Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Tes Intelegensi Kolektif Indonesia (TIKI-M)


Pengembangan dan validasi dari serial Tes Intelegensi Kolektif Indonesia (TIKI)
ini mengambil tempat dalam rangka proyek pengembangan tes di Indonesia yang
termasuk di dalamnya adalah konstruksi dan validasi dari tes tes individu, Tes Intelegensi
Anak (TIA). Proses pengembangan test ini ditujukan pada siswa-siswa SD di tahun-tahun
pertama.
Pada awalnya, Joint partner dalam proyek kerjasama ini adalah fakultas Psikologi
Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung dan “Department of Industrial and
Organizational Psychology and Test Development” yang merupakan sub fakultas
Psikologi “Vrije Universiteit” (UV) di Amsterdam,  yang kemudian bernama “Laboratory
of Psychodiagnostic and Industrial Psychological Research”.
Penanggung jawab dalam proyek ini adalah Prof. Dr. P. J. D. Drent dari UV dan
B. Dengah, Dipl. Psych. dari UNPAD. Dibantu oleh anggota tim riset (untuk TIKI)
adalah Drs. N. Bleichrodt dari UV, Soemarto, Dipl. Psych.dan Drs.
P. Poespadibrata dari UNPAD. Kelima orang inilah yang merupakan penulis dari tes
TIKI tersebut. Tentu saja, disamping para penulis turut serta pula orang-rang yang tak
terhitung jumlahnya berkontribusi dalam proses konstruksi dan validasi dari serial tes
tersebut. Dalam pengumpulan data, baik data tes maupun data-data pembuatan norma
turut, banyak staf, student assistants, dan mahasiswa UNPAd sendiri yang turut
berpartisipasi dan berkolaborasi dalam proyek ini.
Motivasi utama dalam proyek tersebut adalah permintaan dari Drs. J. Wullur,
lecturer responsible untuk training di psikologi industri fakultas psikologi UNPAD, untuk
membantu dalam proyek yang ditujukan guna keberhasilam dalam pengembangan dan
seleksi mahasiswa yang fair untuk Universitas Padjadjaran. Setelah perbincangan awal
dengan staf fakultas psikologi UNPAD bersama dengan Prof. Soeria Admadja, rektor
saat itu, ruang lingkup dari proyek tersebut diperlebar menjadi beberapa tes untuk level
pendidikan yang berbeda serta populasi di luar Bandung.
Akhirnya proposisi proyek gabungan tersebut didaftarkan pada “Neteherland
Universities Foundation For International Cooperation” (NUFFIC) dengan judul “Proyek
Standardisasi Tiga Baterai Tes” dan dukungan finansial diusulkan dari dana yang
disediakan untuk proyek kerjasama inter universitas. Proyek akhirnya diterima oleh
NUFFIC. Pemerintah Indonesia, dalam surat keputusan dari Kementrian Luar Negeri
tertanggal 12 September 1970, dengan senang hati menerima Dutch Aid, sehingga proyek
tersebut dimulai pada tanggal tersebut.
Tim riset sangat berterima kasih pada NUFFIC. Dalam pandangan mereka,
penyelesaian rangkaian tes tersebut akan memberikan kontribusi penting dalam
merealisasikan dan mengembangkan program edukasional sebagai aset masa depan
dalam “Rentjana Pembangunan Lima Tahun” (REPELITA). 
B. Tes Intelegensi Kolektif Indonesia Menengah (TIKI M)
TIKI-M merupakan tes inteligensi yang disusun padatahun 1977 atas kerjasama
Vrije Universiteit Belanda dan Universitas Padjadjaran. TIKI – M ditujukan bagi siswa
kelas 3 SMP hingga 3 SMA. Alat tes ini digunakan untuk mengukur intelegensi
seseorang berdasarkan 4 (empat) faktor antara lain seperti kemampuan numerik,
kecepatan persepsi, ruang dan penalaran non verbal serta pemahaman atau kemampuan
verbal (Rachmawati, F.A & Fitri A, 2014). Terdapat 12 (dua belas) subtes pada alat tes
TIKI – M, yaitu : berhitung angka, gabungan bagian, hubungan kata, eksluksi gambar,
berhitung, meneliti, membentuk benda, ekslusi kata, bayangan cermin, berhitung huruf,
membandingkan benda dan pembentukan kata.

Referensi:
Rachmawati, F. A., & Andriani, F. (2014). Confirmatory factor analysis tes inteligensi kolektip
indonesia tingkat menengah (TIKI-M). Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Perkembangan, 3(1),
69-76.

Anda mungkin juga menyukai