Zat dititrasi untuk melihat sifatnya sebagai komposisi yang bagus. Warna, titik lebur, titik didih adalah sifat fisika. Sifat fisika didefinisikan sebagai sifat yang bisa diukur dan diamati tanpa merubah komposisi atau identitas dari zat tersebut. Berbeda dengan air es hanya pada penampilannya tetapi tidak pada komposisinya, maka hal itu adalah perubahan fisika. Sifat kimia dari suatu zat adalah sifat yang merubah komposisi atau identitas dari zat tersebut. Seluruh pengukuran sifat materi turun kedalam suatu kategori, yaitu : sifat ekstensif dan intensif. Pengukuran nilai ekstensif tergantung pada beberapa banyak materi di penimbangan, massa didefinisikan sebagai jumlah materi didalam sampel yang diberikan dari zat tersebut. Massa adalah sifat ekstensif. Volume didefinisikan sebagai pangkat tiga dari panjang adalah sifat ekstensif. Nilai kuantitas ekstensif tergantung pada jumlah dari materi, sedangkan pengukuran nilai intensif tidak tergantung pada berapa banyak materi yang dipertimbangkan, salah satunya adalah identitas, yang didefinisikan sebagai massa dari objek dan volumenya. Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut : massa(kg) ρ= … … … … … … … … … … … … … …. … … … … … … … … … … ..(2.1) volume( m3 )
(Prasetiawan, 2009)
2.2. Penggolongan materi
Materi sepenuhnya dari satuan kecil yang disebut atom. Sekarang ini kita mengetahui 112 macam atom dan struktur materi yang dibuat dari 112 atom ini. Unsur kimia adalah zat yang berjalan hanya satu jenis atom. Kita bisa amati bahwa 90 unsur pertama terdapat dalam atom, sedangkan unsur sisanya merupakan buatan manusia. Unsur-unsur yang lengkap dapat kita ketahui dari tabel periodik. Senyawa adalah materi yang dibentuk dari dua unsur atau lebih dengan perbandingan tertentu. Jadi, senyawa masih dapat diuraikan menjadi unsur pembentuknya dan senyawa disebut zat tunggal karena partikel terkecilnya hanya satu jenis. Berbeda dengan unsur dan senyawa, campuran adalah gabungan dau zat tunggal atau lebih dengan perbandingan sebanding. Contohnya campuran antara nitrogen dan oksigen antara besi dan belerang. Perbandingan kedua unsur boleh saja 1:2, 3:7, 2:1 dan sebagainya. Jika membentuk senyawa, perbandingan kedua unsur harus tertentu. Contohnya nitrogen oksida, mengandung nitrogen dan oksigen dengan perbandingan 7:14. Dalam senyawa besi sulfida, perbandingan massa besi dan belerang harus 7 dan 4 tidak boleh lain. Campuran dapat pula terjadi antara senyawa, contohnya air dengan alkohol atau antara unsur dengan senyawa, contohnya nitrogen dengan uap air. Dipanaskan terdapat alkohol dengan berbagai perbandingan, misalnya alkohol 75%, 50% dan 25%. Alkohol 75% berarti 75% adalah massa alkohol dan sejenisnya yang menyebabkan harga alkohol komposisinya sama antara satu bagian dengan yang lain didekatnya. Sebagai contoh gula dan air. Rasa manis air gula disemua bagian sama, baik diatas, bawah maupun pinggirnya. Karena begitu kecil dan merapatnya partikel gula sehingga tidak dapat dilihat walaupun dengan mikroskop. Fasenya hanya tampak satu, yakni cairan dan campuran seperti ini disebut larutan. Campuran heterogen adalah penggabungan yang tidak merata antara zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama diberbagai bagian, contohnya campuran air dan minyak tanah. Pada mulanya, kedua zat tidak sama diberbagai bagian. Contohnya campuran air dengan minyak tanah. Pada mulanya, kedua zat tidak bercampur tetapi setelah dikocok dengan sangat kuat, minyak menyebar dalam iar berupa gelembung-gelembung kecil. Pada gelembung hanya terdapat minyak, sedangkan yang lainnya adalah air. Hal ini disebabkan minyak dan air adalah senyawa yang tidak sama. Air bersifat polar, sedangkan minyak non-polar. Dengan kata lain, antara minyak dan air terddapat bidang batas atau mengandung lebih dari satu fase(James Braddy,1999).
2.3. Pemisahan campuran
Kebanyakan materi yang terdapat dibumi ini tidak murni, tetapi berupa campuran dari berbagai komponen. Contohnya, tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair atau gas. Untuk memperoleh zat murni, kita harus memisahkan dari campurannya. Contohnya untuk mendapatkan air suling atau aquadest kita harus menyulingnyadari air sumur atau sungai. Untuk memperoleh minyak goreng, kita harus memisahkannya dari buah kelapa, biji jagung atau kelapa sawit. Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Selama proses pemisahan berlangsung. Sedangkan pemisahan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan berhantung pada jenis, wujud dan sifat komponen yang tergolong didalamnya. 2.3.1. Destilasi (penyulingan) Destilasi adalah proses dimana suatu zat pada mulanya diuapkan dan kemudian diembunkan serta dicairkan kembali dengan proses perbandingan. Dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika campuran dipanaskan, maka komponen yang tidak tinggi titik didihnya (lebih rendah) akan menguap lebih dahulu. Dengan mengatur suhu secara cermat, kita dapat menguapkan dan kemudian komponen-komponen tersebut menjadi uap secara bertahap. Pengembunan terjadi dengan uap ke tabung pendingin. Contohnya memisahkan campuran dari alkohol. Titik didih air dan alkohol masing-masing 100°C dan 80°C atau 78°C. Jika campuran dipanaskan dan suhu diatur 78℃, maka alkohol akan menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam pendingin dan akhirnya didapat cairan alkohol murni (Hiskia Achmad,2014). Jika campuran mengandung dua komponen atau lebih, maka penguapan dan pengembunan dilakukan secara bertahap sesuai dengan jumlah komponen itu dimulai dari titik didih yang paling rendah. 2.3.2. Filtrasi (penyaringan) Filtrasi adalah cara pemisahan zat padat dari cairan melalui saringan (filter) yang berpori-pori, sebagaimana untuk memisahkan pasir dari air dengan corong yang dilapisi kertas saring. Pasir tinggal dikertas saring, air turun kebawah menembus kertas saring, cairanhasil saringan tersebut disebut filtrat. Cara filtrat digunakan untuk memisahkan zat-zat yang kelarutannya berbeda misalnya : gula yang dikotori pasir, gula tersebut dimasukkan ke air dan akan melarut, sedangkan pasir tidak, melalui penyaringan akan memisahkan air dengan pasir sedangkan gula yang larut akan turun mengikuti air sebagai filtrat. Lalu filtrat dipanaskan sehingga menguap dan menghasilkan filtrat dari gula menjadi gula padat (kristal). 2.3.3. Rekristalisasi Teknik pemisahan dengan rekristalisasi berdasarkan perbedaan titik beku komponen, perbedaan itu cukup besar dan sebaliknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam bejana serbuk, maka air akan menguap sedikit demi sedikit. Pemanasan dihentikan pada saat larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan. Setelah pengkristalan sempurna garam dapat dipisahkan dengan menyaring (Syukri, 1999) 2.3.4. Ekstraksi Jika titik didih antara zat dalam campuran yang akan dipisahkan tidak terlalu jenuh berbeda, maka pemisahan dilakukan dengan proses ekstraksi. Pemisahan campuran dengan cara ekstraksi berdasarkan perbedaan kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda. Campuran dua komponen (misalkan A dan B) dimasukkan kedalam pelarut X yang syaratnya kedua pelarut ini tidak dapat bercampur seperti air dan minyak. Semuanya dimasukkan kedalam corong pemisah dan dikocok agar bercampur sempurna, kemudian didiamkan seperti pelarut X dan Y memisah kembali, kini zat A dan B berada dalam kedua pelarut X dan Y, tetapi perbandingan tidak sama. Jumlah B dalam pelarut X dapat dikurangi dengan mengulangi cara diatas yaitu dengan menambahkan pelarut Y sehingga B ditarik lebih banyak ke Y. Demikian juga untuk menarik A dari pelarut Y, dengan menambahkan pelarut X. Setiap penambahan pelarut yang baru, kemudian dikocok dan diakhiri dengan pemisahan kedua pelarut. Kemudian A dalam pelarut X dan B dalam pelarut Y dapat dipisahkan dengan teknik yang lain seperti destilasi dan rekristalisasi. 2.3.5. Kromatograsi Kromatigrasi adalah teknik pemisahan campuran dalam berbagai wujud, baik padat, cair maupun gas. Cara ini dipakai jika campuran tidak dapat dipisahkan dengan cara yang lain. Dasar kromatograsi adalah perbedaan daya serap satu zat dengan zat lainnya. Jika komponen campuran (misalnya A, B dan C) dialirkan dengan suhu pelarut melalui padatan tertentu, maka A, B dan C akan bergerak dengan kerapatan berbeda, karena daya serap padatan itu terhadap komponen tidak sama. Cairan atau pelarut yang membawa komponen bergerak disebut endapan atau fase bergerak, sedangkan padatan yang menyerap komponen disebut absorban atau fase tetap. Syarat elemen harus dapat melarutkan semua komponen dan dapat mengalir, maka harus berupa cairan atau gas. Elemen dapat merupakan zat murni atau campuran, misalnya eter murni atau alkohol 50%.