DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIWARINGIN
Jl. Raya Ciwaringin NO.35 Telp. (0231) 8825162 SMS 082118137709
Email: puskesmasciwaringin@gmail.com
Ciwaringin-45167
I. PENDAHULUAN
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Sejak tahun 1968 kasusnya cenderung meningkat dan
penyebarannya bertambah luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan mobilitas
penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta tersebarluasnya
virus dengue dan nyamuk penularnya di berbagai wilayah di Indonesia.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular, dimana penularannya
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Nyamuk aedes aegypty banyak berkembang biak di
tempat-tempat yang tergenang air sehingga penyakit DBD banyak terdapat di musim
penghujan dan daerah-daerah perkotaan dan pemukiman kumuh. Biasanya penyakit ini
menyerang pada pagi hari dan sore hari. Prevalensi penyakit DBD lebih banyak terjadi
pada usia sekolahdan penyakit ini termasuk penyakit menular melalui gigitan nyamuk dari
penderita kepada orang yang sakit.
I. LATAR BELAKANG
Demam berdarah dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Data
dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita
DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, WHO
mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.
Di Indonesia, DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama lebih dari 40
tahun terakhir. Sejak tahun 1967 telah terjadi peningkatan signifikan persebaran jumlah
provinsi dan kabupaten/ kota yang endemik DBD dari 2 provinsi dan 2 kabupaten/ kota
menjadi 32 dan 382 kabupaten/ kota pada tahun 2009.
Menurut Mc Michael (2006), perubahan iklim menyebabkan perubahan curah
hujan, suhu, kelembaban dan arah udara sehingga berefek terhadap ekosistem daratan dan
lautan serta berpengaruh terhadap kesehatan terutama terhadap perkembangbiakan vektor
penyakit seperti nyamuk Aedes, malaria dan lainnya. Selain itu, faktor perilaku dan
partisipasi masyarakat yang masih kurang dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) serta faktor pertambahan jumlah penduduk dan faktor peningkatan mobilitas
penduduk yang sejalan dengan semakin membaiknya sarana transportasi menyebabkan
persebaran virus DBD semakin mudah dan semakin luas.
Kemungkinan penularan tidak hanya di rumah tetapi di sekolah atau di tempat
kerja sehingga gerakan PSN sangat perlu digalakkan. Tampak telah telah terjadi perubahan
pola penyakit DBD, dimana dahulu DBD adalah penyakit pada anak-anak di bawah 15
tahun, saat ini telah meyerang seluruh kelompok umur bahkan lebih banyak pada usia
produktif.
iv) SASARAN
Peserta yang diikutsertakan adalah Masyarakat di Desa Galagamba dan Gt Ranjeng
SURTINAH, SST
NIP.19681112 198901 2 001