Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sifat materi


Zat dititrasi untuk melihat sifatnya sebagai komposisi yang
bagus. Warna, titik lebur, titik didih adalah sifat fisika. Sifat fisika
didefinisikan sebagai sifat yang bisa diukur dan diamati tanpa
merubah komposisi atau identitas dari zat tersebut. Berbeda
dengan air es hanya pada penampilannya tetapi tidak pada
komposisinya, maka hal itu adalah perubahan fisika. Sifat kimia
dari suatu zat adalah sifat yang merubah komposisi atau
identitas dari zat tersebut. Seluruh pengukuran sifat materi turun
kedalam suatu kategori, yaitu : sifat ekstensif dan intensif.
Pengukuran nilai ekstensif tergantung pada beberapa
banyak materi di penimbangan, massa didefinisikan sebagai
jumlah materi didalam sampel yang diberikan dari zat tersebut.
Massa adalah sifat ekstensif. Volume didefinisikan sebagai
pangkat tiga dari panjang adalah sifat ekstensif. Nilai kuantitas
ekstensif tergantung pada jumlah dari materi, sedangkan
pengukuran nilai intensif tidak tergantung pada berapa banyak
materi yang dipertimbangkan, salah satunya adalah identitas,
yang didefinisikan sebagai massa dari objek dan volumenya.
Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut :
massa(kg)
ρ= … … … … … … … … … … … … … …. … … … … … … … … … … ..(2.1)
volume( m3 )

(Prasetiawan, 2009)

2.2. Penggolongan materi


Materi sepenuhnya dari satuan kecil yang disebut atom.
Sekarang ini kita mengetahui 112 macam atom dan struktur
materi yang dibuat dari 112 atom ini. Unsur kimia adalah zat
yang berjalan hanya satu jenis atom. Kita bisa amati bahwa 90
unsur pertama terdapat dalam atom, sedangkan unsur sisanya
merupakan buatan manusia. Unsur-unsur yang lengkap dapat
kita ketahui dari tabel periodik.
Senyawa adalah materi yang dibentuk dari dua unsur atau
lebih dengan perbandingan tertentu. Jadi, senyawa masih dapat
diuraikan menjadi unsur pembentuknya dan senyawa disebut zat
tunggal karena partikel terkecilnya hanya satu jenis. Berbeda
dengan unsur dan senyawa, campuran adalah gabungan dau zat
tunggal atau lebih dengan perbandingan sebanding. Contohnya
campuran antara nitrogen dan oksigen antara besi dan belerang.
Perbandingan kedua unsur boleh saja 1:2, 3:7, 2:1 dan
sebagainya. Jika membentuk senyawa, perbandingan kedua
unsur harus tertentu. Contohnya nitrogen oksida, mengandung
nitrogen dan oksigen dengan perbandingan 7:14. Dalam
senyawa besi sulfida, perbandingan massa besi dan belerang
harus 7 dan 4 tidak boleh lain.
Campuran dapat pula terjadi antara senyawa, contohnya air
dengan alkohol atau antara unsur dengan senyawa, contohnya
nitrogen dengan uap air. Dipanaskan terdapat alkohol dengan
berbagai perbandingan, misalnya alkohol 75%, 50% dan 25%.
Alkohol 75% berarti 75% adalah massa alkohol dan sejenisnya
yang menyebabkan harga alkohol komposisinya sama antara
satu bagian dengan yang lain didekatnya. Sebagai contoh gula
dan air. Rasa manis air gula disemua bagian sama, baik diatas,
bawah maupun pinggirnya. Karena begitu kecil dan merapatnya
partikel gula sehingga tidak dapat dilihat walaupun dengan
mikroskop. Fasenya hanya tampak satu, yakni cairan dan
campuran seperti ini disebut larutan. Campuran heterogen
adalah penggabungan yang tidak merata antara zat tunggal atau
lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang
lainnya tidak sama diberbagai bagian, contohnya campuran air
dan minyak tanah. Pada mulanya, kedua zat tidak sama
diberbagai bagian. Contohnya campuran air dengan minyak
tanah. Pada mulanya, kedua zat tidak bercampur tetapi setelah
dikocok dengan sangat kuat, minyak menyebar dalam iar berupa
gelembung-gelembung kecil. Pada gelembung hanya terdapat
minyak, sedangkan yang lainnya adalah air. Hal ini disebabkan
minyak dan air adalah senyawa yang tidak sama. Air bersifat
polar, sedangkan minyak non-polar. Dengan kata lain, antara
minyak dan air terddapat bidang batas atau mengandung lebih
dari satu fase(James Braddy,1999).

2.3. Pemisahan campuran


Kebanyakan materi yang terdapat dibumi ini tidak murni,
tetapi berupa campuran dari berbagai komponen. Contohnya,
tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud
padat, cair atau gas. Untuk memperoleh zat murni, kita harus
memisahkan dari campurannya. Contohnya untuk mendapatkan
air suling atau aquadest kita harus menyulingnyadari air sumur
atau sungai. Untuk memperoleh minyak goreng, kita harus
memisahkannya dari buah kelapa, biji jagung atau kelapa sawit.
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia.
Selama proses pemisahan berlangsung. Sedangkan pemisahan
secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat
lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan
berhantung pada jenis, wujud dan sifat komponen yang
tergolong didalamnya.
2.3.1. Destilasi (penyulingan)
Destilasi adalah proses dimana suatu zat pada mulanya
diuapkan dan kemudian diembunkan serta dicairkan kembali
dengan proses perbandingan. Dasar pemisahan dengan destilasi
adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika campuran
dipanaskan, maka komponen yang tidak tinggi titik didihnya
(lebih rendah) akan menguap lebih dahulu. Dengan mengatur
suhu secara cermat, kita dapat menguapkan dan kemudian
komponen-komponen tersebut menjadi uap secara bertahap.
Pengembunan terjadi dengan uap ke tabung pendingin.
Contohnya memisahkan campuran dari alkohol. Titik didih air
dan alkohol masing-masing 100°C dan 80°C atau 78°C. Jika
campuran dipanaskan dan suhu diatur 78℃, maka alkohol akan
menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam
pendingin dan akhirnya didapat cairan alkohol murni (Hiskia
Achmad,2014).
Jika campuran mengandung dua komponen atau lebih,
maka penguapan dan pengembunan dilakukan secara bertahap
sesuai dengan jumlah komponen itu dimulai dari titik didih yang
paling rendah.
2.3.2. Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi adalah cara pemisahan zat padat dari cairan melalui
saringan (filter) yang berpori-pori, sebagaimana untuk
memisahkan pasir dari air dengan corong yang dilapisi kertas
saring. Pasir tinggal dikertas saring, air turun kebawah
menembus kertas saring, cairanhasil saringan tersebut disebut
filtrat. Cara filtrat digunakan untuk memisahkan zat-zat yang
kelarutannya berbeda misalnya : gula yang dikotori pasir, gula
tersebut dimasukkan ke air dan akan melarut, sedangkan pasir
tidak, melalui penyaringan akan memisahkan air dengan pasir
sedangkan gula yang larut akan turun mengikuti air sebagai
filtrat. Lalu filtrat dipanaskan sehingga menguap dan
menghasilkan filtrat dari gula menjadi gula padat (kristal).
2.3.3. Rekristalisasi
Teknik pemisahan dengan rekristalisasi berdasarkan
perbedaan titik beku komponen, perbedaan itu cukup besar dan
sebaliknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan
yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat
dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air garam bila
dipanaskan perlahan dalam bejana serbuk, maka air akan
menguap sedikit demi sedikit. Pemanasan dihentikan pada saat
larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal
garam secara perlahan. Setelah pengkristalan sempurna garam
dapat dipisahkan dengan menyaring (Syukri, 1999)
2.3.4. Ekstraksi
Jika titik didih antara zat dalam campuran yang akan
dipisahkan tidak terlalu jenuh berbeda, maka pemisahan
dilakukan dengan proses ekstraksi. Pemisahan campuran dengan
cara ekstraksi berdasarkan perbedaan kelarutan komponen
dalam pelarut yang berbeda. Campuran dua komponen
(misalkan A dan B) dimasukkan kedalam pelarut X yang
syaratnya kedua pelarut ini tidak dapat bercampur seperti air
dan minyak. Semuanya dimasukkan kedalam corong pemisah
dan dikocok agar bercampur sempurna, kemudian didiamkan
seperti pelarut X dan Y memisah kembali, kini zat A dan B berada
dalam kedua pelarut X dan Y, tetapi perbandingan tidak sama.
Jumlah B dalam pelarut X dapat dikurangi dengan mengulangi
cara diatas yaitu dengan menambahkan pelarut Y sehingga B
ditarik lebih banyak ke Y. Demikian juga untuk menarik A dari
pelarut Y, dengan menambahkan pelarut X. Setiap penambahan
pelarut yang baru, kemudian dikocok dan diakhiri dengan
pemisahan kedua pelarut. Kemudian A dalam pelarut X dan B
dalam pelarut Y dapat dipisahkan dengan teknik yang lain seperti
destilasi dan rekristalisasi.
2.3.5. Kromatograsi
Kromatigrasi adalah teknik pemisahan campuran dalam
berbagai wujud, baik padat, cair maupun gas. Cara ini dipakai
jika campuran tidak dapat dipisahkan dengan cara yang lain.
Dasar kromatograsi adalah perbedaan daya serap satu zat
dengan zat lainnya. Jika komponen campuran (misalnya A, B dan
C) dialirkan dengan suhu pelarut melalui padatan tertentu, maka
A, B dan C akan bergerak dengan kerapatan berbeda, karena
daya serap padatan itu terhadap komponen tidak sama.
Cairan atau pelarut yang membawa komponen bergerak
disebut endapan atau fase bergerak, sedangkan padatan yang
menyerap komponen disebut absorban atau fase tetap. Syarat
elemen harus dapat melarutkan semua komponen dan dapat
mengalir, maka harus berupa cairan atau gas. Elemen dapat
merupakan zat murni atau campuran, misalnya eter murni atau
alkohol 50%.

Anda mungkin juga menyukai