Anda di halaman 1dari 8

Identifikasi Elemen Perancangan Kota berdasarkan Teori Hamid

Shirvani
(Studi Kasus: Kawasan Kota Tua Rothenburg ob der Tauber, Jerman)

M. Febtian Syah Putra (08211740000002)


Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Arsitektur Desain dan Perencanaan, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya, Jawa Timur, Indonesia 60111

ABSTRAK

Kota memiliki karakteristik untuk menampung kegiatan manusia berdasarkan kebutuhannya. Setiap kota yang
mempunyai identitas tersendiri akan lebih mudah untuk dicari ataupun ditempati untuk lebih melancarkan
segala hal yang berhubungan dengan kegiatannya. Identitas sebuah kota akan semakin rentan tergerus arus
modernisasi yang terus berkembang mengikuti aktivitas manusia. Penguatan elemen-elemen perancangan kota
menjadi salah satu strategi kunci yang perlu diterapkan agar sebuah kota tidak kehilangan identitasnya.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana perancangan kota/kawasan penelitian, yakni Kota
Tua Rothenburg ob der Tauber. Identifikasi dalam penelitian ini akan dilakukan terhadap elemen-elemen
perancangan kota berdasarkan teori Hamid Shirvani, yakni: land use (tata guna lahan), building from and
massing (bentuk dan massa bangunan), circulation and parking (sirkulasi dan parkir), open space (ruang
terbuka), pedestrian ways (jalur pejalan kaki), activity support (aktivitas pendukung), signage (penandaan),
dan preservation (preservasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen-elemen perancangan kota menurut
teori Shirvani ini saling terkait dan umumnya telah membentuk rancangan kota yang baik. Terlebih lagi,
elemen-elemen ini menjadi identitas dan daya tarik tersendiri bagi Kota Tua Rothenburg ob der Tauber sebagai
kota bersejarah abad pertengahan (medieval town). Hal ini tentunya juga dapat mendukung eksistensi Kota Tua
Rothenburg ob der Tauber sebagai destinasi wisata bersejarah unggulan Jerman.
Kata Kunci: elemen-elemen perancangan kota, teori Hamid Shirvani

I. PENDAHULUAN elemen fisik lain) maupun obyek non fisik (aktifitas


sosial) yang yang terbentuk dari waktu ke waktu.
Kota mempunyai ciri serta mempunyai kekhususan
Aspek historis dan pengenalan gambaran yang
untuk menampung kegiatan manusia berdasarkan
diitangkap oleh warga kota menjadi penting dalam
kebutuhannya. Setiap kota yang mempunyai
pemaknaan identitas kota atau citra kawasan.
identitas akan lebih mudah untuk dicari ataupun
ditempati untuk lebih melancarkan segala hal yang (Wikantiyoso, 2006). Kota Rothenburg ob der
berhubungan dengan kegiatannya. Identitas kota Tauber adalah salah satu destinasi wisata unggulan
sebenarnya tidak dapat dibangun tetapi terbentuk Jerman yang terletak di Distrik Ansbach, Negara
dengan sendirinya. Identitas kota terbentuk dari Bagian Bayern. Kota ini mulai berkembang pada
pemahaman dan pemaknaan “image” tentang abad 13 Masehi. Dalam sejarahnya, kota ini
sesuatu yang ada atau pernah ada/melekat pada kota dinobatkan sebagai kota kekaisaran bebas pada
atau pengenalan obyek‐obyek fisik (bangunan dan tahun 1274. Citra dan identitas yang terbangun di

1
Kota Rrothenburg ob der Tauber adalah medieval bangunan, dan sebagainya harus diperhatikan
town atau kota abad pertengahan. sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur.
Identitas sebuah kota akan semakin rentan tergerus c. Sirkulasi dan Parkir (circulation and parking)
arus modernisasi yang terus berkembang mengikuti Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang
aktivitas manusia. Penguatan elemen-elemen secara langsung dapat membentuk dan
perancangan kota adalah salah satu strategi kunci mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana
yang perlu diterapkan agar sebuah kota tidak halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari
kehilangan identitasnya. Maka dari itu, penelitian jalan publik, pedestrian way, dan tempat-tempat
ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana transit yang saling berhubungan akan membentuk
perancangan kota/kawasan dalam penelitian ini, pergerakan (suatu kegiatan). Selain itu, perparkiran
yakni Kota Tua Rothenburg ob der Tauber. adalah ruang khusus sebagai area berhentinya
Identifikasi dalam penelitian ini akan dilakukan kendaraan-kendaraan dalam waktu yang lama.
terhadap elemen-elemen perancangan kota d. Ruang Terbuka (open space)
berdasarkan teori Hamid Shirvani, yakni: land use Elemen ruang terbuka (open space) selalu
(tata guna lahan), building from and massing menyangkut lansekap. Elemen lansekap terdiri dari
(bentuk dan massa bangunan), circulation and elemen keras (hardscape) seperti : jalan, trotoar,
parking (sirkulasi dan parkir), open space (ruang patung, bebatuan dan sebagainya, serta elemen
terbuka), pedestrian ways (jalur pejalan kaki), lunak (softscape) berupa tanaman dan air. Ruang
activity support (aktivitas pendukung), signage terbuka biasanya berupa lapangan, jalan, sempadan,
(penandaan), dan preservation (preservasi). sungai, taman, makam, dan sebagainya.
II. TINJAUAN TEORI e. Jalur Pejalan Kaki (pedestrian ways)
Jalur pejalan kaki (pedestrian way) merupakan
Seorang ahli perancangan kota, Hamid Shirvani
sarana bagi pejalan kaki dan sarana untuk kegiatan
dalam bukunya yang berjudul "The Urban Design
pada sektor informal, misalnya pedagang kaki lima.
Process" menyebutkan ada 8 (delapan) elemen fisik
Hal ini yang sekaligus bisa menghidupkan ruang-
dalam perancangan kota, antara lain:
ruang terbuka kota.
a. Tata Guna Lahan (land use)
f. Aktivitas Pendukung (activity support)
Pada prinsipnya, pengertian land use (tata guna
Aktivitas pendukung adalah semua fungsi
lahan) adalah pengaturan penggunaan lahan untuk
bangunan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung
menentukan pilihan yang terbaik bagaimana ruang-
ruang publik suatu kawasan kota. Pendukung
ruang tiga dimensi (bangunan) akan dibangun di
aktivitas tidak hanya berupa sarana pendukung jalur
tempat-tempat sesuai dengan fungsi bangunan
pejalan kaki atau plaza, tapi juga elemen kota yang
tersebut.
dapat membangkitkan aktivitas seperti pusat
b. Bentuk dan Massa Bangunan (building form and perbelanjaan, taman rekreasi, alun-alun, dan
massing) sebagainya.
Bentuk dan massa bangunan membahas mengenai
g. Penandaan (signage)
bagaimana bentuk dan massa-massa bangunan
Penandaan merupakan suatu elemen visual yang
yang ada dapat membentuk suatu kota serta
menjadi alat bantu untuk menginformasikan
bagaimana hubungan antar-massa (banyak
masyarakat pemakai ruang kota. Penandaan yang
bangunan) yang ada. Pada penataan suatu kota,
dimaksud adalah petunjuk arah jalan, rambu lalu
bentuk dan hubungan antar-massa seperti
lintas, media iklan, dan berbagai bentuk penandaan
ketinggian bangunan, jarak antar-bangunan, bentuk
lain.

2
h. Preservasi area perbelanjaan) yang ada dan mempunyai ciri
Preservasi dalam perancangan kota adalah khas, seperti halnya perlindungan terhadap
perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal bangunan bersejarah.
(permukiman) dan urban places (alun-alun, plaza,

III. PEMBAHASAN
Kawasan yang dijadikan sebagai objek penelitian masih dijaga orisinalitasnya) dengan kawasan yang
ini adalah Kota Rothenburg ob der Tauber, Distrik juga masih termasuk wilayah administrasi Kota
Ansbach, Negara Bagian Bayern, Jerman. Batas Rothenburg ob der Tauber (bagian kota yang telah
kawasan yang diteliti menyesuaikan dengan batas berkembang). Luas kawasan Kota Tua Rothenburg
fisik berupa benteng/dinding yang membatasi Kota ob der Tauber yang dibatasi oleh dinding adalah
Tua Rothenburg ob der Tauber (bagian kota yang sekitar 45,1 hektar.

Peta 1. Ruang Lingkup Kawasan Penelitian


Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2019

a. Tata Guna Lahan (land use) ibadah berupa gereja, museum, gedung
Penggunaan lahan di kawasan Kota Tua pemerintahan, dsb. Kini, bangunan-bangunan di
Rothenburg ob der Tauber dapat dibagi menjadi kota ini juga banyak yang berfungsi untuk
menjadi 2 bagian, yakni lahan dengan tutupan perdagangan/jasa guna menunjang kegiatan wisata,
(terdapat bangunan didirikan), dan lahan terbuka. seperti fasilitas penginapan/hotel, restoran, kafe,
Lahan Mayoritas bangunan yang berdiri di kota ini dan toko souvenir yang menjual barang-barang
berfungsi sebagai perumahan. selain itu, juga ada lokal untuk wisatawan yang banyak dikembangkan
yang berupa fasilitas-fasilitas umum, seperti tempat di jalan-jalan utama. Untuk lahan terbuka sendiri
3
mayoritas adalah ruang terbuka hijau berupa taman 2) Langgam
(umum dan privat). Sebaran penggunaan lahan di Bangunan di kawasan penelitian kebanyakan
kawasan penelitian dapat dilihat pada Peta 1. dibangun dengan gaya medieval atau abad
pertengahan dengan metode “half-timbered”,
b. Bentuk dan Massa Bangunan (building form
yang secara definitif dapat diartikan sebagai
and massing)
metode membangun rumah dimana dinding
Bentuk dan massa bangunan dalam kawasan
luar dan dalam dibangun dengan kerangka dari
penelitian dapat diidentifikasi dari aspek-aspek
balok kayu (timber) dan ruang di antara
berikut.
kerangka tersebut diisi dengan material-
1) Ketinggian bangunan, Koefisien Lantai
material penguat seperti batu bata, plaster, atau
Bangunan (KLB), Koefisien Dasar Bangunan
bahan pengisi tradisional yang disebut “wattle
(KDB), Garis Sempadan Bangunan (GSB)
and daub”.
Penelitian terkait ketinggian bangunan, KLB,
KDB, dan GSB dilakukan terhadap beberapa
sampel bangunan yang dapat mewakili
kawasan sekitarnya. Lokasi sampel dapat
dilihat pada Peta 1.
Sampel Ting- Jumla KL KD GSB (m)
bangunan gi (m) h B B
Lanta (%) Depan Sam-
i Ping

1. 14 4 4 100 4,5 0
Restoran Gambar 1. Bangunan bergaya medieval atau abad
Eiscafe- pertengahan dengan metode “half-timbered”
Pizzeria Sumber: 30seconds.com
Roma
(luas
lahan; luas
bangunan 3) Skala
:150 m2)
2. 35 1 0,6 63, 17 4,5 Skala yang dapat dirasakan oleh manusia
Katedral 33 3
St. Jacob ketika berada di kota ini adalah skala
(luas
lahan: monumental. Skala monumental adalah skala
3000 m2;
luas ruang yang besar dengan suatu objek yang
bangunan:
1900 m2) mempunyai nilai tertentu. Bangunan-bangunan
3. 14 4 4 100 3,5 0
Rumah di di kawasan peneltian yang memiliki ukuran
Jalan Alter
Stadtgrabe besar dan tinggi, membuat siapapun yang
n No. 25
(Luas berada di sekitarnya akan merasakan
lahan;luas
bangunan: keagungan dari bangunan tersebut. Contohnya,
56 m2)
ketika seseorang berada di sekitar Katedral St.
Tabel 1. Ketinggian bangunan, KDB, KLB, dan GSB.
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2019 Jacob yang memiliki tinggi sekitar 35 m, dan 2
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kawasan menaranya setinggi 60 m, maka ia akan
perdagangan/jasa yang diwakili oleh sampel 1 terangkat perasaan spiritualnya dan terkesan
dan kawasan perumahan yang diwakili oleh pada keagungan yang dirasakannya.
sampel 3 memiliki tingkat kepadatan bangunan 4) Material
yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari Bangunan di kawasan penelitian umumnya
sampel bangunan di kedua kawasan yang dibangun dengan kerangka dari balok kayu
memiliki KDB 100% dan tiap bangunan tidak (timber) dan ruang di antara kerangka tersebut
memiliki garis sempadan samping. diisi dengan material-material penguat seperti
tanah liat, plaster, batu kapur, atau bahan

4
pengisi tradisional yang disebut “wattle and
daub”.
5) Tekstur
Penggunaan kerangka kayu yang terlihat jelas
dari luar ini menyebabkan banyak bangunan di Gambar 2. Residential street dan area parkir; tanda
kota ini terlihat bermotif “kotak-kotak”. larangan kendaraan melintas di living street kecuali sepeda
Sesekali juga terlihat kerangka kayu berbentuk Sumber: Google Maps
“X” maka disebut “saltires” atau “salib St.
d. Ruang Terbuka (open space)
Andrew”. Pada dinging bangunan dapat
Elemen ruang terbuka (open space) di kota ini
dirasakan ada tekstur timbul-tenggelam, di
umumnya berupa ruang terbuka hijau bentuk taman
mana efek timbul disebabkan oleh kerangka
baik dalam skala publik maupun privat, dan ruang
kayu yang sengaja ditampakkan, sedangkan
terbuka nonhijau. Salah satu RTH publik berupa
efek tenggelamnya berasal dari material
taman yang sering dikunjungi adalah Burggarten
pengeras dinding.
(Castle Garden). Burggarten memiliki koleksi
6) Warna
pohon bersejarah dan halaman rumput yang luas,
Umumnya di kawasan penelitian, kerangka
yang mengundang pengunjung untuk berlama-
bangunan dari balok kayu (timber) berwarna
lama. Dari taman ini, pengunjung dapat melihat
coklat tua dan ruang yang berisi material-
hamparan hutan lembah Sungai Tauber yang
material penguat di antara kerangka memiliki
merupakan merupakan salah satu kawasan ruang
warna terang dan soft, seperti putih, kuning,
terbuka hijau Kota Rothenburg ob der Tauber
kuning muda, krem, coklat, biru muda, merah
secara keseluruhan wilayah administratif. Lokasi
muda, dsb. Warna atap bangunan umumnya
Burggarten dapat dilihat di Peta 1. RTH privat
berwarna coklat.
kebanyakan berada di area belakang bangunan.
c. Sirkulasi dan Parkir (circulation and parking) RTH privat ini tidak hanya dimiliki oleh satu
Sirkulasi kendaraan bermotor di kawasan ini bangunan, tetapi dimiliki oleh beberapa bangunan
umumnya terfokus pada jalan perumahan yang saling membelakangi. Untuk ruang terbuka
(residential street), yang mana memang didesain nonhijau sendiri berupa alun-alun kota Rothenburg,
untuk dilintasi kendaraan bermotor. Jalan yakni Marktplatz atau Market Square, dan area
perumahan di kawasan ini umumnya terkonsentrasi parkir. Persebaran ruang terbuka di kawasan
di pinggir kota (tetapi masih di dalam penelitian dapat dilihat pada Peta 1.
dinding/benteng), karena umumnya jalan-jalan
menuju dan di pusat kota didominasi living street,
yakni jalan untuk pejalan kaki dan pengendara
sepeda, serta dapat berfungsi sebagai ruang sosial.
Kendaraan bermotor tidak diperbolehkan untuk
melintas di living street, sehingga sirkulasi
Gambar 3. Burggarten sebagai RTH publik dan RTH Privat
kendaraan bermotor akan hanya terkonsentrasi di di rumah penduduk
residential street saja. Hal ini menyebabkan banyak Sumber: tripadvisor.com; Google Maps
tersedia lahan parkir di sekitar residential street,
sebagai ruang untuk memarkirkan kendaraan e. Jalur Pejalan Kaki (pedestrian way)
masyarakat/wisatawan, sebelum memasuki living Di kawasan penelitian, jalan didominasi oleh living
street dengan berjalan kaki/bersepeda. Persebaran street, yakni jalan yang didesain dengan
residenitiali street dan area parkir di kawasan mempertimbangkan minat pejalan kaki dan
penelitian dapat dilihat di Peta 1. pengendara sepeda, di mana dapat berfungsi
sebagai ruang sosial. Living street di kawasan
5
penelitian dibangun dengan perkerasan berupa
susunan cobblestone (batu bulat), sehingga
menimbulkan kesan antik dan semakin
memperkuat citra Kota Tua Rothenburg ob der
Tauber sebagai kota bersejarah abad pertengahan,
di mana jalan kaki merupakan bentuk utama
pergerakan masyarakat. Di kawasan penelitian Gambar 5. Marktplatz dan pertokoan di sekitarnya
Sumber: commons.wikimedia.com; all-free-photos.com
terdapat jalan perumahan (residential street) yang
didesain untuk dilintasi kendaraan bermotor, juga g. Penandaan (signage)
cukup mendominasi. Hampir di sepanjang jalan
Penandaan di kawasan penelitian kebanyakan
jenis ini dilengkapi dengan jalur pedestrian yang
berupa rambu lalu lintas, nama bangunan (fasilitas
memadai dari segi lebar dan kualitas perkerasan.
umum, hotel, toko, kafe, dsb.), dan nama jalan.
Persebaran living street dan residential street di
kawasan penelitian dapat dilihat di Peta 1. Yang unik terkait penandaan di kota ini dibentuk
ala penandaan jaman dulu, di mana papan
penandaan dihiasi dengan ornamen-ornamen ciri
khas abad pertegahan, dan informasi dalam
penandaan ditulis dengan gaya tulisan kuno. Hal ini
ditujukan untuk menambah kesan klasik dari kota
Gambar 4. Penampakan living street dan pedestrian pada ini.
residential street
Sumber: blog.parkinn.com; Google Maps

f. Aktivitas Pendukung (activity support)


Aktivitas pendukung dengan konsentrasi aktivitas
terbesar di Kota Tua Rothenburg ob der Tauber Gambar 6. Contoh signage di kawasan penelitian; (dari kiri)
terpusat di alun-alun kota Marktplatz. Marktplatz Rambu lalu lintas, penanda gereja, dan penanda kafe
Sumber: Google Maps, 2019
atau Market Square terletak tepat di depan
Rothenburg Town Hall (balai kota). Di tangga h. Preservasi
Town Hall atau di kafe-kafe di sekitar Marktplatz, Kini, selain sebagai perumahan penduduk,
penduduk asli dan pengunjung Rothenburg bangunan-bangunan di kota ini juga banyak yang
bersantai menikmati suasana. Di musim panas, berfungsi untuk perdagangan/jasa guna menunjang
Marktplatz digunakan sebagai panggung untuk kegiatan wisata, seperti fasilitas penginapan/hotel.
konser musik oleh Duta Besar Musik dan Festival restoran, kafe, dan toko souvenir yang menjual
Sejarah "Der Meistertrunk" dan Festival Kota barang-barang lokal untuk wisatawan. Yang
Kekaisaran. Di musim dingin, pasar Natal menarik adalah meskipun kegiatan masyarakat
Rothenburg, Reiterlesmarkt, diadakan di lokasi ini. telah semakin kompleks akibat modernisasi, namun
Untuk memperoleh informasi tentang kota ini, citra kota abad pertengahan tetap senantiasa
pengunjung bisa datang ke pusat informasi turis dipertahankan. Tiap bangunan, baik bangunan lama
yang tersedia di ujung utara Marktplatz di gedung maupun baru, wajib untuk tetap memperhatikan
Ratstrinkstube. Di sekitar Marktplatz juga terdapat komposisi bentuk dan massanya sesuai dengan
banyak restoran, kafe, dan toko souvenir yang karakteristik bangunan Kota Tua Rothenburg ob
menjual barang-barang lokal untuk wisatawan. der Tauber, supaya citra dan identitas kota ini tetap
Lokasi Marktplatz dapat dilihat di Peta 1. terjaga sebagai medieval town (kota abad
pertengahan).

6
IV. POTENSI DAN MASALAH penelitian penandaan dibentuk ala penandaan
jaman dulu, di mana papan penandaan dihiasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen-
dengan ornamen-ornamen ciri khas abad
elemen berdasarkan teori Shirvani umumnya telah
pertegahan, dan informasi dalam penandaan ditulis
membentuk rancangan Kota Tua Rothenburg ob der
dengan gaya tulisan kuno. Hal ini ditujukan untuk
Tauber dengan baik. Bangunan di kawasan
menambah kesan klasik dari kota ini.
penelitian kebanyakan dibangun dengan gaya
medieval atau abad pertengahan dengan metode
“half-timbered”, di mana hal ini menjadi daya tarik V. KESIMPULAN
tersendiri bagi parwisata kota ini. Sirkulasi
Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa elemen-
kendaraan bermotor di kawasan ini umumnya
elemen perancangan kota menurut teori Shirvani ini
terfokus pada jalan perumahan (residential street),
saling terkait dan umumnya telah membentuk
yang mana memang didesain untuk dilintasi
rancangan kota yang baik. Terlebih lagi, elemen-
kendaraan bermotor. Namun, beberapa living street
elemen ini menjadi identitas dan daya tarik
di kota ini kini juga digunakan untuk lalu lintas
tersendiri bagi Kota Tua Rothenburg ob der Tauber
kendaraan bermotor. Hal ini tentunya sedikit
sebagai kota bersejarah abad pertengahan
banyak melunturkan karakteristik living street
(medieval town). Hal ini tentunya juga dapat
sendiri sebagai jalan ramah pejalan kaki dan
mendukung eksistensi Kota Tua Rothenburg ob der
mengurangi nilai/ciri khas kota abad pertengahan,
Tauber sebagai destinasi wisata bersejarah
di mana jalan kaki adalah bentuk utama pergerakan
unggulan Jerman, apabila penguatan elemen-
masyarakat. Tetapi sebenarnya, sirkulasi kendaraan
elemen perancangan kota terus dikembangkan.
bermotor di beberapa living street ini telah diatur
oleh pemerintah setempat terkait bagaimana agar
DAFTAR PUSTAKA
lalu lintas kendaraan dapat berjalan lancar namun
tidak mengganggu fungsi jalan sebagai jalur pejalan Hagen, Josua. 2005. Rebuilding the Middle Ages
kaki, misalnya dengan memisahkan lajur untuk after the Seconf World War: the cultural
pejalan kaki dan kendaraan bermotor. Terkait politics of reconstruction in Rothenburg ob
aktivitas pendukung, konsentrasi aktivitas terbesar der Tauber, Germany. Journal of Historical
di Kota Tua Rothenburg ob der Tauber terpusat di Geography 31 (2005): 94-112
alun-alun kota Marktplatz, di mana tempat ini Website Resmi Kota Rothenburg o.d.T.
menjadi tempat penduduk asli dan pengunjung http://www.rothenburgobdertauber.org/,
Rothenburg dari seluruh dunia berkumpul dan diakses pada 03 November 2019, pukul 02.19
bersantai menikmati suasana. Di sekitar Marktplatz WIB
juga terdapat banyak restoran, kafe, dan toko Amar. 2009. Identitas Kota, Fenomena dan
souvenir yang menjual barang-barang lokal untuk Permasalahannya. Jurnal “ruang” Vol. 1 No.
wisatawan. Yang menarik terkait preservasi 1: 55-59
bangunan-bangunan di kota ini adalah meskipun Kojongian, Jeivan O. G. dkk. 2017. Karakteristik
kegiatan masyarakat telah semakin kompleks Kawasan Kota Lama Manado dengan
akibat modernisasi, namun citra kota abad Pendekatan Teori Hamid Shirvani. Manado:
pertengahan tetap senantiasa dipertahankan. Tiap Universitas Sam Ratulangi
bangunan, baik bangunan lama maupun baru, wajib Mylajingga, Nurhidayat dan Lily Mauliani. 2019.
untuk tetap memperhatikan komposisi bentuk dan Kajian Elemen Perancangan Hamid Shirvani
massanya sesuai dengan karakteristik bangunan pada Kawasan Kota Satelit. Jurnal Arsitektur
Kota Tua Rothenburg ob der Tauber. Begitu halnya PURWARUPA Volume 3 No2 Mei 2019:
perihal signage atau penandaan, di kawasan 123-130
7
8

Anda mungkin juga menyukai