Anda di halaman 1dari 23

SISTEM PEMASARAN DIGITAL MARKETING PADA

PENJUALAN PRODUK INDUSTRI RUMAHAN DI KOTA


BOGOR

Makalah Ini Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah….

Dian Eka Rahmawati 11111111

PROGRAM STUDI MANAGEMEN SUMBER DAYA


MANUSIA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas taufik, rahmat, dan hidayah – Nya
sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “Sistem Pemasaran Digital Marketing Pada Penjualan Produk
Industri Rumahan”.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui untuk mengetahui
bagaimana Sistem Pemasaran Digital Marketing Pada Penjualan Produk Industri
Rumahan.
Sehubungan dengan itu, Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bpk/Ibu……. selaku Dosen
Matakuliah ….. yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan
baik pada saat jam perkuliahan ataupun diluar jam perkuliahan. Selanjutnya,
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor???
2. Dekan
3. Dosen Matkul namnaya
4. Orang Tua tercinta, atas do’a dan dukungannya yang tak terhenti baik dalam
bentuk moril maupun materil
5. Dosen Fakultas Ekonomi
6. Kepala dan seluruh Staf Tata Usaha Fakultas
7. Keluarga dan Saudara tercinta yang selalu memberi motivasi dan do’anya.
8. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk
menyelesaikan penyusunan makalah ini;
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
memberikan motivasi, do’a dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
Dan akhirnya Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Januari 2020


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah...........................................................................3
1.4. Manfaat Penulisan Makalah...........................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................4
2.1. Sosial Media..................................................................................................4
2.1. Belanja Online...............................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................12
3.1. Profil Dan Karakteristik Bisnis UMKM......................................................12
3.1.1. UMKM Sektor Industri Pengolahan..................................................13
3.1.2. Profil UMKM Kota Bogor.................................................................15
3.2. Penggunaan Media Sosial dan e-commerce Pada UMKM...........................17
BAB IV PENUTUP........................................................................................................19
4.1. Kesimpulan..................................................................................................19
4.2. Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia pemasaran telah memasuki era baru yang revolusioner. Pada saat
efektivitas komunikasi pemasaran tradisional mengalami penurunan, sebuah
metode baru di dunia pemasaran mengalami perkembangan signifikan. Cara baru
tersebut dikenal sebagai “pemasaran digital” yang menggabungkan faktor-faktor
psikologis, humanis, anthropologist, dan technologist melalui multimedia dengan
kapasitas besar dan interaktif. Hasilnya adalah babak baru interaksi antara
produsen, intermediary pasar, dan konsumen, dengan perantaraan media teknologi
bergerak (mobile) sebagai unsur dominan berbagai kegiatan bisnis kecil sampai
besar memanfaatkan perkembangan ini untuk menjalankan usahanya. Banyaknya
competitor menjadi pertimbangan bagi para pengusaha untuk masuk dalam
persaingan yang sangat ketat. Strategi pemasaran dan media yang tepat digunakan
untuk bisa meraih pasar yang dituju sehingga volume penjualan selalu meningkat.
Digital Marketing adalah salah satu media pemasaran yang saat ini sedang
banyak diminati oleh masyarakat untuk mendukung berbagai kegiatan yang
dilakukan. Mereka sedikit demi sedikit mulai meninggalkan model pemasaran
konvensional beralih ke pemasaran modern yaitu digital marketing. Dengan
digital marketing komunikasi dan transaksi dapat dilakukan setiap saat dengan
jangkauan area yang sangat luas tanpa batasan ruang dan waktu. Dengan jumlah
pengguna sosial media saat ini membuka peluang bagi UKM untuk
mengembangkan produknya dengan mudah.
Berdasarkan data pada situ www.internetworldstats.com pada 31 Juli 2019
asia menyumbang 53.6% dari populasi pengguna internet di dunia. Dengan

2,275,469,859 pengguna. Sedangkan pada bulan juni 2019 pengguna internet di


Indonesia mencapai 171 juta dengan demikian Indonesia menyumbang sebesar
63,5% pengguna internet di asia. Terdapat beberapa Unicorn terbesar dengan
keuntungan yang sangat besar juga berdasarkan data databoks.katadata.co.id
Gojek merupakan unicorn dengan valuasi terbesar di Indonesia. Berdasarkan data
CB Insight valuasi aplikasi layanan transportasi tersebut sebesar US$ 10 miliar
atau sekitar Rp 140 triliun. Artinya startup yang didirikan oleh Nadiem

1
Makakarim telah naik kelas menjadi decacorn. Sementara valuasi Tokopedia
berada di urutan kedua dengan nilai US$ 7 miliar. Kemudian diikuti Ovo di posisi
ketiga dengan valuasi US$ 2,9 miliar, Bukalapak di urutan keempat dengan
valuasi US$ 2,5 miliar dan Traveloka di posisi kelima dengan valuasi US$ 2
miliar. Besarnya jumlah pengguna internet membuat para pemodal berlomba
menginvestasikan dananya ke ekonomi digital Indonesia. Menurut hasil riset
Google, Temasek, Bain Company, pembiayaan investor ke ekonomi digital
Indonesia mencapai US$ 9,8 miliar sepanjang 2016-2019

Gambar 1. Valuasi Unicorn Indonesia

Berdasarkan hal tersebut masyarakat dapat memanfaatkan e-commerce


dalam memasarkan produknya secara nyata. E-Commerce yang sifatnya simpel
dan tidak terbatas waktu dan tempat membuat para pelaku ekonomi terutama para
pengusaha harus benar-benar mampu bersaing dalam meyakinkan customer agar
tertarik dan membeli produk yang ditawarkan. Jika biasanya seseorang melakukan
sebuah transaksi harus bertatap muka dan melakukan pembayaran dengan uang
tunai, kini semua itu sudah mulai tergantikan dengan sistem digital, di kota
maupun di desa perkembangan teknologi informasi sudah mulai benar-benar
dimanfaatkan oleh para pengusaha khususnya masyarakat yang ingin memajukan
usahanya seperti UMKM dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk menyusun makalah mengenai “Sistem Pemasaran Digital Marketing
Pada Penjualan Produk Industri Rumahan”.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana sistem pemasaran digital marketing pada penjualan produk
industri rumahan di Kota Bogor.
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana sistem pemasaran digital marketing pada penjualan produk industri
rumahan di Kota Bogor.
1.4. Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai pemasaran
digital marketing
2. Manfaat bagi pembaca dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai
acuan atau sarana untuk lebih mengetahui tentang pemasaran digital
marketing pada penjualan produk industri rumahan di Kota Bogor,
serta sebagai salah satu referensi dalam sistematika penulisan
makalah.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sosial Media
Komunikasi merupakan upaya menjadikan seluruh kegiatan pemasaran
atau promosi perusahaan dapat menghasilkan citra atau image yang bersifat satu
atau konsisten bagi perusahaan. Morrisan, (2007), dalam Siswanto (2013). Sosial
Networking Site (SNS) atau biasa disebut juga jejaring sosial didefinisikan
sebagai suatu layanan berbasis web yang memungkinkan setiap individu untuk
membangun hubungan sosial melalui dunia maya seperti sedang membangun
suatu profil bagi dirinya sendiri, menunjukkan koneksi seseorang dan
memperlihatkan hubungan apa saja yang ada antara satu pemilik dengan pemilik
akun lainnya dalam sistem yang disediakan. Boyd dan Ellison, (2007) dalam
Siswanto (2013).
Untuk membedakan berbagai macam jenis-jenis sosial media, berikut
beberapa sosial media berdasarkan fitur dan kegunaannya (Hardy, 2016) :
a. Relationship Networks Sosial media yang dipahami oleh
masyarakat umum adalah website yang digunakan untuk
berkomunikasi dan bersosialisasi. Beberapa sosial media yang
masuk dalam kategori Relationship Networks adalah Facebook,
LinkedIn, Google Plus dan sebagainya.
b. Media Sharing Network Berbeda dengan channel sosial media lain,
pada media sosial ini seperti Instagram, content visual merupakan
fokus utama mereka. Pengguna memang diberikan fitur untuk
mengunggah dan mengedit gambar sebelum menambahkan caption
atau mention/tag pengguna lain. Begitu juga dengan channel sosial
media seperti YouTube dan Vimeo serta aplikasi seperti Vine dan
Snapchat yang menggunakan video sebagai content utamanya
c. Online Reviews Sosial media untuk Online Reviews berbasis
lokasi seperti Open Rice, TripAdvisor & Zomato memiliki daya
tarik tersendiri sebagai sosial media yang mengadopsi teknologi
Geolocation. Geolocation (geolokasi) adalah sebuah sistem
identifikasi lokasi geografis untuk menemukan lokasi suatu objek

4
seperti smartphone atau komputer yang terhubung ke internet.
Teknologi inilah yang kini secara tidak langsung membuat sosial
media menjadi semakin berkembang.
d. Forum Diskusi Forum diskusi adalah salah satu jenis sosial media
pertama yang ada pada masa awal internet. Jauh sebelum pengguna
internet menggunakan Facebook untuk tag teman di foto, mereka
berkumpul di forum diskusi.
e. Social Publishing Platform Termasuk Social Publishing Platforms
adalah blog dan microblog, dimana artikel yang ditulis dapat
dibagikan untuk dibaca antara sesama pengguna. Platforms ini
terbagi mulai dari yang sosial media yang bisa digunakan untuk
interaksi real-time seperti Twitter yang masuk dalam kategori
microblogging. Jika salah satu strategi pemasaran Anda adalah
content marketing, pemasaran akan lebih efektif bila menggunakan
blog.
f. E-commerce Terakhir tapi cukup penting, dan sedang menjadi
trend akhir-akhir ini, adalah sosial media yang memudahkan
pengguna untuk melihat-lihat produk dan berbelanja hanya dengan
sentuhan jari. Seperti Buka Lapak, Lazada, Shoopee, Blibli dan
online shopping lainnya.
Jika kita amati dari berbagai sosial media populer yang ada seperti
facebook, twitter, instagram, whatsapp, line, Google+ dan lain sebagainya
mempunyai keunggulan masing-masing diantaranya:
a. Tidak Batasan Tempat
Di sini para pelaku usaha dapat memasarkan usaha industri kreatifnya tanpa
harus bingung tempat dimana harus dipasarkan, melainkan cukup dengan
mempunyai salah satu akun media sosial yang populer untuk
memasarkannya.
b. Tidak Batasan
Waktu Demikian halnya dengan waktu yang juga bisa dilakukan pemasaran
kapan saja tanpa harus menunggu pagi, siang atau malam.

5
c. Dapat Minimalisir Biaya
Jika biasanya promosi dengan dan memasarkan barang masih harus
menyewa tempat, namun dengan adanya sosial media biaya tersebut dapat
dihilangkan atau dikurangi dengan adanya sosial media.
d. Lebih Mudah dalam memilih sasaran dalam sosial media biasanya terdapat
pilihan sasaran siapa yang dapat terhubung dengan akun kita, dengan
demikian maka kita akan lebih mudah memilih siapa sasaran pemasaran
produk yang akan kita lakukan.
e. Memudahkan Komunikasi dan kedekatan dengan calon konsumen Hampir
setiap orang sekarang ini mempunyai akun media sosial sebagai wadah
komunikasi dan berekspresi, hal ini juga dapat membantu pengusaha
industri kreatif untuk berkomunikasi sehingga dapat lebih dekat dengan
calon konsumen.
Menurut Bambang Supradono, dkk, (2011). Keunggulan layanan sosial
media adalah memberikan ruang komunikasi dua arah antara konsumen-
perusahaan dan konsumen-konsumen. Komunikasi dua arah ini memampukan
konsumen untuk berpartisipasi, kolaburasi dan berinteraksi, yang pada intinya
konsumen tidak lagi objek tetapi subyek pemasaran.
Beberapa praktik-praktik terbaik perusahaan yang telah berhasil
memanfaatkan sosial media adalah melakukan survey jejak pendapat keinginan
konsumen, memberikan tautan layanan video, penawaran diskon, berinteraksi
dengan konsumen, dan eksperimental marketing.

2.1. Belanja Online


Turban et al. (2004), Katawetawaraks dan Wang (2011) menjelaskan bahwa
belanja online adalah kegiatan pembelian produk (baik barang ataupun jasa)
melalui media internet. Kegiatan belanja online meliputi kegiatan Business to
Business (B2B) maupun Business to Consumers (B2C). Sementara pada
penelitian kegiatan belanja online dikaitkan dengan B2C karena kegiatan
pembelian yang dimaksudkan adalah kegiatan pembelian yang digunakan oleh
konsumen sendiri, tidak dijual kembali. Kegiatan belanja online di sini adalah

6
transaksi yang bersifat ritel dengan pembeli individu, sehingga belanja online di
sini adalah sebuah keputusan pembelian yang dilakukan oleh individu secara
online.
E-marketing di dalamnya (Chaffey, 2000). Sebenarnya e-marketing
merupakan pengembangan dari marketing tradisional dimana marketing
tradisional adalah suatu proses pemasaran melalui media komunikasi offline
seperti melalui penyebaran brosur, iklan di televisi dan radio, dan lain sebagainya.
Setelah maraknya internet dan kemudahan komunikasi yang ditawarkannya, maka
penerapan marketing pada perusahaan mulai mengadopsi media internet, yang
kemudian disebut sebagai e-marketing. Sedangkan menurut Kotler dalam Widodo
(2002) internet marketing memiliki lima keuntungan besar bagi perusahaan yang
menggunakannya. Pertama, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar dapat
melakukannya. Kedua, tidak terdapat batas nyata dalam ruang beriklan jika
dibandingkan dengan media cetak dan media penyiaran. Ketiga, akses dan
pencarian keterangan sangat cepat jika dibandingkan dengan surat kilat atau
bahkan fax. Keempat, situsnya dapat dikunjungi oleh siapapun, dimanapun di
dalam dunia ini, kapanpun. Kelima, belanja dapat dilakukan secara lebih cepat
dan sendirian.
(Sarwono dan Prihartono:2012) mengemukakan bahwa teknik yang
memudahkan akses dan publikasi informasi menggunakan interaksi social melalui
social media. Kemudian Aloysius Bagas Pradipta Irianto dalam jurnalnya berjudul
pemanfaatan social media untuk meningkatkan market share UKM
menyampaikan, Pada saat ini terdapat dua jenis pemasaran, yaitu offline
marketing atau pemasaran tradisional yang dilakukan dengan mencari pelanggan
atau klien melalui pertemuan secara langsung berhadapan dengan mereka yang
mungkin tertarik menjadi pelanggan atau klien. Pemasaran yang lain
menggunakan situs web sebagai media pemasaran yang dikenal sebagai online
marketing.
Dari sudut pandang bisnis, social media adalah tentang memungkinkan
pembicaraan. Social media juga tentang cara pembicaraan ini bisa dihasilkan,
dipromosikan, dan dijadikan pendapatan (Safko, 2009). Media sosial adalah
tempat, alat bantu, layanan yang memungkinkan individu untuk mengekspresikan

7
diri mereka untuk bertemu dan berbagi dengan rekan lainnya melalui teknologi
internet. Social media adalah fase perubahan bagaimana orang menemukan,
membaca, berbicara, dan membagi-bagikan informasi, berita, data kepada orang
lain. Social media menjadi sangat populer karena kemudahan dan memberikan
kesempatan kepada orang-orang untuk dapat terhubung secara online dalam
bentuk hubungan personal, politik dan kegiatan bisnis. Social media menyediakan
layanan komunikasi social. (Kartika, 2013):
Menurut Strauss dan Frost (2009), tujuh tahap dalam perancangan e-
marketing adalah Situation Analysis (Analisis Situasi), e-marketing Strategic
Planning (Strategi Perencanaan E-Marketing), Objectives (Tujuan), E-Marketing
Strategy (Strategi EMarketing), Implementation Plan (Rencana Pelaksanaan),
Budget (Anggaran), Evaluation Plan (Rencana Evaluasi). Adapun detail
penjelasannya adalah :
1. Situation Analysis (Analisis Situasi) Tahap pertama merupakan awal dari
konsep bisnis dengan melakukan analisis kekuatan, peluang, kelemahan
serta ancaman bagi perusahaan. Dalam bagian ini, analisis situasi yang
digunakan adalah analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2004), analisis
SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini disarankan pada logika yang
dapat memaksimalkan Kekuatan (Strengths) dan Peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan Kelemahan (Weaknesses)
dan Ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan
perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi (strategic planner) harus
menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut
Analisis Situasi. Analisis SWOT membandingkan antara faktor internal
Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) dengan faktor eksternal
Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) yang dihadapi dunia bisnis.
2. E-marketing Strategic Planning (Strategi Perencanaan E-marketing) Dalam
tahap ini terdapat metodologi tujuh langkah sederhana yang membantu
dalam mengevaluasi dan menganalisis peluang pasar (Market Opportunity

8
Analysis/MOA), yaitu: Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang belum
terpenuhi mengidentifikasi Theresia Pradiani : Pengaruh Sistem Pemasaran
Digital Marketing Terhadap pelanggan tertentu yang akan dituju oleh
perusahaan. Menilai keuntungan yang berkaitan dengan kompetisi menilai
sumber daya perusahaan untuk memberikan penawaran menilai kesiapan
pasar akan teknologi. Menentukan peluang secara konkret. Menilai peluang
daya tarik bagi pelanggan. Strategi perencanaan emarketing meliputi
segmentation, targeting, differentiation, dan positioning
3. Objectives (Tujuan) Tujuan dalam emarketing mencakup aspek tugas,
kuantitas, dan waktu. Tugas (apa yang akan dicapai). Kuantitas yang terukur
(seberapa banyak). Time frame (kapan). Sebagian besar e-marketing
bertujuan untuk mencapai berbagai tujuan seperti berikut: Meningkatkan
pangsa pasar. Meningkatkan jumlah komentar pada sebuah blog atau
website. Meningkatkan pendapatan penjualan. Mengurangi biaya (misalnya
biaya distribusi atau promosi). Mencapai tujuan merek (seperti
meningkatkan kesadaran merek). Meningkatkan ukuran database. Mencapai
tujuan Customer Relationship Management (CRM) (seperti meningkatkan
kepuasan pelanggan, frekuensi pembelian, atau tingkat referensi pelanggan).
Memperbaiki manajemen rantai suplai (seperti dengan meningkatkan
koordinasi anggota, menambahkan mitra, atau mengoptimalkan tingkat
persediaan).
4. E-marketing Strategi (Strategi E-marketing) Strategi e-marketing mencakup
strategi mengenai 4P dan hubungan manajemen (relationship management)
untuk mencapai tujuan rencana mengenai Product (Produk), Price (Harga),
Place (Saluran Distribusi), dan Promotion (Promosi).
5. Implementation Plan (Rencana Pelaksanaan) Pada tahap ini perusahaan
memutuskan bagaimana untuk mencapai tujuan melalui strategi yang efektif
dan kreatif. Pemasar memilih bauran pemasaran (4 P), strategi manajemen
dan strategi lain untuk mencapai tujuan rencana dan kemudian menyusun
rencana pelaksanaan (Implementation Plan). Perusahaan juga memeriksa
untuk memastikan organisasi pemasaran yang tepat di tempat pelaksanaan
(staf, struktur departemen, penyedia layanan aplikasi, dan lain-lain di luar

9
perusahaan). Internet telah mengubah tempat pertukaran dari marketplace
(seperti, interaksi face-toface) menjadi marketspace (seperti, interaksi
screen-to-face). Perbedaan utama adalah bahwa sifat hubungan pertukaran
sekarang ditengahi oleh interface teknologi. Dengan perpindahan dari
hubungan antar muka people-mediated menjadi technology-mediated,
terdapat sejumlah pertimbangan perancangan interface yang dihadapi.
Menurut Rayport dan J.Jaworski. (2003), ada berbagai elemen dalam
mendesain sebuah situs web, yaitu context (konteks dari situs
mencerminkan nilai keindahan dan kegunaan dari situs tersebut), content
(konten merupakan semua objek digital yang terdapat dalam sebuah web
baik dalam bentuk audio, video, image ataupun text), community
(komunitas merupakan ikatan hubungan yang terjadi antara sesame
pengunjung atau pelanggan dari sebuah website karena adanya kesamaan
minat atau hobi), customization (kustomisasi merupakan kemampuan situs
untuk memodifikasi dirinya sesuai dengan keinginan penggunanya),
communication (komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, terdiri
dari Broadcast Dimension, Interactive Dimension, dan Hybrid Dimension),
connection (kemampuan sebuah website untuk berpindah dari sebuah
webpage ke webpage lainnya ataupun website lainnya dengan onclick baik
pada text, images maupun toolbars yang lain), dan commerce (commerce
merupakan fitur dari customer interface yang mendukung berbagai aspek
dari transaksi perdagangan dan memiliki dimensi seperti registration,
shopping cart, security, credit card approval, one click shopping, order
through affiliates, configuration technology, order tracking, delivery
option).
6. Budget (Anggaran) Kunci dari perencanaan strategis adalah untuk
mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari suatu investasi. Selama
pelaksanaan rencana, pemasar akan terus memantau pendapatan aktual dan
biaya untuk melihat hasil yang telah dicapai. Internet merupakan salah satu
tools yang dapat digunakan untuk memantau hasil karena catatan teknologi
pengunjung setiap klik. Untuk mendapatkan informasi anggaran yang dapat
dipertanggungjawabkan, perlu dibuat perhitungan tentang revenue forecast

10
(perkiraan pendapatan), intangible benefits (manfaat tidak berwujud), cost
savings (penghematan biaya), dan emarketing costs (biaya emarketing).
7. Evaluation Plan (Rencana Evaluasi) Perencanaan e-marketing dilaksanakan,
keberhasilannya tergantung pada evaluasi yang terus-menerus. Jenis
evaluasi ini tergantung pada tujuan rencana. Untuk menentukan hasil
pemasarannya, perusahaan dapat menggunakan balanced scorecard untuk
mengukur kesuksesan dari program internet marketing dan apakah program
internet marketing tersebut cocok sesuai dengan objektif dari perusahaan.
Penjualan adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh
penjual, untuk mengajak orang lain bersedia membeli barang atau jasa yang
ditawarkan. Adapun volume penjualan adalah jumlah barang atau jasa yang terjual
dalam proses pertukaran. (Basu Swatha: 2010) Volume penjualan dalam
penelitian ini adalah jumlah produk yang terjual dalam penjualan yang dilakukan
oleh Ibu-Ibu PKK.
Home Industry adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara
langsung terlibat dalam kepemilikan dan jabatan atau fungsi. Bisnis keluarga
mempunyai karakteristik dengan kepemilikannya atau keterlibatan lainnya dari
dua peran atau lebih anggota keluarga yang sama dalam kehidupan dan fungsi
bisnisnya. (Justin G. Longenecker, dkk:2001:35) Dalam hal ini dimaksudkan
tentang usaha dan anggota keluarga yang berkecimpung di dalam usahanya.
Pengertian usaha kecil ini sendiri tercantum dalam UU No 9 tahun 1995 yang di
dalamnya menyebutkan, usaha kecil merupakan usaha dengan kekayaan bersih
paling banyak Rp 200.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha) dengan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,-.(Arman
Anwar:2015).

11
BAB III
PEMBAHASAN
1. Profil Dan Karakteristik Bisnis UMKM
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting
dalam perekonomian di Indonesia. UMKM memiliki proporsi sebesar 99,99%
dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah mampu membuktikan eksistensinya
dalam perekonomian di Indonesia. Ketika badai krisis moneter melanda Indonesia
di tahun 1998 usaha berskala kecil dan menengah yang relatif mampu bertahan
dibandingkan perusahaan besar. Karena mayoritas usaha berskala kecil tidak
terlalu tergantung pada modal besar atau pinjaman dari luar dalam mata uang
asing. Sehingga, ketika ada fluktuasi nilai tukar, perusahaan berskala besar yang
secara umum selalu berurusan dengan mata uang asing adalah yang paling
berpotensi mengalami imbas krisis. Bisnis UMKM menyumbang PDB (Produk
Domestik Bruto) sekitar 60% dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Karakteristik UMKM merupakan sifat atau kondisi faktual yang melekat
pada aktivitas usaha maupun perilaku pengusaha yang bersangkutan dalam
menjalankan bisnisnya. Karakteristik ini yang menjadi ciri pembeda antar pelaku
usaha sesuai dengan skala usahanya. Menurut Bank Dunia, UMKM dapat
dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:
1. Usaha Mikro (jumlah karyawan 10 orang);
2. Usaha Kecil (jumlah karyawan 30 orang); dan
3. Usaha Menengah (jumlah karyawan hingga 300 orang).
Dalam perspektif usaha, UMKM diklasifikasikan dalam empat kelompok,
yaitu:
1. UMKM sektor informal, contohnya pedagang kaki lima.
2. UMKM Mikro adalah para UMKM dengan kemampuan sifat pengrajin
namun kurang memiliki jiwa kewirausahaan untuk mengembangkan
usahanya.
4. Usaha Kecil Dinamis adalah kelompok UMKM Karakteristik UMKM yang
mampu berwirausaha dengan menjalin kerjasama (menerima pekerjaan sub
kontrak) dan ekspor.

12
5. Fast Moving Enterprise adalah UMKM yang mempunyai kewirausahaan
yang cakap dan telah siap bertransformasi menjadi usaha besar. Di
Indonesia, Undang-Undang yang mengatur tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. Dalam
undang-undang tersebut UMKM dijelaskan sebagai: “Sebuah perusahaan
yang digolongkan sebagai UMKM adalah perusahaan kecil yang dimiliki
dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang
dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu.”

3.1.1. UMKM Sektor Industri Pengolahan


Industri pengolahan adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,
bahan baku, bahan setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang nilai yang
lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang
melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau
dengan tangan sehingga menjadi barang jadi, dan atau barang yang kurang
nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya menjadi lebih
dekat kepada pemakai akhir, termasuk jasa industri dan pekerjaan perakitan
(assembling). Berdasarkan jumlah tenaga kerja, industri pengolahan biasanya
dikelompokkan menjadi :
1. Industri besar, jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih;
2. Industri sedang atau menengah, jumlah tenaga kerja 20 sampai 99
orang;
3. Industri kecil, jumlah tenaga kerja 5 sampai 19 orang, dan;
4. Industri mikro atau rumah tangga, jumlah tenaga kerja 1 sampai 4
orang.
Di samping industri berdasarkan jumlah tenaga kerja, Industri juga dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Industri kimia dasar seperti industri semen, obat-obatan, kertas, dan
pupuk.
2. Industri mesin dan logam dasar seperti industri pesawat terbang,
kendaraan bermotor dan tekstil.

13
3. Industri kecil seperti industri roti, makanan ringan, es, dan minyak
goreng curah.
4. Aneka industri seperti industri pakaian, makanan dan minuman.
Industri rumah tangga ini biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memiliki modal yang sangat terbatas;
2. Tenaga kerja berasal dari anggota keluarga dan atau masyarakat sekitar;
3. Pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri
atau anggota keluarganya;
Beberapa contoh usaha yang termasuk dalam industri rumah tangga ini
adalah industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/tahu, industri makanan
ringan dan minuman, suvenir, pakaian, peralatan rumah, dan industri bordir

Gambar 2. Skema Jalur Pemasaran Industri Pengolahan

Industri pengolahan merupakansuatu kegiatan ekonomi yang melakukan


kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan
sehingga menjadi barang jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi
barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya menjadi lebih dekat kepada
pemakai akhir, termasuk jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling). Dari
21% kontribusi industri terhadap PDB, industri pengolahan mampu
menyumbangkan 10,59%. Kemudian dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor
industri pengolahan, termasuk di dalamnya industri rumah tangga dapat
berkontribusi sebesar 6,41%. Dengan demikian, industri pengolahan tetap mampu
tumbuh secara signifikan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dari bisnis
industri pengolahan antara lain lokasi usaha, perizinan, asosiasi pelaku usaha
industri, fasilitas pengolahan limbah, standarisasi produk, sifat produksi yang
customized atau tidak, status kepemilikan lokasi usaha, teknologi dan peralatan

14
yang digunakan, sumber daya manusia yang berpotensi, orientasi usaha dan
kompetitor.

3.1.2. Profil UMKM Kota Bogor


Hingga November 2016 jumlah UMKM Kota Bogor yang tercatat sebanyak
23.706 yang tersebar di 68 kelurahan. Dengan uraian sebesar 12.047 pelaku usaha
formal kategori Mikro, 2.664 pelaku usaha formal kategori usaha kecil dan 747
pelaku usaha formal kategori menengah adapun untuk pelaku usaha informal
berdasarkan data yang ada sebanyak 4.129 adalah Pedagang Kaki Lima (PKL)
3.569 Pelaku Usaha Dalam Pasar (sesuai dengan data PD. Pasar Pakuan Jaya
(PPJ) dan sebanyak 550 adalah pelaku usaha dalam pasar (sesuai dengan data PT.
Propindo) seperti yang tergambar dalam tabel berikut ini.

Tabel 1. Pelaku Usaha UMKM di Kota Bogor

Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor


Adapun Pembagian Jenis Komoditi dari usaha Mikro, Kecil dan
Menengah yang ada di Kota Bogor sesuai dengan tabel berikut:

Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor

15
Untuk membangkitkan pemberdayaan UKM di Kota Bogor tentu saja
bukan persoalan mudah, namun dengan potensi jumlah penduduk Kota Bogor
yang sudah mencapai angka diatas 1 juta serta tingginya jumlah wisatawan
domestik maupun mancanegara yang datang di Kota Bogor peluang tumbuhnya
UKM yang bergerak di industri kuliner dan industri kerajinan terbuka sangat
lebar. Untuk mendukung kemungkinan berkembangnya industri kuliner dan
kerajinan lokal, perlu dijajaki langkah-langkah strategis yang dilakukan dalam
mendukung tumbuhnya kedua industri tersebut. Secara kasat mata, problem
mendasar yang diperlukan UKM pada umumya adalah masalah permodalan dan
pemasaran.
Untuk itu perlu dijajaki berbagai kemungkinan untuk mencarikan alternatif
solusi permodalan dan pemasaran bagi UKM. Jika Anggaran Pendapatan dan
belanja Daerah (APBD) Kota Bogor tidak mungkin dibebani, opsi-opsi
pembiayaan lain bagi UKM perlu dikembangkan, misalkan melakukan kerja sama
dengan bank pemerintah, BUMN, swasta atau lembaga lainnya dengan dasar kerja
sama saling menguntungkan.
Dari sisi pemasaran, langkah jangka pendek yang dapat dijajaki antara lain
memfasilitasi agar pengusaha besar yang bergerak di berbagai sektor, misalkan
hotel, restoran, factory outlet, Pusat Perbelanjaan, dan media sosial selain itu
perlunya menyediakan “ruang yang cukup” bagi pemasaran produk kuliner dan
kerajinan yang dihasilkan UKM/ IKM. pertumbuhan jumlah penduduk Kota
Bogor serta wisatawan yang datang ke Bogor cukup besar dan ke depan
berpotensi terus meningkat, membawa perkembangan serta potensial menyerap
tenaga kerja dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Untuk memelihara potensi
dan manfaat ekonomi, seluruh pihak yang terkait di dalam pengembangan dan
pemberdayaan UKM perlu bekerja sama untuk meningkatkan kinerja sektor ini.
Dengan menimbang potensi ekonomi di sektor UKM/IKM ini, perlu disiapkan
langkah-langkah strategis untuk membangun ekonomi Kota Bogor dengan Sektor
UKM/IKM sebagai sektor basis. Harapan akhir yang ingin dicapai dari
pembangunan pengembangan sektor UKM/ IKM ini adalah kemakmuran dan
tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Bogor yang meningkat. Pemerintah Kota
Bogor melalui Dinas Instansi terkait telah melakukan langkah-langkah dalam

16
usaha untuk peningkatan pengembangan UMKM /IKM di Kota Bogor antara lain
melalui pelaksanaan berbagai program dan kegiatan antara lain :
• Pelatihan Kewirausahaan.
• Pelatihan Manajemen Pemasaran serta Workshop UMKM berkarakter
• Bimbingan Teknis dengan berbagai program pengembangan UMKM
• Bimtek Proposal dan Intermediasi UMKM.
• Temu Mitra UMKM.
• Fasilitasi Promosi Produk UMKM melalui Gelar produk, Bazar maupun
Pameran baik dengan skala Lokal, Regional, Nasional maupun
Internasional.
• Sosialisasi Perdagangan Dalam Negeri.
• Kegiatan peningkatan dan Perluasan Akses Pasar Luar Negeri.
• Pelatihan Peningkatan kemampuan pelaku usaha melalui Pelatihan
manajemen Ekspor Impor.
• Kegiatan Temu Usaha Bisnis antara Produsen dengan Eksportir dan Calon
Eksportir.
• Pelaksanaan kegiatan Asessment IKM dan Pendataan Nilai Ekspor Dan
impor melalui kegiatan Asessment Potensi IK untuk Ekspor, Pendataan
Nilai Ekspor Kota Bogor serta pendampingan Penetrasi Pasar Luar Negeri.

2. Penggunaan Media Sosial dan e-commerce Pada UMKM


Terdapat beberapa UMKM di Kota Bogor yang menggunakan media sosial
sebagai media informasi dan komunikasi kegiatan usahanya. Rata-rata yang
digunakan adalah instagram, WhatsApp, twitter, dan facebook selain itu terdapat
beberapa hasil UMKM yang di pasarkan melalui e-commerce seperti lazada,
blibli, tokopedia, shoope, elvania, buka lapak, dan sebagiannya. Penggunaan
media sosial bagi para pelaku usaha UMKM dirasa sangat bermanfaat antara lain
adalah, sebagai sarana kontak langsung dengan pemesan, sebagai sarana untuk
mempromosikan hasil karya industry rumahan, mendata keinginan konsumen,
menyampaikan respons ke konsumen dan sebagai dasar pengambilan keputusan
dalam bertransaksi. Selain itu sosial media juga bermanfaat sebagai forum diskusi

17
online, memantau perkembangan pelanggan, survei pelanggan, mendata
kebutuhan penyalur/agen, menampilkan photo produk.
Para pelaku usaha UMKM sangat merasakan begitu besar manfaat yang
diperoleh dengan menggunakan sosial media sebagai sarana kegiatan pemasaran
hasil industri rumahannya. Sosial media dan e-commerce adalah salah satu unsur
pendorong bagi para pelaku usaha untuk terus menggunakan dalam
mengembangkan produk, melakukan komunikasi dengan konsumen dan
pelanggan, penyalur, serta mengembangkan jaringan pasar yang lebih luas lagi,
sehingga meningkatkan volume penjualan yang lebih besar. Hal ini seperti yang
disampaikan oleh (Safko, 2009). Media sosial adalah tempat, alat bantu, layanan
yang memungkinkan individu untuk mengekspresikan diri mereka untuk bertemu
dan berbagi dengan rekan lainnya melalui teknologi internet. Social media adalah
fase perubahan bagaimana orang menemukan, membaca, berbicara, dan membagi-
bagikan informasi, berita, data kepada orang lain. Social media menjadi sangat
populer karena kemudahan dan memberikan kesempatan kepada orang-orang
untuk dapat terhubung secara online dalam bentuk hubungan personal, politik dan
kegiatan bisnis. Social media menyediakan layanan komunikasi social. (Kartika,
2013).
Dari hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa para pelaku usaha UMKM
mendapatkan peningkatan pemesanan dari para konsumen setelah menggunakan
social media. Di samping itu komunikasi yang efektif dan efisien dapat dilakukan
secara langsung dengan menghemat waktu dan biaya. Selain itu mereka dapat
mengembangkan usahanya menjadi lebih besar dengan melakukan transaksi
secara langsung dan pembayaran dapat dilakukan dengan cara transfer, selain itu
para pelaku usaha UMKM mampu mengembangkan bisnisnya dengan para
agen/distributor. Dengan itu dapat disimpulkan bahwa dampak sosial media bagi
para pelaku usaha UMKM mampu meningkatkan peningkatan volume penjualan.

18
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan
bagian integral dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor.
Dengan besarnya jumlah pelaku UMKM di Kota Bogor khususnya di sektor
Industri Pengolahan/IKM telah menjadi salah satu penopang kekuatan dan
pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor
Promosi produk serta dorongan yang besar untuk jalinan Kemitraan Usaha
antara pelaku usaha besar dan UMKM di Kota Bogor merupakan langkah-langkah
strategis yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan Media sosial dan e-
commerce sebagai media promosi yang paling efektif terbukti dari beberapa
UMKM, Kecil, dan Menengah di Kota Bogor memperoleh beberapa keuntungan
seperti kemudahan dalam memasarkan produknya, kemudahan dalam
berkomunikasi dan kemudahan dalam bertransaksi. Media sosial merupakan salah
satu Media promosi yang paling baik karena mampu menampilkan informasi
berupa gambar yang dengan mudah dapat diakses oleh masyarakat luas.

2. Saran
Para pelaku usaha UMKM di Kota Bogor diharapkan dapat lebih
mengoptimalkan perkembangan teknologi informasi yang ada dengan maksimal.
Selain itu dapat mulai melakukan inovasi-inovasi baru dengan mempromosikan
hasil industri rumah agar terlihat lebih menarik dan dengan memanfaatkan sosial
media yang ada dapat membantu meningkatan volume penjualan secara continue.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arman Anwar, “Pengertian Home Industry” (online)


http://ketrampilanhomeindustry. blogspot.com/2009/07/pengertian-
homeindustry.html di akses pada tanggal 5 Januari 2020.
Kartika H, Bambang. WeChat, Social Messaging dengan Fitur Kaya Multimedia.
www.chip.co.id, diakses pada 5 Januari 2020
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2004, Principles of Marketing, 10th Edition,
Pearson Education Inc. Upper Saddle River, New Jersey.
Pradiani, Theresia . 2017. Pengaruh Sistem Pemasaran Digital Marketing
Terhadap Peningkatan Volume Penjualan Hasil Industri Rumahan. Malang :
JIBEKA Vol. 11 No.2. hal 46-53
Rangkuti, F. 2010. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, Gramedia
Pustaka Umum, Jakarta.
Nasir, dan Yuslinaini, 2017, Analisis Pemetaan Industri Kreatif Subsektor
Kerajinan Serta Dampak Peningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di
Kabupaten Aceh Besar, Banda Aceh: Jurnal Ekonomi dan Manajemen
Teknologi, 1(1), 2017,11-17
Nurjanah, Siti. 2013. Analisis Pengembangan Program Bisnis Industri Kreatif
Penerapannya Melalui Pendidikan Tinggi. Jakarta: JMA Vol. 18 No. 2
Oktober - November 2013
Siswanto, Tito. 2013. Optimalisasi Sosial Media Sebagai Media Pemasaran Usaha
Kecil Menengah: Jakarta. Jurnal Liquidity. Vol. 2 No. 1, Januari-Juni 2013,
hlm 80-86
Supradono , Bambang, dkk, (2011). Peran Sosial Media Untuk Manajemen
Hubungan Dengan Pelanggan Pada Layanan E-Commerce. Semarang:
VALUE ADDED, Vol.7, No.2, Maret 2011 – Agustus 2011
http://jurnal.unimus.ac.id
Profil UMKM Unggulan Kota Bogor .Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kota Bogor.
perizinan.kotabogor.go.id/assets/web/galeri/produk-umkm-bogor. di akses
pada tanggal 5 Januari 2020.

20

Anda mungkin juga menyukai