BAB III
Munculnya konsep tanggung jawab negara bisa dilihat dari adanya prinsip
jawab negara timbul karena negara sebagai subjek hukum, pihak yang dapat
dibebani hak dan kewajiban yang diatur hukum. 24 Subjek hukum adalah pihak
yang dapat dibebani hak dan kewajiban yang diatur oleh hukum internasional.25
23
Malcolm N. Shaw, International Law, Cambridge University Press, Cambridge, 1997.
hlm. 541
24
Sugeng Istanto, h.15-16.
25
Prof. Dr. F. Sugeng Istanto, SH, 1998, Hukum Internasional, Penerbitan Universitas
Atma Jaya, Yogyakarta, hlm. 16
40
Skripsi PENEMBAKAN PESAWAT MH-17 DITINJAU DARI ADELIANA KARTIKA PUTRI
PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
41
/ILC), sebuah badan yang dibentuk oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1947,
Draft artikel tanggung jawab negara yang berhasil dirampungkan oleh ILC
tidak memberikan definisi tentang tanggung jawab negara. Pasal 1 draft artikel
tersebut hanya memberikan penjelasan kapan tanggung jawab negara timbul, yaitu
melakukan (action) atau tidak melakukan (omission) sesuatu yang memenuhi dua
dengan apa yang ditentukan oleh kewajiban itu sendiri (Pasal 12).
Suatu negara juga dapat dianggap memikul tanggung jawab atas tindakan
yang dilakukan oleh negara lain. Ketentuan ini diatur dalam Pasal 16-19 yang
(coercion) suatu negara kepada negara lain untuk melakukan tindakan salah
secara internasional.
pelaku kejahatan perang, dimana aturan tersebut harus bersifat universal tanpa
kejahatan perang, yang dilakukan didalam atau diluar wilayah negara tersebut,
dengan pelanggarn berat menurut bagian ini akan diberlakukan aturan sesuai
pelanggaran berat menurut protokol ini.’’ 26. Kewajiban negara mengatur dalam
ekstradisi.27
memberikan sanksi pidana yang efektif bagi orang, yang melakukan, atau orang
Dengan ketentuan tersebut maka aturan kejahatan perang yang ada dalam
aturan yang seharusnya diterapkan oleh Negara dalam aturan hukum nasionalnya.
The statue affirm that national courts have primary responsibility for
trying such crimes 29
The jurisdiction of the ICC is complementary to that of state:it may be
exercised solely when a state is unable genuinely to carry out the
investigation or prosecution of alleged criminals under its jurisdiction, or
is unwilling to do so. 30
If they wish to avail themselves of their own courts jurisdiction, the states
Parties must have suitable legislation enabling them to bring these
persons to trial in accordance with the requirements of the statute.The
States Parties are also obliged to coorporate fully with the ICC in its
investigation and prosecution of crimes within its jurisdiction. 31
In addiction, they must repress offences againts the administration of
justice by the ICC ehich have been commited in their territory or by one of
their nationals. 32
kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang. Tidak hanya negara yang
juga dapat mengadilinya hanya apabila negara tersebut tidak mampu dan tidak
mau melaksanakan kewajibanya. Jika ICC menjadi pelengkap suatu negara dalam
29
Preambule Statuta Roma 1998
30
Ibid, Pasal 17
31
Ibid, Pasal 86
32
Ibid, Pasal 70 (4)
perang yang dilakukan oleh individu itu sendiri, atau mereka yang melakukan,
atau mereka yang memerintahkan, atau mereka yang membantu orang lain untuk
Persons yang dimaksud adalah warga negara, baik warga negara dari negaranya
sendiri maupun warga negara lawan yang terikat untuk memenuhi ketentuan
dalam Konvensi Jenewa. Bagi orang / person yang melakukan pelanggaran dapat
dikenai sanksi pidana efektif, tidak hanya pelaku kejahatan yang terikat tetapi juga
orang / person yang menyuruh melakukan kejahatan perang. Tidak ada ketentuan
pelanggaran.33
Pengadilan Nuremberg dan Pengadilan Tokyo, sejak saat itu individu sebagai
pengadilan internasional yang menjadi dasar ICTY, ICTR, dan Konvensi Jenewa
33
Jean S. Pictet, 1995,.op.cit., hlm.364 buku Dr Yustina Trihoni Nalesti Dewi,S.H.,
M.Hum Kejahatan Perang dalam Hukum Internasional dan Hukum Nasional hlm 129
mahkamah bertanggung jawab secara individual dan dapat dikenai hukuman atas
terhadap semua orang tanpa ada pembedaan, meskipun dia seorang kepala negara
seseorang dari tanggung jawab pidana dibawah statuta ini. Pejabat negara akan
pengadilan internasional.
Kedaulatan Negara merupakan sesuatu hal yang penting yang dimiliki oleh
suatu negara. Negara mempunyai wewenang yang eksklusif yang dimiliki oleh
negara atas individu yang ada di wilayahnya. termasuk hak dan kewajiban untuk
kerugian bagi penduduk sipil yang tidak terlibat dalam konflik bersenjata.
Persoalan yang demikian tidak hanya menjadi urusan negeri suatu negara, namun
34
Pasal 27 Statuta Roma 1998
didalamnya.
Ukraina dianggap sebagai pihak yang turut bertanggung jawab terhadap aksi
Commission dalam rancanganya Article 14 :” Every State has the duty to conduct
its relations with other States in accordance with the principle that the
pelayanan berupa panduan mengenai kondisi didarat dan informasi cuaca. Setiap
dengan hal itu maka secara tidak langsung akan terwujud pelaksaanaan
tanggung jawab untuk aksi ini, terkait lokasi wilayah jatuhnya pesawat yang
Amsterdam menuju Kuala Lumpur adalah warga negara Belanda selain itu
35
international.sindonews.com/ Dikira Pesawat Ukraina, Ini Pengakuan Penembak MH17
diakses pada 7 Januari 2015
Jerman, Belgia dan Kanada.36 Keluarga korban penembakan pesawat MH-17 juga
pengadilan Hak Asasi Manusia di Eropa, Ukraina dianggap ceroboh untuk tidak
menutup wilayah udaranya, kelalaian dari Ukraina ini menyebabkan kematian 298
orang.
dengan melalui mekanisme, ICJ International Court of Justice (ICJ) atau kita
kenal juga dengan istilah Mahkamah Internasional yang merupakan salah satu
sengketa antara negara dengan negara. Jika persoalan penembakan pesawat yang
dituntut itu adalah Ukraina sebagai negara serta yang menuntut adalah negara
yang mengalami kerugian atas aksi penembakan tersebut maka persoalan dapat
mempunyai kewenangan untuk mengadili sengketa antar negara atau lebih, pada
Pasal 34 dengan tegas menyatakan bahwa hanya negara sajalah yang bisa
menyelesaikan sengketanya.
36
newsandfeaturesonindonesia.blogspot.com/Presiden Rusia Vladimmir Putin Salahkan
Ukraina atas Jatuhnya Pesawat Malaysia
maupun yang berupa Advisory proceedings. Contentious cases adalah kasus yang
dimana organ-organ lain PBB meminta advisory opinions terhadap suatu masalah
internasional. Negara yang menjadi anggota PBB adalah anggota dari statuta ICJ.
Dengan begitu negara yang ingin menuntut Ukraina (negara lokasi penembakan
Justice (ICJ) harus dengan adanya special agreement, terdapat rujukan kepada ICJ
jika terjadi sengketa dalam suatu perjanjian internasional, dan dengan cara
Act 19 Juni 2003, dalam undang-undang ini diatur mengenai masalah kejahatan
Act 2003 yang mengatur pelanggaran berat seperti dalam pasal 8 Statuta roma
1998, pelanggaran berat yang sesuai dengan Protokol Tambahan I, aturan tesebut
kewarganegaraanya.
berakhirnya Perang Dunia II, yaitu Military Tribunal for Nuremberg dan
International Millitary for Far East, diikuti oleh ICTY dan ICTR.
sebuah pengadilan militer internasional yang dibentuk oleh empat kekuatan besar
sekutu, yaitu Amerika Serikat, Inggris Raya, Uni Soviet, dan Perancis.
perang masih berkecamuk. Bersamaan dengan situasi perang yang sudah mulai
Jepang selama Perang Dunia II muncul dari negara-negara sekutu. Pada bulan
Desember 1945, empat negara sekutu yang berkepentingan atas Jepang pasca
langkah-langkah atas kejahatan perang yang telah dilakukan oleh Jepang selama
internasional Rwanda
para penjahat perang di Yugoslavia. Pengadilan atau tribunal ini berfungsi sebagai
sebuah pengadilan ad-hoc yang merdeka dan terletak di Den Haag, Belanda.
Badan ini didirikan oleh Resolusi 827 dari Dewan Keamanan PBB, yang
diluncurkan pada tanggal 25 Mei 1993. Badan ini memiliki yurisdiksi mengenai
undang perang, genosida, dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Badan ini hanya
bisa mengadili orang secara pribadi dan bukan organisasi atau pemerintahan.
Vonis terakhir dijatuhkan pada 15 Maret 2004. Badan ini memiliki tujuan untuk
mengakhiri semua sidang pada akhir 2008 dan semua kasus banding pada 2010.
tersangka yang diduga kuat telah terlibat melakukan Genosida dan kejahatan
Pengadilan ini dibentuk berdasarkan Resolusi 955 tahun 1994 dan berada dibawah
berdasarkan Bab VII Piagam PBB, Dewan Keamanan dibuat Pengadilan Kriminal
Internasional untuk Rwanda (ICTR) dengan resolusi 955 dari 8 November 1994.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk berkontribusi dalam proses rekonsiliasi
orang yang bertanggung jawab atas genosida dan pelanggaran serius lainnya
antara tanggal 1 Januari 1994 dan 31 Desember 1994. Hal ini juga dapat
Dewan Keamanan 955. Peraturan prosedur dan bukti, yang diadopsi para hakim
hukuman seumur hidup. Pengadilan ICTY dan ICTR mengabaikan prinsip non bis
in idem, pengadilan ini bisa mengadili tersangka yang telah diadili sebelumnya
Pengadilan ad hoc ini berdiri karena beberapa alasan, yang pertama adalah
unable factor ini menekankan kepada kondisi sebuah negara tempat terjadinya
yang tidak mempunyai political will enggan membuat upaya hukum agar pelaku
hoc, pengadilan ad hoc dapat dibentuk atas inisiatif para negara korban untuk
yang menangani kasus juga bersifat sementara hakim tersebut memiliki keahlian
suatu perkara.
Tidak hanya negara yang terlibat saja yang mengatur tentang penegakan
pidana internasional (ICC), pembentukan ICC yang menjadi dasar secara eksplisit
mengenai kejahatan perang maka persoalan yang muncul adalah hubungan antara
pelengkap bagi sistem pidana nasional terutama jika prosedur pengadilan untuk
mengadili kejahatan dibawah yuridiksi ICC tidak tersedia atau tidak dapat
humaniter internasional.
Roma suatu kasus akan dinyatakan dapat diterima oleh ICC apabila seperti berikut
ini:
37
Statuta Roma 1998, Art.17 (1).a.
tersangka pelaku kejahatan internasional dan keputusan itu merupakan akibat dari
criminality responsibility).39
yang merupakan peradilan tetap, organ hukum utama PBB, ICC bukan merupakan
organ PBB, berbeda dengan ICJ, ICJ menangani perkara hukum antar negara
sedangkan ICC hanya menuntut dan mengadili individu yang bertanggung jawab
masyarakat internasional.
individu yang berusia diatas delapan belas tahun keatas setelah statuta mulai
berlaku , yuridiksi ICC terbatas oleh waktu dan geografis. ICC tidak dapat
mengadili suatu kasus / kejahatan yang terjadi sebelum ICC dibentuk dan ICC
tidak dapat mengadili kejahatan yang telah terjadi diluar batas wilayah negara
38
Statuta Roma 1998, Art.17 (1).b.
39
Statuta Roma 1998, Art.20 (3).a
40
Statuta Roma 1998, Art.20 (3).b
a. Situasi dimana satu atau lebih tindak pidana telah terjadi dan melimpahkanya
b. Situasi dimana satu atau lebih tindak pidana telah terjadi dan dilimpahkan
kepada jaksa penuntut oleh Dewan Keamanan yang bertindak atas dasar Bab
d. Ada tiga pihak yang dapat mengajukan suatu perkara tindak pidana ke Jaksa
Penuntut, yaitu negara pihak pada Statuta, Dewan Keamanan PBB, dan
Yuridiksi adalah suatu bentuk kewenangan yang dimiki oleh pengadilan, yang
hukum, dan mengambil keputusan atasnya, ada empat kriteria yang menentukan
yuridiksi yang dimiliki oleh suatu pengadilan, wilayah, waktu, materi perkara dan
kejahatan dalam Statuta Roma tidak berbeda jauh dari Statuta ICTY dan ICTR,
41
Arie Siswanto, Yuridiksi Material Mahkamah Kejahatan Internasional, PT.
Rajagrafindo Persada, h. 39
merupakan kejahatan Internasional yang ada sejak lama , dan kejahatan perang
kejahatan tersebut begitu suatu negara menjadi peserta dalam Statuta Roma degan
menjelaskan bahwa ICC memiliki yuridiksi atas orang, ICC tidak mempunyai
wewenang untuk memeriksa dan mengadilii legal persons termasuk negara dan
individual.42
dilakukan: (1) didalam wilayah negara peserta; (2) diwilayah negara yang
menerima yuridiksi atas dasar pernyataan ad hoc; (3) di wilayah yang ditentukan
oleh dewan keamanan PBB. Secara Umum Statuta Roma 1998 menjelaskan
bahwa ICC bisa menjalankan fungsi dan kewenangan diwilayah negara Pihak
Statuta Roma 1998, namun ICC juga dapat menjalankan fungsi dan kewenangan
di wilayah bukan negara pihak selama dibuat perjanjianya.43 Statuta Roma juga
mengatur bahwa yuridiksi teritorial ICC tergantung pada inisiatif pengajuan kasus
42
Statuta Roma 1998, Art.25.2
43
Statuta Roma 1998, Art.4.2
ke ICC , suatu kasus jika dirujuk ke penuntut ICC oleh negara dalam pihak Statuta
Roma atau hal itu diselidiki karena inisiatif dari penuntut umum maka Statuta
PBB yang mengambil tindakan dalam kerangkab Bab VII Piagam PBB maka
tidak perlu dilihat dari negara mana pelaku berasal dan dimana pelanggaran
oleh waktu, seseorang tidak dapat dituntut dan dihukum atas dasar tindakan yang
oada waktu dilakukan belum dinyatakan sebagai tindak pidana.Bagi negara yang
menjadi pihak dalam statuta Roma setelah statuta memiliki kekuatan berlaku,
statuta roma menentukan bahwa ICC memiliki yuridiksi hanya terhadap perbuatan
yang dilakukan setelah berlakunya statuta Roma 1998 bagi negara yang
Juli 2002 berdasarkan artikel 11 Statuta Roma 1998. Pada artikel 23 mengatakan
‘’a person convicted by the court may be punished only in accordance with this
statute.” Pada artikel 24 juga diatur bahwa tidak seorang pun dapat dimintai
dilakukan sebelum berlakunya stuta. ICC tidak akan mengadili suatu kasus jika
kasus sedang diselidiki atau dituntut oleh suatu negara yang mempunyai yuridiksi
44
Statuta Roma 1998, Art.12.2
45 Statuta Roma 1998, Art.11.2
bertindak ketika pengadilan nasional tidak mampu atau tidak mau mengambil
tindakan.
termasuk negara yang tidak meratifikasi Statuta Roma 1998, berkaitan dengan
itu, ICC boleh melakukan yuridiksinya bila negara yang diwilayahnya terjadi
Ukraina, disamping itu negara yang tidak meratifikasi Statuta kasusnya dapat
46
http://www.icccpi.int/declaration Recognition Juristiction diakses pada 10
Desember 2014
yang belum meratifikasi Statuta Roma atau telah dilakukan suatu bangsa di negara
negara yang bersangkutan maupun bantuan dari luar negri. 47 Pengadilan ini
pada beberapa kasus diantaranya adalah kasus mengenai perang sipil di Sierra
Leone dan Kamboja serta dalam kasus internal armed conflict yang terjadi di
47
Lina Hastuti, Op.,Cit. h.89 dikutip dari Andret Sujatmoko I., Tanggung Jawab Negara
Atas Pelanggaran Berat HAM Indonesia, Timor Leste dan lainnya. h.977
48
Ibid, h.90.
eksklusif atas kejahatan perang dan kejahatan serius yang terjadi wilayah Ukraina.
meliputi kejahatan yang dilakukan dalam periode konflik ukraina serta memiliki
di Ukraina dan ketentuan hukum internasional seperti Konvensi Jenewa 1949 dan
49
www.uniceub.br/Utrecht Law Review “Hybrid courts” diakses pada 10 Februari 2015