Anda di halaman 1dari 7

BAB V

PLAN OF ACTION

Prioritas di UPTD Puskesmas Sibela pada tahun 2019 adalah berkaitan dengan
proporsi kasus hipertensi di fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk menyelesaikan
permasalahan ini maka perlu disusun Plan of Action (POA) yang komprehensif,
efektif dan efisien. Dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
menyarankan Program Komunitas CEKATAN yang dapat menurunkan proporsi
hipertensi di fasilitas pelayanan kesehatan.

Tabel 5.1. Plan of Action Masalah Tingginya Proporsi Kasus Hipertensi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
Kegiatan Sasaran Target
Bekerja sama Semua karang taruna, Semua lapisan masyarakat di
dengan karang kader, dan stakeholder semua kalangan usia dapat
taruna, kader, dan di wilayah kerja ikut berpartisipasi.
stakeholder dalam Puskesmas Sibela
membantu
pelaksanaan
program
Menginisiasi Masyarakat yang sudah Semua masyarakat yang
masyarakat untuk terdiagnosis hipertensi sudah terdiagnosis hipertensi
membuat di wilayah kerja dari berbagai kalangan usia
komunitas Puskesmas Sibela dapat ikut berpartisipasi
CEKATAN yang
terdiri dari
penderita
hipertensi.
Menginisiasi Masyarakat umum, Meningkatkan kesadaran dan
komunitas masyarakat dengan pemahaman masyarakat
CEKATAN untuk risiko tinggi hipertensi, terkait pentingnya melakukan
membuat kegiatan masyrakat yang pencegahan, pengawasan,
yang berkaitan memiliki anggota dan pengelolaan hipertensi.
dengan pencegahan keluarga dengan
dan pengelolaan hipertensi.
hipertensi.
Mengadakan Kader, tokoh Meningkatnya pemahaman
penyuluhan dengan masyarakat, karang dan pengetahuan para kader,
konten yang taruna, masyarakat tokoh masyarakat, perangkat
manrik mengenai risiko tinggi, dan desa, karang taruna, dan
pencegahan, masyarakat umum di masyarakat umum mengenai
pengawasan, dan wilayah kerja pentingnya pencegahan,
pengelolaan Puskesmas Sibela pengawasan, dan pengelolaan
hipertensi di hipertensi.
masyarakat.
Membuat POS Masyarakat umum. Meningkatnya kesadaran
CEKATAN disetiap masyarakat untuk mengukur
RW yang tekanan darah secara rutin
didalamnya dan lebih waspada terhadap
terdapat tensimeter hipertensi.
yang dapat
digunakan secara
mandiri.

Berikut ini merupakan rencana persiapan yang dibutuhkan:


1. Tujuan:
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pencegahan,
pengawasan, dan pengelolaan hipertensi.
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dan pemahaman masyarakat
mengenai pentingnya pencegahan, pengawasan, dan pengelolaan hipertensi.
c. Meningkatkan kepedulian masyarakat dan keluarga terhadap komplikasi
dari hipertensi.
d. Sebagai bentuk pencegahan dan pengendalian dampak jangka panjang dari
hipertensi.
2. Sasaran :
a. Kader dalam Poslansia
b. Kader dalam Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular)
c. Perangkat desa
d. Tokoh masyarakat
e. Karang Taruna
f. Masyarakat penderita hipertensi
g. Masyarakat dengan risiko hipertensi
h. Keluarga dengan hipertensi
i. Seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sibela
3. Waktu yang dibutuhkan untuk setiap program
a. Dibutuhkan waktu kurang lebih 1 minggu untuk screening awal RW dengan
pengidap hipertensi terbanyak dan yang dapat menginisiasi pelaksanaan
program berdasarkan rekam medis .
b. Dibutuhkan waktu kurang lebih 1 minggu untuk berkoordinasi dengan
kader, karangtaruna dan stakeholder untuk pelaksanaan program.
c. Dibutuhkan waktu kurang lebih 1 minggu untuk mempersiapkan media
penyebaran informasi dengan konten yang menarik dan mudah dipahami
masyarakat.
d. Dibutuhkan waktu kurang lebih 1 bulan untuk pembuatan pos CEKATAN
disetiap RW.
e. Dilakukan penjaringan masyarakat yang menderita hipertensi selama 2
minggu melalui Posbindu dan Pos Lansia untuk membuat “Komunitas
CEKATAN”
f. Penyebaran informasi oleh Komunitas CEKATAN dan berbagi informasi
melalui media sosial seperti Whatsapp Facebook setiap 1 minggu sekali.
g. Pertemuan berkala “Komunitas CEKATAN” setiap 1 bulan sekali yang
berisi kegiatan terkait pengelolaan hipertensi.
h. Mengadakan kegiatan terkait pencegahan, pengawasan, dan pengelolaan
hipertensi di masyarakat yang diadakan oleh “Komunitas CEKATAN”
bersama kader dan tokoh masyarakat setiap 3 bulan sekali.
4. Lokasi
Wilayah kerja Puskesmas Sibela
5. Sarana dan prasarana
a. Tempat untuk penyuluhan (balai desa, lokasi posyandu, lokasi PKK, lokasi
kegiatan berbasis masyarakat)
b. Alat tulis menulis
c. Laptop, LCD proyektor, dan pointer
d. Sound system
e. Meja dan kursi
f. Poster dan leaflet
g. Kendaraan
h. Alat-alat kesehatan
6. Pembiayaan
Dana program diperoleh dari anggaran Puskesmas Sibela maupun bantuan dari
Dinas Kesehatan Kota Surakarta
7. Uraian Program
a. Metode :
Melaksanakan Program “Komunitas CEKATAN” yaitu Komunitas yang
sadar untuk Cek, Awasi dan Kelola Tekanan Darah dengan metode
pelaksanaan :
1) Berkoordinasi dengan kader, karangtaruna dan stakeholder untuk
pelaksanaan program.
2) Mempersiapkan media penyebaran informasi dengan konten yang
menarik dan mudah dipahami masyarakat.
3) Pembuatan pos CEKATAN disetiap RW. Pos CEKATAN ini dapat
menggunakan rumah peserta Komunitas CEKATAN, rumah Kader
ataupun Rumah warga yang dengan sukarela mengizinkan bagian
depan rumahnya untuk dibuat seperti POS tempat meletakan
tensimeter.
4) Penjaringan masyarakat yang menderita hipertensi selama 2 minggu
melalui Posbindu dan Pos Lansia untuk membuat Komunitas
CEKATAN
5) Dilakukan penyebaran informasi oleh Komunitas CEKATAN dan
berbagi informasi melalui media sosial seperti Whatsapp Facebook
s
6) Pertemuan berkala “Komunitas CEKATAN” setiap 1 bulan sekali
yang berisi kegiatan terkait pengelolaan hipertensi.
7) Mengadakan kegiatan terkait pencegahan, pengawasan, dan
pengelolaan hipertensi di masyarakat yang diadakan oleh
“Komunitas CEKATAN” bersama kader dan tokoh masyarakat
setiap 3 bulan sekali.
b. Mekanisme kegiatan :
Program “Komunitas CEKATAN” adalah serangakain program
puskesmas yang berkesinambungan dalam upaya menurunkan proporsi
kasus hipertensi dalam pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Sibela. Program ini bersifat dari kita, oleh kita, untuk kita. Program ini
menekankan aspek preventif dan promotive kepada masyarakat. Program
ini bekerjasama dengan kader, tokoh masyarakat, perangkat desa, dan juga
karang taruna untuk mencapai tujuan.
Teknis pelaksanaan kegiatan adalah tenaga kesehatan puskesmas terlebih
dahulu berkoordinasi dengan kader, karang taruna, dan stakeholder
mengenai pelaksanaan program. tenaga kesehatan puskesmas kemudian
membuat media edukasi dengan konten mengenai pentingnya pencegahan,
pengawasan, dan pengelolaan hipertensi dalam bentuk leaflet, poster,
ataupun video interaktif yang menarik dan mudah dipahami oleh masyrakat.
Hal ini bertujuan agar kader, tokoh masyarakat, dan perangkat desa
mengikutsertakan materi terkait pentingnya pencegahan, pengawasan, dan
pengelolaan hipertensi dalam setiap kegiatan bersama masyarakat sehingga
terjadi peningkatan pemahaman seluruh lapisan masyarakat terkait
hipertensi.
Tenaga kesehatan kemudian menginisiasi kader dan tokoh masyrakat
untuk membentuk Pos CEKATAN yang bertujuan untuk skrining ataupun
pengawasan terhadap hipertensi yang dapat dilakukan tanpa harus terpaut
waktu. Pos CEKATAN dapat berupa rumah warga atau kader yang bersedia
terbuka kapan saja untuk didatangi oleh masyrakat yang ingin mengecek
tekanan darahnya, atau dapat dalam bentuk pos tersendiri yang diediakan
oleh masyarakat sekitar.
Tenaga kesehatan puskesmas juga melakukan penjaringan masyrakat
yang mengidap hipertensi di setiap RW melalui Posbindu dan Pos Lansia
dan juga Pos CEKATAN dibantu oleh kader, karang taruna, dan juga tokoh
masyarakat. Tenaga kesehatan puskesmas kemudian menginisiasi setiap
RW untuk membentuk “Komunitas CEKATAN” yang terdiri dari kader dan
masyrakat pengidap hipertensi atau masyarakat pengawas minum
obat/pendamping dari pengidap hipertensi dengan memanfaatkan media
sosial seperti WhatsApp atau Facebook untuk berbagi informasi. Kader
menginisiasi Komunitas CEKATAN untuk membentuk struktur organisasi
yang terdiri dari mereka sendiri.
Komunitas CEKATAN kemudian melakukan pertemuan setiap 1 bulan
sekali yang dimoderatori oleh kader dan karang taruna untuk berbagi
informasi ataupun menyusun rencana kegiatan bersama baik untuk
komunitas itu sendiri atau masyarakat seperti melaksanakan senam
hipertensi, workshop mengenai pola makan dan diet untuk penderita
hipertensi, cek kesehatan gratis, dan juga berbagai kegiatan lainnya yang
bertujuan untuk pencegahan, pengawasan, dan pengelolaan hipertensi.
Komunitas CEKATAN bekerjasama dengan kader, tokoh masyarakat,
tenaga kesehatan, dan karang taruna menginisiasi untuk mengadakan
kegiatan terkait pencegahan, pengawasan, dan pengelolaan hipertensi di
masyarakat yang diadakan setiap 3 bulan sekali. Kegiatan yang dilakukan
dapat berupa senam hipertensi, workshop mengenai pola makan dan diet
untuk penderita hipertensi, cek kesehatan gratis, dan juga berbagai kegiatan
lainnya. Dengan demikian diharapkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pencegahan, pengawasan, dan pengelolaan hipertensi akan lebih
meningkat.

c. Plan of Evaluation

Tabel 5.2. Plan of Evaluation Masalah Tingginya Proposi Kasus Hipertensi di


Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sibela.
Input/Proses Kegiatan Target Plan of Evaluation
/Output
Screening awal RW dengan Terdapat 39 RW dan - Screening sudah
Input pengidap hipertensi 186 RT di wilayah kerja dilakukan pada
terbanyak dan RW yang Puskesmas Sibela. seluruh RW dan
berpotensi untuk didapatkan 2 RW
menginisiasi pelaksanaan yang berpotensi
program di wilayah kerja untuk menginisiasi
Puskesmas Sibela pelaksanaan
program.
Bekerja sama dengan Semua lapisan - Kehadiran minimal
Proses karang taruna, kader, dan masyarakat di semua 50 % dari anggota
stakeholder dalam kalangan usia dapat ikut karang taruna, kader
membantu pelaksanaan berpartisipasi. dan stakeholder
program dalam setiap
pelaksanaan
kegiatan.
Menginisiasi masyarakat Semua masyarakat yang - Terbentuk
Proses untuk membuat komunitas sudah terdiagnosis komunitas
CEKATAN yang terdiri hipertensi dari berbagai CEKATAN di 2 RW
dari penderita hipertensi. kalangan usia dapat ikut yang anggotanya
berpartisipasi. terdiri dari penderita
hipertensi.
Menginisiasi komunitas Meningkatkan - Kehadiran minimal
Proses CEKATAN untuk kesadaran dan 50% bagi para
membuat kegiatan yang pemahaman masyarakat anggota komunitas
berkaitan dengan terkait pentingnya dalam setiap
pencegahan dan melakukan pencegahan, kegiatan yang
pengelolaan hipertensi. pengawasan, dan berkaitan dengan
pengelolaan hipertensi. pencegahan dan
pengelolaan
hipertensi.
Mengadakan penyuluhan Meningkatnya - Penyuluhan minimal
dengan konten yang manrik pemahaman dan sudah dilakukan di 2
Proses mengenai pencegahan, pengetahuan para kader, RW yang berpontesi
pengawasan, dan tokoh masyarakat, untuk inisiasi
pengelolaan hipertensi di perangkat desa, karang program, setiap RW
masyarakat taruna, dan masyarakat minimal dihadiri 50
umum mengenai kepala keluarga
pentingnya pencegahan,
pengawasan, dan
pengelolaan hipertensi..
Membuat POS CEKATAN Meningkatnya - Terdapat POS
Proses disetiap RW yang kesadaran masyarakat CEKATAN minimal
didalamnya terdapat untuk mengukur di 2 RW yang
tensimeter yang dapat tekanan darah secara berpotensi untuk
digunakan secara mandiri. rutin dan lebih waspada inisiasi program.
terhadap hipertensi. - Setiap Pos sudah
mempunyai buku
pencatatan dan kartu
pencatatan
penggunaan
tensimeter
-
Output

Anda mungkin juga menyukai