluarga, keluarga tdk mengikuti proses perawatan klien. Tim kesehatan jiwa di RS
merasa bertanggug jawab terhadap upaya penyembuhan klien & jarang melibatkan
keluarga. Setelah sembuh, RS memulangkan klien, beberapa hari, minggu, bulan klien
kembali dirawat dengan alasan perilaku klien tidak bisa diterima oleh keluarga &
lingkungan. Hal tersebut terjadi karena selama dirumah klien tidak boleh keluar & gerak-
gerik klien selalu diawasi dan curigai. Keluarga mempunyai tangung jawab dalam
Proskep di RS, persiapan pulang & perawatan dirumah,Adaptasi klien dengan lingkungan
berjalan baik.Terapi keluarga adalah Suatu cara utk menata kembali masalah hubungan
antar manusia (Stuart & Sundeen, 1991)

Adapun tujuan dari perawatan tersebut adalah  :

 Menurunkan konflik kecemasan keluarga


 Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota
keluarga.
 Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.
 Mengembangkan hubungan peran yang sesuai
 Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota
keluarga.
 Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota
keluarga.
J. PERAN PERAWAT

 Mendidik kembali dan mengorientasikan kembali seluruh anggota keluarga


 Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien untuk
mencapai tujuan dan usaha untuk berubah
 Mengkoordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan kesehatan
 Memberi penyuluhan, perawatan di rumah, psiko edukasi,dll

Aktifitas :

 Komponen dikdaktik : memberikan informasi & pendkes tentang gangguan jiwa,


sistem keswa & yankep.
 Komponen ketrampilan : latihan komunikasi, asertif, menyelesaikan konflik,
mengatasi perilaku & stress
 Komponen emosi : memberikan kesempatan untuk memvalidasi perasaan & bertukar
pengalaman
 Komponen proses keluarga fokus pada koping keluarga & gejala sisa terhadap
keluarga.
 Komponen sosial : meningkatkan penggunaan dukungan jaringan formal/informal
untuk klien & keluarga

Selain Peran perawat yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana perawat membantu
serta mendorong keluarga untuk terlibat dalam mencegah klien kambuh. Alasan keluarga
dilibatkan dalam mencegah kekambuhan pada klien adalah :

 Keluarga merupakan tempat individu pertama memulai hubungan interpersonal


dengan lingkungan
 Keluarga merupakan suatu sistem yang utuh dan tidak terpisahkan sehingga jika ada
satu yang terganggu yang lain ikut terganggu
 Keluarga menurut sullinger(1988) merupakan salah satu penyebab klien gangguan
jiwa menjadi kambuh lagi sehingga diharapkan jika keluarga ikut berperan dalam
mencegah klien kambuh setidaknya membantu klien untuk dapat mempertahankan
derajat kesehatan mentalnya karena keluarga secara emosional tidak dapat dipisahkan
dengan mudah

Peran keluarga dalam terapi itu sendiri adalah :

 Membuat suatu keadaan dimana anggota keluarga dapat melihat bahaya terhadap diri
klien dan aktivitasnya
 Tidak merasa takut dan mampu bersikap terbuka
 Membantu anggota bagaimana memandang orang lain
 Tempat bertanya serta pemberi informasi yang mudah dipahami klien
 Membangun self esteem
 Menurunkan ancaman dengan latar belakang aturan untuk interaksi
 Menurunkan ancaman dengan struktur pembahasan yang sistematis
 Pendidikan ulang anggota untuk bertanggung jawab

Ciri-ciri Fungsional Keluarga

 Mempertahankan keseimbangan, fleksibel & adaptif perubahan tahap transisi dalam


hidup
 Problem emosi merupakan bagian dari fungsi tiap individu
 Kontak emosi dipertahankan oleh tiap generasi & antar keluarga
 Hubungan antar keluarga yang erat & hindari menjauhi masalah
 Perbedaan antar anggota keluarga mendorong untuk meningkatkan pertumbuhan &
kreativitas individu.
 Orang tua & anak hubungan terbuka.
Disfungsi Keluarga

 Tidak memiliki satu atau lebih fungsi keluarga.


 Ibu yang terlalu melindungi atau ayah yang tidak dirumah.
 Ayah & ibu yang super, sibuk, pasif dll.
 Pasangan yang tidak harmonis

HARAPAN:

 Memberikan stimuli dalam perkembangan individual


 Menumbuhkan hubungan interpersonal
 Mengerti tentang kesehatan jiwa & gangguan kesehatan jiwa
 Mengetahui penyebab gangguan jiwa
 Mengetahui ciri-ciri gangguan jiwa
 Mengetahui fungsi & tugas keluarga
 Upaya pencegahan gangguan jiwa oleh keluarga
 Upaya perawatan klien gangguan jiwa di RSU dan Puskesmas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah satu bentuk intervensi Psikologi Keluarga adalah terapi keluarga. Terapi keluarga
merupakan salah satu terapi modalitas yang melihat masalah individu dalam konteks
lingkungan khususnya keluarga. Untuk dapat menajalankan terapi keluarga dengan baik
diperlukan pendidikan dan latihan dengan dilandasi berbagai teoeri yaitu psikoterapi
kelompok, konsep keluarga struktur dan fingsi keluarga,dinamika keluarga, terapi
perilaku dan teori komunikasi.

Manfaat peran keluarga dalam proses terapi pasien dapat diperbesar melalui terapi
keluarga. Dengan terapi keluarga diharapkan selain bermanfaat untuk terapi dan
rehabilitasi pasien juga dapat memperbaiki kesehatan mental dari keluarga, termasuk
tiap–tiap anggota keluarga dalam arti memperbaiki peran dan fungsi atau hubungan
interpersonalnya.

B. Saran

Dalam makalah ini sekiranya masih ada kekurangan pada cakupan isi mau pun sumber
yang tidak komprehensif.  Karenanya perlu diadakan telaah lebih mendalam dalam
pemilihan materi yang sejatinya terdapat dalam buku-buku terbaru yang lebih populer
dan revolusioner.Diharapkan juga makalah ini dapat menjadi acuan sumber pembelajaran
mahasiswa keperawatan agar nantinya dapat diterapkan dalam melakukan asuhan
keperawatan pada keluarga.


DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, JP. 1968. Dictionary of Psychology (Kamus Lengkap Psikologi). M: 355. Terjemahan


oleh Dr. Kartini Kartono. 1981. Jakarta : Raja Grafindo

Sundberg, D, Winebarger, A, Taplin, J. 2007. Psikologi Klinis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Wiramihardja, S.A. 2004. Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Revisi). Bandung : Refika Aditama

Friedman, Marlyn M. 1998. Praktik Keperawatan Keluarga: Teori, Pengkajian, Diagnosa, dan
Intervensi. Toronto: Appleton&Lange.
Hershenson, David B.; Power, Paul W.; & Waldo, Michael. 1996. Community Counseling,
Contemporer Theory and Practice.
Massachusetts, A Simon & Scuster Company. Imbercoopersmith, Evan. 1985. Teaching Trainee
To Think In Triad. Journal of Marital and Family Therapy, Vol.11, No.1,61-66.

Kendall, Philip C. & Norton-Ford, Julian. Professional Dimension Scientific and Professional
Dimension. USA, John Willey and Sons, Inc.

Perez, Joseph F. 1979. Family Counseling : Theory and Practice. New York, Van Nostrand, Co.
Yosef, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai