Anda di halaman 1dari 29

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH


KABUPATEN KUBU RAYA

2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

2.1.1 Kondisi Geografis


Secara geografis Kabupaten Kubu Raya berada disisi barat daya Provinsi Kalimantan
Barat atau berada pada posisi 00134’40,83” sampai dengan 1000’53,09” Lintang Selatan dan
109002’19,32” Bujur Timur sampai dengan 109058’32,16” Bujur Timur. Sedangkan secara
administratif, batas wilayah Kabupaten Kubu Raya adalah sebagai berikut:
a. Sebelah utara : berbatasan dengan Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak
b. Sebelah timur : berbatasan dengan Kab. Landak dan Kab. Sanggau
c. Sebelah selatan : berbatasan dgn Kabupaten Ketapang
d. Sebelah barat : berbatasan dengan Laut Natuna

2.1.2 Kondisi Fisik


A. Geologi
Secara geologis daerah Kabupaten Kubu Raya hampir seluruhnya terdiri dari endapan
aluvial, pasang surut, danau, rawa dan undak. Berdasarkan posisinya, seluruh areal studi
terletak pada formasi aluvium dan endapan rawa (Qa) yang merupakan formasi paling muda
berumur quarter. Formasi ini terdiri dari kerikil, pasir, lanau, lumpur dan gambut. Endapan ini
menutupi dataran aluvial dan pasang surut di bagian barat, lembah sungai kapuas dan
lembah – lembah sungai besar lainnya yang mengalir ke terain perbukitan yang terpotong –
potong dan kedalam dataran aluvial. Bagian barat dan selatan terdiri dari endapan – endapan
laut dan sungai baru berumur paling muda dan menempati seluruh zona pertanian bagian
barat Kubu Raya. Zona pantai terdiri dari cekungan liat yang tertutup oleh rawa – rawa
gambut dan dilintasi danau – danau dangkal dan rawa yang terkena banjir secara periodik
yang berada diantara teras – teras tertutup gambut.
B. Jenis Tanah
Jenis tanah yang ditemui di Kabupaten Kubu Raya yaitu jenis tanah aluvial, gleisol.
Organosol dan regosol.
a. Aluvial
Jenis tanah Aluvial disebut juga sebagai tubuh tanah endapan. Jenis tanah ini masih
muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium. Secara
keseluruhan tanah alluvial mempunyai sifat fisika kurang baik sampai sedang, tekstur
beraneka ragam, struktur tanahnya pejal atau tanpa struktur, serta konsistensinya keras
waktu kering dan teguh waktu lembab.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-1


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

Sifat kimia dari tanah jenis ini sedang sampai baik, reaksi tanahnya masam sampai
netral, kandungan bahan organiknya rendah, kandungan unsur haranya relatif kaya dan
banyak tergantung pada bahan induknya, kesuburan tanahnya sedang sampai tinggi.
Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai (hasil dari lumpur yang mengendap),
dataran aluvial pantai, dan daerah cekungan (depresi).
b. Gleisol
Tanah yang selalu jenuh air sehingga berwarna kelabu atau menunjukkan sifat-sifat
hidromorfik lain.
c. Organosol Gley Humus atau Tanah Gambut atau Tanah Organik
Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau rerumput
rawa, dengan ciri dan sifat: tidak terjadi deferensiasi horizon secara jelas, ketebalan lebih
dari 0.5 meter, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur,
konsistensi tidak lekat-agak lekat, kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur
lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam
(pH 4.0), kandungan unsur hara rendah. Berdasarkan penyebaran topografinya, tanah
gambut dibedakan menjadi tiga yaitu:
 gambut ombrogen: terletak di dataran pantai berawa, mempunyai ketebalan 0.5-16 m,
terbentuk dari sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa, hampir selalu tergenang air,
bersifat sangat asam;
 gambut pegunungan: terbentuk di daerah topografi pegunungan, berasal dari sisa
tumbuhan yang hidupnya di daerah sedang (vegetasi spagnum).
 gambut topogen: terbentuk di daerah cekungan (depresi) antara rawa-rawa di daerah
dataran rendah dengan di pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan rawa, mempunyai
ketebalan 0.5-6 m, bersifat agak asam, kandungan unsur hara relatif lebih tinggi; dan
Berdasarkan susunan kimianya tanah gambut dibedakan menjadi:
 gambut oligotrop, bersifat sangat asam, miskin O2, miskin unsur hara, biasanya
selalu tergenang air;
 gambut eutrop, bersifat agak asam, kandungan O2 serta unsur haranya lebih tinggi;
 mesotrop, peralihan antara eutrop dan oligotrop.
d. Regosol
Tanah bertekstur kasar dengan kadar pasir lebih dari 60 %, hanya mempunyai horison
penciri ochrik, histik atau sulfurik.
e. Podsolik
Jenis tanah podsolik pada umumnya terdapat pada berbagai jenis bahan induk seperti
tufa masam, batuan pasir (sandstones) atau endapan kuarsa. Tanah ini memiliki solum
tanah yang paling tebal yaitu 90 – 180 cm, warna merah hingga kuning, tekstur tanahnya
lempung hingga berpasir, struktur gumpal, konsistensinya gembur di bagian atas dan
teguh di lapisan bawah (aerasinya buruk), kandungan bahan organiknya kurang dari 5 %,
kandungan unsur hara (fosfor, nitrogen, kalium, kalsium, magnesium, belerang, seng)

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-2


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

rendah, reaksi tanah (pH) sangat masam sampai agak masam yaitu 4 – 5,5. Tanah ini
berasal dari batuan pasir kuarsa, tuf vulkanik, bersifat asam. Tersebar di daerah beriklim
basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun. Tanah mineral telah
berkembang, kejenuhan basa rendah.
Secara keseluruhan tanah ini memiliki sifat kimia kurang baik; dapat terjadi keracunan
alumunium dan mangan untuk lahan kering dan keracunan besi pada persawasahan.
Kekahatan merupakan kendala utama kesuburan pada tanah Podsolik Merak Kuning
(PMK). Sifat fisika jenis tanah ini tidak mantap karena sifat agregratnya kurang baik,
sehingga peka erosi terhadap erosi (kelas IV; skor 60). Kesuburannya adalah rendah
sampai sedang.
f. Kombisol
Tanah dengan horisin kambik, atau epipedon umbrik atau molik. Tidak ada gejala-gejala
hidromorfik (pengaruh air).
C. Klimatologi
Di Kabupaten Kubu Raya dan umumnya di Indonesia, hanya dikenal dua musim yaitu
musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni
sampai dengan bulan September. Sedangkan musim penghujan bisa terjadi pada bulan
Desember sampai dengan bulan Maret. Keadaan ini berganti setiap setengah tahun setelah
melewati masa peralihan pada bulan April – Mei dan Oktober –November.
Curah hujan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah iklim, keadaan geografi
dan perputaran / pertemuan arus udara. Pada tahun 2011 di Kabupaten Kubu Raya rata-rata
curah hujan berkisar 260,8 mm. Curah hujan terendah tercatat pada bulan Juli yaitu 144,1 mm
dan tertinggi tercatat pada bulan Oktober yaitu sebesar 533,2 mm.
Sedangkan rata-rata hari hujan pada tahun 2011 adalah 16 hari. Jumlah hari hujan
terbanyak terjadi pada bulan Oktober yaitu 27 hari, sedangkan terendah terjadi pada bulan
Juli yaitu 10 hari.
D. Topografi
Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Kubu Raya terdiri dari dataran rendah, umumnya
datar, sebagian bergelombang dan sebagian kecil berbukit dengan kemiringan 0% - 60%.
Meskipun hampir seluruh wilayah Kubu Raya berupa dataran rendah dan rawa-rawa dengan
ketinggian 10 m dan kemiringan < 2%.
E. Sistem Lahan
Kabupaten Kubu Raya berdasarkan peta sistem Lahan diklasifikasikan dengan kondisi
lahan seperti berikut:

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-3


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

Tabel 2.1 Komposisi Sistem Lahan di Wilayah Kabupaten Kubu Raya


Sistem Lahan
No Keterangan
(Nama dan Simbol dalam Peta)
1 Gambut (GBT)  Mempunyai kemiringan rata-rata < 2 %
 Kedalaman gambut > 200 cm
 Berada pada ketinggian 1 – 30 m dengan batas
ketinggian 0 – 10 m
 Berlokasi pada rawa gambut dalam dengan
permukaan yang cembung atau berkubah
 Jenis tanah : Tropohemists dan tropofibrists
2 Honja (HJA)  Berada pada ketinggian rata-rata 20-120 m dpl
 Mempunyai kemiringan rata-rata 16-25% (curam)
 Tipe lahan berbukit-bukit, batuan beku, dataran yang
bergelombang
 Tipe batuan granit, granodiorit, schist, andesit, basalt
3 Kahayan (KHY)  Mempunyai kemiringan rata-rata < 2 %
 Kedalaman gambut 26 – 50 cm
 Berada pada ketinggian 0 – 25 m dengan batas
ketinggian 0 – 10 m
 Berlokasi pada topografi pantai rata dan daerah yang
dibelah oleh sungai air tawar
 Tanah ini berasal dari deposisi laut saat ini
(bergaram) dan sungai muda/gambut topografi,
gabungan daratan muara sungai, sungai dan pantai.
 Jenis tanah : Tropaquents, fluvaquents dan
tropohemists
 Tanah ini sesuai untuk lahan kering, lahan basah,
perikanan, pengairan sawah pasang surut dan
kehutanan
4Kaj Kajapah (KJP)  Dataran lumpur di daerah pasang surut dibawah
bakau dan nipah
 Lereng < 2 %
 Berada di Ketinggian < 2 m
5 Mendawai (MDW)  Mempunyai kemiringan rata-rata < 2 %
 Kedalaman gambut 51 – 200 cm
 Berada pada ketinggian 1 – 30 m dengan batas
ketinggian 1 – 10 m
 Berlokasi pada daerah rawa gambut dangkal
 Jenis tanah : tropohemists, troposaprists, dan
Tropaquents
 Sistem mendawai memiliki potensi sebagai hutan
produksi yang dikelola dengan ketat dan menerapkan
tebang pilih
6 Maput (MPT)  Berada pada ketinggian rata-rata 50-120 m dpl
 Mempunyai kemiringan rata-rata 41-60% (terjal)
 Tipe batuan sandstone, shale, mudstone
 Tipe lahan perbukitan tanpa endapan tidak
berorientasi asimetris

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-4


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

Sistem Lahan
No Keterangan
(Nama dan Simbol dalam Peta)
 Karakter tanah resapan baik
7 Pakalunai (PLN)  Berada pada ketinggian rata-rata 50-800 m dpl
 Mempunyai kemiringan rata-rata 41-60% (terjal)
 Tipe batuan granit, schist, andesit, basalt, grandiorit
 Penggunaan lahan kebanyakan hutan dataran
lembah, sebagian diolah
8 Puting (PTG)  Pantai-pantai dan lembah-lembah diantaranya
 Lereng <2 %
 Berada pada ketinggian 2-10 m
9 Telawi (TWI)  Ketinggian rata-rata 50-1800 m dpl
 Kemiringan rata0rata 40-60%
 Vegetasi hutan basah dataran rendah
 Iklim hujan tahunan 2100-4000 mm
Sumber : Land Sistem West Kalimantan (RePPProT)

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Kabupaten Kubu Raya mempunyai sistem
lahan yang bermacam-macam diantaranya adalah gambut, honja, kahayan, kajapah,
mendawai, maput, pakalunai, puting, dan telawi.

2.1.3 Administratif
Kabupaten Kubu Raya merupakan kabupaten yang ada di Kalimantan Barat dengan luas
wilayah Kabupaten Kubu Raya 6.985,24 km² atau sekitar 4,75% dari luas wilayah Provinsi
Kalimantan Barat. Wilayah Kabupaten Kubu Raya terdiri dari 9 kecamatan, kecamatan yang
memiliki wilayah terluas aadalah Kecamatan Batu Ampar (2.002,70 km 2 atau 28,67% dari luas
Kabupaten Kubu Raya) dan Kecamatan dengan wilayah terkecil adalah Kecamatan Rasau
Jaya yaitu 111,07 km2 atau 1,59% dari luas Kabupaten Kubu Raya.
Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Kubu Raya
Nama DAS Luas (Ha)
Bongkok
Dabung
Kapuas
P.M. Kapuas
P.M. Pulau
P.M. Sekh
Sekh
Serawat
Sumber : BWS Kapuas

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-5


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

Tabel 2.3 Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan dan Jumlah Desa Tahun 2012
Luas Wilayah
Nama Kecamatan Jumlah Desa Administrasi Terbangun
(Ha) (%) thd total (Ha) (%) thd total
Batu Ampar 14 2.002,70 28,67
Terentang 9 786,40 11,26
Kubu 20 1.211,60 17,35
Teluk Pakedai 14 291,90 4,18
Sungai Kakap 12 453,17 6,49
Rasau Jaya 6 111,07 1,59
Sungai Raya 16 929,30 13,30
Sungai Ambawang 13 726,10 10,39
Kuala Mandor B 5 473,00 6,77
JUMLAH 109 6.985,24 100,00
Sumber : BPS Tahun 2012

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-6


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

Peta 2.1 Daerah Aliran Sungai Wilayah Kabupaten Kubu Raya

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-7


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

Peta 2.2 Administrasi Kabupaten Kubu Raya

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-8


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

2.2 Demografi
Metode yang digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk sampai tahun rencana
adalah metode peramalan (forecasting). Pada dasarnya metode analisis ini mencoba mencari
pola kecenderungan pertumbuhan masa lalu sebagai masukan untuk meramalkan kondisi
masa depan. Analisis dengan menggunakan metode ini dipermudah dengan adanya
perangkat lunak komputer, yang dikenal dengan Statgraphics (statistical graphics system).
Beberapa hal penting yang berkaitan dengan analisis (serta prosedur perhitungannya) adalah:
1. Harus tersedia minimal delapan rentang waktu data (time series) penduduk yang akan diper-
kirakan jumlahnya di masa depan. Semakin banyak data proses penghalusan (smoothing)
menjadi semakin akurat, karena kesalahan juga kecil.
2. Untuk meminimalkan kesalahan, dilakukan perhitungan secara berulang (iterasi) dengan
berbagai macam parameter hingga ditemukan kesalahan yang paling kecil (mendekati nol).
Metode yang digunakan untuk proyeksi jumlah penduduk ada 3, yaitu sebagai berikut :
1. Metode Matematik, ada 2 cara, yaitu:
• Linear Rate of Growth, ada 2 cara yaitu:
 Arithmathic Rate of Growth(Pertumbuhan Penduduk Aritmatik rata-rata): pertumbuhan
penduduk dengan jumlah yang sama setiap tahun Pn= P0(1+rn).
 Geometric Rate of Growth(Pertumbuhan Penduduk Geometrik rata-rata): pertumbuhan
penduduk menggunakan dasar bungan berbunga (bunga majemuk) Pn=P0 (1+r)n.
• Eksponential Rate of Growth(Pertumbuhan Penduduk Eksponensial rata-rata):
Pertumbuhan penduduk secara terus menerus setiap hari dengan angka pertumbuha
penduduk yang konstan Pn= P0 ern
Dimana P0 : jumlah penduduk pada tahun awal
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
r : tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun awal ke tahun ke-n.
n : banyak perubahan tahun.
2. Metode Komponen
Metode ini sering digunakan dalam penghitunag proyeksi penduduk. Metode ini melakukan
tiap komponen penduduk secara terpisah dan untuk mendapat proyeksi jumlah penduduk total, hasil
proyeksi tiap komponen digabungkan. Metode ini membutuhkan data-data sebagai berikut:
 Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang telah dilakukan perapihan
(smothing).
 Pola mortalitas menurut umur.
 Pola fertilitas menurut umur.
 Rasio jenis kelamin saat lahir.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-9


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

 Proporsi migrasi menurut umur.

F. Rumus proyeksi penduduk :


Pn = Po ( 1 + r )n
Keterangan : Pn = jumlah penduduk pada tahun n (ditanyakan)
Po = jumlah penduduk pada tahun 0 / tahun dasar (diketahui)
n = jumlah tahun antara 0 hingga n
r = tingkat pertumbuhan penduduk pertahun ( dalam % )

Pada hakekatnya pembangunan merupakan usaha untuk meningkatkan taraf hidup


kesejahteraan masyarakat. Sejak semula telah disadari bahwa bangunan bukanlah hal yang
mudah dan pembangunan mencakup segi – segi yang luas dan serba dimensi. Penduduk dari
satu sisi merupakan sumber utama dalam proses pembangunan karena bagaimanapun juga
penduduklah yang secara aktif dalam proses pembangunan tersebut. Kekuatan yang
mempengaruhi jumlah penduduk dapat dari factor alamiah dan non alamia. Factor yang
mempengaruhi dari jumlah penduduk bersifat alamiah seperti fertilitas dan mortalitas,
sedangkan factor non alamiah seperti migrasi baik migrasi keluar maupun migrasi masuk.
Pada tahun 2011 penduduk Kabupaten Kubu Raya tercatat sebesar 511.235 jiwa. Jika
dibagi dengan luas wilayah Kabupaten Kubu raya yang cukup luas yakni 6.985,24 km 2, maka
kepadatan penduduk tercatat sebesar 73 jiwa per km2. Penyebaran penduduk di Kabupaten
Kubu Raya terlihat belum merata dimana kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk
terbesar yaitu terdapat di Kecamatan Sungai Kakap dengan kepadatan penduduk sebesar
229 jiwa per km2, Rasau Jaya dengan kepadatan penduduk sebesar 217 jiwa per km 2,
kemudian diikuti Kecamatan Sungai Raya sebesar 207 jiwa per km 2. Sedangkan kecamatan
dengan kepadatan penduduk yang paling jarang adalah Kecamatan Terentang yakni 13 jiwa
per km2.
Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kubu Raya selama kurun waktu 2010 – 2011
adalah sebesar 2,05%. Jika dilihat menurut Kecamatan yang ada, maka laju pertumbuhan
penduduk tertinggi pada tahun 2010 – 2011 terjadi di Kecamatan Sungai Kakap yaitu sebesar
2,73%dan Kecamatan Rasau Jaya yaitu sebesar 2,49%. Tingginya pertumbuhan penduduk di
dua kecamatan ini dilatarbelakangi karena perkembangan industri di Kecamatan Rasau Jaya
cukup tinggi sehingga menarik orang untuk bekerja pada industri – industri tersebut.
Sedangkan untuk pertumbuhan penduduk Kecamatan Sungai Kakap yang cukup tinggi
dikarenakan dari segi geografis, wilayah Kecamatan Sungai Kakap berbatasan langsung
dengan kota Pontianak hal ini juga sedikit mempengaruhi perkembangan jumlah penduduk
yang ada.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-10


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

Tabel 2.3
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2009 – 2011
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
No Kecamatan Luas (km2)
Jmlh Pddk Kepadatan Jmlh Pddk Kepadatan Jmlh Pddk Kepadatan
1 Batu Ampar 2.002,70 32.533 16 33.113 17 33.660 17
2 Terentang 786,40 10.011 11 10.177 13 10.375 13
3 Kubu 1.211,60 36.140 27 36.469 30 36.829 30
4 Teluk Pakedai 291,90 18.467 56 18.767 64 19.064 65
5 Sungai Kakap 453,17 99.084 211 101.200 223 103.966 229
6 Rasau Jaya 111,07 22.960 194 23.499 212 24.084 217
7 Sungai Raya 929,30 184.233 223 188.014 202 191.929 207
8 Sungai Ambawang 726,10 63.404 82 65879*) 91 67207*) 93
9 Kuala Mandor B 473,00 23.576 46 23.852 50 24.121 51
Jumlah 6.985,24 490.408 71 500.970 72 511.235 73
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya Tahun 2012
*) Belum Termasuk warga Perum IV yang pengakuannya masuk Kota Pontianak

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-11


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

Tabel 2.4
Jumlah dan Kepadatan Penduduk 2011 dan Proyeksi Penduduk 2012 - 2016

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Laju
No Kecamatan Luas (km2) Kepad Kepa Kepa Kepa Kepa Kepa
Pertumbuhan Jmlh Pddk Jmlh Pddk Jmlh Pddk Jmlh Pddk Jmlh Pddk Jmlh Pddk
atan datan datan datan datan datan
1 Batu Ampar 2.002,70 1,65 33.660 17 34.215 17 34.780 17 35.354 18 35.937 18 36.530 18
2 Terentang 786,40 1,95 10.375 13 10.577 13 10.784 14 10.994 14 11.208 14 11.427 15
3 Kubu 1.211,60 0,99 36.829 30 37.194 31 37.562 31 37.934 31 38.309 32 38.688 32
4 Teluk Pakedai 291,90 1,58 19.064 65 19.365 66 19.671 67 19.982 68 20.298 70 20.618 71
5 Sungai Kakap 453,17 2,73 103.966 229 106.804 236 109.720 242 112.715 249 115.793 256 118.954 262
6 Rasau Jaya 111,07 2,49 24.084 217 24.684 222 25.298 228 25.928 233 26.574 239 27.236 245
7 Sungai Raya 929,30 2,08 191.929 207 195.921 211 199.996 215 204.156 220 208.403 224 212.737 229
8 Sungai Ambawang*) 726,10 2,02 67.207 93 68.565 94 69.950 96 71.363 98 72.804 100 74.275 102
9 Kuala Mandor B 473,00 1,13 24.121 51 24.394 52 24.669 52 24.948 53 25.230 53 25.515 54
Jumlah 6.985,24 2,05 511.235 73 521.715 75 532.410 76 543.325 78 554.463 79 565.830 81
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya Tahun 2012
*) Belum Termasuk warga Perum IV yang pengakuannya masuk Kota Pontianak

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-12


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

Tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2013

Tahun Rata-rata
No Realisasi Anggaran
2009 2010 2011 2012 2013 pertumbuhan
A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 473.445.024.343,29 606.571.533.938,93 741.570.719.543,01 793.415.089.047,86
a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 10.317.044.920,55 13.679.129.524,53 55.577.649.588,28 44.201.933.899,50
a.1.1 Pajak daerah 3.990.452.906,00 3.608.300.884,00 41.811.687.276,62 33.789.440.147,91
a.1.2 Retribusi daerah 2.466.723.477,00 4.417.408.473,00 5.570.968.831,50 7.047.974.827,00
a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan - - - -
a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 3.859.868.537,55 5.653.420.167,53 8.194.993.480,16 3.364.518.924,59
a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 423.065.107.971,00 502.356.229.028,00 568.776.736.372,00 656.353.283.172,00
a.2.1 Dana bagi hasil pajak 23.062.320.855,00 35.817.143.642,00 41.684.074.372,00 32.931.677.909,00
Dana bagi hasil bukan pajak 5.996.257.116,00 3.541.218.386,00 - 7.101.169.263,00
a.2.2 Dana alokasi umum 375.538.530.000,00 414.760.167.000,00 460.516.762.000,00 535.464.386.000,00
a.2.3 Dana alokasi khusus 18.468.000.000,00 48.237.700.000,00 66.575.900.000,00 80.856.050.000,00
a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 40.062.871.451,74 90.536.175.386,40 117.216.333.582,73 92.859.871.976,36
a.3.1 Hibah 1.250.000.000,00 2.841.000.000,00 2.500.000.000,00 -
a.3.2 Dana darurat - - - -
a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota 13.118.641.215,30 10.354.578.254,40 23.275.728.222,73 32.346.190.167,36
a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 2.957.611.000,00 38.385.959.132,00 16.409.545.000,00 -
Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah
a.3.5 22.736.619.236,44 11.118.000.000,00 7.866.500.000,00 9.780.500.000,00
lainnya
B Belanja (b1 + b.2) 440.461.371.347,50 610.507.869.827,81 759.092.576.241,83 805.466.698.382,97
b.1 Belanja Tidak Langsung 253.923.329.667,50 321.628.234.2107,81 359.447.901.273,33 396.491.970.775,97
b.1.1 Belanja pegawai 229.031.332.337,50 291.788.499.207,81 322.796.435.773,33 361.510.315.374,00
b.1.2 Bunga - - - 363.930.103,42
b.1.3 Subsidi - - - -
b.1.4 Hibah 5.764.227.330,00 1.794.000.000,00 6.132.170.500,00 8.679.000.000,00
b.1.5 Bantuan sosial 2.696.000.000,00 9.665.000.000,00 11.288.150.000,00 4.261.841.471,96

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-13


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

Tahun Rata-rata
No Realisasi Anggaran pertumbuhan
2009 2010 2011 2012 2013
b.1.6 Belanja bagi hasil
b.1.7 Bantuan keuangan 16.431.770.000,00 18.380.735.000,00 19.231.145.000,00 21.544.281.000,00
b.1.8 Belanja tidak terduga - - - 132.602.826,59
b.2 Belanja Langsung 186.538.041.680,00 288.879.635.620,00 399.644.674.968,50 408.974.727.607,00
b.2.1 Belanja pegawai 13.850.052.350,00 16.519.736.780,00 22.183.349.588,00 30.423.455.150,00
b.2.2 Belanja barang dan jasa 58.451.738.844,00 99.308.940.985,00 168.527.825.922,00 151.256.585.745,00
b.2.3 Belanja modal 114.236.250.486,00 173.050.957.855,00 208.933.499.458,00 227.294.686.712,00
C Pembiayaan 6.412.328.068,67 39.395.981.064,46 35.459.645.175,58 46.460.648.361,76
Surplus/Defisit Anggaran 32.983.652.995,79 (3.936.335.888,88) (17.521.856.698,82) (12.051.609.335,11)
Sumber :DPPKAD Kabupaten Kubu Raya, 2013

Keterangan : n = tahun penyusunan buku putih sanitasi

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-14


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Kubu Raya Tahun 20… - 20….
Tahun Rata2
No SKPD pertumbuhan
n-4 n-3 n-2 n-1 N
1 PU-CK
1.a Investasi
1.b operasional/pemeliharaan (OM)
2 KLH
2.a Investasi
2.b operasional/pemeliharaan (OM)
3 Kimtaru
3.a Investasi
3.b operasional/pemeliharaan (OM)
4 Dinkes
4.a Investasi
4.b operasional/pemeliharaan (OM)
5 Bappeda
5.a Investasi
5.b operasional/pemeliharaan (OM)
6 Bapermas
6.a Investasi
6.b operasional/pemeliharaan (OM)
n SKPD lainnya (sebutkan)
n.a Investasi
n.b operasional/pemeliharaan (OM)
8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n)
9 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na)
10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb)
11 Belanja Langsung
12 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11)
13 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8)
14 Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8)
Sumber : Realisasi APBD tahun … - …., diolah

Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi,
advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi

Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009 - 2013
Tahun
No Deskripsi Rata-rata
2009 2010 2011 2012 2013
1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota
2 Jumlah Penduduk 490.048 500.970 511.235 521.715 532.410
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)
Sumber : APBD dan BPS, diolah

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-15


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Kubu Raya Tahun 2012 - 2013
Tahun
No Deskripsi
2009 2010 2011 2012 2013
1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 4.647.308,00 4.936.652,99 5.258.029,09
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 15.318.175,90 17.566.983,11 19.518.618,97
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,87 % 6,23 % 6,51 %
Sumber : PDRB Kabupaten Kubu Raya Tahun 2012

2.4 Tata Ruang wilayah


A. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kubu Raya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kubu Raya yang merupakan matra ruang dari kebijakan
pembangunan daerah (rencana pembangunan jangka panjang daerah) Kabupaten Kubu Raya,
harus mengacu pada RTRWN dan RTRWP Kalimantan Barat. Dengan demikian, tujuan penataan
ruang wilayah Kabupaten Kubu Raya harus selaras dengan visi dan misi pembangunan daerah baik
dalam kaitannya dengan pembangunan daerah Kabupaten Kubu Raya maupun dalam
kedudukannya sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Visi Kabupaten
Kubu Raya adalah “Kabupaten Kubu Raya Terdepan Dan Berkualitas”. Visi tersebut dijabarkan
dengan sepuluh misi yaitu:
a. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kuantitas pendidikan formal dan non formal.
b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan layanan kesehatan yang bermutu, mudah,
murah, cepat dan tepat.
c. Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana infrastruktur wilayah yang merata,
layak, dan bermutu sesuai dengan dinamika sosialekonomi yang memperhatikan resiko dampak
lingkungan kumulatif.
d. Meningkatkan nilai penting dan menjaga kualitas serta kelestarian fungsi lingkungan hidup
berikut ketersediaan sumber daya alam.
e. Meningkatkan daya tarik, mengembangkan iklim investasi yang kondusif dan layanan perizinan
yang prima serta dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat sekaligus menciptakan
lapangan kerja baru yang lebih luas.
f. Meningkatkan, mengembangkan dan memberdayakan Potensi Sumber Daya Alam, Kehutanan,
Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Pertambangan, Energi, Sumberdaya Mineral,
Keanekaragaman hayati, Perikanan dan Kelautan yang berkelanjutan bersamaan dengan
pengembangan kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan.
g. Meningkatkan dan mengembangkan sistem Ekonomi Kerakyatan yang berbasis potensi
Sumberdaya Alam, Sumberdaya Manusia, Teknologi dan Kemitraan.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-16


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

h. Meningkatkan dan mengembangkan potensi sektor pembangunan Pariwisata dan Kebudayaan


Daerah yang memiliki keunikan, dan kompetitif.
i. Meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah dan Penataan birokrasi (kelembagaan) dan
Kepegawaian yang berdisipiln, Propesional, Efisien, Efektif, Kreatif dan Inovatif dalam rangka
memenuhi prinsip-prinsip good governance serta penegakan hukum.
j. Meningkatkan dan mengembangkan tatanan kehidupan masyarakat yang beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia, berbudaya, dan bertoleransi sehingga menjadi basis kekuatan modal sosial
budaya.
Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penataan ruang Kabupaten Kubu Raya adalah:
 Mendorong dan mempercepat terwujudnya Kabupaten Kubu Raya terdepan dan berkualitas
yang merupakan visi Kabupaten Kubu Raya
 Mewujudkan pemanfaatan ruang yang optimal antara kebutuhan pengembangan wilayah
dengan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi dan kemitraan
 Mengoptimalkan keuntungan geografis diwilayah pesisir sebagai pintu gerbang Provinsi
Kalimantan Barat dari laut dan udara
 Menumbuhkan sektor – sektor basis yang didominasi oleh sektor pertanian untuk mendukung
pengembangan sektor permukiman, perkotaan dan industri

B. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang


Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:
a. peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata
dan berhierarki; dan
b. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi, sumber
daya air, dan telekomunikasi yang terpadu dan merata di seluruh wilayah.
Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah
meliputi:
e. menetapkan pola pengembangan sistem pusat-pusat pertumbuhan wilayah sebagai dasar
untuk mendistribusikan berbagai sarana dan prasarana pengembangan wilayah secara
proporsional dan merata.
f. meningkatkan aksesibilitas antarkawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan kawasan strategis yang memerlukan
aksesibilitas untuk percepatan perkebangannya terutama kawasan-kawasan yang memiliki
nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi kabupaten;

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-17


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

g. mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani atau relatif jauh
dari pusat pertumbuhan yang telah ada dalam rangka mempercepat upaya pemerataan
pelayanan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pelayanan
kesehatan dan pendidikan baik formal maupun informal;
h. mendorong perkembangan kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan lainnya untuk
peningkatan keefektifan dan efisiensi pelayanan terhadap wilayah di sekitarnya yang lebih
lanjut dapat mendorong perkembangan wilayah perdesaan.

Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana wilayah meliputi:
a. menetapkan pola pengembangan sistem prasarana jaringan transportasi
b. menetapkan pola pengembangan sistem prasarana jaringan listrik
c. menetapkan pola pengembangan sistem prasarana telekomunikasi
d. serta menetapkan pola pengembangan sistem prasarana pelayanan air bersih sesuai dengan
pola pengembangan sistem pusat-pusat permukiman dan memberikan kerangka jaringan
yang efisien dan efektif dalam menunjang pengembangan kawasan budidaya dan
pengembangan kawasan strategis.
e. meningkatkan jangkauan dan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan
pelayanan transportasi darat, laut, dan udara hingga memberikan pelayanan yang optimal
terhadap daerah-daerah terpencil atau terisolir dengan diiringi peningkatan kualitas dan
kuantitas sarana perhubungan.
f. meningkatkan dan menjaga kelancaran transportasi yang menghubungkan daerah pesisir dan
daerah pedalaman dalam rangka mendukung upaya peningkatan kegiatan produksi dan
memperlancar kegiatan pemasaran hasil produksi serta mempersiapkan secara dini jalur
utama evakuasi bencana;
g. meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan
sumber daya air;
h. meningkatkan pelayanan air bersih dengan mempercepat pembangunan instalasi
pendistribusian terutama pada daerah yang telah memiliki sumber air baku berkualitas baik
yang dapat didistribusikan secara gravitasi.
i. meningkatkan jangkauan dan kualitas jaringan kelistrikan serta mewujudkan keterpaduan
sistem penyediaan tenaga listrik secara interkoneksi yang mengubungkan Kab. Kubu Raya
dengan kabupaten lainnya yang berbatasan
j. pengembangan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan
secara optimal dengan mendorong perkembangan industri yang mengasilkan bioenergi;

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-18


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

k. mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan terisolir;

C. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang


Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi:
a. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung;
b. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya; dan
c. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis.

 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Lindung


Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi:
a. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan
b. pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup.

Strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup meliputi:
a. menetapkan kawasan-kawasan berfungsi lindung, yang meliputi kawasan yang memberikan
perlindungan kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan pelestarian
alam dan suaka alam, kawasan cagar budaya, serta kawasan lindung lainnya guna
menjamin terciptanya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan;
b. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat
pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara
keseimbangan ekosistem wilayah; dan
c. mewujudkan kawasan hutan dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luasnya
sesuai dengan kondisi ekosistemnya.

Strategi untuk pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup meliputi:
a. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup;
b. melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif
yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya;
c. melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen
lain yang dibuang ke dalamnya;

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-19


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

d. mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan
perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam
menunjang pembangunan yang berkelanjutan;
e. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin
kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
f. mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya secara
bijaksana dan sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannya; dan
g. mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan
rawan bencana.

 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya


Kebijakan pengembangan kawasan budi daya meliputi:
a. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antarkegiatan budi daya; dan
b. pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan.

Strategi untuk perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antarkegiatan budi daya
meliputi:
a. menetapkan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis serta pemanfaatan sumber daya
alam secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah;
b. memberikan arahan pemanfaatan ruang untuk pengembangan kegiatan budi daya unggulan
khususnya perkebunan dan pertambangan serta kegiatan budi daya yang potensial
berkembang selaras dengan strategi pengembangan struktur ruang agar sinergis dan
berkelanjutan untuk mendorong perkembangan perekonomian kawasan dan wilayah
sekitarnya;
c. mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya pertanian pangan untuk
mewujudkan ketahanan pangan nasional disertai dengan upaya untuk peningkatan produksi
dan produktivitas pertanian serta pengembangan agroindustri dan agrobisnis di kawasan
perdesaan;
d. mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau untuk meningkatkan
daya saing dan mewujudkan skala ekonomi;

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-20


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung
dan daya tampung lingkungan meliputi:
a. membatasi perkembangan budi daya di kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi
kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana;
b. mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% dari luas kawasan
perkotaan; dan
c. mengendalikan kegiatan budidaya di pulau - pulau kecil agar eksistensi pulau – pulau tersebut
dapat dipertahankan.

D. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis


Kebijakan pengembangan kawasan strategis meliputi:
a. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan yang berperan penting dalam
perkembangan perekonomian kabupaten;
b. pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
c. pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan
antarkawasan.
d. pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keane-
karagaman hayati, serta mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan;

Strategi untuk pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan yang berperan penting dalam
perkembangan perekonomian kabupaten meliputi:
a. mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan kegiatan budi
daya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;
b. memberikan arahan pengembangan bagi kawasan strategis yang memiliki pertumbuhan
cepat dengan harapan agar pertumbuhan pada kawasan tersebut mampu memicu
perkembangan wilayah belakangnya;
c. mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung dan daya
tampung kawasan;
d. mengelola dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak menurunkan kualitas lingkungan
hidup dan efisiensi kawasan;
e. meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.
f. mengintensifkan promosi peluang investasi; dan

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-21


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

g. menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Strategi untuk pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal meliputi:
a. mengembangkan kegiatan penunjang dan/atau kegiatan turunan dari pemanfaatan sumber
daya dan/atau teknologi tinggi;
b. meningkatkan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya dan/atau teknologi tinggi
dengan kegiatan penunjang dan/atau turunannya; dan
c. mencegah dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi terhadap
fungsi lingkungan hidup, dan keselamatan masyarakat.

Strategi untuk pengembangan kawasan tertinggal dan terisolir meliputi:


a. memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan;
b. membuka akses dan meningkatkan aksesibilitas antara kawasan tertinggal dan pusat
pertumbuhan wilayah terdekat;
c. mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi masyarakat;
d. meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan; dan
e. meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan kegiatan
ekonomi.
Strategi untuk pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi:
a. menetapkan kawasan strategis berfungsi lindung;
b. melestarikan keaslian fisik serta mempertahankan keseimbangan ekosistem di kawasan
strategis berfungsi lindung;
c. mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis yang berpotensi mengurangi fungsi
lindung kawasan;
d. membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan strategis
yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya yang dapat menggangggu fungsi
lindung kawasan;
e. mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis sebagai
zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis berfungsi lindung dengan kawasan
budi daya terbangun; dan
f. merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang
berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-22


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

Peta 2.3 Rencana Pusat Layanan Kabupaten / Struktur Ruang

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-23


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Kubu Raya

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-24


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

2.5 Sosial Budaya


2.5.1 Data Fasilitas Pendidikan
Pendidikan di suatu daerah atau suatu negara merupakan salah satu faktor yang
mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan dan kemajuan daerah atau negara
tersebut. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan lebih mudah menerima
dan mengembangkan pengetahuan serta teknologi. Dengan menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi maka diharapkan dapat tercipta sumber daya manusia yang dapat berperan dalam
meningkatkan produktifitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pendidikan merupakan salah satu masalah penting yang menjadi perhatian pemerintah. Hal
ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat dapat dijadikan salah satu indikator yang
menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada pada suatu bangsa. Apabila tingkat
pendidikan semakin tinggi maka kualitas SDM yang ada juga semakin bagus. Perkembangan yang
terjadi di dunia pendidikan khususnya di Kabupaten Kubu Raya cukup menggembirakan. Hal ini
tidak terlepas dari peran serta semua pihak baik institusi pemerintah maupun swasta. Peran serta
tersebut dapat dilihat dalam hal penyediaan sarana fisik maupun non fisik yang ada. Pada tahun
2011 terdapat 67 TK, 501 SD, 188 SLTP dan 68 SLTA/SMK di Kabupaten Kubu Raya.
Perkembangan penduduk di masa yang akan datang menuntut peningkatan jumlah fasilitas
pendidikan berupa ruang belajar yang mampu menunjang pengembangan pengetahuan dan
keterampilan anak sekolah sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Tabel 2.9
Jumlah Pendidikan di Kabupaten Kubu Raya Tahun 2011
TK Negeri / SD / MI Negeri SMP / MTS Negeri SMA / SMK / MA
No Kecamatan
Swasta dan Swasta dan Swasta Negeri dan Swasta
1 Batu Ampar 2 36 12 4
2 Terentang 1 21 5 1
3 Kubu 4 43 13 3
4 Teluk Pakedai 7 28 7 2
5 Sungai Kakap 5 69 26 7
6 Rasau Jaya 6 21 10 6
7 Sungai Raya 23 130 60 24
8 Sungai Ambawang 11 103 36 19
9 Kuala Mandor B 8 50 19 2
Jumlah 67 501 188 68
Sumber : Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka, Tahun 2012

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-25


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

2.5.2 Jumlah Penduduk Miskin


Tabel 2.10: Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)


Batu Ampar
Terentang
Kubu
Teluk Pakedai
Sungai Kakap
Rasau Jaya
Sungai Raya
Sungai Ambawang
Kuala Mandor B
Sumber:…..

2.5.3 Jumlah Rumah


Tabel 2.11: Jumlah Rumah Per Kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Rumah


Batu Ampar
Terentang
Kubu
Teluk Pakedai
Sungai Kakap
Rasau Jaya
Sungai Raya
Sungai Ambawang
Kuala Mandor B
Sumber:…..

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-26


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

2.5.4 Rumah Kumuh

Penanganan/Penataan Jumlah Regulasi/Kebijakan


Sebaran Kawasan Kumuh
Penduduk di Kawasan Kumuh yang
Jumlah Perkotaan Sudah Belum RP4D
Kawasan Kumuh Dimiliki Daerah
No. Kecamatan Kelurahan/ (Perda/SK
Luas
Desa Luas Luas Belum Bupati)
Lokasi Desa Lokasi Lokasi KK Jiwa Sudah Ada
(Ha) (Ha) Ada
(Ha)
(01) (02) (03) (04) (04.a) (05) (05.a) (05.b) (05.c) (06) (06.a) (07) (07.a) (08)
1. Sungai Raya 8 Desa Kuala Dua 46,87 2.068 9.038 - - -
Desa Tebang Kacang 82,57 564 2.379 - - -
Rencana
Tata
Bangunan
dan
Lingkungan
Desa Sungai Raya 28,75 15,5 1.713 8.040 - - -
(RTBL)
Jembatan
Kapuas
Dua Tahun
2008
Desa Kapur 12,36 1.052 4.743 - - -
Desa Arang Limbung 21,50 1.157 5.413 - - -
Desa Sungai Ambangah 24,11 255 1.047 - - -
Desa Teluk Kapuas 18,86 536 2.462 - - -
Desa Madu Sari 31,63 487 2.452 - - -
2. Sungai Kakap 3 Desa Sungai Itik 25,00 456 1.792 - - -
Desa Sungai Kupah 2,004 409 1.869 - - -
Rencana
Tata
Bangunan
dan
Desa Sungai Kakap 26,00 Lingkungan 1.181 5.012 - - -
(RTBL)
Kawasan
Sei Kakap
Tahun 2008
3. Ambawang 2 Desa Ambawang Kuala 13,44 798 3.556 - - -

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-27


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

Desa Korek 50,00 611 2.556 - - -


4. Rasau Jaya 2 Desa Rasau Jaya Umum 16,22 293 1.143 - - -
Desa Bintang Mas 5,97 91 294 - - -
5. Kubu 1 Desa Teluk Nangka 23,50 272 1.168 - - -
6. Teluk Pakedai 2 Desa Teluk Gelam 3,50 140 618 - - -
Desa Kuala Karang 8,00 247 1.194 - - -

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-28


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya

2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah


Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah kabupaten Kubu Raya

Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-29

Anda mungkin juga menyukai