Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

AKHLAK
Diajukan untuk memenuhi tugas pendidikan pancasila yang diampu oleh :
Ibu Ma’fiyah, S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun oleh :
1. Anggi Ayu Wandini
2. Harjuno Galang Saputro
3. Reza Safitra Harlina

2019 – 2020

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEMESTER 2
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Barat, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten
15417
Kata Pengantar

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan
pengikut-Nya hingga akhir zaman. Aamiin.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata pelajarann
Pendidikan Agama Islam. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Ma’fiyah, S.Pd.I., M.Pd.I selaku Dosen yang telah memberika arahan kepada kami dalam
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “AKHLAK”.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca umumnya. Aamiin.

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Akhlak..................................................................................................................2
2.2 Dasar Akhlak..........................................................................................................................3
2.3 Ruang Lingkup Akhlak..........................................................................................................3
2.4 Faktor-Faktor Yang Mmempengaruhi Pembentukan Akhlak................................................4
2.5 Macam-Macam Akhlak..........................................................................................................6
2.6 Kegunaan Mempelajari Akhlak.............................................................................................8
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9
Daftar Pustaka...............................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Manusia bukanlah malaikat yang lepas dari kesalahan dan dosa, sanggup
beribadah dan bertasbih selamanya, namun manusia juga bukan syaitan yang senantiasa
salah, sesat dan menyesatkan, akan tetapi manusia adalah makhluk yang diberikan dan
dibekali oleh allah akal dan nafsu ditambah lagi dengan qalbu kesinambungan akal dan
nafsu disertai dengan hati yang bersih menjadikan manusia mendapatkan derajat yang
tinggi dari malaikat.
Kalau kita tengok sejarah kebelakang sebelum islam itu datang, kita dapat
temukan refernsi-referensi tentang bejad dan tercelanya sifat para kaum-kaum jahiliyah
yang tidak mempunyai peradaban yang murni mereka hanya mengumbar nafsu belaka
tanpa mementingkan etika yang baik dan mulia. Ini semua disebabkan oleh tidak adanya
aturan dalam hidup, oleh sebab itu Allah SWT mengutus seorang nabi yang merupakan
nabi dan rosul terakhir yang diutus hingga akhir zaman untuk menyempurnakan akhlak
dimuka bumi ini terkhusus bagi bangsa arab sendiri sebagaimana diterangkan dalam
hadist berikut:

‫انما بعثت التمم مكارم? االخالق‬


Artinya: ‘‘Sesungguhnya aku (Muhammad) di utus untuk menyempurnakan akhlak’’
Hadist diatas menenjukan kepada kita, bahwa Nabi Muhammad SAW diutus
untuk menyempurnakan dan memaksimalkan akhlak baik di dunia ini, karena dengna
akhlak baik maka akan berbuah syurga.
Dengan adanya pengutusan nabi dan rosul terakhir ini terbukti adanya perubahan
yang sangat signifikan yang merubah dari zaman kegelapan menjadi zaman terang
benderang seperti saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian akhlak ?
2. Bagaimana dasar akhlak dalam islam ?
3. Apa saja ruang lingkup akhlak ?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan akhlak ?
5. Apa saja macam-macam akhlak ?
6. Apa manfaat dari mempelajari akhlak ?

1
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian akhlak
2. Mengetahui dasar akhlak dalam islam
3. Mengetahui ruang lingkup akhlak
4. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak
5. Mengetahui macam-macam akhlak
6. Mengetahui manfaat dari mempelajari akhlak

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akhlaq

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu
pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologis (peristilahan). Dari
sudut kebahasaan akhlak berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tabiat
(kelakuan atau watak dasar), kebiasaan atau kelaziman dan peradaban yang baik. Kata
akhlak merupakan bentuk jamak dari kata kholqun atau khuluqun yang artinya sama
dengan arti akhlak yang telah disebutkan diatas Kata tersebut mengandung segi-segi
persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, yang juga erat
hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta; demikian pula dengan makhluqun
yang berarti yang diciptakan. Secara terminologi atau istilah akhlak bisa diartikan berbagai
perspektif sesuai dengan para ahli tasawuf diantaranya :

Ibnu Maskawaih memberikan definisi sebagai berikut:


‫س دَا ِعيَةٌ لهَا َ اِلَى اَ ْف َعالِهَا ِم ْن َغي ِْر فِ ْك ٍر َور ُِويَّ ٍة‬
ِ ‫َحا ًل لِلنَّ ْف‬
Artinya:
“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-
perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.

Menurut Imam Al Ghozali dalam kitabnya Ihya Ulum al-Din menyatakan bahwa
akhlak adalah gambaran tingkah laku dalam jiwa yang daripadanya lahir
perbuatanperbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Selanjutnya Ibn Maskawaih dalam bukunya Tahdzib al-Akhlak. Akhlak adalah keadaan
jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa terlebih dahulu
melalui pemikiran dan pertimbangan. Salah satu tujuan Risalah islam adalah
menyempurnakan kemuliaan - kemuliaan akhlak. Akhlak mulia dalam ajaran islam
mengandung pengertian perangai atau tingkah laku manusia yang sesuai dengan tuntutan
kehendak Allah.

2
Dari definisi akhlak tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu perbuatan atau sikap
dapat dikategorikan akhlak apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa
pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan suatu perbuatan yang
bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila.
3. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan
main-main atau karena sandiwara.
2.2 Dasar Akhlaq

Dasar akhlak adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Tingkah laku nabi Muhammad
merupakan contoh suri teladan bagi umat manusia.
Allah berfirman:
ٗ ِ‫ُوا ٱهَّلل َ َو ۡٱليَ ۡو َ?م ٱأۡل ٓ ِخ َر َو َذ َك َ?ر ٱهَّلل َ َكث‬
٢١ ‫يرا‬ ْ ‫َة لِّ َمن َكانَ يَ ۡرج‬ٞ ‫لَّقَ ۡد َكانَ لَ ُكمۡ فِي َرسُو ِل ٱهَّلل ِ أُ ۡس َوةٌ َح َسن‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab: 21)

2.3 Ruang Lingkup Akhlaq

1. Akhlak pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka
hendaknya seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena
hanya dengan insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan
akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani,
disamping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu
manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai
perbuatan.

2. Akhlak berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat.
Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua
dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –
ajaran yang bijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang
mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-
bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan
perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk
berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri,
kehormatan dan kemuliaan.

3
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih
berhak dari segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati. Karena
keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau,
mencintai dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik, berguna
dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat. Dan coba ketahuilah bahwa
saudaramu laki-laki dan permpuan adalah putera ayah dan ibumu yang juga cinta
kepada engkau, menolong ayah dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira
bilamana engkau gembira dan membelamu bilamana perlu. Pamanmu, bibimu
dan anak-anaknya mereka sayang kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan
berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya
disetiap keperluan.

3. Akhlak bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah
jika orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari
kemanfaatan dan menolak kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada
mereka maka wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat
pada tetangga.
Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan sosial
kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat. Kesusilaan/moral
selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan
masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah
satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling
membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut
masyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib
jika tiap-tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-
aturan yang sesuai dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.

4. Akhlak bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang
berbahasa yang sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah
airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang
sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang dari mereka dan
engkau timbul tenggelam bersama mereka.

5. Akhlak beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya,
karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek
kehidupan, baik secara vertikal dengan Tuhan, maupun secara horizontal dengan
sesama makhluk Tuhan.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

4
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Aqidah Akhlak
antara lain adalah:
1. Insting (Naluri)
Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi
oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab
gharizah). Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para
Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang
mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:
a. Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu
hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain.
b. Naluri Berjodoh (seksul instinct). Dalam alquran diterangkan, yang
artinya:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak”.
c. Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada
anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.
d. Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk
mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan.
e. Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya.
Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan
tanpa perlu dipelajrari terlebih dahulu.

2. Adat atau kebiasaan


Adat atau Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi
kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan
secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat
kebiasaan.

3. Wirotsah (keturunan) adapun warisan adalah


Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak
keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang
tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat
orang tuanya.

4. Milieu
Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara
sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri,
lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam:
a. Lingkungan Alam
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi
dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan
atau mematangkan pertumbuhn bakat yang dibawa oleh seseorang. Pada

5
zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di
serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya.
Kejadian diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati
lingkungan yang jauh dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma
yang berlaku.
b. Lingkungan pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah
sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan
saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya
Akhlak orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya,
begitu juga akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut
pendidikan yang diberikan oleh guru-guru disekolah.

2.5 Macam – Macam Akhlaq


Diantara akhlak-akhlak itu diantaranya, adalah:
1. Akhlak terpuji ( Mahmudah ) Penerapan akhlak sesama manusia yang dan
merupakan akhlak yang terpuji adalah sebagai berikut:
a. Husnuzan
Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhamu (Prasangka).
Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata
husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang .
Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah
dan Rasul-Nya antara lain:
a) Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah
dan Rasul-Nya Adalah untuk kebaikan manusia
b) Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan
agama pasti berakibat buruk.
Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan).
Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa
dia telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan berdampak positif berdampak
positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang lain.

b. Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang
yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah
takabur. Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa rendah hati kepada
saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan
barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan
merendahkannya” (HR. Ath-Thabrani).

c. Tasamu

6
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling
menghargai sesama manusia. Allah berfirman, ”Untukmu agamamu, dan
untukku agamaku (Q.S. Alkafirun/109: 6) Ayat tersebut menjelaskan
bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang
diyakini.

d. Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu
membantu dengan sesama manusia. Allah berfirman, ”…dan tolong
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…”(Q.S. Al
Maidah/5:2).

2. Akhlak Tercela ( Mazmumah )


Beberapa akhlak tercela yang harus kita hindari dalam kaitanya akhlak antar
sesama diantaranya:
a. Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau
cemburu melihat orang lain beruntung. Sebagaimana sabda Rasulullah
saw, “Janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling
mendengki, dan janganlah kamu saling menjatuhkan. Dan hendaklah
kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara dan tidak boleh seorang
muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari“. (HR. Anas).

b. Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk
membalas kejahatan. Allah berfirman: ”Dan jika kamu membalas, maka
balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan
kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah itulah yang terbaik
bagi orang yang sabar” (Q.S. An Nahl/16:126).

c. Gibah dan Fitnah


Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk
menjatuhkan nama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut
memang dilakukan orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila
kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu
disebut fitnah. Allah berfirman, ”…dan janganlah ada diantara kamu yang
menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa
jijik…” (Q.S. Al Hujurat/49:12).

7
d. Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau
perbuatan seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan
maksud terjadi perselisihan antara keduanya. Allah berfirman, ”Wahai
orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu
membawa suatu berita maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak
mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang
akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (Q.S. Al Hujurat/49:6).

2.6 Kegunaan Mempelajari Akhlaq

Sebagian manfaat dan tujuan dari mempelajari almu akhlak adalah:


1. Menuntun kepada kebaikan
2. Meningkatkan derajat kehidupan manusia
3. Menyempurnakan iman
4. Memiliki pengetahuan tentang criteria perbuatan baik dan buruk
5. Membersihkan kalbu dari kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi
bersih
6. Membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat

8
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup
segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik maupun
yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Akhlak ini
merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang
manusia. Dan manusia yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W.
Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya.”
(HR.Bukhari dan Muslim).

9
DAFTAR PUSTAKA
https://dalamislam.com/akhlaq/akhlak-dalam-islam Diunduh 31 Maret 2019 Pukul 13.55
https://makalah4you.wordpress.com/2011/10/05/4/ Diunduh 31 Maret 2019 Pukul 13.57

http://kumpulanmakalahkuliahlengkap.blogspot.com/2017/02/makalah-akhlak.html Diunduh 31
Maret 2019 Pukul 13.59
Darsono, T. Ibrahim. Membangun Akidah dan Akhlak, Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2008

10

Anda mungkin juga menyukai