Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perairan kaya akan sumberdaya biotik dan abiotik. Sumberdaya biotik di perairan
terutama laut lebih banyak daripada di daratan karena luas perairan yang mencapai 70%
dari luas bumi . Lingkungan lautan dikenal kaya akan keanekaragaman sumberdaya
hayati yang mempunyai potensi yang besar untuk aplikasi bioteknologi, obat - obatan dan
pangan. Menurut data FAO tahun 2008, pada tahun 2006 sekitar 110 juta ton ikan baik
dari laut maupun budidaya masuk di pasaran dunia dan dikonsumsi oleh 2,9 miliar orang
dengan animal protein intake sedikitnya 15 %. Hal tersebut menujukkan potensi yang
besar dari ikan sebagai sumber protein hewani.

Ikan merupakan sumber protein hewani yang potensial, dengan kandungan protein
17-21% dari beratnya. Produksi ikan di Indonesia sangat tinggi dan menunjukkan
kecenderungan meningkat tiap tahunnya. Di Jawa Timur saja produksinya mencapai
321.315, 346.748 dan 379.409 ton untuk tahun 1992, 1995 dan 1997.

Kandungan protein ikan sangat tinggi dibandingkan dengan protein hewan lainnya,
dengan asam amino essensial sempurna, karena hampir semua asam amino esensial terdapat
pada daging ikan. Berdasarkan lokasi terdapatnya dalam daging, yaitu protein sarkoplasma,
miofibrillar dan protein pengikat (stroma), protein pembentuk atau pembentuk enzim,
koenzim dan hormon (Hadiwiyoto, 1993).

B. Rumusan Masalah
Dari pendahuluan di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa sajakah kandungan gizi yang ada pada ikan?

2. Apakah yang dimaksud dengan protein?

3. Apa saja macam-macam protein pada ikan?

4. Bagaimana struktur protein pada ikan

1
5. Apakah denaturasi protein itu ?

6. Apa sajakah manfaat dari protein pada ikan?

C.Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa saja kandungan gizi pada ikan.

2. Untuk mengetahui definisi dari protein.

3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam dari protein pada ikan?

4. Untuk mengetahui bagaimana struktur protein pada ikan?

5. Untuk mengetahui apa itu proses denaturasi protein?

6. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari protein pada ikan?

D.Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca mengenai kandungan protein yang


terkandung dalam Ikan serta bagaimana manfaatnya bagi kesehatan manusia. Penulisan
karya tulis ini juga berfungsi untuk mengembangkan ilmu biokimia mengenai teori
senyawa protein yang terkandung dalam Ikan. Sehingga disusunlah karya tulis ilmiah
ini.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Pembaca

Manfaat penulisan karya ilmiah bagi pembaca yaitu menjadi sumber refrensi dan
informasi bagi orang yang membaca karya tulis ini supaya mengetahui kandungan
protein dalam ikan serta manfaatnya bagi pembaca.

b) Bagi Masyarakat

Manfaat penulisan karya ilmiah bagi masyarakat yaitu supaya masyarakat dapat
mengetahui gambaran umum tentang kandungan protein dalam ikan dan manfaatnya
bagi masyarakat.
2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Kandungan Gizi Pada Ikan

Berdasarkan habitatnya, ikan digolongkan menjadi dua yaitu ikan air laut dan ikan
air tawar. Habitat tersebut akan menentukan jenis makanan ikan, yang kemudian akan
mempengaruhi kandungan zat gizi ikan. Ikan air tawar terutama kaya akan karbohidrat
dan protein, sedangkan ikan laut kaya akan lemak, vitamin dan mineral (Khomsan,2004 :
43). Hal senada juga diungkapkan oleh Astawan (2005) bahwa kandungan gizi ikan air
tawar cukup tinggi dan hampir sama dengan ikan air laut.

Komposisi gizi ikan sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu
spesies, jenis kelamin, tingkat kematangan (umur), musim, siklus bertelur dan letak
geografis. Kandungan protein ikan sangat dipengaruhi oleh kadar air dan lemaknya.
Namun secara umum dapat dikatakan bahwa ikan bersirip mengandung protein 16 – 24
%, sedangkan pada ikan yang telah diolah kandungan proteinnya dapat mencapai 35
persen. Proporsi protein kolektif (kolagen) pada ikan jauh lebih rendah daripada daging
ternak yaituberkisar antara 3 – 5 persen dari total protein. Hal ini juga yang menyebabkan
daging ikan lebih empuk (Khomsan, 2004 : 41).

Ikan sebagai salah satu sumber protein hewani mempunyai kandungan protein yang
cukup tinggi. Ikan basah sekitar 17 % dan kering 40 %. Susunan asam amino di dalam
protein ikan cukup baik, sehingga dapat dikatakan mutu gizinya setingkat dengan pangan
hewani asal ternak seperti daging dan telur

3
Tabel 2.1 Kandungan zat gizi ikan Per 100 Gram.

B. Pengertian Protein

Istilah protein berasaldari bahasa yunani proteos , yang berarti yang utama atau yang
di dahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh ahli kimia belanda, Gerardus Mulder (1802-
1880). Ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap
organisme.

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh
setelah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein separohnya ada di dalam otot,
seperlima dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh dalam kilit dan selebihnya dalam
jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon pengengkut zat-zat gizi
dan darah. Di samping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai
prekursor, sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul esensial
untuk kehidupan.

Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat kimia lain, yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Begitupun fungsi protein pada
ikan juga sama.

4
C. Macam- Macam Protein Pada Ikan

Jebsen (1983) membagi protein ikan menjadi 3 kelompok yaitu : Kelompok yang
terdiri dari tropomiosin, aktin, miosin dan aktomiosin yang terdapat kira-kira 65 % dari
total protein dan larut dalam natrium klorida netral dengan kekuatan ion lebih tinggi dari
(0,50), terdiri dari globin, miosin dan mioglobin yang terkandung sekitar 25 sampai 30
persen dari total protein yang diekstrak dengan larutan netral dengan kekuatan ion lebih
rendah (0,15), meliputi stroma protein yang terdapat kira-kira 3 persen dari protein ikan.
Kelompok protein ini tidak dapat larut dalam larutan garam netral, asam encer atau alkali.

Protein miofibrilar bersifat sedikit larut dalam air pada pH netral tetapi larut dalam
larutan garam kuat. Protein miofibrilar adalah protein yang membentuk miofibril yang
terdiri dari protein struktural (aktin, miosin dan aktomiosin) dan protein regulasi
(troponin, tropomiosin dan aktinin). Protein miofibrilar merupakan bagian terbesar dari
protein ikan, yaitu sekitar 66 – 77 % dari total protein ikan.

Protein terdapat dalam bentuk serabut (fibrous), globularutan, dan kunjngsi.

a. Protein dalam bentuk serabut.

Terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral dan terjalin satu sama lain,
sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristiknya :
- Rendah daya larutannya.

- Mempnayi kekuatan mekanis yang tinggi.

- Tahan terhadap enzim pencernaan.

Contoh protein serabut : Kolagen, elastin, keratin, miosin.

b. Protein Globular

Karakteristiknya :

- Berbentuk bola.

- larutan dalam larutanan garam dan asam encer.

- Mudah berubah dalam pengaruh suhu.

- Konsentrasi garam mudah mengalami denaturasi.


5
Contoh : Albumin, globumin, histon, proteinamin.

 Albumin

Albumin merupakan salah satu protein plasma darah yang disintesis di dalam
hati. Albumin sangat berperan penting menjaga tekanan osmotik plasma,
mengangkut molekul-molekul kecil melewati plasma maupun cairan ekstrasel
serta mengikat obat-obatan. Albumin ikan gabus memiliki kualitas jauh lebih baik
dari albumin telur yang biasa digunakan dalam penyembuhan pasien pasca bedah.
Ikan gabus sendiri, mengandung 6,2% albumin dan 0,001741% Zn dengan asam
amino esensial yaitu treonin, valin, metionin, isoleusin, leusin, fenilalanin, lisin,
histidin, dan arginin, serta asam amino non-esensial seperti asam aspartat, serin,
asam glutamat, glisin, alanin, sistein, tiroksin, hidroksilisin, amonia,
hidroksiprolin dan prolin (Suprayitno, 2008 dalam Sulthoniyah ,et al., 2013).

c. Protein Konjungsi.

Merupakan protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan non asam amino
(gugus prostetik).
Contoh :

Nukleoprotein, lipoprotein, fosfoprotein, metaloprotein.

Jenis-jenis protein :

a. Berdasarkan Komponen.

1. protein Bersahaja.

Merupakan campuran yang terdiri atas asam amino.

2. protein Kompleks.

Selain terdiri atas asam amino juga terdapat komponen lain (unsur logam, gugus
posfat, dll).

6
3. Protein Derivat.

Merupakan ikatan antara intermediet produk sebagai hasil hidrolisa parsial dari
protein native.

b. Berdasarkan Sumber.

1. protein Hewani.

Berasal dari binatang, contoh : daging, susu, dll.

2. protein Nabati.

Berasal dari tumbuhan, contoh : jagung.

Klasifikasi protein dapat pula dilakukan berdasarkan fungsi fisiologiknya, berhubungan


dengan adanya dukungan bagi pertumbuhan badan dan bagi pemeliharan jaringan :
a. protein sempurna.

b. protein setengah sempurna.

c. protein tidak sempurna.

D. Struktur Protein Pada Ikan

1. Struktur Protein dalam Ikan berdasarkan kelarutanannya.

a. Sarcoplasma (larutan) ,

Albumin yaitu protein yang larutan dalam air/ larutan garam lemah/ garam encer 16 –
22,0 %. ( enzim, pigmen, myoglobin) .

Perbedaan utama antara daging putih dan daging merah adalah kandungan
pigmennya, dimana myoglobin menjadi pigmen utama yang terdapat pada daging
merah.
Myoglobin mirip dengan hemoglobin berbentuk lebih kecil, yaitu kira-kira satu per
empat bagian dari besar hemoglobin. Satu molekul myoglobin terdiri dari satu rantai
polipeptida yang terdiri satu rantai polipeptida yang terdiri dari 150 buah asam amino.
7
Gambar 2.1 Struktur molekul myoglobin

Keterangan :

M = methyl (-CH3)
V = vinyl (-CHCH2)
P = Propinic acid (CH2CH2COOH)

Gugus heme yang terdapat dalam molekul hemoglobin sama dengan gugus heme pada
myoglobin, yaitu terdiri dari porpirin yang mengandung sebuah atom besi (Fe).

Gambar 2.2 Struktur molekul heme

Berdasarkan sifat fisiknya, myoglobin merupakan bagian dari protein sarkoplasma


daging, bersifat larut dalam air dan larutan garam encer. Beberapa faktor yang
mempengaruhi jumlah hemoglobin dan myoglobin pada daging antara lain 1) tingkat
aktivitas jaringan, (2) suplai darah, (3) tingkat kebutuhan oksigen, serta (4) umur dan
8
species.
b. Fibril larutan (Kontraktil) : Aktin dan miosin.

Yaitu protein yang larutan dalam larutan garam yang mempunyai kekuatan ion tinggi
namun tidak dapat larutan dalam air. ± 75 %.

 Aktin tersusun tiga macam protein ,yaitu aktin/aktinin, tropomiosin dan


troponin. Tropomoisin adalah molekul berbentuk batang silinder tersusun 2
rantai polipeptida. Triponin adalah protein asimetrik yang trsuusn 3 sub unit
protein.

Gambar 2.3 Aktin

 Myosin berbentuk asimetrik, berbentuk batang tersuusn atas 6 subunit


protein.molekul myosin utuh peka terhadap pemotngan enzim proteineolitik
pada beberapa titik.

Gambar 2.4 Myosin

9
c. Stoma (tak larutan )

Yaitu protein yang tidak larutan dalam air maupun larutan garam yang mempunyai kekuatan
ion tinggi. protein ini berasal dari jaringan- jaringan pengikat / penghubung (connective
tissue). 3,0 % Ikan bertulang keras. ± 10 % Ikan bertulang rawan.

2. Struktur Protein dalam Ikan berdasarkan susunannya.

a) Struktur Primer merupakan struktur yang paling sederhana, berupa susunan linier
( rantai lurus ) asam amino yaitu akibat dari ikatan peptida dari asam amino yang satu
dan asam amino yang lain.

Gambar 2.5 Struktur primer Protein

b) Struktur sekunder

• Asam amino penyusun protein dihubungkan oleh ikatan peptida dan ikatan hidrogen.

• Oleh karena itu polipeptida tidak berupa rantai lurus, melainkan berbentuk rantai
terpilin (alpha helix )
• Ikatam hidrogen terjadi antara O pada karbonil dan H pada amina

10
Gambar 2.6 Struktur sekunder protein.

c) Struktur tersier merupakan struktur yang lebih komplek, karena adanya ikatan yang
menghubungkan antara protein yang satu ( primer dan sekunder ) dengan protein
yang lain.
• Ikatan yang mungkin ada :

- Ikatan hidrogen

- ikatan ionik ( elektrostatik)

- ikatan disulfida

- ikatan hidrophobik

- ikatan dipole / ikatan hidrofilik

Gambar 2.7 Struktur tersier protein

d) Struktur Kuartener

11
• Struktur yang terbentuk dari beberapa unit molekul protein tersier, membentuk suatu
molekul protein.
• Ikatan yang ada sama dengan pada struktur tersier

Gambar 2.8 Struktur kuartener protein.

E. Protein pada Ikan Laut

Berdasarkan lokasinya dalam daging, protein ikan dapat digolongkan menjadi 3


macam yaitu protein sarkoplasma, protein miofibril dan protein stroma. Protein miofibril
adalah protein-protein yang terdapat pada benang-benang daging (mifibril dan
miofilamen). Yang tergolong protein ini adalah tipe golongan protein globulin misalnya
myosin, aktin dan tropomyosin. Golongan protein ini memegang peranan penting pada
proses kontraksi dan relaksi daging ikan. Jumlah protein golongan ini kurang lebih 50 %
dari seluruh protein yang ada pada daging.

F. Denaturasi Protein

Protein dalam makanan nabati terlindung oleh dinding sel yang terdiri atas selulosa,
yang tidak dapat dicerna oleh cairan pencernaan, sehingga daya cerna sumber protein
nabati pada umumnya lebih rendah dibandingkan dengan sumber protein hewani. Memasak
makanan dengan memanaskannya akan merusak dan memecahkan dinding sel tersebut,
sehingga protein yang terdapat didalam sel menjadi terbuka dan dapat dicapai oleh cairan
pencernaan saluran gastrointestinal.1
1
Fivi Melva Diana, “Fungsi dan Metabolime Protein dalam Tubuh Manusia”. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Vol. 4 No. 1, September 2009 – Maret 2010.
12
Daging merah mengandung mioglobin dan hemoglobin yang bersifat prooksidan
serta kaya akan lemak. Warna merah pada daging ikan disebabkan kandungan
hemoproteinnya tinggi yang tersusun atas protein moiety, globin dan struktur heme. Di
antara hemoprotein yang ada, mioglobin adalah hemoprotein yang terbanyak. Lebih 80 %
hemoprotein pada daging merah adalah mioglobin dan hemoglobin. Kandungan
mioglobin pada daging merah ikan tuna dapat lebih dari 3.500 mg/100 g. Hal ini yang
menyebabkan mudahnya terjadi ketengikan pada daging merah ikan tuna .

Protein merupakan biomolekul utama yang sangat berpengaruh pada karakteristik


fisik maupun kimiawi bahan pangan termasuk daging ikan dapat mengalami kerusakan
oksidatif baik oleh radikal-radikal pengoksidasi maupun oleh interaksinya dengan
molekul non radikal seperti produk-produk hasil oksidasi lipida diantaranya 4–
hidroksinonenal (HNE) dan malonaldehida (MDA) serta beberapa aldehid maupun keton
reaktif lainnya.
Penggunaan bahan kimia berbahaya dalam proses penanganan, produksi maupun
pengolahan produk - produk hasil perikanan beberapa tahun terakhir ini juga dapat
merupakan pemicu terjadinya oksidasi maupun modifikasi struktur protein yang
memberikan dampak langsung terhadap kualitas gizi hasil perikanan terutama protein
ikan. Contohnya, penggunaan formalin sebagai bahan pengawet ikan, penggunaan
sodium hipoklorit atau larutan chlorine sebagai penganti larutan garam (brine) dalam
proses pendinginan ikan, maupun hidrogen peroksida sebagai pemutih surimi dari daging
ikan (khususnya ikan yang berdaging merah) serta penggunaan boraks dalam pembuatan
sosis maupun bakso ikan.
Terjadinya denaturasi protein ini berhubungan erat dengan terjadinya penurunan
kelarutan protein karena agregasi maupun terbentuknya kompleks diantara
protein,terbentuknya jembatan disulfida yang dapat perlakuan jenis daging dan
konsentrasi metil menyebabkan meningkatnya hidropobisitas permukaan protein. Dimana
kesemuanya itu akan berdampak pada perubahan konformasi struktur sekunder maupun
tersier protein tersebut (Viljannen, 2005 dalam Apituley, 2008).
Semakin tinggi suhu pengukusan mengakibatkan kadar protein pada ikan semakin
menurun. Selain suhu pengukusan yang semakin tinggi, penurunan jumlah protein juga
disebabkan karena suhu penggorengan. Hal ini diduga, kandungan protein pada bahan
13
mengalami denaturasi karena pemasakan yang berulang yaitu pengukusan dan
penggorengan. Menurut Palupi et al. (2007), pengolahan bahan pangan berprotein yang
tidak dikontrol dengan baik dapat menyebabkan terjadinya penurunan nilai gizinya.
Pengolahan yang paling banyak dilakukan adalah proses pengolahan menggunakan
pemanasan seperti sterilisasi, pemasakan dan pengeringan. Sebaliknya semakin rendah
suhu pengukusan yang digunakan maka kadar protein pada abon ikan semakin tinggi.

G. Manfaat Protein dalam Ikan bagi Kesehatan Manusia.

Protein adalah bahan organik yang mengandung nitrogen. Kandungan nitrogen


inilah yang membedakan protein dari senyawa lainnya seperti lemak dan karbohidrat.
Protein merupakan bahan yang terdapat dalam jumlah yang cukup tinggi, yakni dapat
mencapai 75% dari berat kering. Protein merupakan suatu kompleks molekul yang besar
yang terdiri dari asam-asam amino dimana asam-asam amino tersebut satu sama lain
dihubungkan oleh ikatan peptida

Kekurangan suplai protein akan menyebabkan gangguan pertumbuhan atau akan


kehilangan bobot tubuh karena perombakan protein jaringan yang kurang vital untuk
mempertahankan fungsi jaringan yang lebih fital. Sebaliknya jika terlalu banyak suplai
protein di pakan, hanya sebagian dari protein yang dimanfaatkan untuk maintenance dan
pertumbuhan dan selebihnya akan diubah menjadi energi. Protein merupakan komponen
esensial baik pada inti sel dan protoplasma sel yang semuanya terdapat pada daging,
organ dalam, otak, saraf dan kulit.

Secara umum protein berfungsi sebagai:

 Untuk memperbaiki jaringan yg rusak dan untuk membangun jaringan baru


 Protein dapat di kabotabolisis menjadi sumber energi atau dapat menjadi substrat
untuk pembentukan lemak (Liponeogenisis) dan karbohidrat (Glukoneogenesis)
 Untuk pembentukan enzim, hormone, dan bahan lain yang secara biologis sangat
dibutuhkan seperti antibodi dan haemoglobulin.

14
Selain itu, Protein juga mempunyai banyak fungsi lainnya bagi tubuh kita baik
untuk orang dewasa maupun untuk anak-anak. fungsi protein yaitu: sebagai zat
pembangun, protein juga berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh meiawan
berbagai mikroba dan zat toksik lain yang datang dari luar, protein mengatur proses-
proses metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon., protein adalah salah satu sumber
utama energi, Dalam bentuk khromosom, protein juga berperan dalam menyimpan dan
meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk gen.2

Kebutuhan protein pada ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi :

a) Ukuran dan umur ikan


Secara umum kebutuhan protein ikan turun dengan meningkatnya ukuran dan umur
ikan.
b) Suhu air.
Secara umum laju pertumbuhan dan konsumsi pakan ikan meningkat dengan
meningkatnya suhu air dan tentunya berpengaruh terhadap konsumsi pakan,
pertumbuhan dan laju metabolisme.
c) Spesies ikan.
Ikan laut memiliki kebutuhan protein yang lebih tinggi dibanding ikan air tawar.
Kebutuhan protein ikan laut berkisar 38- 55% sedangkan kebutuhan protein ikan air
tawar adalah 28-40%.
d) Salinitas.
Ikan yang hidup pada kondisi hipertonik atau sebaliknya maka akan membutuhkan
protein yang lebih tinggi dalam pakan dibandingkan dengan ikan yang hidup dalam
kondisi isotonik
e) Pencernaan protein.
Kebutuhan protein ikan sangat dipengaruhi oleh kecernaan protein dari bahan baku
yang digunakan.
f) Kandungan energi
Kebutuhan protein ikan sangat tergantung pada ketersediaan total energi dalam
pakan. Imbangan antara protein dan energi dalam pakan ini didasari pada konsep

2
Ibid, 51.
15
protein sparring effect dimana ketersediaan energi yang berasal dari bukan protein
dalam hal ini karbohidrat dan lemak akan mengurangi penggunaan protein sebagai
sumber energi.
g) Kandungan asam amino pakan.
Kualitas protein suatu pakan sangat ditentukan olah kandungan asam aminonya.
Ikan membutuhkan protein untuk memenuhi kebutuhan asam aminonya, baik asam
amino esensial maupun asam amino non esensial.

BAB 3
PENUTUP

A. Simpulan
16
Dari isi makalah di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

 Ikan air tawar terutama kaya akan karbohidrat dan protein, sedangkan ikan laut kaya
akan lemak, vitamin dan mineral
 Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh
setelah air.
 Protein ikan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : kelompok yang terdiri dari tropomiosin,
aktin, miosin dan aktomiosin, kelompok yang terdiri dari globin, miosin dan mioglobin,
dan kelompok yang meliputi stroma protein yang terdapat kira-kira 3 persen dari protein
ikan.
 Kandungan protein pada bahan makanan seperti olahan ikan dapat mengalami
denaturasi karena pemasakan yang berulang yaitu pengukusan dan penggorengan
 Manfaat protein dalam ikan adalah sebagai zat pembangun, protein juga berfungsi
dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksik lain
yang datang dari luar, protein mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk
enzim dan hormone, dan protein juga sebagai salah satu sumber utama energi.

DAFTAR PUSTAKA

Apituley, D. A. N. 2008. Dampak Interaksi Protein Daging Ikan dengan Metil Glioksal:
Pembentukan Protein Karbonil, Denaturasi Protein serta Komposisi Asam Amino.

17
Ichthyos, 8 (1) : 1-5

Astawan, M. 2005. Ikan Air Tawar Kaya Protein Dan Vitamin. http://www.senior.co.id.

Diakses pada 19 Mei 2019 pukul 13.31 WIB

Handayani, W.; A. A. I. Ratnadewi, dan A. B. Santoso. 2007. Pengaruh Variasi


Konsentrasi Sodium Klorida terhadap Hidrolisis Protein Ikan Lemuru (Sardinella
lemuru Bleeker, 1853) oleh Protease Ekstrak Nanas (Ananas comosus [L.] Merr.
var. Dulcis). Jurnal Teknologi Proses 6(1) : 1 – 9

Khomsan, A. 2004. Ikan, Makanan Sehat dan Kaya Gizi, dalam Peranan Pangan dan Gizi
untuk Kualitas Hidup. Gramedia Widiasarana, Jakarta.

Khomsan, A. 2004. Manfaat Omega-3, Omega-6, dan Omega-9, dalam Peranan Pangan dan
Gizi untuk Kualitas Hidup. Gramedia Widiasarana, Jakarta.

Nugroho, M. 2012. Isolasi Albumin dan Karakteristik Berat Molekul Hasil Ekstraksi
Secara Pengukusan Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus). Jurnal Teknologi
Pangan. 4 (1)

Soekirman.1999. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Ditjend
Pendidikan Tinggi, Depdiknas.

Sulthoniyah, S. T. M. , T. D.Sulistiyati dan E. Suprayitno. 2013. Pengaruh Pengukusan


terhadap Kandungan Gizi dan Organoleptik Abon Ikan Gabus (Ophiocephalus
striatus). THPi Student Journal, I (1) : 33-45

Subagio, A.; W. S. Windrati; M. Fauzi dan Y. Witono. 2004. Karakterisasi Protein


Miofibril dari Ikan Kuniran (Upeneus moluccensis) dan Ikan Mata Besar (Selar
crumenophtalmus). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 15(1): 70-78

Susanto, E. Dan A.S. Fahmi. 2012. Senyawa Fungsional dari Ikan: Aplikasinya dalam
Pangan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 1(4) : 95-102

Yuniarti, D. W.; T. D. Sulistiyati dan E. Suprayitno. 2013. Pengaruh Suhu Pengeringan

Vakum terhadap Kualitas Serbuk Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus).


THPi Student Journal, 1(1) : 1-9
Tarigan, Rani Rehulina. 2012. “Fungsi Protein pada Ikan”

18
https://blog.ub.ac.id/ranitarigan/2012/12/fungsi-protein-pada-ikan/ Diakses pada 19
Mei 2019 pukul 22.13 WIB

19
1
2
3
4
5
6

Anda mungkin juga menyukai