Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

FISIKA KOMPUTASI I

OLEH :

NAMA : YULIUS SAMBO PONGSULLE


NIM : 1207045024
PRODI : FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak semua permasalahan matematis atau perhitungan dapat diselesaikan dengan mudah.
Bahkan dalam prinsip matematik, dalam memandang permasalahan yang terlebih dahulu
diperhatikan apakah permasalahan tersebut mempunyai penyelesaian atau tidak. Hal ini
menjelaskan bahwa tidak semua permasalahan dapat diselesaikan dengan menggunakan
perhitungan biasa. Metode numerik digunakan untuk menyelesaikan persoalan dimana
perhitungan secara analitik tidak dapat digunakan. Metode numerik ini berangkat dari
pemikiran bahwa permasalahan dapat diselesaikan dengan menggunakan pendekatan-
pendekatan yang dapat dipertanggung-jawabkan secara analitik. Metode numerik ini
disajikan dalam bentuk algoritma-algoritma yang dapat dihitung secara cepat dan mudah.
Pendekatan yang digunakan dalam metode numerik merupakan pendekatan analisis
matematis. Sehingga dasar pemikirannya tidak keluar jauh dari dasar pemikiran analitis,
hanya saja pemakaian grafis dan teknik perhitungan yang mudah merupakan pertimbangan
dalam pemakaian metode numerik. Mengingat bahwa algoritma yang dikembangkan dalam
metode numerik adalah algoritma pendekatan maka dalam algoritma tersebut akan muncul
istilah iterasi yaitu pengulangan proses perhitungan. Dengan kata lain perhitungan dalam
metode numerik adalah perhitungan yang dilakukan secara berulang-ulang untuk terus-
menerus diperoleh hasil yang main mendekati nilai penyelesaian exact. Metode numerik
menggunakan bilangan untuk menirukan proses matematika, yang selanjutnya menirukan
keadaan yang sebenarnya. Selain daripada itu, setiap analisa diharapkan dapat menghasilkan
bilangan, yang diperlukan dalam perancangan teknik ataupun pengkhayatan masalah. Sasaran
akhir dari analisa yang dilakukan dalam metode numerik adalah diperolehnya metode yang
terbaik untuk memperoleh jawaban yang berguna dari persoalan matematika dan untuk
menarik informasi yang berguna dari berbagai jawaban yang dapat diperoleh yang tidak
dinyatakan dalam bentuk yang mudah. Metode numerik berperan sangat besar dalam
membantu menyelesaikan berbagai berbagai maslah dalam kehidupan sehari-hari. Pada
kesempatan kali ini kita akan membahas tentang metode numerik aturan romberg dalam
menyelesaikan integral suatu persamaan.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui kelebihan dari metode aturan romberg
2. Untuk membandingkan metode numerik aturan romberg dengan metode numerik
lainnya
3. Untuk mengetahui manfaat metode numerik aturan romberg dalam kehidupan sehari-
hari

1.3 Manfaat Percobaan


1. Mengetahui kelebihan dari metode aturan romberg
2. Mengetahui perbedaan antara metode numerik aturan romberg dengan metode
numerik lainnya
3. Mengetahui manfaat metode numerik aturan romberg dalam kehidupan sehari-hari
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Prinsip-Prinsip Metode Numerik


Seperti telah dibahas di atas, metode numeric digunakan untuk menyelesaikan
persoalan dimana perhitungan secara analitik tidak dapat digunakan. Metode numeric ini
berangkat dari pemikiran bahwa permasalahan dapat diselesaikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang dapat dipertanggung-jawabkan secara analitik. Metode numerik
ini disajikan dalam bentuk algoritma-algoritma yang dapat dihitung secara cepat dan mudah.
Pendekatan yang digunakan dalam metode numerik merupakan pendekatan analisis
matematis. Sehingga dasar pemikirannya tidak keluar jauh dari dasar pemikiran analitis,
hanya saja pemakaian grafis dan teknik perhitungan yang mudah merupakan pertimbangan
dalam pemakaian metode numerik. Mengingat bahwa algoritma yang dikembangkan dalam
metode numerik adalah algoritma pendekatan maka dalam algoritma tersebut akan muncul
istilah iterasi yaitu pengulangan proses perhitungan. Dengan kata lain perhitungan dalam
metode numerik adalah perhitungan yang dilakukan secara berulang-ulang untuk terus-
menerus diperoleh hasil yang main mendekati nilai penyelesaian exact. Perhatikan salah
bentuk formulasi dalam metode numerik adalah:
xn = xn-1 + δxn-1 (2.1)
Terlihat bahwa hasil iterasi ke n adalah hasil iterasi ke n-1 (sebelumnya) dengan ditambah
δxn-1 yang merupakan nilai perbaikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakain banyak
iterasi yang digunakan, maka nilainya semakin mendekati nilai exact atau semakin baik hasil
yang diperoleh. Dengan menggunakan metode pendekatan semacam ini, tentukan setiap nilai
hasil perhitungan akan mempunyai nilai error (nilai kesalahan). Dalam analisa metode
numeric, kesalahan ini menjadi penting artinya. Karena kesalahan dalam pemakaianalgoritma
pendekatan akan menyebabkan nilai kesalahan yang besar, tentunya ini tidak diharapkan.
Sehingga pendekatan metode analitik selalu membahas tingkat kesalahan dan tingkat
kecepatan proses yang akan terjadi. Persoalan-persoalan yang biasa diangkat dalam metode
numerik adalah persoalan-persoalan matematis yang penyelesaiannya sulit didapatkan dengan
menggunakan metode analitik, antara lain:
 Menyelesaikan persamaan non linier
 Menyelesaikan persamaan simultan atau multi-variabel
 Menyelesaikan differensial dan integral
 Interpolasi dan Regresi
 Menyelesaikan persamaan differensial
 Masalah multi variable untuk menentukan nilai optimal yang tak bersyarat

2.2 Aturan Romberg

Metode integrasi Romberg didasarkan pada perluasan ekstrapolasi Richardson untuk


memperoleh nilai integrasi yang semakin baik. Sebagai catatan, setiap penerapan ekstrapolasi
Richardson akan menaikkan order galat pada hasil solusinya sebesar dua:

O ( h2 n ) →O ( h2 n +2) (2.2)

Misalnya,bila I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah trapesium yang berorde galat O(h2),
maka ekstrapolasi Richardson menghaslkan kaidah Simpson 1/3 yang berorde O(h4).
Selanjutnya, bila I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah Simpson 1/3, ekstrapolasi Richardson
menghaslkan kaidah Boole yang berorde O(h6).

Tinjaau kembali persamaan ekstrapolasi Richardson:

I ( h )−I (2 h)
J=I ( h ) + ( 2.3)
2q−1

Misalkan I adalah nilai integrasi sejati yang dinyatakan sebagai

I = Ak + Ch2 + Dh 4+ Eh6 + ... (2.4)

yang dalam hal ini

h = (b - a)/n (2.5)

dan

Ak = Perkiraan nilai integrasi dengan kaidah trapesium dan jumlah pias n = 2k Orde galat Ak
adalah O(h2 ).

Sebagai contoh, selang [a, b] dibagi menjadi 64 buah pias atau upaselang:
n = 64 = 26 k = 6 (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6)

k = 0 (artinya n = 20 = 1 pias, h0 = (b-a)/1) A0 = h0/2 [ f0 + f64]


k = 1 (artinya n = 21 = 2 pias, h1 = (b-a)/2) A1 = h1/2 [ f0 + 2f32 + f64]
k = 2 (artinya n = 22 = 4 pias, h2 = (b-a)/4) A2 = h2/2 [ f0 + 2f16 + 2f32 +
2f48 + f64]
k = 3 (artinya n = 23 = 8 pias, h3 = (b-a)/8) A2 = h3/2 [ f0 + 2f8 + 2f16 +
2f24 + 2f32 + 2f40 + 2f48 + 2f56 + f64]
...
k = 6 (artinya n = 26 = 64 pias, h6 = (b-a)/64) A6 = h6/2 [ f0 + 2f1 + 2f2 + ... +
2f63 + f64]

Arti dari setiap Ak adalah sebagi berikut:


b
A0 adalah taksiran nilai I=∫ f ( x ) dx dengan menggunakan kaidah
a

trapesium dengan pembagian daerah integrasi menjadi n =20 = 1 buah pias;


b
A1 adalah taksiran nilai integrasi ∫ f ( x ) dx dengan menggunakan kaidah
a

trapesium dengan pembagian daerah integrasi menjadi n =21 = 2 buah pias;


b
A2 adalah taksiran nilai integrasi ∫ f ( x ) dx dengan menggunakan kaidah
a

trapesium dengan pembagian daerah integrasi menjadi n =22 = 4buah pias;


b
A6 adalah taksiran nilai integrasi ∫ f ( x ) dx dengan menggunakan kaidah
a

trapesium dengan pembagian daerah integrasi menjadi n =26 = 64 buah pias;


Gunakan A0, A1,...Ak pada persamaan ekstrapolasi Richardson untuk mendapatkan
runtunan B1, B2, ...,Bk , yaitu :

A k−¿ A
Bk =Bk + 2
k−1
(2.6) ¿
2 −1

Jadi, nilai I (yang lebih baik) sekarang adalah I = Bk + D'h4 + E'h6 +… dengan orde galat Bk adalah
O(h4).Selanjutnya, gunakan B1, B2 ,.., Bk pada persamaan ekstrapolasi Richardson untuk
mendapatkan runtunan C2, C3,..., Ck, yaitu :

B k −Bk−1
C k =Bk + (2.7)
2 4−1

Jadi, nilai I (yang lebih baik) sekarang adalah I = Ck + E " h6 + ... dengan orde galat
Ck adalah O(h6).

Selanjutnya, gunakan C2, C3 ,..., Ck pada persamaan ekstrapolasi Richardson untuk


mendapatkan runtunan D3 , D4 , ... , Dk , yaitu :

B k −Bk−1
D k =Ck + ( 2.8)
2 4−1

Jadi, nilai I (yang lebih baik) sekarang adalah I = Dk + E "' h8 + ... dengan orde galat
Dk adalah O(h8 ).
BAB III

ALGORITMA, FLOWCHART DAN SKRIP

3.1Algoritma
Module lima
Pemberian bilangan bulat n
Pemberian bilangan desimal Xo, Xn
Pemberian nilai desimal,matriks, dan ruang pada R
Akhiri module lima
Program Romberg
Penggunaan lima
Tulis masukan batas bawah
Baca xO
Tulis masukan batas atas
Baca xn
Tulis masukan interval
Baca n
Ruang R 1:n,1:n
Panggil numerik
Bilangan bulati,j,k
Bilangan desimal h,xa,xb,p,s,la,bo,b1,e,z
Pengulangan i sama dengan 1,n
Pengulangan j sama dengan 1,n
R(i,j) sama dengan 0.0
Akhiri pengulangan
Akhiri pengulangan
H sama dengan xn kurang xo
R(1,1) sama dengan h bagi dua koma nol kali (f(xo) tambah f(xn))
Pengulangan k sma dengan 2,n
S sama dengan xnkurang xo dibagi 2 pankat k kurang satu
Pengulangan i sama dengan satu koma dua pangkat dua kali k kurang satu
Xa sama dengan xo tambah i kurang 1 kali s
Xb sama dengan xo tambah i kali s
R(k,1) sama dengan R(k,1) tambah s bagi dua koma no kali (f(xa) tambah f(xb))
Akhiri pengulangan
Pengulangan j sama dengan 2 koma k
R(k,j) sama dengan empat pangkat j kurang satu kali R k,j kurang satu kurang R k kurang satu j
kurang satu bagi empat pangkat j kurang satu kali min satu
Akhiri pengulangan
Akhiri pengurangan
P sama dengan R n,n
Bo sama dengan satu koma nol bagi dua kali f(xo) kurang satu koma nol bagi empat kali eksponen
dua kali xo
B1 sama dengan satu koma nol bagi dua kali f(xn) kurang satu koma nol bagi empat kali eksponen
dua kali xn
La sama dengan b1 kurang bo
E sama dengan la kurang p bagi la kali seratus
Z sama dengan akar e pangkat dua
Tulis nilai analiti adalah baca la
Tulis nilai numerik adalah baca p
Tulis nilai error adalah baca z persen
Akhiri subroutine numerik
Fungsi real f(t)
Real intent (in)::t
F sama dengan t eksponen dua kali t
Akhiri fungsi f
Akhiri program romberg

3.2 Flowchart

start

module lima
integer::n
real::x0,xn
real, dimension(:,:),allocatable::R
end module lima

A
A

implicit none
print *," masukkan batas bawah"
read *, x0
print*," masukkan batas atas "
read *, xn
print *," masukkan interval "
read *,n
allocate (R(1:n,1:n))
call numerik

contains
subroutine numerik
integer :: i,j,k
real :: h,xa,xb,p,s,la,b0,b1,e,z

do i = 1,n
do j = 1,n

R(i,j) = 0.0

end do
end do

h = xn - x0
R(1,1) = h/2.0 * (f(x0) + f(xn))

do k = 2,n

s = (xn-x0)/2**(k-1)

do i = 1,2**(k-1)
B

xa = x0 + (i-1)*s
xb = x0 + i*s
R(k,1) = R(k,1) + s/2.0 * (f(xa)
+ f(xb))

End do

do j = 2,k

R(k,j) = (4**(j-1) * R(k,j-1)


- R(k-1,j-1)) / (4**(j-1) -1 )

end do

End do

p=R(n,n)
b0=((1.0/2)*f(x0))-((1.0/4)*exp(2*x0))
b1=((1.0/2)*f(xn))-((1.0/4)*exp(2*xn))
la=(b1-b0)
e=((la-p)/la)*100
z=sqrt(e**2)
print*,"Nilai Analitik adalah :",la
print*,"Nilai Numerik adalah :",p
print*," Nilai Eror adalah :",z,"%"
end subroutine numerik

real function f(t)


real, intent (IN) :: t
f = t*exp (2*t)
end function f
End Program

3.2 Skrip
module lima
integer::n
real::x0,xn
real, dimension(:,:),allocatable::R
end module lima

program Romberg
use lima
implicit none
print *," masukkan batas bawah"
read *, x0
print*," masukkan batas atas "
read *, xn
print *," masukkan interval "
read *,n
allocate (R(1:n,1:n))
call numerik

contains
subroutine numerik
integer :: i,j,k
real :: h,xa,xb,p,s,la,b0,b1,e,z
do i = 1,n
do j = 1,n
R(i,j) = 0.0
end do
end do
h = xn - x0
R(1,1) = h/2.0 * (f(x0) + f(xn))
do k = 2,n
s = (xn-x0)/2**(k-1)
do i = 1,2**(k-1)
xa = x0 + (i-1)*s
xb = x0 + i*s
R(k,1) = R(k,1) + s/2.0 * (f(xa) + f(xb))
end do
do j = 2,k
R(k,j) = (4**(j-1) * R(k,j-1) - R(k-1,j-1)) / (4**(j-1) -1 )
end do
end do
p=R(n,n)
b0=((1.0/2)*f(x0))-((1.0/4)*exp(2*x0))
b1=((1.0/2)*f(xn))-((1.0/4)*exp(2*xn))
la=(b1-b0)
e=((la-p)/la)*100
z=sqrt(e**2)
print*,"Nilai Analitik adalah :",la
print*,"Nilai Numerik adalah :",p
print*," Nilai Eror adalah :",z,"%"
end subroutine numerik

real function f(t)


real, intent (IN) :: t
f = t*exp (2*t)
end function f
end program Romberg
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 pembahasan
Dalam percobaan aturan simpson kali ini sintag yaitu :
1. Integer untuk menampilkan bilangan bulat
2. Real untuk menghasilkan bilngan desimal
3. Dimension untuk memberikan bentuk matriks
4. Allocate untuk memberikan ruang
5. End module untuk mengakhiri module
6. Implicit none untuk menghilangkan sub program yang terpakai sebelumnya
7. Print untuk menampilkan komen
8. Read untuk membaca komen
9. Call numerik untuk memanggil numerik
10. Do unuk pengulangan
11. End do untuk mengakhiri pengulangan
12. Real function untuk fungsi real
13. End function untuk mengakhiri fungsi
14. End untuk mengakhiri program
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Kelebhan dari metode aturan romberg adalah membagi dua interval secara terus
menerus sampai nilai integral yang di hitung dengan 2k dengan 2k−1 konverge pada
suatu nilai
2. Perbandingan metode aturan romberg dengan metode lainnya yaitu pada metode
aturan trapezoidal mempunyai akurasi hanya O(h2 ¿.
3. Salah satu manfaat metode aturan romberg dalam kehidupan sehari-hari yaitu untuk
menghitung luas badan kapal yang tercelup air laut.

5.2 Saran
Agar dalam menyelesaikan persamaan numerik digunakan metode aturan romberg
karena membagi interval terus menerus.

Anda mungkin juga menyukai