Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK KLINIK

PENATALAKSANAAN AKUPUNKTUR PADA An. A DENGAN


KASUS CEREBRAL PALSY(CP) SINDROM YIN YANG
DEFISIEN DI POLI AKUPUNTUR KLINIK VELDA JAKARTA
UTARA

DISUSUN OLEH :

FAIZA NISRINA

P27240017071

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA


JURUSAN AKUPUNKTUR
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN AKUPUNKTUR
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Klinik ini, atas nama FAIZA NISRINA, NIM.P27240017071dengan


judul “Penatalaksanaan Akupunktur PadaKasus cerebral palsy (CP) Sindrom yin
yang Defisiensi di Poli AkupunturKlinik Velda Jakarta Utara”. Telah disetujui untuk
dipergunakan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan praktek klinik di Klinik
Velda Jakarta Utara mulai tanggal 7 Oktober – 1 November 2019.

Jakarta, 28 Oktober 2019

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Klinik

Risna Widowati, S.ST. Akp., MPH Atika Afniratri


NIP. 198707052010122003

KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik klinik
dengan judul“Penatalaksanaan Akupunktur PadaKasus cerebral palsy(CP) Sindrom
yin yang Defisiensi di Poli AkupunturKlinik Velda Jakarta Utara”.Laporan ini kami
susun berdasarkan hasil praktik klinik diKlinik Velda Jakarta Utara.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pembimbing klinik, pembimbing
akademik, serta teman-teman yang telah memberikan motivasi selama proses
penyususan laporan ini.Kami menyadari bahwa laporan klinik ini masih jauh dari
kesempurnaan karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan.Semoga laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa akupunktur dan seluruh
mahasiswa pada umumnya.

Jakarta, 28 Oktober 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................6
B. Rumusan Masalah................................................................................8
C. Tujuan Penulisan..................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Menurut Kedokteran Barat..................................................................9


B. Menurut Ilmu Akupunktur..................................................................15

BAB III RESUME KASUS

A. Pengkajian...........................................................................................26
B. Diagnosa Akupunktur.........................................................................28
C. Prinsip Terapi dan Pemilihan Titik Akupunktur.................................29
D. Persiapan Terapi Akupunktur.............................................................29
E. Pelaksanaan Terapi Akupunktur.........................................................29
F. Saran dan Anjuran...............................................................................30
G. Evaluasi...............................................................................................31

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian...........................................................................................32
B. Diagnosa Akupunktur.........................................................................34
C. Prinsip Terapi dan Pemilihan Titik Akupunktur.................................35
D. Persiapan Terapi Akupunktur.............................................................36
E. Pelaksanaan Terapi Akupunktur.........................................................36

iv
F. Saran dan Anjuran...............................................................................38
G. Evaluasi...............................................................................................38

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................39
B. Saran.....................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap orangtua tentu menginginkan anaknya lahir dengan sempurna,

memperoleh pendidikan dan pekerjaan yang layak.Ketika hal tersebut tidak

terpenuhi, tak jarang di antara mereka yang kecewa bahkan tidak ingin

menyekolahkan anaknya yang berkebutuhan khusus. Sebenarnya tidak ada anak

cacat melainkan anak berkebutuhan khusus, karena anak-anak yang dianggap

cacat itu sebenarnya sama saja dengan anak-anak pada umumnya, punya

kelebihan dan kekurangan. Untuk itu perlu dipahami sebuah pendekatan kepada

masyarakat bahwa mereka yang mempunyai keterbatasan ada dalam lingkungan

mereka, sama-sama mempunyai hak yang sama dengan anak yang normal pada

umumnya.Cerebral palsy merupakan kelainan motorik yang banyak diketemukan

pada anak-anak. Di Klinik Tumbuh Kembang RSUD Dr.Soetomo pada periode

1988-1991,sekitar 16,8% adalah dengan cerebral palsy.William Little yang

pertama kali mempublikasikan kelainan ini pada tahun 1843, menyebutnya

dengan istilah “cerebral diplegia”, sebagai akibat dari prematuritas atau asfiksia

v
neonatorium. Pada waktu itu kelainan ini dikenal sebagai penyakit dari Little.

Sigmund Freud menyebut kelainan ini dengan istilah “Infantil Cerebral

Paralysis”. Sedangkan Sir William Osler adalah yang pertama kali

memperkenalkan istilah “cerebral palsy”. Nama lainnya adalah “Static

encephalopathies of childhood”.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam laporan kasus ini adalah “Bagaimana penatalaksaan
akupunktur untuk mengatasi keluhanCerebral Palsy (CP)?”

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk mengetahui penatalaksaan
akupunktur pada Cerebral Palsy (CP).

vi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Cerebral Palsy


Paralisis serebral merupakan kelompok disabilitas akibat cedera atau
serangan pada otak sebelum atau selama kelahiran, atau pada masa awal
bayi.Paralisis serebral merupakan disabilitas permanen pada anak-anak yang
paling banyak ditemukan (Muscari, 2005).
Paralisis serebral (cerebral palsy, CP) adalah istilah tidak spesifik
yang digunakan untuk memberi ciri khas pada ketidaknormalan tonus otot,

vii
postur, dan koordinasi yang diakibatkan oleh suatu lesi tidak progresif atau
cedera yang mempengaruhi otak yang tidak matur (Betz & Sowden, 2009).
Cerebral palsy merupakan brain injury yaitu suatu kondisi yang
mempengaruhi pengendalian sistem motorik sebagai akibat lesi dalam otak,
atau suatu penyakit neuromuskuer yang disebabkan oleh gangguan
perkembangan atau kerusakan sebagaian dari otak yag berhubungan dengan
pengendalian fungsi motorik (Somantri, 2007).

B. Etiologi
Penyebab Cerebral palsy dapat dibagi menjadi dalam 3 bagian :
1. Pranatal
a. Infeksi intrauterin : TORCH, sifilis, rubella, toksoplasmosis,
sitomegalovirus.
b. Radiasi
c. Asfiksia intrauterine ( abrupsio plasenta previa, anoksia maternal,
kelainan umbilicus, perdarahan plasenta, ibu hipertensi, dan lain-
lain ).
d. Toksemia grafidarum.
2. Perinatal
a. Anoksia/hipoksia.
b. Perdarahan otak.
c. Prematuritas.
d. Ikterus.
e. Meningitis purulenta.
3. Postnatal
a. Trauma kepala.
b. Meningitis/ensefalitis yang terjadi 6 bulan pertama kehidupan.
c. Racun : logam berat.
d. Luka Parut pada otak pasca bedah.

viii
Beberapa penelitian menyebutkan factor prenatal dan perinatal lebih
berperan dari pada factor pascanatal. Studi oleh nelson dkk ( 1986 ) menyebutkan
bayi dengan berat lahir rendah, asfiksia saat lahir, iskemia prenatal, factor
penyebab cerebral palsy.

Faktor prenatal dimulai saat masa gestasi sampai saat akhir, sedangkan
factor perinatal yaitu segala factor yang menyebabkan Cerebral palsy mulai dari
lahir sampai satu bulan kehidupan.Sedangkan factor pascanatal mulai dari bulan
pertama kehidupan sampai 2 tahun.( Hagbreg dkk, 1975 ), atau sampai 5 tahun
kehidupan ( Blair dan Stanley, 1982 ), atau sampai 16 tahun ( Perlstein, Hod,
1964 )

C. Tanda dan Gejala


Tanda awal cerebral palsi biasanya tampak pada usia kurang dari 3 tahun, dan
orang tua sering mencurigai ketika kemampuan perkembangan motorik tidak
normal. Bayi dengan CP sering kelambatan perkembangan, misalnya tengkurap,
duduk, merangkak, atau berjalan.Sebagian mengalami abnormalitas tonus
otot.Penurunan tonus otot/hipotonia dapat menyebabkan bayi tampak lemah dan
lemas serta bayi tampak kaku.Pada sebagian kasus, bayi pada periode awal
tampak hipotonia dan selanjutnya berkembang menjadihipertonia setelah 2-3
bulan pertama.Anak-anak CP mungkin menunjukkan postur abnormal pada salah
satu sisi tubuh. Tanda dan gejala yang dapat dilihat dari anak yang mengalami
cerebral palsi yaitu sebagai berikut:
1. Keterlambatan dalam mencapai tahap perkembangan motorik;
2. Penampilan motorik yang tidak normal dan kehilangan kendali motorik
selektif misalnya menggunakan tangan dominan lebih awal, berguling secara
abnormal dan asimetris, cardan lain-lain.
3. Perubahan tonus otot (misalnya peningkatan atau penurunan resistensi
terhadap gerakan pasif, anak merasa kaku ketika memegang atau berpakaian,
kesulitan menggunakan popok);
4. Postur yang tidak normal (misalnya tangan seperti gunting);

ix
5. Ketidaknormalan refleks (misalnya reflek primitif persisten, seperti hertonik
atau hiperrefleksia);
6. Kecerdasan di bawah normal;
7. Keterbelakangan mental;
8. Kejang/epilepsi (terutama pada tipe spastik);
9. Gangguan menghisap atau makan;
10. Pernafasan yang tidak teratur;
11. Gangguan perkembangan kemampuan motorik (misalnya, menggapai
sesuatu, duduk, berguling, merangkak, berjalan);
12. Gangguan berbicara (disartria);
13. Gangguan penglihatan;
14. Gangguan pendengaran

D. KLASIFIKASI
Berdasarkan gejala klinis maka cerebral palsy dibagioleh Crothers dan
Paine (1959)menjadi 3 tipe yaitu : 1) tipe spastik (piramidal), 2) tipe
diskinetik (ekstrapiramidal), dan 3) tipe campuran.

CP spastik paling sering terjadi (60-80%), yang 25% meerupakan tipe


diskinetik, dan tipe campuran (5-15%). Spastisitas akibat dari kerusakan
sistem piramidal terutama korteks motor di otak.

1) Tipe spastis atau piramidal.

CP spastik ini menunjukkan gejala upper motor neuron (UMN):

- Hiperrefleksia
- Klonus (normal ada klonus pada neonatus)
- Refleks Babinski positif (abnormal setelah usia 2 tahun)
- Refleks primitif yang menetap
- Overflow reflexes seperti crossed adductor

x
Secara topografi distribusi tipe ini adalah sebagai berikut:

a. Monoplegia (satu anggota gerak yang terlibat,


lengan atau tungkai)
b. Diplegia (anggota gerak bawah yang terlibat)
c. Triplegia (mengenai tiga anggota gerak)
d. Quadriplegia (mengenai empat anggota gerak
dan togok)
e. Hemiplegia (mengenai satu sisi tubuh termasuk
anggota gerak atas dan bawah)

1) Tipe Diskinetik (ektrapiramidal)


Tipe diskinetik ditandai dengan adanya gerakan ekstrapiramidal.
Gerakan abnormal ini akibat adanya regulasi tonus, kontrol postur, dan
koordinasi abnormal. Gerakan diskinetik digambarkan sebagai berikut
a. Chorea
Gerak tiba-tiba, tidak teratur, gerakan biasanya terjadi di kepala,
leher, dan ekstremitas
b. Choreoatetoid
Kombinasi gerak atetosis dan chorea, pada umumnya didiminasi
gerak atetoid
c. Distonia
Pelan, gerakan ritmikdengan tonus otot yang berubah-ubah
ditemukan pada ekstremitas dan togok, postur abnormal. Distonia
digambarkan sebagai peningkatan tonus yang tidak bergantung
pada kecepatan/lead pipeartinya bahwa tonus tidak akan menurun
dengan peregangan pelan-pelan. Kelainan di cerebellar.
d. Ataksia

xi
Koordinasi dan balans jelek, sering berhubungan dengan
nistagmus, dismetria dan pola jalan yang wide base, jarang terjadi
kontraktur.
2) Tipe campuran
Kombinasi spastik dan diskinetik.

E. PATOGENESIS
Perkembangan susunan saraf dimulai dengan terbentuknya neural
tube yaitu induksi dorsal yang terjadi pada minggu ke 3-4 masa gestasi dan
induksi ventral, berlangsung pada minggu ke 5 6 masa gestasi. Setiap
gangguan pada masa ini bisa mengakibatkan terjadinya kelainan kongenital
seperti kranioskisis totalis, anensefali, hidrosefalus dan lain sebagainya.
Fase selanjutnya terjadi proliferasi neuron, yang terjadi pada masa
gestasi bulan ke 2 4.Gangguan pada fase ini bisa mengakibatkan mikrosefali,
makrosefali.
Stadium selanjutnya yaitu stadium migrasi yang terjadi pada masa
gestasi bulan 3 5. Migrasi terjadi melalui dua yaitu secara radial, sd
berdiferensiasi dan daerah periventikuler dan subventrikuler ke lapisan
sebelah dalam koerteks serebri; sedangkan migrasi secara tangensial sd
berdiferensiasi dan zone germinal menuju ke permukaan korteks serebri.
Gangguan pada masa ini bisa mengakibatkan kelainan kongenital seperti
polimikrogiri, agenesis korpus kalosum.
Stadium organisasi terjadi pada masa gestasi bulan ke 6 sampai
beberapa tahun pascanatal.Gangguan pada stadium ini mengakibatkan
translokasi genetik, gangguan metabolisme.Stadium mielinisasi terjadi pada
saat lahir sampai beberapa tahun pasca natal.Pada stadium ini terjadi
proliferasi neuron, dan pembentukan selubung myelin.
Kelainan neuropatologik yang terjadi tergantung pada berat dan
ringannya kerusakan Jadi kelainan neuropatologik yang terjadi sangat
kompleks dan difus yang bisa mengenai korteks motorik traktus piramidalis

xii
daerah paraventnkuler ganglia basalis, batang otak dan serebelum.Anoksia
serebri sering merupakan komplikasi perdarahan intraventrikuler dan
subependim Asfiksia perinatal sering berkombinasi dengan iskemi yang bisa
menyebabkan nekrosis.

F. DIAGNOSIS
Sistim klasifikasi alternatif berdasarkan pada fungsional dan beratya CP.
Yang paling sederhana dari sistim ini, menggunakan ringan, sedang, dan
berat.
1) Ringan
Tidak ada keterbatasan aktivitas.
2) Sedang
Ada kesulitan dalam aktivitas sehari-hari (ADL), memerlukan alat
bantu/ortesa.
3) Berat
Keterbatasan ADL sedang sampai berat.

G. PENATALAKSANAAN
Pada penderita dengan kejang diberikan obat antikonvulsan rumat
yang sesuai dengan karateristik kejangnya.Pada keadaan tonus otot yang
berlebihan, obat dari golongan benzodiazepine dapat menolong.Pada keadaan
koreoatetosis diberikan artan.Pada keadaan dengan depresi diberikan
imipramine (tofranil).
Fisioterapi harus segera dimulai secara intensif.Fisioterapi diberikan
untuk mencegah kontraktur, sehingga perlu diperhatikan posisi penderita pada
waktu istirahat atau tidur.Program latihan dapat dilakukan di rumah, namun
pada penderita yang berat dianjurkan untuk tinggal di suatu pusat
latihan.Fisioterapi dilakukan sepanjang penderita hidup.
Terapi okupasi dengan menggunakan strategi alternatif dan peralatan
adaptif, terapis okupasi bekerja untuk mempromosikan partisipasi independen

xiii
anak dalam kegiatan sehari-hari dan rutinitas di rumah, sekolah dan
masyarakat.Peralatan adaptif mungkin termasuk walkers, tongkat berkaki
empat, sistem tempat duduk atau kursi roda listrik.
Terapi wicaradiberikan pada anak dengan gangguan wicara
bahasa.Terapi wicara dapat membantu meningkatkan kemampuan anak untuk
berbicara dengan jelas atau berkomunikasi menggunakan bahasa
isyarat.Terapi wicara juga dapat mengajarkan anak Anda untuk menggunakan
perangkat komunikasi, seperti komputer dan suara synthesizer, jika
komunikasi sulit.Terapi wicara juga dapat mengatasi kesulitan otot yang
digunakan dalam makan dan menelan.

BAB IV

STATUS KLINIK.

DATA PASIEN

A. DATA UMUM
1. Nama :An. A
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Usia : 4 Tahun
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Belum Sekolah
6. Alamat : Warakas 8, Gg 10 No 99

xiv
B. DATA KARAKTERISTIK PASIEN
a. Vital Sign
1. Tekanan Darah : 90/60 mmHg
2. Berat Badan : 11,5 kg
3. Tinggi Badan : - cm
4. Frekuensi Nadi : 85/menit
5. Respirasi : 20/menit

1. Diagnosa Medis : Cerebral Palsy (CP)

b. Empat Cara Pemeriksaan Akupunktur


1) Pengamatan ( WANG )
 SHEN ( Semangat/Keadaan Jiwa )
Kesadaran : Sedikit Lemas
Sinar Mata : Normal
 SE ( Kompleksi )
Warna Kulit : Sawo Matang
Ekspresi Umum : Tanpa Ekspresi
 SING TAY ( Bentuk Tubuh )
Resam Tubuh : Normal
Gerak-gerik : Lamban
Sikap/Posisi : Normal

 Pengamatan Lidah
Otot Lidah
1. Warna : Merah Muda
2. Ukuran : Normal
3. Tapak Gigi : Ada
4. Bercak sianotik : TidakAda
5. Berfisura/Tidak : Tidak Ada
Selaput Lidah

xv
1. Warna : Putih
2. Tebal/ Tipis : Tipis
3. Permukaan : Licin
4. Mengelupas/ Tidak : Tidak mengelupas
2. WEN ( Pendengaran/ Penciuman)
 Pendengaran
Suara Bicara : Tidak Jelas
Suara nafas : Terdengar
Suara Batuk : Tidak Ada
 Penciuman
Bau mulut : Tidak Berbau
Bau Keringat : Tidak berbau
3) Anamnesa ( WUN)
1. Keluhan Utama : Cerebral Palsy
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Tidak bisa berbicara,
berjalan, serta mendengar dirasa sudah terjadi < 4 tahun.
3. Keluhan Tambahan : Tidak Ada
4. Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak Ada
5. Riwayat Penyaki Keluarga : Ibu Tifus dab Deman
Berdarah
6. Riwayat Terapi/ Obat-obatan yang dikonsumsi :
Akupunktur dan Obat Dokter
 Status Diet
1. Makanan
a. Nafsu Makan : Sedikit
b. Frekuensi : 3 x 1hari
c. Jenis Makanan : Bubur
d. Porsi Makan : ±1 centong
e. Kecenderungan Rasa : Tidak Ada Rasa
f. Camilan : Tidak Nyemil

xvi
2. Minuman
a. Frekuensi : Cukup
b. Jenis Minuman : Air putih + susu kambing
c. Volume : < 1 liter /hari
d. Panas/Dingin : Ttidak Panas Tidak Dingin
 Status BAB dan BAK
1. BAB
a. Frekuensi : Dikit
b. Konsistensi : Lembek
c. Bentuk : Lonjong putus-putus
d. Warna : Kuning
e. Mengejan / tidak : Tidak Mengejan
f. Darah : Tidak ada
g. Nanah : Tidak ada
2. BAK
a. Frekuensi : <5 x sehari
b. Jumlah : Normal
c. Warna : Kuning
d. Kepekatan : Tidak Pekat
e. BAK malam hari : Jarang
f. Darah : Tidak ada
g. Nanah : Tidak ada
 Status Nyeri
1. Lokasi : Tidak ada
2. Penampilan Luar : Tidak ada
3. Pergerakan : Tidak ada
4. Sensasi : Tidak ada
5. Perabaan : Tidak ada
6. Bentuk Nyeri : Tidak ada
7. Kualitas Nyeri : Tidak ada

xvii
8. Skala Nyeri Tidak ada
9. Kuantitas Nyeri : Tidak ada
10. Waktu Sensasi : Tidak ada
11. Pemicu : Tidak ada
12. Reaksi Tekan : Tidak ada
 Status Ginekologis
1. Gestasi : Tidak ada
2. Partus : Tidak ada
 Status Organ
1. Sistem Hati / Kandung Empedu : Gangguan pandangan
2. Sistem Jantung / Usus Kecil : Tidak ada
3. Sistem Limpa / Lambung : Lemas, Mudah lelah
4. Sistem Paru-paru/Usus Besar : sesak nafas
5. Sistem Ginjal/Kandung Kemih : Gangguan
Pendengaran
 Pemeriksaan Laboratorium
1. Kolesterol : Tidak Ada
2. Asam Urat : Tidak Ada
3. Gula : Tidak ada

4) CIE ( Perabaan Nadi )

Kiri Kanan
Cun Lemah Cun Lemah
Guan Kuat Guan Kuat
Chi Lemah Chi Lemah

xviii
C. Kesimpulan Pemeriksaan
1. Sindrom Penyakit : Yin Yang Defisiensi
2. Prinsip Terapi : Menguatkan lambung, hati, paru, ginjal
D. Terapi Akupunktur
1. Titik Utama :
 ST 36 (Suzanli) : Menguatkan lambung
2. Titik Diferensiasi :
 GV 20 (Bahui) : Titik Pengalaman. Untuk penenang
 EX-HN 1 (Sishencong) : untuk
3. Bahan Untuk Terapi : Jarum, Kapas alkohol
4. Alat Bantu Terapi : Tidak Ada
5. Frekuensi Terapi :
 Saran Terapi : 1 x dalam satu minggu
 Pelaksanaan Terapi : 1 x dalam satu minggu
6. Saran dan Anjuran :
 Dianjurkan untuk melakukan okupasi terapi
 Dianjurkan untuk melakukan terapi wicara
 Dianjurkan untuk melakukan fisioterapi

E. Kesimpulan
 Diagnosa akupunktur pada An. A berusia 4 th adalah “An. A dengan
Cerebral palsy dengan sindrom yin yang defisien”.
 Perencaan terapi akupunktur pada An. A adalah menguatkan lambung,
ginjal, paru, hati.

F. Evaluasi

xix
No. Hari/Tanggal Data Suyektif Data Obyektif Tindak lanjut
1. Kamis/11- Keluhan : Hasil pemeriksaan:  Titik yg
 Lidah digunakan
10-2019 Tidak Bisa  Nadi  Modalitas
Berjalan, bicara terapi
 Titik
tidak jelas, tambahan
gangguan
pendengaran
2. Kamis/17- Keluhan : Hasil pemeriksaan:  Titik yg
 Lidah digunakan
10-2019  Nadi  Modalitas
terapi
 Titik
tambahan
3. Kamis/24- Keluhan : Hasil pemeriksaan:  Titik yg
 Lidah digunakan
10-2019  Nadi  Modalitas
terapi
 Titik
tambahan

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Pengkajian pada An. A dengan ditemukan keluhan yaitu tidak bisa berjalan,
bicara tidak jelas dan gangguan pendengaran selama kurang lebih 4 tahun.

xx
Berdasarkan pemeriksaan observasi (Wang), pendengaran dan penciuman
(Wen), anamnesis (Wun), dan palpasi (Cie) yang didasarkan pada teori dan
literature mengarah pada kasus cerebral palsy (CP) sindrom defisiensi
lambung, ginjal, hati, paru.
2. Diagnosis akupunktur pada An.A usia 4 tahun dengan keluhan yaitu tidak bisa
berjalan, bicara tidak jelas dan gangguan pendengaran pada kasus cerebral
palsy (CP) sindrom defisiensi lambung, ginjal, hati, paru oleh karena
kurangnya ibu mengalami sakit pada saat penghamilan.
3. Perencanaan terapi akupunktur pada An. A dengan prinsip terapi menguatkan
lambung, hati, ginjal, paru.
4. Pelaksanaan terapi akupunktur menggunakan titik utama atau titik lokal
meliputi ST 36 (Suzanli) dan titik diferensial atau titik sindrom GV 20
(Bahui), EX HN 1Sishencong.
5. Evaluasi terapi akupunktur menunjukan bahwa setelah dilakukan 3 kali terapi
dalam satu minggu bahwa anak sudah mulai bisa peka terhadap rangsangan.

B. Saran

1. Untuk penatalaksanaan studi kasus ini, sebaiknya intervensi terapi untuk

penanganan carpal tunnel syndrome dilakukan secara teratur sesuai teori

dan literatur yaitu 10 kali dalam 4 minggu. Dalam 2 minggu pertama terapi

dilakukan 3 kali dalam seminggu. Selama 2 miggu terakhir dilakukan 2 kali

terapi dalam seminggu untuk mendapatkan hasil akhir yang maksimal

dalam menangani kasus cerebral palsy.

2. Saran dan anjuran yang sulit di lakukan paisen yaitu berbicara, berjalan

serta mendengar bisa dianjurkan untuk melakukan terapi di rumah bersama

xxi
ibu agar dalam pemulihan dapat berjalan dengan baik dan menunjang

keberhasilan terapi.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/penyakit-asam-lambung/pengobatan

xxii
http://referensimakalahjurnal.blogspot.com/2015/03/gastroesophageal-reflux-
disease.html

https://www.academia.edu/22298613/Gastroesophageal_Reflux_Disease_GERD

http://arininacita.blogspot.com/2012/05/askep-gerd.html

xxiii

Anda mungkin juga menyukai