Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta:
pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan
tercantum pada alinea ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung
dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Fungsi dan Kedudukan Pancasila berikut ini adalah beberapa fungsi dan kedudukan
Pancasila bagi negara kesatuan Republik Indonesia[5] :
Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia. Sebagai nilai nilai kehidupan dalam masyarakat
bangsa Indonesia melalui penjabaran instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan
cita-cita yang ingin dicapai serta sesuai dengan nafas jiwa bangsa Indonesia dan karena
Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia
Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia. Merupakan bentuk peran dalam
menunjukan adanya kepribadian bangsa Indonesia yang dapat di bedakan dengan bangsa
lain, yaitu sikap mental, tingkah laku, dan amal perbuatan bangsa Indonesia
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Merupakan kristalisasi pengalaman
hidup dalam sejarah bangsa Indonesia yang telah membentuk sikap, watak, perilaku, tata
nilai norma, dan etika yang telah melahirkan pandangan hidup
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Untuk mengatur tatanan kehidupan bangsa
Indonesia dan negara Indonesia, yang mengatur semua pelaksanaan sistem
ketatanegaraan Indonesia sesuai Pancasila
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum bagi negara Republik Indonesia[6].
Sebagai segala sumber hukum di negara Indonesia karena segala kehidupan negara
Indonesia berdasarkan pancasila, juga harus berlandaskan hukum. Semua Tindakan
kekuasaan dalam masyarakat harus berlandaskan hukum
Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara.
Karena pada waktu mendirikan negara Pancasila adalah perjanjian luhur yang disepakati
oleh para pendiri negara untuk dilaksanakan, pelihara, dan dilestarikan
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa indonesia. Dalam Pancasila mengandung
cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai patokan atau
landasan pemersatu bangsa
Rangkaian isi, arti makna yang terkandung dalam masing-masing alinea dalam
pembukaan UUD 1945, rnelukiskan adanya rangkaian peristiwa dan keadaan yang
berkaitan dengan berdirinya Negara Indonesia melalui pernyataan Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia. Adapun rangkaian makna yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945 adalah sebagai berikut:
Perbedaan pengertian serta pemisahan antara kedua macam peristiwa tersebut ditandai
oleh pengertian yang terkandung dalam anak kalimat, "Kemudian daripada itu" pada bagian
keempat Pembukaan UUD 1945, sehingga dapatlah ditentukan sifat hubungan antara
masing-masing bagian Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945, adalah sebagai berikut:
Sila pertama
Bintang
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing.
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
Sila kedua
Rantai
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit dan sebagainya.
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan.
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Sila ketiga
Pohon Beringin
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila keempat
Kepala Banteng
Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Sila kelima
Padi dan Kapas
Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Menghormati hak orang lain.
Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain.
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
Suka bekerja keras.
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
Sila ketiga Pancasila berbunyi: “Persatuan Indonesia”. Bunyi dari sila ketiga ini tentunya
mempunyai makna sila pancasila tersendiri bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Beberapa
makna yang terkandung dari sila ketiga Pancasila tersebut diantaranya:
- Persatuan Bangsa Adalah Prioritas Utama.
Dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bertanah air, persatuan bangsa adalah
hal yang diutamakan. Selama Indonesia mengalami masa perebutan kemerdekaan
dari bangsa lain, para pahlawan yang telah gugur mendahului kita telah bersusah
payah menyatukan Indonesia melalui perjuangan yang tidak mudah. Berbagai cara
yang ditempuh oleh para pahlawan tidak sedikit memerlukan pengorbanan demi
tercapainya persatuan Indonesia. Oleh karena itu, dalam menentukan suatu
kebijakan baik itu yang dilakukan oleh pemerintah maupun kelompok-kelompok
dalam masyarakat hendaknya menjadikan kepentingan umum dan persatuan bangsa
sebagai prioritas yang utama agar perjuangan para pahlawan untuk mempersatukan
Indonesia tidak menjadi sia-sia. Selain itu, diperlukan juga peran generasi muda
dalam mengisi kemerdekaan sebagai bentuk usaha untuk menegakkan persatuan
dan kesatuan bangsa.
- Pengorbanan Diri Untuk Kersatuan dan Kesatuan Bangsa.
Untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, diperlukan pengorbanan diri
yang tidak main-main. Pengorbanan diri di era sekarang ini bukan lagi berkorban
secara nyawa seperti pada masa perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia,
melainkan lebih kepada pengorbanan secara fisik, pemikiran, dan materiil. Dalam
mencapai persatuan dan kesatuan bangsa, seseorang rela untuk melakukan tindakan
yang bisa saja di luar pemikiran orang awam dan bisa saja dipandang sebagai usaha
yang sia-sia terlebih jika masyarakat memandang bahwa persatuan dan kesatuan
bangsa itu sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara
Indonesia yang menjunjung nilai-nilai pancasila sebagai kepribadian bangsa
setidaknya melakukan pengorbanan walaupun secara sedikit demi untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan terutama dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai dasar Pancasila telah diterima dan diterapakan dalam berbagai sendi kehidupan
masyarakat yang majemuk. Oleh karenanya nila-nilai tersebut perlu dikembangkan serta
disampaikan melalui pendidikan serta diterapkan secara langsung dalam kehidupan.
Berikut penjelasannya mengenai Penerapan Pancasila dalam Kehidupan :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Didalam sila pertama Pancasila ini memiliki sebuah makna bahwa setiap warga negara
memiliki keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa serta negara berdasar pada
ketuhanan. Dengan begitu negara menjamin setiap hak dan kewajiban warga negara dalam
melaksanakan keyakinannya dalam memeluk agama sesuai dengan yang diyakini.
Mendorong adanya sikap toleransi umat beragama sehingga dapat timbul kehidupan yang
harmonis serta terhindar dari segala konflik sosial.
Pengakuan tentang adanya hakikat ketuhanan tersebut dapat diterapakan melalui sikap-
sikap berikut:
Percaya dan takwa terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sesuai kepercayaan dan juga
keyakinan yang timbul dari dalam hati.
Saling menghormati antar sesama umat beragama dalam melaksanakan keyakinan masing-
masing demi terciptanya kerukunan antar umat beragama dalam upaya menjaga keutuhan
NKRI.
Saling tolong-menolong dalam kehidupan beragama agar tercipta kehidupan yang rukun
dan damai.
Peran akhlak dalam pembentukan karakter bangsa karena didorong adanya sebuah
keyakinan dalam beragama yang dilindungi oleh negara
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Didalam sila kedua Pancasila ini bermakna mengenai adanya sebuah prinsip persamaan
antara kedudukan warga negara dalam negara serta martabat manusia yang memiliki
potensi kultural. Setiap warga negara Indonesa merupakan bagian dari warga dunia yang
mengakui bahwa manusia memiliki kedudukan yang sama. Misalnya adanya pengakuan
dalam hal kebebasan berpendapat maupun berorganisasi dengan tak meninggalkan adab
sebagai bangsa yang memiliki budaya yang luhur sejak dahulu kala.
Penerapan makna kemanusiaan yang adil dan beradab dapat diterapkan melalui beberapa
sikap berikut:
Mengakui persamaan derajat serta hak dan kewajiban warga negara
Saling mengasihi antar sesama warga negara demi menciptakan kehidupan yang harmonis
Memiliki sikap saling tenggang rasa diantara sesama manusia
Tidak bertindak maupun berperilaku sewenang-wenang dan menghindari terjadinya
pelanggaran hak warga negara
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
Saling menghargai dan mampu bekerja sama meski memiliki perbedaan
3. Persatuan Indonesia
Makna dalam sila Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa dari berbagai sendi
kehidupan yakni politik, sosial, budaya, ekonomi serta pertahanan juga keamanan. Tujuan
dalam persatuan ialah menumbuhkan rasa persatuan diantara warga negara yang memiliki
kemajemukan adat dan budaya.
Sehingga tercipta sebuah rasa solidaritas, kebanggaan, kebersamaan serta rasa nasionalisme
yang tertanam didalam jiwa setiap warga negaranya. Misalnya, menghormati kemajemukan
suku bangsa dan adat budaya yang merupakan pondasi kehidupan bangsa yang memang
tercipta dari keberagaman dan kemajemukan.
Dalam memaknai adanya persatuan Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dapat
diterapkan dengan sikap-sikap berikut:
Menempatkan persatuan dan kesatuan serta kepentingan bangsa diatas kepentingan
golongan dan tidak bertindak egois
Rela berkorban untuk bangsa dan negara
Menjaga kemajemukan bangsa dengan tidak memicu keributan maupun konflik yang tidak
bermanfaat
Menjunjung tinggi semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dengan
tidak mengkotak-kotakan golongan suku maupun agama
Mencintai bangsa dan negara dengan meminimalkan penyebab lunturnya Bhinneka Tunggal
Ika seperti menjaga kerukunan antar suku dan budaya bangsa
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
Makna yang terkandung di dalam sila keempat Pancasila ini ialah bahwa bangsa Indonesia
memiliki prinsip-prinsip demokrasi yang tentunya bersumber dari nilai nilai pendidikan
karakter bangsa serta tata cara kehidupan bangsa. Perwujudan dari paham demokrasi ialah
kekuasaan negara berada ditangan rakyatnya, dengan kata lain disebut juga kedaulatan
rakyat. Misalnya setiap keputusan yang memiliki pengaruh terhadap rakyat banyak selalu
diambil dalam proses musyawarah untuk mencapai suatu kemufakatan.
Beberapa hal yang dapat diterapkan sejalan dengan makna kedaulatan rakyat, sebagaimana
berikut:
Adanya sistem mayoritas
Tidak memakskan kehendak pribadi
Setiap keputusan yang menyangkut kehidupan masyarakat luas selalu diambil melalui
musyawarah bersamam
Melaksanakan setiap keputusan yang diambil dari hasil musyawaah bersama
Mempertanggungjawabkan setiap keputusan yang diambil dalam musyawarah secara moral
kepada Tuhan Yng Maha esa
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan adalah hak asasi setiap warga negara dan negara menjamin hal tersebut, dan
mencakup segala aspek kehidupan. Baik secara material dan juga spiritual untuk setiap
warga negara Indonesia tanpa terkecuali. Keadilan secara sosial sangat berpengaruh
terhadap kehidupan bermasyarakat yang tentunya akan membantu kesetaraan dalam
kehidupan sosial. Misalnya, seseorang harus berlaku adil tanpa memandang status sosial di
masyarakat dan memiliki keperibadian yang arif.
Penerapan keadila sosial bagiseluruh rakyat Indonesia pada hakikatnya dapat dilakukan
sebagaimana berikut:
Menerapakan rasa kekeluargaan serta gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat
Menjaga keseimbangan antara hak maupun kewajiban dalam kehidupan sosial dengan
melaksanakan kewaiban sebagai bagian masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan
Bersikap adil dengan tidak memaksakan pendapat dan tidak menang sendiri atau egois
Bersikap adil dengan memantu orang lain yang sedang mengalami kesusahan
Menjauhi sikap merampas hak orang lain yang dapat menjadi salah satu faktor penyebab
konflik sosial.
Belajar berbagi agar tercipta keadilan mulai dari dalam diri sendiri
Pancasila sesungguhnya merupakan ideologi yang memiliki hubungan dasar negara dengan
konstitusi. Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa Indonesia merupakan sebuah
pedoman serta tuntunan dalam menjalankan roda pemerintahan, sebagai bagian dari usaha
membangun bangsa dan negara agar dapat tercipta keingginan meraih cita-cita bangsa.
Didalam sebuah pedoman, nilai nilai dasar Pancasila memiliki banyak nilai nilai kehidupan
yang tercermindari setiap makna didalamnya.
Berikut nilai nilai dasar yang terkandung di dalam sebuah Pancasila yakni nilai Ketuhanan,
nilai Kemanusia, Nilai Persatuan, Nilai Kerakyatan serta Nilai Keadilan. Yang harus
direfleksikan di dalam sebuah kehidupan agar tak menjadi semboyan belaka dan dapat
mendukung kehidupan bangsa dan negara dalam menunjukan ciri ciri negara demokrasi
secara umum.
Pancasila
Pancasila apabila dilihat secara kausalitas memiliki nilai-nilai yang bersifat objektif dan
subjektif. Hal tersebut memiliki sebuah pengertian baahwa esensi dari nilai-nilai Pancasila
sebagai ideologi terbuka memiliki sifat yang universal yakni Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai-nilai dasar pancasila yang memiliki sifat objektif
sebagaimana berikut penjelasannya:
Terlihat dari rumusan sila-sila Pancasila itu sendiri memperlihatkan adanya sifat-sifat umum
yang menyeluruh dan tak berwujud (abstrak) namun merupakan sebuah nilai.
Pokok-pokok dari nilai-nilai Pancasila akan selalu ada di dalam kehidupan masyarakat baik di
dalam adat istiadat, kebudayaan, kehiduan berbangsa dan bernegara maupun kehidupan
keagamaan.
Pancasila seperti yang diterangkan didalam pembukaan UUD 1945, apabila dilihat dari segi
ilmu hukum telah memenuhi syarat menjadi dasar negara dan juga sumber hukum.
Sedangkan nilai-nilai Pancasila yang bersifat subyektif memiliki sebuah arti bahwa nilai-nilai
yang terkandung di dalam pancasila merupakan sesuatu yang telah ada dan melekat pada
kehidupan bangsa Indonesia. Berikut penjelasannya:
Nilai-nilai yang timbul dari dalam diri bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia
merupakan kausa materialis. Nilai-nilai tersebut timbul atas dasar pemikiran dan juga
kebudayaan bangsa yang telah terkristalisasi menjadi nilai-nilai yang luhur. (baca juga:Fungsi
Kebudayaan bagi Masyarakat dan Contohnya)
Nilai-nilai Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup bangsa merupakan jati diri bangsa,
yang diyakini sebagai sebuah sumber nilai yang memiliki nilai kebenaran, kebaikan, keadilan
serta kebijaksanaan dalam kehidupan berbangsa maupun bernegara.
Nila-nilai Pancasila mengandung beberapa nilai menurut Darmodiharjo dalam Pryo Sularso
(2008) yakni keruhanian yang merupakan sebuah nilai kebenaran, keadilan, kebaikian,
kebijaksanaan, etis, estetis dan nilai religious yang dimanifestasikan sesuai dengan budi
pekerti maupun hati nurani bangsa Indonesia yang bersumber pada Pancasila sebagai
kepribadian bangsa Indonesia.
Dapat dijabarkan bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan das solen atau cita-cita dan gagasan
tentang kebaikan yang semestinya harus diwujudkan menjadi das sein atau kenyataan.
4. Nilai Kerakyatan
Secara mutlak sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan mengandung sebuah nilai demokrasi. Nilai-nilai demokrasi
kerakyatan yang terkandung di dalam sila keempat menjadi dasar sistem demokrasi di
Indonesia. Sebagaimana berikut penjelasannya:
Sebuah perbedaan haruslah disertai dengan tanggungjawab baik terhadap masyarakat
maupun Tuhan Yang Maha Esa,
Menjunjung tinggi harkat dan martabat diri serta menjamin dan memperkokoh persatuan
dan kesatuaan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara
Mengakui perbedaan dan juga mengakui persamaan hak yang melekat pada setiap individu
maupun kelompok,
Menjunjung tinggi azas musyawarah dan diwujudkan serta menjadikan asas tersebut
sebagai dasar suatu keadilan dalam kehidupan sosial agar tercapainya sebuah tujuan
bersama
5. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki sebuah makna sebagai sebuah
dasar yang sekaligus menjadi tujuan. Yakni tercapainya sebuah tujuan masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur secara lahir maupun batin. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat abstrak
dan normatif. Sehingga dalam mewujudkan adanya sebuah keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia haruslah tercapai sebuah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan. (baca juga: 8 Fungsi Toleransi dalam
Kehidupan Sehari-hari)
Menurut Rambe, delapan ketetapan yang dinyatakan tetap berlaku sampai terbentuknya
pemerintahan hasil pemilu 2004 adalah:
Adapun 11 (sebelas) tap yang dimasukkan dalam Pasal 4 atau dinyatakan tetap berlaku
sampai terbentuknya undang-undang adalah:
- Tap MPRS No. XXIX/1966 tentang Pengangkatan Pahlawan Ampera tetap berlaku
dengan menghargai Pahlawan Ampera yang telah ditetapkan dan sampai
terbentuknya undang-undang tentang pemberian gelar, tanda jasa dan lain-lain
tanda kehormatan;
- Tap MPR No. XI/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan,
Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan, serta
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan RI
sampai dengan terbentuknya UU tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
dimanatkan oleh Pasal 18.18A dan 18B UUD 45.
- Tap MPR No. XI/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN
sampai terlaksananya seluruh ketentuan dalam tap tersebut;
- Tap MPR No. III/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundang-undangan;
- Tap MPR No. V/2000 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional;
- Tap MPR No. VI/2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara RI sampai terbentuknya UU yang terkait;
- Tap MPR No. VII/2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran
Kepolisian Negara RI sampai terbentuknya UU yang terkait dengan penyempurnaan
Pasal 5 (4) dan Pasal 10 (2) dari Tap tersebut yang disesuaikan UUD 1945;
- Tap MPR No. VI/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa;
- Tap MPR No. VI/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan;
- Tap MPR No. VIII/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan
Pencegahan KKN sampai terlaksananya seluruh ketentuan dalam ketetapan tersebut;
- Tap MPR No. IX/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya
Alam sampai terlaksananya seluruh ketentuan dalam tap tersebut.
Dimensi Akhlak
Akhlak adalah nilai-nilai dasar yang membimbing seseorang dalam berperilaku.[1]
Seorang dikatakan berakhlak atau bermoral, apabila perilakunya mengikuti kaidah-
kaidah kehidupan yang dikehendaki atau dibenarkan oleh agama, masyarakat, dan
hati nuraninya.[1] Kaidah-kaidah kehidupan itu berisi tuntunan atau petunjuk
mengenai baik dan buruk.[1]
Ada keselarasan, keserasian, kesimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh
kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya
manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini, unsur manusia,
unsur sosial-budaya, dan unsur lainnya harus mendapatkan perhatian yang
seimbang.
Pembangunan harus merata untuk seluruh masyarakat dan di seluruh wilayah tanah
air.
Subjek dan objek pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga
pembangunan harus berkepribadian Indonesia pula.
Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat
adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk
mengarahkan, membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang. Kegiatan
masyarakat dan kegiatan pemerintah mesti saling mendukung, saling mengisi, dan
saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan
pembangunan nasional.
Fungsi DPD
Fungsi dari DPD atau Dewan Perwakilan Daerah adalah sebagai berikut:
Mengajukan usul pada pembahasan tentang bidang legislasi tertentu dan
memberikan pertimbangan pada bidang legislasi tertentu.
Melakukan pengawasan dan menjalankan Undang-Undang tertentu.
Pada Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen IV, ditekankan bahwa kedudukan
DPD RI adalah sebagai lembaga perwakilan bersama DPR RI yang mempunyai fungsi
legislasi, pengawasan dan penganggaran.