Anda di halaman 1dari 11

AKUMULASI HARA MINERAL DALAM SEL TUMBUHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
yang diampu oleh:
Dr. Any Fitriani, M.Si.
Hj. Tina Safaria Nilawati, M. Si.
Dr. Wahyu Surakusumah, S. Si., M.T.

oleh:
Pendidikan Biologi A 2017
Kelompok 4

Imam Syahid Hudzaifah (1701275)


Luniar Abdullah (1700677)
Nurveni Pujianto (1700355)
Syifa Azzahra Salsabila (1701800)
Tika Triwahyuni (1703681)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
A. Judul
Akumulasi Hara dan Mineral Dalam Sel Tumbuhan
B. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Senin, 10 Februari 2020
Waktu : 07.00-09.30 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI
C. Tujuan
Menentukan ratio akumulasi ion Cl- dalam sel dengan ion Cl- dalam air
kolam tempat hidup Hydrilla sp
D. Dasar Teori
1. Unsur Hara dan Mineral
Setiap organisme akan selalu mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, tidak terkecuali tumbuhan. Pada tumbuhan, agar dapat
tumbuh dan berkembang, tumbuhan memerlukan beberapa faktor
penunjang diantaranya yaitu media tumbuh,unsur hara, air, cahaya
matahari, dan sebagainya. Namun ada beberapa faktor penunjang
pertumbuhan dan perkembangan tersebut kurang mencukupi apa yang
dibutuhkan oleh tumbuhan tersebut, sehingga proses pertumbuhan
dan perkembangannya menjadi terganggu bahkan terhenti sama
sekali. Nutrien esensial yang dibutuhkan oleh tanaman tingkat tinggi
secara eklusifinorganik, sebuah fitur pembeda organisme ini dari
manusia, binatang, dan banyak spesies mikroorganisme yang mana
membutuhkan bahan makananorganik untuk menghasilkan energi
(Campbell et al., 2012).
Sebagian dari nutrien esensial adalah makronutrien, yang mana
dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah yang besar, dan yang lain adalah
mikronutrien, yang mana dibutuhkan dalam jumlah yang kecil. Tujuh
unsur mikronutrien yaitu besi, klorin, tembaga, mangan, seng,
molibdenum, dan boron, kurang dari 1 sampai beberapa ribu bagian
per sejuta pada kebanyakan tumbuhan. Fungsi utama mikronutrien di
dalam tumbuhan adalah sebagai kofaktor, yaitu pembantu non-protein
dalam reaksi enzimatik (Raven et al., 2001).
Absorbsi ion – ion garam mineral oleh akar tumbuhan oleh akar
tumbuhan meilputi dua proses pertukaran ion dan akumulasi ion.
Pertukaran ion merupakan proses pertama,diamana ion – ion garam
mineral yang akan masuk ke dalam sel mencapai dinding sel. Untuk
setiap ion – ion yang diabsorbsi, sel melepaskan ion dengan muatan
yang sama, sehingga sel tetap bermuatan netral. Proses pertukaran ion
bersifat pasif tidak memerlukan energi, sedangkan proses akumulasi
bersifat aktif ini disebabkan proses ini memerlukan energi untuk
mentransfer ion ke dalam vakuola. Energi tersebut didapatkan melalui
proses resprasi aerobik. Proses difusi tersebut akan berlangsungan
karena adanya konsentrasi beberapa ion yang ada di dalam sitosol
dipertahankan untuk tetap rendah oleh karena ion – ion tersebut
masuk kedalam sitosol yang akan dirubah menjadi ke bentuk lain
(Campbell dan Recce, 2002).
2. Tumbuhan Hydrilla sp
Hydrilla adalah tanaman air yang biasanya melekat pada bagian
bawah badan air. Fragmen dapat putus dan terus hidup dalam
keadaan mengambang bebas. Ini dapat tumbuh sangat cepat (hingga
2,5 cm per hari) untuk mencapai permukaan air. Setelah mencapai
permukaan, ia menghasilkan banyak cabang, secara efektif menaungi
tanaman air lainnya. Reproduksi terjadi dari fragmentasi batang,
populasi monoecious benih), tunas ketiak (turion), dan umbi.
Fragmen-fragmen kecil dari satu hingga tiga lingkaran mampu
membangun koloni baru. Meskipun biji diproduksi, viabilitasnya
relatif rendah dan benih mungkin tidak memainkan peran utama
reproduksi Hydrilla. Tumbuhan ini dapat membentuk tikar padat di
permukaan air. Matras yang padat dapat membatasi vegetasi asli,
praktik irigasi, rekreasi, produksi hidroelektrik, dan aliran air. Ini
dapat menyerang sebagian besar sistem air yang bergerak lambat
atau diam. Tanaman ini diyakini berasal dari Asia atau Afrika,
meskipun tersebar luas di seluruh dunia. Ini pertama kali
diperkenalkan ke Amerika Utara sebagai tanaman akuarium pada
1950-an (Batcher, 2002).
3. Titrasi
Titrasi adalah teknik dimana larutan yang konsentrasinya
diketahui digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan yang
belum diketahui. Proses ini biasanya dilakukan dengan secara
bertahap menambahkan larutan standar (yaitu larutan konsentrasi
diketahui) dari reagen titrasi atau titran dari biuret. Pada dasarnya
tabung ukur berukuran panjang dengan stopcock dan delivery tube
di ujung bawahnya. Penambahan dihentikan ketika titik ekuivalen
tercapai (The Editors of Encyclopaedia Britannica, 2018)

E. Langkah Kerja

Bagan Alir E.1 Mencari Titrasi Standar Untuk Menentukan Normalitas


AgNO3
Bagan Alir E.2 Mencari konsentrasi (Cl-) dalam jaringan/sel Hydrilla sp.

Bagan Alir E.3 Mencari konsentrasi (Cl-) dalam air tempat hidup Hydrilla sp.

F. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Keseluruhan Hasil Pengamatan Akumulasi Hara Mineral Hydrilla sp.

Ekstrak Hydrilla sp. Air Kolam Hydrilla sp.


No.
Vol. AgNO3- Konsentrasi Cl- Vol. AgNO3- Konsentrasi Ratio
Kelompok
(ml) (N) (ml) Cl- (N)

1 0,43 0,0086 0,33 0,0066 1,3


2 0,33 0,0066 0,36 0,0072 0,92
3 0,20 0,004 0,16 0,003 1,33
No. Ekstrak Hydrilla sp. Air kolam Hydrilla sp. Ratio
Vol. AgNO3- Konsentrasi Cl- Vol. AgNO3- Konsentrasi
(ml) (N) (ml) Cl- (N)
Kelompok
4 0,30 0,00012 0,225 0,00009 1,33
5 0,23 0,0046 0,23 0,0046 1,0
6 0,20 0,0052 0,26 0,004 1,3

Tabel 2. Hasil Pengamatan Akumulasi Hara Mineral Hydrilla sp. Kelompok 4A

Pengulangan Pengamatan Ekstrak Hydrilla sp. Pengamatan Air Kolam Hydrilla sp.

Gambar 1.a Ekstrak Hydrilla sp. Gambar 1.b Air Kolam Hydrilla sp.
pengulangan 1 pengulangan 1

(Dok. Kelompok 4A, 2020) (Dok. Kelompok 4A, 2020)

2
Gambar 2.a Ekstrak Hydrilla sp.
Gambar 2.b Air Kolam Hydrilla sp.
pengulangan 2
pengulangan 2
(Dok. Kelompok 4A, 2020)
(Dok. Kelompok 4A, 2020)

Pengulangan Pengamatan Ekstrak Hydrilla sp. Pengamatan Air Kolam Hydrilla sp.
3
Gambar 3.a Ekstrak Hydrilla sp. Gambar 3.b Air Kolam Hydrilla sp.
pengulangan 3 pengulangan 3

(Dok. Kelompok 4A, 2020) (Dok. Kelompok 4A, 2020)

4 Hanya dilakukan 3 kali pengulangan

Gambar 4.a Ekstrak Hydrilla sp.


pengulangan 4

(Dok. Kelompok 4A, 2020)

G. Pembahasan
Unsur Cl- merupakan salah satu unsur hara esensial bagi tumbuhan.
Hampir 90% dari seluruh berat segar tanaman-tanaman tersebut dalam air
dan sisanya 10% berupa bahan kering terutama terdiri atas 3 elemen yaitu
Carbon, Hidrogen, dan Oksigen. Sebagian kecil dari bahan kering tersebut,
tetapi merupakan fraksi yang penting terdiri dari elemen-elemen lain yang
secara absolut dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yaitu 13 elemen
yang dikelompokkan sebagian hara esensial (Cl-) bagi tanaman tingkat
tinggi (Janick et al, 1974).
Salah satu metode untuk menentukan unsur hara yang esensial bagi
tanaman dan berapa jumlahnya adalah dengan menganalisis secara kimia
semua unsur yang dikandung oleh tumbuhan sehat dan berapa banyaknya
unsur itu (Salisbury, 1992). Reaksi titrasi digunakan untuk menentukan
konsentrasi Cl- dalam tumbuhan.
Pada awal titrasi AgNO3 akan mengikat ion Cl- yang terlarut di air,
menghasilkan senyawa AgCl yang tidak berwarna. Apabila Cl- pada
larutan tanah habis, maka AgNO3 akan mengikat senyawa Kalium kromat
yang merupakan indicator. Apabila telah terjadi reaksi yang menghasilkan
AgCrO4 yang berwarna maka mengindikasi bahwa ion Cl - pada larutan
telah habis bereaksi sehingga jumlah konsentrasi Cl - di larutan dapat
ditentukan.
Pada percobaan yang telah dilakukan, hasil menunjukkan bahwa pada
tanaman air Hydrilla sp kadar Cl- sebesar 0,00012 N sedangkan kadar Cl-
pada air kolam Hydrilla sp adalah 0,00009 N. Jadi, hasil dari rasio
akumulasinya adalah 1,33. Hasil pengamatan dari semua kelompok
menunjukkan data-data yang bervariasi tetapi tidak jauh berbeda. Adanya
data-data yang bervariasi itu mungkin terjadi karena kurangnya ketelitian
mahasiswa pada saat proses titrasi berlangsung, contohnya terlalu banyak
penetesan AgNO3. Selain itu, tidak ada larutan blanko yang biasanya
berfungsi untuk mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh zat pereaksi,
pelarut, atau kondisi percobaan saat titrasi.
Dari data hasil percobaan diatas, kandungan Cl- pada tanaman lebih
tinggi dibandingkan dengan kandungan Cl- pada air kolam. Hal ini dapat
terlihat dari sebagian besar angka kandungan Cl- pada tanaman yang lebih
besar dari kandungan air. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
penyerapan unsur hara pada tanaman, antara lain pertama adalah umur
tanaman, yang kedua adalah habitat tanaman, dan yang terakhir adalah
kemampuan organ tanaman dalam menyerap mineral di dalam air.

H. Kesimpulan
1. Rasio akumulasi ion Cl- dalam sel Hydrilla sp dengan air kolam tempat
tumbuhan air tersebut hidup adalah 1,33
2. Konsentrasi Cl- dalam sel tumbuhan air pada umumnya lebih tinggi
dari pada konsentrasi Cl- di air kolam
3. Terdapat variasi data dari berbagai kelompok, hal ini mungkin
disebabkan oleh kurangnya ketelitian mahasiswa saat proses titrasi dan
tidak adanya larutan blanko yang dapat mengurangi kesalahan yang
disebabkan oleh zat pereaksi, pelarut, atau kondisi percobaan saat
titrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Batcher & Michael. (2002). Hydrilla verticillata (LF) Royle Hydrilla: Elemen
Stewardship Abstrak. Dalam: Program Spesies Invasif Wildland, Gulma
di Web. The Nature Conservancy. [Online]. Tersedia di:
httpa://wiki.bugwood.org/Hydrilla_verticillata. (15 Februari 2020)
Campbell et al., (2012). BIOLOGY 8th. Jakarta: Erlangga
Janick, J. (1974). The Apple in Java. Hort Science 9:13-15. London: Short.Inc.
Raven et al., (2001). BIOLOGY 6th. [Online]. Tersedia di:
www.mhhe.com/biosci/genbio/raven6b/graphics/raven06b/other/raven06_
39. (15 Februari 2020)
Salisbury, F. B dan C. W. Ross. (1992). Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
Bandung: Pendidikan Biologi Press.
TheEditors Of Encyclopedia Britannica. (2018). Tritation Chemcal Process.
[Online]. Tersedia di: https://www.britannica.com/science/titration. (15
Februari 2020)

Anda mungkin juga menyukai