Anda di halaman 1dari 13

PERTEMUAN 5

PETUNJUK
1. Sebaiknya Print dulu
2. Baca dan pelajari
3. Isi titik titik pada contoh 2
4. Jawaban contoh nomor 2 tuliskan jawabannya di Google Classroom

A. Syarat Dasar Pemecahan Program Linier


Ada 4 (empat) persyaratan untuk dapat menyelesaikan persoalan program linier, yaitu
proporsional, penambahan, pembagian, dan kepastian (Kakiay, 2008: 6)
1. Proporsional
Data individual yang aktif seharusnya independen dari data yang lain dan juga dapat
diberikan pada suatu kasus di mana hanya terdapat satu dari sebanyak n aktivitas yang
dilaksanakan.
2. Penambahan
Syarat proporsional belum menjamin bahwa fungsi objektif dan fungsi kendalanya akan
linier. Sebagai spesifikasi khusus, syarat penambahan mempunyai kepentingan terhadap
interaksi antar setiap aktivitas yang tentu akan dapat memberikan hasil campuran dari
model tersebut.
3. Pembagian
Dalam pengambilan keputusan, kadangkala variabel keputusan hanya mempunyai
kebenaran atau signifikan fisik dengan bentuk atau nilai integer. Namun solusi optimal
melalui program linier dapat juga dilakukan dengan menggunakan non-integer. Dengan
asumsi pembagian, unit aktivitas dapat dibagi ke dalam tingkat-tingkat bagian yang lebih
kecil. Itu berarti bahwa bila solusinya non-integer maka dapat dilakukan dengan variabel
non-integer yang nilainya dibulatkan menjadi integer. Biasanya hal ini didapatkan pada
nilai variabel keputusan yang cukup besar.
4. Kepastian
Dalam asumsi kepastian terdapat semua parameter pada setiap model seperti aij, bi, dan
Cj dengan nilai yang konstan. Formulasi model program linier seringkali dipilih dari
berbagai tujuan yang akan dilaksanakan.

1
B. Pemecahan
Pemecahan program linier (PL) : Metode grafik atau metode Simpleks.
1. Metode grafik digunakan untuk pemecahan PL yang memiliki dua variabel
keputusan,
2. Apabila lebih dari dua variabel keputusan maka diselesaikan dengan metode
SIMPLEKS
METODE SIMPLEKS
Metode simpleks merupakan suatu algoritma. Hal ini sesuai dengan pendapat
Dantzig (1997) bahwa :
The Simplex Method is a two-phase process, with each phase using the Simplex
Algorithm. In the first phase, an initial feasible solution, if one exists, is
obtained. In the second phase, an optimal solution, if one exists, is obtained, or
a class of solutions is obtained whose objective value goes to +∞.

Metode simpleks adalah proses dua tahap, dengan setiap fase


menggunakan Algoritma Simpleks. Pada tahap pertama, sebuah awal
solusi yang layak, apabila ada diperoleh. Pada tahap kedua, secara optimal
solusi, apabila ada diperoleh, atau solusi nilai obyektif yang diperoleh
sampai ke +∞.

a. Langkah-langkah Metode Simpleks


Menurut Dantzig (1997: 71-72) bahwa “The simplexs algorithm steps are (1)
smallest reduced cost, (2) test for optimality, (3) incoming variable, (4) test for
unbounded, (5) outgoing variable, (6) pivot on to determine a new basic feasible
solution set jr = s and return on step 1”.
1) Pembentukan tabel pertama
Mengubah kendala menjadi bentuk persamaan dengan menambahkan variabel slack,
surplus atau artifisial sehingga diperoleh bentuk standar program linier.
2) Pengembangan tabel pertama
Dalam menguraikan pengembangan solusi pada tabel pertama harus dapat diukur
potensi pengembangannya melalui koefisien dari fungsi objektif dengan
menggunakan suatu bentuk yang dapat menunjukkan angka indeks dari kolom
konstan seperti berikut.

2
3) Pengembangan tabel kedua
Dalam pengembangan tabel kedua dilakukan hal sebagai berikut :
a. Menentukan kolom kunci
b. Menentukan baris kunci
c. Penyelesaian baris kunci
d. Penyelesaian baris-baris lainnya
e. Pembentukan tabel kedua
4) Apabila hasil pada tabel belum optimal lakukan iterasi berikutnya dengan
melakukan uji optimal sesuai langkah 3. Tabel dikatakan optimal jika Zj - Cj non
negatif untuk setiap Zj.

b. Langkah–langkah Operasional
Ada beberapa langkah dalam memecahkan persoalan program linier dengan
metode simplek, yaitu :
1. Merubah fungsi tujuan dan batasan-batasan dengan menambahkan variabel slack,
surplus dan artifisial sehingga berubah menjadi bentuk kanonik dan mempunyai
variabel basis.
2. Menyusun tabel awal simpleks, lengkap dengan variabel basisnya.
Tabel 2.2 Tabel Metode Simpleks

Cj C1 C2 ... Cj ... Cn
CB VB X1 X2 ... Xj ... Xn B R
C1 X1 a11 a12 ... a1j ... a1n b1 R1
C2 X2 a21 a22 ... a2j ... a2n b2 R2
. . . . . . . . . .
Ci Xj ai1 ai2 ... aij ... ain bi Ri
. . . . . . . . . .
Cn Xn am1 am2 ... amj ... amn bm Rm
Zj Z1 Z2 ... ... ... Zn
C j - Zj C1- Z1 C2- Z2 ... ... ... Cn - Zn

Keterangan :
Cj : koefisien fungsi tujuan
Cn : koefisien variabel buatan
CB : vektor baris

3
VB : variabel baris
b : batasan dari kendala (nilai kanan)
Xj : variabel yang menjadi basis dalam tabel
aij : parameter kendala
R : rasio
untuk i = 1, 2, ..., m dan j = 1, 2, ..., n
3. Melakukan uji optimal pada tabel awal tersebut, dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a) Memilih kolom kunci
Untuk persoalan memaksimumkan dicari variabel basis baru dengan memilih
kolom kunci, yaitu kolom dengan Zj - Cj negatif terbesar. Untuk persoalan
meminimumkan dicari variabel basis baru dengan memilih kolom kunci, yaitu
kolom dengan Cj - Zj negatif terbesar.
b) Memilih baris kunci
Dicari nilai rasio yaitu batasan dari kendala dibagi unsur-unsur pada kolom
pivot yang bernilai positif, selanjutnya dipilih rasio terkecil.
c) Menentukan pivot (angka kunci)
Basis dengan rasio terkecil menjadi baris pivot dengan menunjukkan variabel
basis lama yang akan diganti. Perpotongan antara baris kunci dan kolom kunci
disebut pivot (angka kunci).
d) Penyelesaian baris kunci
Dilakukan dengan cara setiap angka pada baris kunci harus dibagi dengan pivot.
e) Penyelesaian baris lain
Mengubah nilai-nilai selain baris kunci sehingga nilai-nilai kolom kunci (selain
baris kunci) = 0 dengan menggunakan rumus :
Baris baru = Baris lama – (angka pada kolom kunci*baris kunci baru)

f) Membentuk tabel simpleks kedua


4. Apabila hasil pada tabel belum optimal lakukan iterasi berikutnya dengan
melakukan uji optimal sesuai langkah 3. Tabel dikatakan optimal jika Zj - Cj non
negatif untuk setiap Zj pada masalah maksimasi dan Cj - Zj non negatif untuk setiap
Zj pada masalah minimasi.

4
Contoh Pemecahan:
1. Berdasarkan contoh No. 2 halaman 22, maka dapat diselesaikan dengan
menggunakan metode simpleks sebagai
berikut : Fungsi tujuan : maks Z = 3X1 + 6X2+
4X3 Kendala : 3X1 + 4X2+ X3 ≤ 60
2X1 + 3X2+ X3 ≤ 50
X1 + 2X2+ 2X3 ≤ 44
X1, X2, X3 ≥ 0
Penyelesaian :
Langkah 1 : Karena masalah maksimisasi, maka ditambah variabel slack pada
fungsi tujuan dan kendala menjadi kanonik dan mempunyai variabel
basis. Fungsi tujuan : maks Z = 3X1 + 6X2+ 4X3 + 0S1 + 0S2 + 0S3
Kendala : 3X1 + 4X2+ X3 + S1 = 60
2X1 + 3X2+ X3 + S2 = 50
X1 + 2X2+ 2X3 + S3 = 44
X1, X2, X3 ≥ 0
Langkah 2 : Tabel awal simpleks dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.3 Tabel Awal Simpleks

Cj 3 6 4 0 0 0
CB VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 B R
0 S1 3 4 1 1 0 0 60 -
0 S2 2 3 1 0 1 0 50 -
0 S3 1 2 2 0 0 1 44 -
Zj 0 0 0 0 0 0
Zj - Cj -3 -6 -4 0 0 0

Langkah 3 : Menguji nilai optimal berdasarkan tabel 2.3 sebagai berikut:


1) Memilih kolom kunci
Kolom Zj - Cj yang nilai negatif terbesar, yaitu variabel X2. Sehingga variabel
X2 merupakan variabel masuk.

5
Tabel 2.3.1 Tabel Awal Simpleks

Cj 3 6 4 0 0 0
CB VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 B R
0 S1 3 4 1 1 0 0 60 -
0 S2 2 3 1 0 1 0 50 -
0 S3 1 2 2 0 0 1 44 -
Zj 0 0 0 0 0 0
Zj - Cj -3 -6 -4 0 0 0

2) Memilih baris kunci


Baris kunci yaitu variabel basis S1 dengan rasio terkecil = 15. Jadi variabel S1
merupakan variabel keluar.
Tabel Awal Simpleks

Cj 3 6 4 0 0 0
CB VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 B R
0 S1 3 4 1 1 0 0 60 15
0 S2 2 3 1 0 1 0 50 16,67
0 S3 1 2 2 0 0 1 44 22
Zj 0 0 0 0 0 0
Zj - Cj -3 -6 -4 0 0 0

3) Menentukan angka kunci


(pivot) Angka kunci yaitu 4
Tabel Awal Simpleks

Cj 3 6 4 0 0 0
CB VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 B R
0 S1 3 4 1 1 0 0 60 15
0 S2 2 3 1 0 1 0 50 16,67
0 S3 1 2 2 0 0 1 44 22
Zj 0 0 0 0 0 0
Zj - Cj -3 -6 -4 0 0 0

4) Baris kunci baru (baris X2 baru) :


Baris kunci baru = Baris lama dibagi angka kunci
6 X2 1 0 0 15

6
5) Baris lain yang baru
Baris S2
Baris lama [ 2 3 1 0 1 0 50 ]
Baris kunci (3) [ 1 0 0 15 ]

Baris S3 0 1 0 5

Baris lama [1 2 2 0 0 1 44 ]
Baris kunci (2) [ 1 0 0 15 ]
0 0 1 14

6) Masukkan nilai baris baru ke dalam tabel iterasi pertama, sehingga diperoleh
menjadi seperti berikut :
Tabel Simpleks 1

Cj 3 6 4 0 0 0
CB VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 B R
6 X2 1 0 0 15 -
0 S2 0 1 0 5 -
0 S3 0 0 1 14 -
Zj 4,5 6 1,5 1,5 0 0
Zj - C j 1,5 0 -2,5 -1,5 0 0

Berdasarkan tabel iterasi pertama (tabel 2.4), solusi tabel belum dapat
dinyatakan optimal karena variabel non basis X3 masih bernilai negatif.
Langkah 4 : Lakukan iterasi seterusnya dengan langkah (1) sampai (6)
hingga diperoleh Zj - Cj bernilai positif.
Berdasarkan tabel iterasi pertama (tabel 2.4) maka diperoleh :
1) Kolom Zj - Cj yang nilai negatif terbesar, yaitu variabel X3. Sehingga variabel
X3 merupakan variabel masuk.

7
Tabel Simpleks 2

Cj 3 6 4 0 0 0
CB VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 B R
6 X2 1 0 0 15 -
0 S2 0 1 0 5 -
0 S3 0 0 1 14 -
Zj 4,5 6 1,5 1,5 0 0
Zj - C j 1,5 0 -2,5 -1,5 0 0
2) Baris kunci pada basis S3 sebagai variabel keluar karena memiliki rasio terkecil
yaitu : 9,33
Tabel Sipleks 1

Cj 3 6 4 0 0 0
CB VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 B R
6 X2 1 0 0 15 60
0 S2 0 1 0 5 20
0 S3 0 0 1 14 9,33
Zj 4,5 6 1,5 1,5 0 0
Zj - C j 1,5 0 -2,5 -1,5 0 0

6
3) Angka kunci yaitu 4

Tabel Iterasi Pertama

Cj 3 6 4 0 0 0
CB VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 B R
6 X2 1 0 0 15 60
0 S2 0 1 0 5 20
0 S3 0 0 1 14 9,33
Zj 4,5 6 1,5 1,5 0 0
Zj - C j 1,5 0 -2,5 -1,5 0 0

4) Baris kunci baru (basis X3 baru) :


Baris kunci baru = Baris lama dibagi angka kunci
4 X3 0 1 0 9,33

8
5) Baris lain yang baru
Baris X2
Baris lama [ 1 0 0 15 ]
Baris kunci ( ) [ 0 1 0 9,33 ]

Baris S2 1 0 0 12,67

Baris lama [ 0 1 0 5 ]
Baris kunci ( ) [ 0 1 0 9,33 ]

0 0 1 2,67

6) Masukkan nilai baris baru ke dalam tabel iterasi kedua, sehingga diperoleh
menjadi seperti berikut :
Tabel Iterasi kedua

Cj 3 6 4 0 0 0
CB VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 B R
6 X2 1 0 0 12,67 -
0 S2 0 0 1 2,67 -
4 X3 0 1 0 9,33 -
Zj 5,33 6 4 -0,33 0 1,67 113,33
Zj - Cj 2,33 0 0 -0,33 0 1,67

Solusi baru diperoleh nilai X1 = 0, X2 = 12,67 dan X3 = 9,33 sedangkan nilai Z


= 113,33. Berdasarkan tabel iterasi kedua (tabel 2.5) dapat dinyatakan optimal
karena variabel non basis yang ada pada koefisien tujuan Z sudah tidak bernilai
negatif.

9
2. Maks Z = x1+2x2 + 4x3

Kendala: 2x1  4x2  3x3  20


x1  x2  5x3  18
x1  2x2  x3  25
x1 , x1 , x3  0
Pemecahan

Langkah 1: Bentuk standar

MaksZ  x1  2 x2  4 x3  0 s1  0 s2  0s3
Kendala
2x1  4x2  3x3  s1  20
x1  x2  5x3  s2  18
x1  2x2  x3  s3  25
Langkah 2: Memasukkan kedalam tabel simpleks awal

cj 1 2 4 0 0 0
c VDB H x1 x2
x S1 S2
S
b 3 3

0 S1
0 S2
0 S3
Z j  ci 0 -1 -2 -4 0 0 0

Langkah 3: Menentukan baris dan kolom pivot.

Tabel Simpleks 1

cj 1 2 4 0 0 0

cb VDB H x1 x2 x3 S1 S2 S3
0 S1
0 S2
0 S3
Z j  ci 0 -1 -2 -4 0 0 0

10
Kolom kunci: x3
Baris kunci: S 2
Elemen pivot: a23  5
Langkah 4: Melakukan itersasi untuk menentukan nilai baru
Nilai baru tabel simpleks 2 yaitu:
Baris 2. b  b2  1 (1 1 5 0 1 0 18)
2 a 5 23

= (1 1 1 0 1 0 18 )
5 5 5 5
a
Baris 1. b  b  13 (b )  b  3 (b )
1 1 a 2 1
5 2
23

2 4 3 1 0 0 20
3/5 (11 5 0 1 0 18 ) _

7/5 17/5 0 1 -3/5 0 46/5


Baris 3. b  b  a (b )  b  1 (b )
33

3 3 a 2 3
5 2
23

1 2 1 0 0 1 25
1/5 (11 5 0 1 0 18 ) _
4/5 9/5 0 0 -1/5 1 107/5
a
Baris 4. b  b  43 (b )  b   4 (b )
4 4 a 2 4
5 2
23

-1 -2 -4 0 0 0 0
-4/5 ( 1 1 5 0 1 0 18 ) _
-1/5 -6/5 0 0 4/5 0 72/5
Tabel Simpleks 2

cj 1 2 4 0 0 0
c VDB H x1 x2
x S1 S2
S
b 3 3

0 S1 46/5 7/5 17/5 0 1 -3/5 0


4 x3 18/5 1/5 1/5 1 0 1/5 0
0 S3 107/5 4/5 9/5 0 0 -1/5 1

Z j  ci 72/5 -1/5 -6/5 0 0 4/5 0

Langkah 5: Memastikan seluruh elemen pada baris Z j  C j tidak ada yang bernilai negatif,

karena masih bernilai negatif maka iterasi dilanjutkan.


11
Tabel Simpleks 3
cj 1 2 4 0 0 0

cb VDB H x x2 x3 S1
S S3
1 2

0 S1
4 x3
0 S
3

Z j  ci 72/5 -1/5 -6/5 0 0 4/5 0

Kolom kunci: x2
Baris kunci: S1
Elemen pivot: a13  17/5

Nilai baru tabel simpleks 4 yaitu:


Baris 1. b  b1  5 (.. .. 0 1 .. 0 ..)
1
a12 17
= (… 1 0 … …. 0 ….)
a
Baris 2. b  b  22 (b )  b  1 (b )
2 2 a 1 2
17 1
12

…. …. 1 0 …. 0 ….
…. ( …. 1 0 …. …. 0 …. ) _
…. 0 1 ….. ….. 0 …..
a
Baris 3. b  b  32 (b )  b  9 (b )
3 3 1 3 1
a 17
12

…. …. 0 0 ….. 1 ……
…. ( …. 1 0 ..…. …. 0 …… ) _
…. 0 0 …… ….. 1 …..
a
Baris 4. b  b  42 (b )  b   6 (b )
4 4 a 1 4
17 1
12

…. ….. 0 0 ….. 0 …..


…. (…. 1 0 ….. ….. 0 ….. ) _
…. 0 0 ….. …… 0 …..

12
Tabel Simpleks 4
cj 1 2 4 0 0 0
c VDB H x1 x2
x S1 S2 S
b 3 3

2 x
2

4 x3
0 S3
Z j  ci 1500/85 25/85 0 0 0 4/5 0

Z c
Langkah 6: Karena nilai j  i sudah positif maka iterasi dihentikan dengan hasil:
Maks Z=…… dengan x1 = ……, x2 =………,dan x3 =…….

13

Anda mungkin juga menyukai