Anda di halaman 1dari 8

Buletin AgroBio 5(1):29-36

lebih stabil (Tsujibo et al., 1992;


Produksi dan Prospek Enzim Cho-Goo et al., 1996).

Xilanase dalam Pengembangan PRODUKSI XILANASE DARI


MIKROORGANISME
Bioindustri di Indonesia Jenis mikroorganisme yang su-
dah umum menghasilkan xilanase
Nur Richana ialah jamur dan bakteri. Contoh
Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor beberapa mikroorganisme peng-
hasil endoxilanase disajikan pada
ABSTRACT Tabel 1.
Production and Prospects of Xylanases for Bioindustry Development in Indonesia. Nur Beberapa jenis bakteri dan ja-
Richana. Generally various xylanolytic enzyme systems as like xylanase are from bacteria and
fungi. Comercial application suggested for xylanases involve the conversion of xylan, which is
mur diketahui mampu menghasil-
present in wastes of agricultural and food industry into xylose. Similarly, xylanases could be kan xilanase secara ekstraseluler.
used for the clarification of juices, for the extraction of coffee, plant oils, and starch, and for Xilanase dari Clostridium
poultry and bleaching of pulp. Xylanases production could be conducted either by paper
industry or another enzyme industry. Cell biomass as by product of enzyme industry has a
acetobuty-licum telah diteliti oleh
potential in the decomposition of organic matter. In order to increase competitive advantages Lee et al. (1985), yaitu dari 20 strain
the production cost should be reducced due to the cheap of raw material and increased Clostri-dium sp. ternyata C.
efficiency of down stream processing. acetobutylicum NRRL B527 dan
Key words: Production, xylanases, bioindustry ATCC 824 meng-hasilkan xilanase
terbanyak. Strain NRRL B527

E nzim adalah molekul biopoli-


mer yang tersusun dari se-
rangkaian asam amino dalam kom-
tor bagi enzim β-xilosidase. Seba-
gian besar enzim β-xilosidase yang
berhasil dimurnikan masih menun-
menghasilkan xilanase pada pH
5,2, sedangkan strain ATCC 824
menghasilkan xilanase, xilo-
posisi dan susunan rantai yang ter- jukkan adanya aktivitas transferase piranosidase, dan arabinofura-
atur dan tetap. Enzim memegang yang menyebabkan enzim ini nosidase pada kultur anaerob.
peranan penting dalam berbagai kurang dapat digunakan industri Bacillus sp. penghasil xilanase ber-
reaksi di dalam sel. Sebagai penghasil xilosa. sifat alkalofilik yang telah diteliti
protein, enzim diproduksi dan Eksoxilanase mampu memutus adalah Bacillus sp. YC 335 (Park et
digunakan oleh sel hidup untuk rantai polimer xilosa (xilan) pada al., 1992), Bacillus sp. 41M-1 (Naka-
mengkatalisis reaksi antara lain ujung reduksi, sehingga menghasil- mura et al., 1993), dan Bacillus sp.
konversi energi dan metabolisme kan xilosa sebagai produk utama TAR-1 yang juga bersifat termofilik
pertahanan sel. dan sejumlah oligosakarida rantai (Nakamura et al., 1994). Kubata et
Xilanase merupakan kelompok pendek. Enzim ini dapat mengan- al. (1992) telah mengisolasi Aero-
dung sedikit aktivitas transferase monas caviae ME-1 penghasil xila-
enzim yang memiliki kemampuan
sehingga potensial dalam industri nase I dari usus herbivorous insect,
menghidrolisis hemiselulosa dalam
penghasil xilosa. sedangkan Dung et al. (1993) mela-
hal ini ialah xilan atau polimer dari
kukan penelitian β-1,4-xilanase 2
xilosa dan xilo-oligosakarida. Xila- Endoxilanase mampu dan 3 dari A. caviae W-61. Irawadi
nase dapat diklasifikasikan berda- memutus ikatan β 1-4 pada bagian (1992) berhasil memproduksi selu-
sarkan substrat yang dihidrolisis, dalam ran-tai xilan secara teratur. lase dan xilanase dari Neurospora
yaitu β-xilosidase, eksoxilanase, Ikatan yang diputus ditentukan sitophila pada substrat padat lim-
dan endoxilanase. berdasarkan panjang rantai bah kelapa sawit. Richana et al.
β-xilosidase, yaitu xilanase yang substrat, derajad percabangan, ada (2000) telah melakukan isolasi bak-
mampu menghidrolisis xilo- atau tidaknya gu-gus substitusi, dan teri penghasil xilanase alkalofilik
oligosa-karida rantai pendek pola pemutusan dari enzim yang berasal dari tanah berkapur
menjadi xilo-sa. Aktivitas enzim hidrolase tersebut. pH 7,9. Seleksi dilakukan berdasar-
akan menurun dengan Xilanase umumnya merupakan kan ukuran koloni dan zona bening
meningkatnya rantai xilo- protein kecil dengan berat molekul di sekeliling koloni yang tumbuh
oligosakarida (Reilly, 1991; Dekker, antara 15.000-30.000 Dalton, aktif pada media pertumbuhan
1983). Xilosa selain merupakan ha- pada suhu 55oC dengan pH 9 (Yang (Gambar 1).
sil hidrolisis juga merupakan inhibi- et al., 1988; Yu et al., 1991). Pada Winterhalter dan Liebl (1995)
suhu 60oC dan pH normal, xilanase telah melakukan produksi xilanase
Hak Cipta  2002, Balitbio
30 BULETIN AGROBIO VOL 5, NO. 1

thermostabil dari bakteri Thermo- disi fermentasinya. Baik medium mungkin terjadi selama fermentasi
toga maritima MSB8, sedangkan sederhana maupun kompleks da- akibat komposisi yang kurang tepat
Ruiz-Arribas et al. (1995) telah pat merupakan medium sintetik dapat dicegah. Pada industri skala
men-dapatkan Streptomyces atau medium kasar (crude). Me- besar medium sintetik tidak sesuai
halstedii JM8 penghasil xilanase dium sintetik cocok untuk skala digunakan.
(xys I) yang diisolasi dari jerami. laboratorium dan industri kecil ka- Kriteria sumber nutrisi untuk
Lin et al., (1999), melakukan rena mempunyai beberapa keun- skala besar menurut Rachman
pemurnian dan karakterisasi tungan antara lain setiap kompo- (1989) adalah
biokimia xilanase dari fungi nen dapat dengan mudah diku-
1. Dapat memproduksi biomassa
termofilik Thermomyces lanu- rangi, dihilangkan atau ditambah-
dengan hasil maksimal untuk
ginosus-SSBP. kan. Di samping itu, pada medium
tiap gram substrat yang diguna-
Komposisi medium fermentasi sintetik biasanya tidak membentuk
kan.
dapat sederhana atau kompleks buih selama proses berlangsung,
2. Memungkinkan pembentukan
tergantung jenis mikroba dan kon- dan kesalahan atau kelainan yang
produk fermentasi dengan laju

Tabel 1. Beberapa mikroorganisme penghasil xilanase


o o
Mikroorganisme Suhu tumbuh ( C) Suhu optimum ( C) pH Berat molekul (kDa)
Jamur
Aspergillus sp. 24-30 45-60 4,5-6 22,0-46,5
Aureobasidium sp. 28 45-54 4,5-4,8 20-25,0
Bipolaris sorokinana 28 70 5,5 30,0
Criptococcus flavus 20 55 4,5 25,0
Fusarium oxysporium 26 50 5,0 80,0
Gloeophyllum trabeum 22 80 4,0 39,0
Humicola grisea 40 70 5,5 25,5
Myrothecium verrucaria 30 45 5,5 15,9
Neurospora crassa 28 50 4,8 33,0
Penicillium sp. 25 40 6,0 35,0
Trichoderma sp. 25-30 50-60 3,5-6,5 1,8-32
Bakteri
Aeromonas sp. 30 30-55 5,0-7 22-58,0
Bacillus sp. 37-50 50-70 6,0-10,0 16-43
Clostridium sp. 37-65 50-75 5,5-7,0 29,0-72,0
Fibrobacter succinogenes 37 39 7,0 53,7
Streptomyces sp. 36-50 50-72 4,5-8,0 21,0-50
Thermoanaerobacterium 60 80 6,2 24-350
Thermomonospora curvata 55 75 6,8-7,8 15-36,0
Thermotoga sp. 77-80 80-105 5,4-6,2 40-120
Sumber: Sunna dan Antraniklan (1997)

A = koloni bakteri, B = zona bening


Gambar 1. Pembentukan zona bening di sekitar koloni bakteri yang ditumbuhkan pada media xilan
2002 N. RICHANA: Produksi dan Prospek Enzim Xilanase 31

maksimal. mannan, D-galakto-D-gluko-D- trogen, penghambatan dimulai pa-


3. Dapat menekan pembentukan mannan, dan L-arabino-D-galaktan. da konsentrasi 10 g/l. Penggunaan
produk yang tidak diinginkan Penggunaan xilan dalam pro- garam nutrien dari amonium,
sampai serendah mungkin. duksi xilanase skala besar terlalu fosfat, dan nitrat masing-masing 9,
4. Mutu konstan, murah, dan ter- mahal. Park et al. (1992) telah me- 10, dan l (Wang et al., 1997).
sedia sepanjang tahun. lakukan penelitian alternatif sum-
5. Tidak menimbulkan masalah ber karbon selain xilan, yaitu jerami PROSPEK XILANASE DALAM
terhadap aerasi, agitasi, ekstrak- padi. Jerami kering dipotong BIOKONVERSI LIMBAH
si, dan pemurnian hasil serta sepan-jang 10 mm, kemudian PERTANIAN
perlakuan limbah. dipanaskan 121oC selama 1 jam.
Perkembangan dan kemajuan
Substrat yang digunakan dalam Sesudah pe-nyaringan, xilan kasar
bidang pertanian dan industri
proses fermentasi berpengaruh ter- diendapkan dengan etanol 99%
perta-nian di Indonesia telah
hadap aktivitas dan produktivitas dan diinkubasi selama 24 jam.
menimbul-kan peningkatan limbah
enzim. Adanya substrat tertentu di Hasil endapan adalah xilanase
pertanian yang sebagian besar
dalam medium produksi dapat me- kasar.
merupakan limbah
macu mikroorganisme untuk men- Yoshida et al. (1994) memanfa- berlignoselulosa. Limbah
sekresi metabolit selnya. atkan ampas/limbah ekstrak mi- berlignoselulosa yang tinggi poten-
Zat makanan utama bagi per- nyak biji kapas untuk pengganti xi- sinya di Indonesia antara lain jera-
tumbuhan mikroorganisme adalah lan. Mula-mula ampas biji kapas di- mi, onggok (ampas tapioka, garut),
sumber karbon, nitrogen, dan kom- rendam dengan khlorin pada suhu bonggol dan kulit jagung, sabut ser-
ponen mineral terutama fosfat. For- kamar selama 5 jam untuk menghi- ta tandan kosong kelapa sawit, ba-
mulasi media dalam pertumbuhan langkan lignin dan warna bahan. gase tebu, dan lain sebagainya.
dan produksi hasil fermentasi me- Kemudian dikeringkan dan diren- Seringkali limbah yang tidak terta-
rupakan suatu tahap penting dalam dam kembali dengan larutan 10% ngani, akan menimbulkan pence-
mendesain percobaan dalam skala NaOH pada suhu kamar selama 24 maran lingkungan. Pada dasarnya
kerja (Stanbury dan Whitaker, jam. Filtrat adalah xilan kasar yang limbah tidak memiliki nilai ekono-
1984). diendapkan dengan 2 kali volume mi, bahkan mungkin bernilai nega-
Beberapa sumber karbon yang etanol 99%. tif karena memerlukan biaya pe-
sering digunakan adalah molases, Menurut Nakamura et al. (1993) nanganan. Namun demikian, bila
serealia, pati, glukosa, sukrosa, dan dan Dung et al. (1993), contoh ditelaah lebih dalam limbah ligno-
laktosa. Produksi enzim xilanase kom-posisi media untuk produksi selulosa sebagai bahan organik
sebagai sumber karbon adalah xilana-se, masing-masing untuk me-miliki potensi besar sebagai
xilan. Xilan dengan aktivitas xilana- thermofi-lik alkalofilik dan pada bahan baku berbagai industri,
se yang dihasilkan oleh mikroorga- media netral disajikan pada Tabel terutama untuk pembuatan kertas.
nisme akan terhidrolisis menjadi 2. Di sam-ping itu, fraksinasi limbah
xilosa. Seperti halnya sumber karbon, ini men-jadi komponen
C 5 H 8 O 4 + H2 O C5H10O5 garam nutrien akan menghambat penyusunnya akan meningkatkan
Xilan Xilosa laju pertumbuhan pada konsentrasi pendayagunaan da-lam berbagai
tertentu. Bila yang digunakan ga- industri. Melihat po-tensi bahan
Hemiselulosa xilan merupakan limbah berlignoselulosa yang
polimer xilosa yang berikatan β-1,4 ram amonium sebagai sumber ni-
dengan jumlah monomer 150-200
unit (Sunna dan Antraniklan, 1997). Tabel 2. Media pertumbuhan bakteri penghasil xilanase
Rantai xilan bercabang dan struk-
Komposisi (%)
turnya tidak terbentuk kristal se- Bahan
hingga lebih mudah dimasuki pela- Media alkali Media netral
rut dibandingkan dengan selulosa. Polipepton 0,5 -
Ekstrak khamir 0,1 0,2
Sebagian besar xilan terdiri atas K2PO4 0,1 1,5
2-4 heteroglikan. Heteroglikan yang MgSO4. 7 H2O 0,02 0,025
umum dijumpai adalah arabino-D- Xilan (sumber karbon) 0,5 0,7
NaCl - 0,25
xilan, L-arabino-D-glukurono-D- NH4Cl - 0,5
xilan, 4-o-metil-D-glukorono-D- Na2HPO4 - 5,0
xilan, L-arabino-D-xilan, D-gluko-D- Sumber: Nakamura (1993); Dung et al. (1993)
32 BULETIN AGROBIO VOL 5, NO. 1

melimpah maka perlu peng-galian bermutu tinggi perlu dilakukan telinen et al., 1988; Clark et al.,
yang lebih intensif tentang proses pemutihan. Proses 1990). Penggunaan xilanase dan
pemanfaatan potensi tersebut. pemutihan bertujuan untuk enzim sejenisnya pada proses pe-
Bahan berlignoselulosa terdiri menghilangkan lignin, mutihan kertas membantu pengu-
atas hemiselulosa, selulosa, dan hemiselulosa penyebab warna rangan jumlah kappa dan mening-
lig-nin. Hemiselulosa dapat coklat dan zat ekstraktif yang katkan derajat putih kertas (Viikari
dimanfaat-kan menjadi produk dikandung dari hasil pencucian et al., 1994; Yang et al., 1992;
xylitol, xylosa, dan fulfural. Selulosa dan penyaringan. Proses Daneault et al., 1994). Sejumlah ka-
dapat diman-faatkan menjadi pemutihan biasanya dilakukan ber- jian pengaruh xilanase pada pemu-
protein sel tunggal, glukosa, tahap, karena mempunyai kelebih- tihan kertas yang dilakukan dengan
fruktosa, dan sorbitol. Se-dangkan an di antaranya adalah nilai derajat enzim berasal dari Trichoderma sp.
lignin untuk bahan bakar, pelarut, putihnya tinggi. Proses bertahap ini dan ternyata pengurangan peng-
resin, produk karbon, dan matriks terdiri atas tahap khlorinasi, eks- gunaan khlorin mencapai 20-30%
adsorpsi (Paturau, 1969). traksi, dan penambahan khlorin di- (Viikari et al., 1991; 1994).
oksida. Khlorin adalah bahan bera-
Salah satu sasaran dalam pe-
cun, sehingga khlorin sisa proses
ngembangan bioteknologi adalah Pemanfaatan Xilanase untuk
yang dibuang ke perairan sungai
merintis pemanfaatan mikroorga- Gula Xilosa
akan membuat polusi yang tinggi.
nisme dalam biokonversi limbah.
Ternyata polusi terbesar di negara Xilanase juga dapat digunakan
Pemanfaatan limbah berlignoselu-
kita adalah polusi dari pabrik ker- untuk menghidrolisis xilan
losa dengan menggunakan jasa
tas. Penggantian penggunaan khlo- (hemise-lulosa) menjadi gula
mikroorganisme dapat menghasil-
rin untuk pemutihan kertas telah xilosa. Xilan banyak diperoleh dari
kan enzim ekstraseluler yang mam-
memberikan peluang untuk limbah per-tanian dan industri
pu mendegradasi bahan
aplikasi bioteknologi. Xilanase makanan. Pe-ngembangan proses
berlignose-lulosa menjadi fraksi hidrolisis se-cara enzimatis
merupakan enzim yang pertama
penyusunnya. Misalkan enzim merupakan prospek baru untuk
kali dilaporkan untuk pemutihan
selulase yang dapat merombak penanganan limbah hemiselulosa
kertas dan seka-rang telah
bahan berlignoselulosa berupa (Biely, 1985; Rani dan Nand, 1996;
digunakan pada bebe-rapa pabrik
jerami atau sampah organik Beg et al., 2001). Gula xilosa
kertas (Bourbonnais et al., 1997;
menjadi kompos, atau menghidro- banyak digunakan untuk konsumsi
Viikari et al., 1991; 1994; Coughlan
lisis selulosa menjadi glukosa. Se- penderita diabetes. Di Malaysia
dan Hazlewood, 1993). Jumlah
dangkan xilanase dapat gula xilosa banyak diguna-kan
pabrik kertas yang sudah
menghidro-lisis hemiselulosa untuk campuran pasta gigi ka-rena
beroperasi di Indonesia saat ini
menjadi xilosa, proses ini dapat dapat berfungsi memperkuat gusi.
lebih dari 14 perusahaan dan
diaplikasikan ke beberapa proses Dengan beragamnya keguna-an
belum satu pun menggunakan
dan pemanfaatan-nya. gula xilosa maka perlu adanya
proses en-zimatis dalam proses
pemutihan. Dengan demikian, inovasi ke arah produksi xilosa ter-
Pemanfaatan Xilanase untuk
untuk mendu-kung pelestarian sebut. Inovasi tersebut muncul di
Proses Pembuatan Kertas
lingkungan maka perlu segera antaranya apabila enzim
Pada pembuatan kertas, xilana- diaplikasikan proses ra-mah penghidro-lisis lignoselulosa
se digunakan untuk lingkungan (clean processing) di tersebut sudah tersedia.
menghilangkan hemiselulosa Indonesia. Untuk proses pem- Adakalanya untuk mem-proses
dalam proses bleach-ing. Enzim ini buatan kertas diharapkan xilanase gula xilosa belum diminati karena
sebagai pengganti cara kimia yang digunakan adalah yang ter- kurang ekonomis meng-ingat
sehingga pencemaran racun mostabil dan tahan pada pH alkali kandungan xilan sangat ren-dah
limbah kimia akan dihindari dan (Nakamura et al., 1993) dan jenis dibandingkan dengan selulosa.
lebih murah (Ruiz-Arribas et al., enzimnya adalah endoxilanase Namun demikian, perlu dipertim-
1995). Bahan baku kayu pembuat (Kantelinen et al., 1988; Paice et al., bangkan untuk melakukan proses
kertas setelah melalui proses diges- 1988; Viikari et al., 1994). Namun multienzim sehingga hasilnya tidak
ter dan pencucian, sebenarnya ma- demikian, kombinasi xilanolitik lain hanya xilosa saja (dari xilan) tetapi
sih dalam keadaan kotor (derajat dan hemiselulolitik dengan endoxi- juga glukosa (dari selulosa dan
putihnya rendah). Untuk lanase telah menunjukkan efektif oligo sakarida lainnya). Sedangkan
menghasil-kan kertas yang pada perbaikan mutu kertas (Kan- adanya teknologi baru seperti tek-
nologi membran, di mana dapat
2002 N. RICHANA: Produksi dan Prospek Enzim Xilanase 33

memisahkan komponen sesuai tapi untuk memproduksi juga ma- mensosialisasikan pemanfaatan-
ukuran molekul maupun berat mo- sih menghadapi beberapa kendala, nya.
lekul maka dapat dilakukan fraksi- antara lain tidak tersedianya strain Rekayasa prosedur produk
nasi glukosa dan xilosa dengan mikroorganisme unggul dan ku- baru melalui beberapa tahap
mudah. rangnya pengetahuan tentang tek- kegiatan dapat dilihat pada
nologi produksi enzim. Di lain pi- Gambar 2 (Gumbira-Said, 2001).
Pemanfaatan Xilanase untuk hak, pakar dari negara maju meng-
Makanan Ternak a. Misi bisnis
akui bahwa negara yang kaya akan
keanekaragaman hayati, termasuk Pengembangan produk enzim
Van Paridon et al. (1992) telah
Indonesia, merupakan sumber secara umum atau xilanase khu-
melakukan penelitian pemanfaatan
mikroorganisme maupun tanaman susnya merupakan produk baru
xilanase untuk campuran makanan
yang potensial untuk bioproses di Indonesia. Misi bisnis sudah
ayam boiler, dengan melihat
(Fox, 1994). cukup jelas, yaitu
penga-ruhnya terhadap berat yang
dicapai dan efisiensi konversi Melihat potensi bahan limbah 1. Untuk mendorong dan mem-
makanan ser-ta hubungannya berlignoselulosa yang melimpah, berikan motivasi bagi pengu-
dengan viskositas pencernaan. Hal serta kekayaan sumber keaneka- saha untuk pengembangan
yang sama juga di-lakukan oleh ragaman hayati mikroorganisme di industri enzim yang selama ini
Bedford dan Classen (1992), yang Indonesia, maka perlu dilakukan masih impor.
melaporkan bahwa campuran inovasi ke arah industri enzim.
makanan ayam boiler dengan Xilanase yang sangat beragam 2. Proses enzimatis ialah proses
xilanase yang berasal dari T. penggunaannya dapat diproduksi bersih lingkungan, terutama
longibrachiatum ternyata mampu sendiri di Indonesia seandainya untuk xilanase yang diman-
mengurangi viskositas pencernaan, memiliki strain mikroorganisme faatkan untuk pemutih kertas.
sehingga meningkatkan pencapai- unggul penghasil xilanase dan me- Hal ini sudah sangat perlu di-
an berat dan efisiensi konversi nguasai teknologi produksinya. kembangkan di Indonesia
makanan. yang saat ini sudah sarat de-
STRATEGI SISTEM MANAJEMEN ngan pencemaran lingkungan.
Pemanfaatan Xilanase untuk AGROINDUSTRI BERBASIS 3. Dengan menggunakan bahan
Makanan dan Minuman XILANASE baku terbarukan (renewable
Xilanase dapat juga digunakan raw material) yang ekonomis
Produk enzim terutama xilana- dari limbah pertanian untuk
untuk menjernihkan juice, ekstraksi se masih relatif baru di Indoneia.
kopi, minyak nabati, dan pati (Wong proses produksi enzim ini
Xilanase belum banyak dikenal di maka akan meningkatkan
dan Saddler, 1993). Kombinasi de- kalangan pengusaha maupun
ngan selulase dan pektinase dapat nilai tambah bagi petani.
peng-guna walaupun
untuk penjernihan juice dan likuifi- b. Identifikasi kebutuhan
pemanfaatannya sangat luas dan
kasi buah dan sayuran (Beg et al., mempunyai dam-pak positif Identifikasi kebutuhan masih
2001). terhadap lingkungan (clean perlu dicari. Misalkan kebutuhan
processing). Berdasarkan hal yang sangat penting untuk diso-
Pemanfaatan Xilanase untuk
tersebut, maka perlu mengadopsi sialisasi saat ini, yaitu untuk pe-
Meningkatkan Kualitas Roti
kebutuhan dan teknologinya serta mutih kertas, kemudian campur-
Efisiensi xilanase dalam per-
baikan kualitas roti yang telah dila- Misi Bisnis
kukan, yaitu xilanase yang berasal
dari Aspergillus niger var awamori
yang ditambahkan ke dalam adon-
an roti menghasilkan kenaikan Identifikasi Mapankan Bangkitkan Seleksi
volume spesifik roti dan untuk lebih Kebutuhan Kebutuhan Produk Konsep Konsep
meningkatkan kualitas roti maka
perlu dilakukan kombinasi penam-
bahan amilase dan xilanase (Maat
Analisis Produk
et al., 1992). Kompetitif
Sekalipun potensi penggunaan
enzim xilanase cukup beragam te- Gambar 2. Rekayasa prosedur produk baru
34 BULETIN AGROBIO VOL 5, NO. 1

an pakan ternak, penjernih sirup, kan di pabrik kertas, pakan Beg, Q.K., M. Kapoor, L. Mahajan,
dan pembuatan gula xilosa. ternak, industri makanan, dan and G.S. Hoondal. 2001. Microbial
Kalau industri kertas mampu minuman. xylanases and their industrial appli-
cations; a review. J. Appl. Micribiol.
mensubstitusi 30% kebutuhan f. Seleksi konsep Biotechnol. 56:326-338.
khlorin dengan enzim xilanase,
Suatu perusahaan atau agro- Biely, P. 1985. Microbial xylanolytic
maka dapat diperkirakan kebu-
industri harus mempunyai kon- systems. Trends Biotechnol. 3:286-
tuhan produk per bulan atau per
sep berwawasan pemasaran. 290.
tahun. Upaya pengembangan in-
Hal tersebut dikemukakan pula Bourbonnais, R., M.G. Paice, B.
dustri enzim ini perlu mempro-
oleh Deming (1986), Juran Freiermuth, E. Bodie, and S.
mosikan kelebihan enzim dalam
(1995) maupun Crosby (1989), Borneman. 1997. Reactives of vari-
bioproses industri, pakan, ma-
yaitu mu-lai dari pasar yang ous mediators and laccases with
kanan, dan minuman, kemudian kraft pulp and lignin model com-
didefinisikan dengan baik,
mensosialikannya. pounds. Apll. Environ. Microbiol.
memusatkan per-hatian pada
c. Mapankan kebutuhan produk 63:4632.
kebutuhan pelang-gan,
Setelah sosialisasi penggunaan mengkoordinasikan semua Cho-Goo, S., J.H. Suh, and Y.I. Choi.
enzim, maka akan terlihat kebu- kegiatan yang bersangkutan de- 1996. Overproduction, purification,
tuhan pasar dan karakterisasi ngan pelanggan dan menghasil- and characterization of Bacillus
stearothmophilus Endo-xylanase A
enzim yang diinginkan. kan keuntungan melalui kepuas- (xynA). J. Microbiology and Biotech-
d. Analisis produk kompetitif an pelanggan. Seleksi konsep nology 6:79-85.
ha-rus didasarkan pada
Produk kompetitif dalam hal ini Clark, T.A., A.G. McDonald, D.J.
penentuan kebutuhan dan
ialah xilanase impor. Seandainya Senior, and P.R. Mayer. 1990.
keinginan pasar, sasaran serta Mannanase and xylanase treatment
enzim tersebut diproduksi di da-
memberikan ke-puasan yang of softwood chemical pulp: Effects
lam negeri maka diharapkan
diinginkan secara lebih efektif on pulp properties and bleachability.
har-ganya lebih murah sehingga
dan efisien untuk dapat bersaing. In Kirk, I.K.T. and H.M. Chang
da-pat bersaing. Indonesia (Eds.). Biotechnology in the Pulp
merupa-kan negara yang kaya and Paper Manufacture. Butterwort-
akan peng-anekaragaman KESIMPULAN Heinemann, Boston. p. 153-167.
hayati. Potensi tersebut dapat Produksi enzim xilanase dari Coughlan, M.P. and G.P. Hazlewood.
digali untuk men-cari isolat mikroorganisme biasanya dari iso- 1993. β-1,4-D-Xylan-degrading en-
unggul ataupun bahan lat bakteri dan jamur. Xilanase da- zyme systems: Biochemistry, mol-
terbarukan yang ekonomis se- pat digunakan proses pemutihan ecular biology, and aplications. Bio-
hingga biaya produksi dapat dite- kertas, pembuatan gula xilosa, cam- technol. Appl. Biochem. 17:259-289.
kan dengan hasil yang maksimal puran pakan ternak, memperbaiki Crosby, P.B. 1989. Quality Improve-
dan harga dapat bersaing. mutu produk juice, ekstrak kopi, ment Process Management College.
e. Bangkitkan konsep minyak nabati, pati, dan roti. The Creative Factory, Inc, Florida.
Kebutuhan produk yang sudah Agar dapat bersaing di pasaran, Daneault, C., C. Leduc, and J.L.
mapan maka konsep dapat di- biaya produksi xilanase harus dite- Valade. 1994. The use of xylanase
bangkitkan melalui manajemen in kraft pulp bleaching. In Sunna and
kan dengan cara pemilihan bahan
Antranikian (Eds). Xylanolytic
proyek berbasis inovasi. Perlu baku yang murah dan proses hilir Enzymes from Fungi and Bacteria.
adanya kerja sama antara pene- yang efisien. Kelebihan xilanase Crit. Rev. in Biotechnol. 17(1):39-67.
liti sebagai penemu teknologi, adalah mendukung proses bersih
pengusaha sebagai pengguna, Dekker, R.F.H. 1983. Bioconversion of
lingkungan. hemicellulose: Aspect of hemicel-
dan petani sebagai pemasok ba-
lulose production by Trichoderma
han baku. Konsep ini dapat di- reesei QM 9414 and enzymic
DAFTAR PUSTAKA
bangkitkan pada pengusaha saccharification of hemicellulose.
pengguna itu sendiri, misalkan Bedford, M.R. and H.L. Classen. Biotechnol. Bioeng. 25:1127-1146.
pabrik kertas akan memproduksi 1992. The influence of dietary
xylanase on intestinal viscosity and Deming, W.E. 1986. Out of crisis. MIT,
enzim dengan kapasitas di- Center for Advanced Engineering
molecular weight distribution of
sesuaikan dengan kebutuhan carbohydrates in rey-fed broiler Study, Cambridge.
pabrik tersebut atau enzim di chick. In Visser et al. (Eds.). Xylans Dung, N.V., S. Vetayasuporn, Y.
produksi oleh produsen khusus and Xylanases. Elsevier, Amster- Kamio, N. Abe, J. Kaneko, and K.
enzim yang kemudian dipasar- dam. p. 361-370
Izaki. 1993. Purification and proper-
2002 N. RICHANA: Produksi dan Prospek Enzim Xilanase 35

ties of β-1,4 xylanase 2 and 3 from J.G.M. Hessing, C.A.M.J.J. van production, purification, and bioche-
Aeromonas caviae W-61. Biosci. Der Hondel, and C. van Rotter- mical characterization of xylanase I
Biotech. Biochem. 57(10):1708- dam. 1992. Xylanases and their (xys 1) from Streptomyces halstedii
1712. application in bakery. In Visser et al. JM8. Apll. and Environ. Microbiol.
(Eds.). Xylans and Xylanases. 61(6):2414-2419.
Fox, J.L. 1994. Biodiversity promises Elsevier, Amsterdam. p. 349-360.
great prospecting. Bio. Technology Stanbury, P.F. and A. Whitaker. 1984.
13:544-545. Nakamura, S., K. Wakabayashi, R. Principles of fermentation techno-
Nakai, R. Aono, and K. Horikoshi. logy. Pergamon Press, London. p.
Gumbira-Said, E. 2001. Sistem agro- 26-71.
1993. Purification and same pro-
industri: Inovasi dan pengembangan
perties of an alkaline xylanase from
produk agroindustri. Jurusan Tek- Sunna, A. and G. Antraniklan. 1997.
alkaliophilic Bacillus sp. Strain
nologi Industri Pertanian dan Magis- Xylanolytic enzyme from fungi and
41M1. Apll. and Environ. Microbiol.
ter Manajemen Agribisnis, Institut bacteria. Crit. Rev. in Biotechnol.
59(7):2311-2316.
Pertanian Bogor. 17(1):39-67.
Nakamura, S., R. Nakai, K. Wakaba-
Irawadi, T.T., H.S. Rukmini, dan I. Tsujibo, H., K. Miyomoto, T. Kuda, K.
yashi, Y. Ishigoro, R. Aono, and K.
Mapiliandari. 1992. Teknik pemur- Minami, T. Sakamoto, T. Hasega-
Horikoshi. 1994. Thermophilic alka-
nian selulase. Pusat Antar Univer- wa, and Y. Ianamori. 1992. Purifi-
line xylanase from newly isolated
sitas Bioteknologi, Institut Pertanian cation, properties, and partial amino
alkalophilic and thermophilic Bacil-
Bogor. acid sequences of thermostable
lus sp. strain TAR-1. Biosci. Biotech.
xylanase from Streptomyces termo-
Biochem. 58(1):78-81.
violaceus OPC-520. Apll. Environ.
Microbiol. 58:371-375.

Juran, J.M. 1995. Kepemimpinan Mutu. Paice, M., M. Bernier, and L. Jurasek. Van Paridon, P.A., J.C.P. Boonman,
Pedoman peningkatan mutu untuk 1988. Viscosity enhancing blea- G.C.M. Selen, C. Geerse, D.
meraih keunggulan kompetitif. ching of haedwood kraft pulp with Barug, P.H.M. de Bot, and G.
Terjemahan PT. Pustaka Binaman xylanase from a cloned gene. Hemke. 1992. The application of
Pressindo, Jakarta. Biotechnol. Bioeng. 32:235-239. fungal endoxylanase in poultry diets.
In Visser et al. (Eds.). Xylans and
Kantelinen, A., M. Ratto, J. Sundqist, Park Y.S., D.Y. Yum, D.H. Bai, and Xylanases. Elsevier, Amsterdam. p.
M. Ranua, L. Viikari, and M. Linko. J.H. Yu. 1992. Xylanase from alka- 371-378.
1988. Hemicellulases and their lophilic Bacillus sp. YC-335. Biosci.
potential role in bleaching. In Sunna Biotech. Biochem. 56(8):1355-1356. Viikari, L., J. Sundquist, and A.
and Antranikian (Eds). Xylanolytic Kantelinen. 1991. Xylanase enzy-
Paturau, J.M. 1969. By-products of the mes promote pulp bleaching. Paper
Enzymes from Fungi and Bacteria.
cane sugar industry. An Introduction Timber 73:384-389.
Crit. Rev. in Biotechnol. 17(1):39-67.
to their Industrial Utilization. Elsevier
Kubata, K.B., H. Horitsu, K. Kawai, K. Publishing Company, New York. Viikari, L., A. Kantelinen, J.
Takamizawa, and T. Suzuki. 1992. Sundquist, and M. Linko. 1994.
Rachman, A. 1989. Pengantar Tekno- Xylanases in bleaching from an idea
Xylanase I of Aeromonas caviae
logi Fermentasi. Pusat Antar Univer- to industry. FEMS Microbiol. Rev.
ME-1 Isolated from the intensine of
sitas-IPB. Bogor. 13:335-350.
a herbivovous Insect (Samia cyrithia
pryeri) Bioschi. Biotech. Biochem Rani S. and Nand K. 1996. Develop- Wang, D.I.C., C.L. Cooney, A.L.
56(9):1463-1464. ment of cellulase-free xylanase Demain, P. Dunhill, A.E. Humph-
producing anaerobic consoria for the rey, and M.D. Lily. 1997. Fermen-
Lee, S.F, C.W. Forsberg, and L.N.
use of lignocellulosic wastes. tation and enzyme technology. John
Gibbins. 1985. Xylanolytic activity of
Enzyme Microb Technol. 18:23–28. Wiley and Sons, New York. p. 72-81.
Clostridium acetobutylicum. Appl.
and Environ. Microbiol. 50(4):1068- Reilly, P.J. 1991. Xylanase: Structure Winterhalter, C. and W. Liebl. 1995.
1076. and Function. In Hollander, A. (Ed.). Two extremly thermostable xylanase
Proceeding of A Symposium on of the hyperthermophilic bacterium
Lin, J., L.M. Nellovu, S. Singh, and B.
Trend in Biotechnology of Fermen- Thermotoga maritima MSBB. Apll.
Pillay. 1999. Purification and bio-
tation for Fuels and Chemicals. and Environ. Microbiol. 61(5):1810-
chemical characteristics of β-D-xyla- Plenum Press. New York.
nase from a thermophilic fungus, 1815.
Thermomyces lanuginosus-SSBP. Richana, N., P. Lestari, A. Thontowi, Wong, K.K.Y. and J.N. Saddler. 1993.
Biotechnol. Appl. Biochem. 30:73- dan Rosmimik. 2000. Seleksi isolat Applications of hemicellulases in the
79. bakteri lokal penghasil xilanase. J. food and pulp and paper industries.
Mikrobiologi Indonesia 5(2):54-56. In Coughlan and Hazlewwod (Eds.).
Maat, J., M. Roza, J. Verbakel, H.
Stam, M.J. Santos da Silva, M. Ruiz-Arribas, A., J.M. Fernandez- Hemicelluloses and Hemicellulases.
Bosse, M.R. Egmond, M.L.D. Abalos, P. Sanches, A.L. Gardu, Portland Press, London. p. 127-143.
Hagemans, R.F.M. van Gorcom, and R.I. Santamaria. 1995. Over
36 BULETIN AGROBIO VOL 5, NO. 1

Yang, J.L., G. Lu, and K.E.L. Erick- Yu, J., Y. Park, D. Yum, J. Kim, I.
son. 1992. The impact of xylanase Kong, and D. Bai. 1991. Nucleotide
on bleaching of kraft pulps. Tappi J. sequence and analysis of a xylan-
75:95-101. ase ge (xynS) from alkali-tolerant
Bacillus sp. YA-14 and comparison
Yang, R.C.A., C.R. McKenzi, D. with other xylanase. Apll. Environ.
Bilous, V.L. Seligy, and S.A. Microbiol. 3:139-145.
Narang. 1988. Molecular cloning
and expression of xylanase gene
from Bacillus polymyxa in Escheri-
cia coli. Environ. Microbiol. 54:1023-
1029.
Yoshida, S., S. Kaneko, N. Matsuo,
and S. Kusakabe. 1995. Direct
detection for β-xylanase on isoelec-
tric focusing gels by using 2,3,5-
triphenyl tetrazolium chloride. Biosci.
Biotech. Biochem. 59(3):521-522.

Yoshida, S., T. Satoh, S. Shimokawa,


T. Oku, Ito, and S. Kusakabe.
1994. Substrat specifity of strepto-
mycis β-xylanase toward glncoxylan.
Biosci. Biotech. Biochem. 58(6):
1041-1044.

Anda mungkin juga menyukai