Di susun oleh :
Kelompok 1 :
1. Ayu Indah Ramadhani (1801088)
2. Hazyka Lutica (1801095)
3. Miftahul Jannah (1801101)
4. Nasya Aprilla Narvieko (1801104)
5. Rachel Robina (1801110)
6. Winda Oktavia Raisa (
7. M. Rajeb (
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT Tuhan yang Mahakuasa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis telah dapat
menyusun makalah “Pengertian dan Sejarah Toksikologi” yang merupakan tugas dari
mata kuliah Toksikologi.
Makalah yang penulis susun ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu
penulis terbuka terhadap saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Toksikologi?
2. Bagaimana sejarah perkembangan Toksikologi?
3. Apa saja konsep Toksikologi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Toksikologi
Secara sederhana dan ringkas, toksikologi dapat didefinisikan sebagai
kajian tentang hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksik) berbagai
bahan kimia terhadap makhluk hidup dan sistem biologik lainnya. Ia dapat juga
membahas penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek tersebut
sehubungan dengan terpejannya (exposed) makhluk tadi. Kata racun “toxic”
adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari akar kata “tox” dimana dalam
bahasa Yunani berarti panah, dimana panah pada saat itu digunakan sebagai
senjata dalam peperangan, yang pada anak panah nya terdapat racun. (Frank.
2010)
Toksikologi merupakan studi mengenai efek-efek yang tidak di inginkan
dari zat-zat kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas
tentang penilaian secara kuantitatif tentang organ-organ tubuh yang sering
terpajang serta efek yang di timbulkan nya. Efek toksik atau efek yang tidak di
inginkan dalam sistem biologis tidak akan dihasilkan oleh bahan kimia kecuali
bahan kimia tersebut atau produk biotransformasinya mencapai tempat yang
sesuai di dalam tubuh pada konsentrasi dan lama waktu yang cukup untuk
menghasilkan manifestasi toksik. Faktor utama yang mempengaruhi toksisitas
yang berhubungan dengan situasi pemaparan (pemajanan) terhadap bahan kimia
tertentu adalah jalur masuk ke dalam tubuh, jangka waktu dan frekuensi
pemaparan. Pemaparan bahan-bahan kimia terhadap binatang percobaan
biasanya dibagi dalam empat kategori: akut, subakut, subkronik, dan kronik.
(Frank. 2010)
Untuk manusia pemaparan akut biasanya terjadi karena suatu kecelakaan
atau disengaja, dan pemaparan kronik dialami oleh para pekerja terutama di
lingkungan industri-industri kimia. Interaksi bahan kimia dapat terjadi melalui
sejumlah mekanisme dan efek dari dua atau lebih bahan kimia yang diberikan
secara bersamaan akan menghasilkan suatu respons yang mungkin bersifat
3
aditif, sinergis, potensiasi, dan antagonistik. Karakteristik pemaparan
membentuk spektrum efek secara bersamaan membentuk hubungan korelasi
yang dikenal dengan hubungan dosis-respons. Apabila zat kimia dikatakan
beracun (toksik ), maka kebanyakan diartikan sebagai zat yang berpotensial
memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme biologi tertentu pada suatu
organisme. Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan oleh: dosis, konsentrasi
racun di reseptor “tempat kerja”, sifat zat tersebut, kondisi bioorganisme atau
sistem bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk efek yang
ditimbulkan. Sehingga apabila menggunakan istilah toksik atau toksisitas, maka
perlu untuk mengidentifikasi mekanisme biologi di mana efek berbahaya itu
timbul. Sedangkan toksisitas merupakan sifat relatif dari suatu zat kimia, dalam
kemampuannya menimbulkan efek berbahaya atau penyimpangan mekanisme
biologi pada suatu organisme. Toksisitas merupakan istilah relatif yang biasa
dipergunakan dalam memperbandingkan satu zat kimia dengan lainnya. Adalah
biasa untuk mengatakan bahwa satu zat kimia lebih toksik daripada zat kimia
lain. (Frank. 2010)
4
banyak lagi nama besar toksikolog pada zaman ini, ada satu nama besar
pada zaman Mesir dan Romawi Kuno yaitu Pendacious Dioscorides
(A.D. 50) dikenal sebagai bapak Material Medika, yaitu seorang dokter
tentara. Didalam bukunya, dia mengelompokkan racun dari tanaman,
hewan, dan mineral. (Frank. 2010)
Untuk mencegah peracunan, orang senantiasa berusaha menemukan
dan mengembangkan upaya pencegahan dan menawarkan racun. Namun,
evaluasi yang lebih kritis terhadap usaha ini baru dimulai oleh
Maimonides (1135-1204) dalam bukunya yang terkenal “Racun Dan Anti
Dotumnya” yang diterbitkan pada tahun 1198. Sumbangan yang lebih
penting bagi kemajuan toksikologi yaitu pada abad 16 dan sesudahnya.
Paracelsus (1493-1541), toksikolog besar yang meletakkan konsep dasar
dari toksikologi. Dalam postulatnya menyatakan “tidak ada zat yang
dengan sendirinya bersifat racun, dosis lah yang membuat suatu zat
menjadi racun dari obat”. Pernyataan ini menjadi dasar bagi konsep
“hubungan dosis-respon” dan “indeks terapetik” yang dikembangkan
dikemudian hari. (Frank. 2010)
Matthieu Joseph Bonaventura Orfila dikenal sebagai bapak
toksikologi moden, berasal dari Spanyol di pulau Minorca yang hidup
pada tahun 1787-1853. Ia mempelajari kimia, matematika dan ilmu
kedokteran. Orfila menulis suatu tulisan penting (1814 -1815) yang
menggambarkan hubungan sistematik antara suatu informasi kimiawi dan
biologis tentang racun. Orfila adalah orang pertama yang menjelaskan
nilai pentingnya analisis kimia guna membuktikan bahwa simptomatologi
yang ada berkaitan dengan adanya zat kimia di dalam tubuh. Orfila juga
menunjukkan pentingnya analisis kimia sebagai bukti hukum pada kasus
kematian akibat keracunan. (Frank. 2010)
Dikenalnya pendekatan ini menumbuhkan suatu bidang khusus
dalam toksikologi modern yaitu toksikologi forensic. (Doull dan Bruce,
1986)
5
2.2.2 Perkembangan Mutahir
Dalam menghadapi perkembangan penduduk, masyarakat modern
menuntut perbaikan kondisi kesehatan dan kehidupan, diantaranya gizi,
pakaian, tempat tinggal, dan transportasi. Untuk memenuhi tujuan ini,
berbagai jenis bahan kimia harus di produksi dan digunakan, banyak
diantaranya dalam jumlah besar. Dengan berbagai cara, bahan kimia ini
bersentuhan dengan berbagai segmen penduduk, proses pembuatan,
penanganan, dan yang menggunakan (pelukis, pemakai pestisida),
bahkan yang mengkonsumsinya (obat-obatan, zat makanan atau yang
menyalahgunakan nya misalnya bunuh diri, keracunan secara tidak
sengaja). Untuk menggambarkan efek ganas, beberapa contoh keracunan
masif akut dan keracunan jangka panjang dicantumkan dalam apendiks.
Dalam kasus ini, banyak penyelidikan toksikologi yang canggih
dilakukan untuk memastikan etiologi nya. (Frank. 2010)
Karena banyak nya orang yang terpajan bahan kimia, maka kita
harus mencari upaya pengendalian yang tepat sebelum terjadi kerusakan
hebat. Karena itu, bila mungkin, ahli toksikologi modern harus mencoba
mengidentifikasikan berbagai indicator pajanan dan tanda efeknya
terhadap kesehatan dini dan reversible. (Frank. 2010)
Dalam penerapan suatu ilmu pengetahuan ilmiah sebagai alat dasar
bagi profesi kesehatan, para ahli toksikologi akan selalu terlibat dalam
penentuan batas pajanan yang aman atau penilaiain resiko. Batas pajanan
yang aman, mencakup “asupan (intek) harian yang diperbolehkan”
(WHO, 1962) dan “nilai ambang batas” (federal register, 1971).
Penentuan ini merupakan penelitian menyeluruh tentang sifat toksik,
pembuktian dosis yang aman, menentukan hubungan dosis-efek dan
dosis-respon, serta penetilian toksikokinetik dan biotransformasi.
Meluasnya bidang cakupan dan makin banyaknya sub-disiplin toksikologi
6
seperti yang digambarkan di atas memberikan gambaran jelas tentang
kemajuan terakhir dalam toksikologi. (Frank. 2010)
2. Toksikologi Ekonomi
Toksikologi ekonomi adalah menguraikan pengaruh berbahaya
zat kimia yang sengaja diberikan pada jaringan biologi dengan maksud
untuk mendapatkan pengaruh atau efek bermanfaat yang khas
(misalnya, obat, zat makanan ,peptisida). (david, 2002)
3. Toksikologi Kehakiman
Menekunkan diri pada aplikasi atau pemanfaatan ilmu
toksikologi untuk kepentingan peradilan. Melakukan analisis kualitatif
maupun kuantitatif dari racun, dari bukti fisik, dan menerjemahkan
temuan analisisnya kedalam ungkapan apakah ada tidaknya racun
7
yang terlibat dalam tindak kriminal, yang dituduhkan, sebagai bukti
dalam tindak kriminal (forensic) di pengadilan. Jadi, toksikologi
kehakiman ini lebih menekankan aspek medis dan aspek hukum dari
bahan-bahan berbahaya yang baik secara sengaja maupun tidak
sengaja di ekspose. (david, 2002)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Toksikologi merupakan studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan
dari zat-zat kimia terhadap organisme hidup. Sejarah toksikolgi di mulai dari
Hippocrates (460-370 B.C.) dikenal sebagai bapak kedokteran, disamping itu
dia juga di kenal sebagai toksikolog. Disamping banyak lagi nama besar
toksikolog pada zaman ini, ada satu nama besar pada zaman mesir dan romawi
kuno yaitu pendacious dioscorides (A.D. 50) dikenal sebagai bapak material
medika, yaitu seorang dokter tentara. Didalam bukunya, dia mengelompokkan
racun dari tanaman, hewan, dan mineral.
Untuk mencegah peracunan, orang senantiasa berusaha menemukan dan
mengembangkan upaya pencegahan dan menawarkan racun. Namun, evaluasi
yang lebih kritis terhadap usaha ini baru dimulai oleh Maimonides (1135-1204)
dalam bukunya yang terkenal “racun dan anti dotum nya” yang diterbitkan pada
tahun 1198. Sumbangan yang lebih penting bagi kemajuan tpoksikologi yaitu
pada abad 16 dan sesudahnya. Paracelsus(1493-1541), toksikolog besar yang
meletakkan konsep dasar dari toksikologi. Matthiew Joseph Bonaventura Orfila
dikenal sebagai apak toksikologi moden, berasal dari spanyol di pulau Minorca
yang hidup pada tahun 1787-1853.
Untuk konsep toksikologi terbagi tiga, yaitu, toksikologi lingkungan,
kehakiman, dan ekonomi.
3.2 Saran
Dari makalah ini, diharapkan pembaca mengerti dan memahami tentang
Konsep Toksikologi. Pembaca juga diharapkan dapat mengambil manfaat dari
makalah yang telah kami susun. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
memperbaiki penulisan makalah yang selanjutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10