Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
zakat merupakan suatu kewajiban yang diperintahkan oleh
Allah SWT, sebagai suatu bentuk penyempurnaan kita sebagai orang
islam, kewajiban membayar zakat itu selain tertuang dalam Al-Qur.an
yang merupakan sumber hukum islam yang pertama, terdapat pula di
dalam hadist juga yang merupakan sumber hukum islam yang ke dua
setelah Al-Qur’an. dan juga tertuang hadist tentang kefarduan atau
kewajiban membayar zakat. Zakat ada dua macam, yaitu yang pertama
itu yang berhubungan dengan dirinya (zakat fitrah), kemudian yang
kedua adalah yang berhubungan dengan hartanya (zakat maal). Dalam
pengaplikasiannya zakat bisa berbentuk macam-macam dalam hal
pengeluaran hartanya, ada zakat untuk hasil tanaman, buah-buahan,
zakat atas tanah, barang tambang, bahkan gagi binatang ternak serta
yang lain sebagainya.
Ada 32 tempat di dalam Al-Qur’an yang menyebutkan tentang
zakat beriringan dengan shalat. Kedudukan antara zakat dan shalat
yang sering dikaitkan di beberapa ayat dalam Al-Qur’an menunjukkan
bahwa zakat dari segi keutamaan hampir sama seperti halnya shalat.
Shalat dikatakan sebagai ibadah badaniah dan zakat dikatakan sebagai
ibadah maliyah yang paling utama.
Kewajiban zakat akan memberikan pengaruh dampak yang
positif bagi para pemberinya. Karena, zakat itu sendiri esensinya
merupakan sebuah pemberian yang diwajibkan kepada orang muslim
untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya dengan
syarat-syarat tertentu guna untuk membersihkan harta kita. Kenapa
dikatakan untuk membersihkan? Karena, di dalam harta seseorang
yang tersimpan itu terdapat hak-hak orang lain. Allah hanya
memberikan harta itu kepada kita sebagai manusia. Dan kewajiban
kitalah sebagai yang dititipkan untuk memberikan harta tersebut
kepada orang yang berhak mendapatkannya.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan macam-macam serta siapa saja yang berhak
menerima zakat dan dasar pensya’riatan dari Zakat.?
2. Bagaimana tata cara pembayaran zakat serta Hikmah dari
melakukan Zakat.?

3. Tujuan
Berdasarkan rumusan diatas, tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk :
1. Mahasiswa mampu Mengetahui pengertian zakat, Macam-Macam
orang yang tergolong dalam Mustahiq zakat.
2. Mahasiswa mampu  Mengetahui dasar pensyariatan zakat
3. Mahasiswa mampu Mengetahui cara pembayaran zakat
4. Mahasiswa mampu Mengetahui  hikmah mengeluarkan zakat.
      
4. Manfaat
1. Untuk Mengetahui pengertian zakat, macam-macam, Mengetahui
orang yang tergolong dalam Mustahiq zakat.
2. Untuk  Mengetahui dasar pensyariatan zakat
3. Untuk Mengetahui tata cara pembayaran zakat
4. Untuk Mengetahui  hikmah mengeluarkan zakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat Dan Dasar Pensyari’atannya.


Zakat adalah kata bahasa Arab “az-zakâh”. Ia adalah masdar
dari fi’il madli “zakâ”, yang berarti bertambah, tumbuh dan
berkembang. Ia juga bermakna suci. Dengan makna ini Allah
berfirman: 

َ ‫قَ ْد أَْفلَ َح َمن َز َّك‬


9 :‫اها (الشمس‬
Artinya: “Sungguh beruntung orang yang mensucikan hati”. (QS. As-
Syams: 9)

Secara istilah fiqhiyah, harta ini disebut zakat karena sisa harta yang
telah dikeluarkan dapat berkembang lantaran barakah doa orang-orang
yang menerimanya.
Zakat adalah salah  satu rukun Islam. Ia adalah wajib
berdasarkan dalil-dalil qath’i dan merupakan perkara ma’lum fiddin
bid dharurah, sehingga keraguan dan keingkaran akan kewajiban zakat
menyebabkan kekufuran. Dalil terpenting kewajiban zakat adalah: 

َّ ْ‫الصالََة َوآتُوا‬
(43‫الز َكا َة (البقرة‬ َّ ْ‫يموا‬ِ‫أَق‬
ُ

Artinya: “Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat”. (QS. Al-Baqarah:


43)
Perintah semacam ini, diulang hingga pada 32 tempat dalam al-Quran.
Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan zakat sangat penting dalam
syariat Islam.
Dari 32 kata zakat yang terdapat di dalam al-Qur’an, 29 di antaranya
bergandengan dengan kata shalat. bahkan sebanyak 82 kali diulang
sebutannya dengan memakai kata-kata yang sinonim dengannya, yaitu
sadakah dan infak. Hal ini memberi isyarat tentang eratnya hubungan
antara ibadah zakat dengan ibadah shalat. Ibadah shalat merupakan
perwujudan hubungan dengan Tuhan, sedangkan zakat perwujudan
hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia.1
Berikut Sebagaimana hadits yang diriwayatkan al-Bukhari dan
Muslim, dari Abu Hurairah RA Nabi SAW Bersabda:

َّ ‫س َش َه َاد ِة أَ ْن الَ إِلَ هَ إِالَّ اللَّهُ َوأ‬


‫َن‬ ٍ ْ‫بُىِن ا ِإل ْس الَ ُم َعلَى مَخ‬
َ
َّ ‫ َوإِيتَ ِاء‬، ‫الص الَِة‬
، ‫الز َك ِاة‬ َّ ‫ َوإِقَ ِام‬، ‫ول اللَّ ِه‬
ُ ‫حُمَ َّم ًدا َر ُس‬

‫ضا َن‬ ‫م‬ ‫ر‬ ِ‫ وصو‬، ‫واحْل ِّج‬


‫م‬
َ َ َ َْ َ َ َ
“Islam dibangun di atas lima pondasi; syahadat bahwa tidak ada yang
berhak diibadahi kecuali Allah dan Muhammad Rasul Allah,
menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, haji dan puasa Ramadhan.”
Zakat bukanlah hibah, derma, atau anugerah dari orang-orang kaya
untuk orang-orang fakir. Tapi dia adalah hak dan keutamaan yang

1 . Abdurrachman Qadir, Zakat (Dalam Dimensi


Mahdhah dan Sosial, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2001,
hal.43.
besar bagi orang-orang fakir atas orang-orang kaya, karena mereka

adalah sebab pahala yang didapatkan oleh orang-orang kaya.2


1. Zakat Fitrah
a. Pengertian fitrah
ialah zakat diri yang diwajibkan atas diri setiap individu lelaki
dan perempuan muslim yang berkemampuan dengan syarat-syarat
yang ditetapkan. Kata Fitrah yang ada merujuk pada keadaan manusia
saat baru diciptakan sehingga dengan mengeluarkan zakat ini manusia
dengan izin Allah akan kembali fitrah.

Berikut adalah syarat yang menyebabkan individu wajib membayar


zakat fitrah:
 Individu yang mempunyai kelebihan makanan atau hartanya dari
keperluan tanggungannya pada malam dan pagi hari raya.
 Anak yang lahir sebelum matahari jatuh pada akhir bulan Ramadan
dan hidup selepas terbenam matahari.
 Memeluk Islam sebelum terbenam matahari pada akhir bulan
Ramadan dan tetap dalam Islamnya.
 Seseorang yang meninggal selepas terbenam matahari akhir
Ramadan.

b. Besar zakat yang dikeluarkan menurut para ulama adalah sesuai


penafsiran terhadap hadits adalah sebesar satu sha' (1 sha'=4 mud, 1
mud=675 gr) atau kira-kira setara dengan 3,5 liter atau 2.7
kg makanan pokok(tepung, kurma, gandum, aqith) atau yang biasa
dikonsumsi di daerah bersangkutan (Mazhab syafi'i dan Maliki).3
c. Zakat Fitrah dikeluarkan pada bulan Ramadan, paling lambat sebelum
orang-orang selesai menunaikan SalatIed. Jika waktu penyerahan
2 . Husein Syahtah, Cara Praktis Menghitung Zakat Dilengkapi Contoh
Penghitungan Zakat Harta Kontemporer, Ciputat, Penerbit Kalam Pustaka, 2005,
hal.16-18
3 . Ibnu Rusyd, terjemah bidayatul mujtahid, (semarang: CV. As-Syifa,
1990) hal 213
melewati batas ini maka yang diserahkan tersebut tidak termasuk
dalam kategorizakat melainkan sedekah biasa.
d. Penerima Zakat secara umum ditetapkan dalam 8 golongan/asnaf
(fakir, miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, gharimin, fisabilillah, ibnu
sabil) namun menurut beberapa ulama khusus untuk zakat fitrah mesti
didahulukan kepada dua golongan pertama yakni fakir dan miskin.
Pendapat ini disandarkan dengan alasan bahwa jumlah/nilai zakat yang
sangat kecil sementara salah satu  tujuannya dikelurakannya zakat
fitrah adalah agar para fakir dan miskin dapat ikut merayakan hari raya
dan saling berbagi sesama umat islam4

2. Zakat Maal
a. Pengertian Maal (harta)
harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai) dan
dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut ghalibnya (lazim).
sesuatu dapat disebut dengan maal (harta) apabila memenuhi 2 (dua)
syarat, yaitu:
 Dapat dimiliki, disimpan, dihimpun, dikuasai
 Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya. Misalnya
rumah, mobil, ternak, hasil pertanian, uang, emas, perak, dll.
b. Syarat-syarat Kekayaan yang Wajib di Zakati
1. Milik Penuh (Almilkuttam)
2. Berkembang
3. Cukup Nishab
4. Lebih Dari Kebutuhan Pokok (Alhajatul Ashliyah)
5. Bebas Dari hutang
6. Berlalu Satu Tahun (Al-Haul)
Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut sudah belalu
satu tahun. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan

4. Moh Rifa’i. Ilmu Fikih Islam Lengkap,.( Semarang :Karya Toha Putra


1978) hal 78
dan perniagaan. Sedang hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang
temuan) tidak ada syarat haul.
c. Harta(maal) yang Wajib di Zakati
1. Binatang Ternak
2. Emas Dan Perak
3. Harta Perniagaan
4. Hasil Pertanian
5. Ma-din (hasil tambang)  dan Kekayaan Laut
6 Rikaz harta (terpendam dari zaman dahulu).

B. Harta Yang Wajib Dizakati.


Di antara syarat-syarat terpenting yang harus terpenuhi dalam
harta yang wajib dizakati adalah sebagai berikut:

1.      Harta tersebut merupakan hak milik sempurna bagi muzaki (orang


yang menunaikan zakat).
2.      Harta tersebut berkembang atau berpotensi untuk berkembang.
3.      Harta tersebut mencapai nishab yang telah ditentukan.
4.      Harta tersebut adalah kelebihan dari kebutuhan-kebutuhan pokok
bagi muzaki dan orang-orang yang menjadi tanggungannya, tanpa
berlebihan atau bermewah-mewahan.
5.      harta tersebut terbebas dari hutang. Artinya, harta tersebut sudah
dikurangi dengan hutang yang jatuh temponya.
6.      Harta tersebut telah dimiliki selama satu haul (satu tahun),
terhitung sejak dia mencapai nishab, kecuali zakat hasil pertanian,
buah-buahan, dan rikaz (harta karun).
7.      Harta tersebut halal dan baik, karena Allah tidak menerima kecuali
yang baik. Juga, karena harta yang haram tidak memenuhi syarat
kepemilikan
 Harta yang wajib dizakati antara lain, yaitu: emas, perak dan
mata uang; harta perniagaan; binatang ternak; buah-buahan dan
biji-bijian yang dapat dijadikan makanan pokok; dan barang
tambang dan barang temuan.
1.      Emas dan perak
Emas dan perak dibagi atas empat bagian, yaitu:
a.       Emas dan perak yang disimpan, wajib dikeluakan zakatnya pada
tiap-tiap setahun seperempat puluh.
b.      Emas dan perak yang ditambang, wajib dikeluarkan zakatnya pada
tiap-tiap kali diperoleh seperempat puluh.
c.       Emas dan perak tanaman orang purba kala yang tidak beragama
Islam yang dapat tergali, wajib dikeluarkan zakatnya pada waktu
diperoleh seperlima.
d.      Emas dan perak perhiasan yang jadi pakaian perempuan dan anak-
anak, tidak wajib dizakati.
Nisab emas dan perak yaitu:
          Nisab emas beratnya dua puluh mitsqal, yaitu 89 2/7  gram,=
12 ½  pound sterling ( + 96 gram). Zaktnya 21/2 atau seperempat
puluhnya.
          Nisab perak beratnya 200 dirham, yaitu 625 gram. Jika lebih
dari nisab yang tersebut walaupun sedikit, wajib juga dikeluarkan
zakatnya.

2.      Binatang Ternak
 Binatang ternak yang wajib dizakati hanya lembu, kambing, dan
unta. Adapun kerbau dan sapi, maka termasuk bagian lembu,
demikian juga biri-biri termasuk kambing.
Nisab zakat binatang ternak, yaitu:
a.       Lembu
Nishab Sapi Banyak Zakat yang Wajib
Dari – sampai Dikeluarkan
5 – 9 ekor sapi 1 ekor domba
Seekor anak sapi jantan/betina (umur 1
30 – 39 ekor sapi
tahun)
40 – 59 ekor sapi Seekor anak sapi betina (umur 2 tahun)
60 – 69 ekor sapi 2 ekor anak sapi jantan (umur 1 tahun)
Seekor anak sapi betina (umur 2 tahun
70 -79 ekor sapi ditambah sekor anak sapi jantan (umur 1
tahun)
b.      Kambing
Nishab Kambing Banyak Zakat yang Wajib
Dari – sampai Dikeluarkan
40 – 120 ekor 1 ekor kambing
121 – 200 ekor 2 ekor kambing
221 – 300 ekor 3 ekor kambing

c.       Unta
Nishab Unta Banyak Zakat yang Harus
Dari – sampai Dikeluarkan
5 – 9 ekor unta 1 ekor domba
10 – 14 ekor unta 2 ekor unta
15 – 19 ekor unta 3 ekor unta
20 – 24 ekor unta 4 ekor unta
Seekor anak unta betina (berumur 1
25 – 35 ekor unta
tahun lebih)
Seekor anak unta betina (berumur 2
36 – 45 ekor unta
tahun lebih)
Seekor anak unta betina (berumur 3
46 – 60 ekor unta
tahun lebih)
2 ekor anak unta betina (berumur 4
61 – 75 ekor unta
tahun lebih)
2 ekor anak unta betina (berumur 2
76 – 90 ekor unta
tahun lebih)
3 ekor anak unta betina (berumur 3
91 – 120 ekor unta
tahun lebih)
Seekor anak unta betina (berumur 3
130 – 139 ekor
tahun lebih) ditambah 2 ekor anak unta
unta
betina (berumur 2 tahun lebih)
2 ekor anak unta betina (berumur 3
140 – 149 ekor
tahun lebih) ditambah 2 ekor anak unta
unta
betina (berumur 2 tahun lebih)

3. Buah-buahan dan Biji-bijian


Buah-buahan yang wajib dizakati hanya anggur dan kurma.
Dan biji-bijian yang wajib dizakati hanya biji-bijian yang menjadi
makanan pokok dan tahan disimpan, seperti padi, gandum, jagung dan
kacang.
 Nisab zakat buah-buahan dan biji-bijian yang sudah
dibersihkan, ialah 5 wasaq = 700 kg. Sedangkan yang masih ada
kulitnya nisabnya 10 wasaq = 1.400 kg. Zakatnya 10% (sepersepuluh)
jika dialiri oleh air hujan, air sungai, atau air yang tidak berasal dari
pembelian (perongkosan). Tapi jika dialiri oleh air yang berasal dari
perongkosan/pembelian maka zakatnya 5% (seperduapuluh).

4.      Harta Perniagaan
Harta dagangan yang mencapai 96 gram emas, wajib
dikeluarkan zakatnya seperti zakat emas, yaitu 21/2. Jika harga emas 1
gram Rp. 100,- = 9.600,- wajib dikeluarkan zakatnya 2 1/2 % = Rp.
240,-. Harta benda perdagangan perseroan, Firma, CV., atau
perkongsian dan sebagainya, tegasnya harta yang dimiliki oleh
beberapa orang dan menjadi satu maka hukumnya sebagai suatu
perniagaan.
Nishab dan zakatnya: jika barang yang diperniagakan itu dibeli
dengan uang emas, nishabnya dua puluh mistqal, yaitu 89 2/7 gram
emas dan jika dibeli dengan uang perak, nishabnya dua ratus dirham,
yaitu 625 gram perak.

5.      Zakat Barang Tambang dan Barang Temuan


Hasil tambang yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah emas dan
perak yang diperoleh dari hasil pertambangan. Rikaz ialah harta benda
orang-orang purba kala yang berharga yang diketemukan oleh orang-
orang pada masa sekarang, wajib dikeluarkan zakatnya. Barang rikaz
itu umumnya berupa emas dan perak atau benda logam lainnya yang
berharga.
Nishab dan zakatnya: nishab barang-barang tambang dan harta
temuan, dengan nisab emas dan perak; yakni 20 mitsqal = 96 gram
untuk emas dan 200 dirham (672 gram) untuk perak. Zakatnya masing-
masing 21/2 % atau seperempat puluh.

C. Zakat Penghasilan (Profesi)


Dasar untuk zakat penghasilan atau sebagian menyebutnya
zakat profesi adalah berdasarkan QS. Al-Baqarah/2;267 :
“Hai orang orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik baik dan sebagian dari apa yang
kami keluarkan untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk
buruk lalu kamu menafkahkan dari padanya, Padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa allah maha kaya lagi maha
terpuji”. (QS. Al-Baqarah/2:267)
Zakat ini dikiaskan pada zakat perniagaan, oleh karena adanya
persamaan pada sisi jual belinya, yakni yang satu memperdagangkan
barang sedangkan yang lainnya memperdagangkan jasa. Dengan
demikian, besar zakat yang harus dikeluarkan adalah 2,5% yang
diambil dari kelebihan (sisa) harta setelah dikurangi pengeluaran
pokok selama 1 tahun.
Pengambilan harta zakat dari kelebihan harta selama setahun
ini didasarkan pada firman allah dalam QS. Al-Baqarah/2:219
“ Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:
“pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan
mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “
yang lebih dari keperluan” demikian Allah menerangkan ayat ayatnya
kepadamu supaya kamu berfikir”, QS. Al-Baqarah/2:219.
Menurut para ulama seperti ibnu abbas dan ibnu umar, bahkan
kata al afwa diatas berarti sesuatu yang lebih dari kebutuhan keluarga,
sedangkan yang dimaksud dengan kebutuhan keluarga disini adalah
kebutuhan primer (rutin) dalam sebuah keluarga seperti kebutuhan
pangan, sandang, papan, sarana transportasi, komunikasi, pendidikan,
pelunasan hutang dan semacamnya
Teknis pembayarannya dapat saja disegerakan pada setiap
bulan gajian khususnya jika memang diperkirakan bahwa sisa harta
yang dimiliki sudah memenuhi syarat syarat wajib zakat.
Zakat dan Pajak
Pada masa nabi Muhammad SAW dan khulafa al Rasyidin
hanya ada satu kewajiban bagi muslim yang berkenaan dengan harta
yaitu zakat, sementara non muslim dikenakan jizyah ( upeti) semacam
pajak (QS. 9:29). Pada saat itu tidak ada penduduk yang terkena
kewajiban rangkap (double duties) berupa pajak dan zakat.
Meskipun ada persamaannya, namun sisi perbedaan antara
zakat dan pajak ternyata lebih banyak, antara lain yaitu:
a. Zakat adalah kewajiban terhadap agama yang ditetapkan
berdasarkan Al Quran, sedangkan pajak adalah kewajiban terhadap
negara yang ditetapkan oleh pemerintah
b. Zakat merupakan kewajiban terhadap agama maka konsekuensinya
bila ditinggalkan akan mendapat dosa yang sanksinya dari allah,
sedangkan pajak apabila diabaikan sanksinya adalah sanksi dunia dari
pemerintah
c. Zakat hanya bagi umat islam yang berkecukupan, sedangkan pajak
untuk semua baik muslim maupun non muslim
d. Objek sasaran zakat dalam Al Quran terbatas pada delapan
golongan, sedangkan pada pajak ditujukan pada seluruh rakyat berupa
pembangunan sarana dan prasarana umum, dan lain lain
Salah satu jalan agar tidak terjadi rangkap kewajiban seperti di
atas, yaitu umat islam diharuskan membayar zakat lebih dahulu tanpa
harus memperhitungkan zakat tersebut dalam harta yang terkena pajak.
Tetapi jika belum ada jalan keluar seperti itu dari pemerintah, maka
pajak harus dimasukkan dalam daftar harta yang tidak wajib zakat
seperti hutang dan pengeluaran pokok lainnya.5

D. Mustahiq Zakat

Ada delapan golongan yang berhak menerima zakat, seperti


yang dijelaskan dalan QS. At-Taubah ayat 60 yaitu:
5 Maulana Siregar, dkk., Ibadah Menurut Sunnah, Medan, UMSU PRESS,
2020, halaman. 235
‫قت لِْل ُف َق َر ِآء َوالْ َمسكنْي ِ َوالْع اَِملِنْي َ َعلَْي َه ا َوالْ ُم َؤلََّف ِة ُقلُ ْوبُ ُه ْم‬ َّ َ‫إِمَّن ا‬
ُ ‫االص َد‬
‫الس بِْي ِل قلى َواللَّهُ َعلَْي ٌم‬ َّ ‫اب والْغَ ا ِر ِمنْي َ َو ىِف َس بِْي ِل اللَّ ِه َوابْ ِن‬ ِ َ‫الرق‬
ِّ ‫َو ىِف‬
‫ (التوبة‬.‫َح ِكْي ٌم‬
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. al-Taubah (9): 60).

1.      Fakir
Mazhab Hanafi berpendapat bahwa yang dimaksud fakir adalah
orang yang tidak menurut Mazhab Maliki, Mazhab Syafi’i, dan
Mazhab Hambali, yang disebut fakir ialah mereka yang tidak
mempunyai harta atau penghasilan layak untuk memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, papan dan kebutuhan primer lainnya baik untuk
dirinya sendiri maupun untuk orang-orang yang ada dalam
tanggungannya.

2.      Miskin
Mazhab Hanafi berpendapat bahwa yang dimaksud miskin
adalah orang-orang yang memiliki pekerjaan tetap, namun tidak dapat
mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Menurut Mazhab Maliki.
Mazhab Syai’i, dan Mazhab Hambali. Yang disebut miskin ialah yang
mmepunyai penghasilan layak untuk memenihi kebutuhan dan orang
yang menjadi tanggung jawabnya, namun tidak sepenuhnya tercukupi.
Suatu contoh seseorang memerlukan Rp 800.000,-untuk memenuhi
kebutuhannya, namun penghasilannya hanya Rp 600.000,-.

3.      Amil
Amil ialah panitia atau orang-orang yang melakukan segala
kegiatan berkaitan dengan zakat. Mereka bertugas mengumpulkan,
menjaga, mencatat , menghitung,dan membagikan harta zakat yang
berhasil mereka himpun kepada orang-orang yang berhak
menerimanya.

4.      Muallaf
Yakni, orang-orang yang diharapkan kecendrungan hatinya
kepada Islam. Atau orang-orang yang diharapkan keyakinannya
terhadap Islam bertambah kuat. Atau juga orang yang diharapkan dapat
membela dan menolong kaum muslim dalam menghadapi musuh.
Muallaf, menurut ulama fikih, ada dua golongan: muallaf muslim dan
muallaf kafir. Mauallaf muslim terdiri dari lima kelompok:
Para pemimpin kaum muslimin. Denagn pemberian zakat diharapkan
tandingan mereka, yakni orang kafir akan masuk Islam;
-      Para pemimpin kaum muslimin yang lemah iman, namun ditaati
pengikutnya. Dengan pemberian zakat diharapkan ketetapan hati
dan keimanan mereka bertambah agar mereka rela berjihad;
-         Kaum muslimin yang berada di daerah perbatasan denagn musuh
dengan pemberian zakat diharapkan mereka dapat
mempertahankan diri dan membela kaum seiman lainnya dari
serbuan musuh;
-         Kaum muslimin yang diperlukan untuk memungut zakat dari orang
yang tidak mau menyerahkan zakatnya, kecuali dengan pengaruh
dan wibawa mereka;
-         Orang yang baru masuk Islam, agar keyakinannya terhadap Islam
semakin bertambah. Ahli ushul dan fikih Az Zuhri mengatakan,
bahwa mereka perlu diberikan zakat meskipun mereka tergolong
orang kaya.

Muallaf kafir dikelompokkan dalam dua golongan:


-         Golongan yang diharapkan keislamannya, baik dari lingkungan
keluarga maupun kelompoknya; .
-         Golongan yang dikhawatirkan kejahatannya. Dengan pemberian
zakat diharapkan mereka tidak melakukan kejahatan terhadap
kaum muslim.
5.      Budak
      yang terdiri dari dua golongan:
a.       Budak mukattab, ialah budak yang dijanjikan oleh tuannya untuk
dimerdekakan jika telah membayar harga dirinya yang sudah
ditetapkan. Dengan pemberian zakat budak tersebut dibantu
memerdekakan dirinya;
b.      Budak biasa, yaitu harta zakat dipakai membebaskan budak
tersebut dari tuannya.

6.      Al- ghoorim
yakni orang yang berhutang dan tidak mampu membayarnya.
Mereka ini antara lain, orang yang berhutang:
a.       Untuk mendamaikan sengketa;
b.       Untuk menjamin hutang orang lain;
c.       Karena membutuhkannya untuk kebutuhan hidup; atau
d.      Untuk membebaskan diri dari maksiat.
Mereka semua boleh menerima zakat yang cukup untuk
melunasi hutang-hutang mereka. Termasuk dalam golongan ini adalah
para pedagang kecil yang meminjam modal dari rentenir. Mereka
berhak membayar zakat agar terbebas dari rentenir dan untuk modal
usaha agar mereka tidak kehilangansumber nafkah.

7.      Sabilillah
adalah semua usaha untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Bagian zakat untuk golongan ini diharapkan dapat digunakan,
antara lain untuk:
a.       Meningkatka bangunan-bangunan fisik keagamaan seperti
madrsah dan masjid;
b.      Peningkatan pengetahuan keder-keder Islam, melalui kursus-
kursus keterampilan dan kewiraswastaan;
c.       Peningkatan dakwah melalui lembag-lembaga dakwah;
d.      Penyediaan nafkah bagi ulama, mubaligh, guru agama yang
mengabdikan dirinya dengan tugas agama, namun tidak
mendapatkan tunjangan dari lembaga resmi maupun swasta.

8.      Ibnu Sabil
Yakni orang yang mengadakan perjalanan baik di negerinya
sendiri maupun orang lain. Para ulama sepakat bahwa musafir yang
kehabisan bekal, sekalipun ia orang kaya di negerinya, berhak
mendapat zakat sebatas mencukupi keperluannyauntuk perjalanan
pulang.
Dengan syarat perjalanan yang dilakukannya dalam rangka
ketaatan kepada Allah. Bukan perjalanan maksiat.
Sekarang ini ibnu sabil seperti yang dikemukakan di atas boleh
dikata sudah tidak ada lagi. Maka bagian zakat untuk golongan ini,
menurut ijtihad para ulama dapat digunakan antara, untuk:
-     Membiayai pemeliharaan dan pendidikan anak yatim;
-          Membiayai mahasiswa ke luar negeri;
-          Mengirim utusan ke konferensi Islam dan keislaman; dan
-          Ekspedisi ilmiah

E. Tata Cara Pembayaran


Syarat-syarat harta yang wajib di zakati :
Di antara syarat-syarat terpenting yang harus terpenuhi dalam
harta yang wajib dizakati adalah sebagai berikut:
1.      Harta tersebut merupakan hak milik sempurna bagi muzaki (orang
yang menunaikan zakat).
2.      Harta tersebut berkembang atau berpotensi untuk berkembang.
3.      Harta tesebut mencapai nishab yang telah ditentukan.
4.      Harta tersebut adalah kelebihan dari kebutuhan-kebutuhan pokok
bagi muzaki dan orang-orang yang menjadi tanggungannya, tanpa
berlebihan atau bermewah-mewahan.
5.      harta tersebut terbebas dari hutang. Artinya, harta tersebut sudah
dikurangi dengan hutang yang jatuh temponya.
6.      Harta tersebut telah dimiliki selama satu haul (satu tahun),
terhitung sejak dia mencapai nishab, kecuali zakat hasil pertanian,
buah-buahan, dan rikaz (harta karun).
7.      Harta tersebut halal dan baik, karena Allah tidak menerima kecuali
yang baik. Juga, karena harta yang haram tidak memenuhi syarat
kepemilikan.6
Ketika seorang muzakki menyerahkan zakatnya, di sana ada 2 yang
menampung zakatnya,
Pertama, panitia penerima zakat, seperti Lazis atau semacamnya.
Jika penerima zakat adalah panitia, sangat dianjurkan untuk diberi
tahukan bahwa itu harta zakat. Bahkan bisa jadi harus diberi tahukan.
Agar panitia bisa menyalurkan zakat itu kepada sasaran yang benar,
yaitu 8 golongan yang disebutkan dalam firman Allah,
‫َار ِمينَ َوفِي‬ ِ ‫ب َو ْالغ‬ ِ ‫ات لِ ْلفُقَ َرا ِء َو ْال َم َسا ِكي ِن َو ْال َعا ِملِينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُمؤَ لَّفَ ِة قُلُوبُهُ ْم َوفِي الرِّ قَا‬ َّ ‫إِنَّ َما ال‬
ُ َ‫ص َدق‬
‫ضةً ِمنَ هَّللا ِ َوهَّللا ُ َعلِي ٌم َح ِكي ٌم‬
َ ‫َسبِي ِل هَّللا ِ َوا ْب ِن ال َّسبِي ِل فَ ِري‬
”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu’allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam
perjalanan (Ibnu Sabil), sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-
Taubah: 60)
Kedua, mustahiq zakat secara langsung. Muzakki
menyerahkannya kepada orang yang yang dia yakini berhak menerima
zakat, seperti orang fakir atau miskin.
Jika penerima zakat adalah orang yang memang berhak menerimanya
(mustahiq), maka tidak disyaratkan harus diberi tahu bahwa itu uang
zakat. Bahkan tidak perlu diberi tahu. Karena bisa jadi ini membuat
penerima merasa tersinggung, karena dia dianggap miskin.
Diantara dalil bahwa dalam menyerahkan zakat tidak harus memberi
tahu penerima adalah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

6. Husein Syahtah, Cara Praktis Menghitung Zakat


Dilengkapi Contoh Penghitungan Zakat Harta Kontemporer,
Ciputat, Kalam Pustaka, 2005, hal.25.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan kasus zakat
yang pernah dilakuka oleh seorang muzakki yang soleh,
َ‫ص†بَحُوا يَتَ َح† َّدثُون‬ ْ َ ‫ فَأ‬،‫ض† َعهَا فِي يَ† ِد َزانِيَ† ٍة‬ َ ‫ص َدقَتِ ِه فَ َو‬
َ ِ‫ فَ َخ َر َج ب‬،‫ص َدقَ ٍة‬ َ َ‫قَا َل َر ُج ٌل أَل َت‬
َ ِ‫ص َّدقَ َّن اللَّ ْيلَةَ ب‬
‫ص † َدقَتِ ِه‬
َ ِ‫ فَخَ † َر َج ب‬،‫ص † َدقَ ٍة‬ َ َ‫ أَل َت‬،‫ك ْال َح ْم ُد َعلَى َزانِيَ ٍة‬
َ ِ‫ص َّدقَ َّن ب‬ َ َ‫ ل‬،‫ اللهُ َّم‬:‫ قَا َل‬،‫ق اللَّ ْيلَةَ َعلَى زَ انِيَ ٍة‬ ُ ُ‫ت‬
َ ‫ص ِّد‬
،‫ك ْال َح ْم† ُد َعلَى َغنِ ٍّي‬
َ †َ‫ ل‬،‫ اللهُ َّم‬:‫ قَا َل‬،‫ق َعلَى َغنِ ٍّي‬ ُ ُ‫ ت‬: َ‫ فَأَصْ بَحُوا يَتَ َح َّدثُون‬،‫ض َعهَا فِي يَ ِد َغنِ ٍّي‬
َ ‫ص ِّد‬ َ ‫فَ َو‬
‫ق َعلَى‬
َ ‫ص† ِّد‬ ْ َ ‫ فَأ‬،‫ق‬
ُ ُ‫† ت‬: َ‫ص†بَحُوا يَت ََح† َّدثُون‬ ٍ ‫ار‬ َ ‫ص† َدقَتِ ِه فَ َو‬
ِ †‫ض† َعهَا فِي يَ† ِد َس‬ َ ِ‫ فَ َخ َر َج ب‬،‫ص َدقَ ٍة‬ َ ‫أَل َت‬
َ ِ‫َص َّدقَ َّن ب‬
‫ق‬ ِ ‫ َو َعلَى َس‬،‫ َو َعلَى َغنِ ٍّي‬،‫ك ْال َح ْم ُد َعلَى َزانِيَ ٍة‬
ٍ ‫ار‬ َ َ‫ ل‬،‫ اللهُ َّم‬:‫ال‬
َ َ‫ فَق‬،‫ق‬
ٍ ‫ار‬
ِ ‫ َس‬، ….
Ada orang yang mengatakan, ”Malam ini aku akan membayar
zakat.’ Dia keluar rumah dengan membawa harta zakatnya. Kemudian
dia berikan kepada wanita pelacur (karena tidak tahu). Pagi harinya,
masyarakat membicarakan, tadi malam ada zakat yang diberikan
wanita pelacur. Orang inipun bergumam: ‘Ya Allah, segala puji bagi-
Mu. Zakatku jatuh ke tangan pelacur.’
‘Saya akan bayar zakat lagi.’ Ternyata malam itu dia
memberikan zakatnya kepada orang kaya. Pagi harinya, masyarakat
membicarakannya, tadi malam ada zakat yang diberikan kepada orang
kaya. Orang inipun bergumam: ‘Ya Allah, segala puji bagi-Mu.
Zakatku jatuh ke tangan orang kaya.’
‘Saya akan zakat lagi.’ Malam itu, dia serahkan zakatnya
kepada pencuri. Pagi harinya, masyarakat membicarakan, tadi malam
ada zakat yang diberikan kepada pencuri. Orang inipun bergumam:
‘Ya Allah, segala puji bagi-Mu. Zakatku jatuh ke tangan pelacur, orang
kaya, dan pencuri…” (HR. Bukhari 1421 dan Muslim 1022).
Dalam hadis ini, orang tersebut tidak memberi tahu bahwa yang
dia serahkan itu adalah harta zakat. Sehingga sekalipun ada orang kaya
yang menerimanya, si kaya ini tidak menolaknya. Padahal dia bukan
termasuk orang yang berhak menerima zakat.
Semacam ini pula yang difatwakan oleh Syaikh Ubaid al-Jabiri.
Beliau ditanya,
Apakah dipersyaratkan ketika membayar zakat -kepada orang yang
berhak- harus menyampaikan bahwa ini adalah harta zakat? Terkadang
ada orang miskin yang menolak karena tahu kalo itu zakat.
Jawaban Syaikh Ubaid,
‫ أو ابن سبيل؛ من‬،‫ مادام أنه محتاج يعني فقيرًا أو مسكينًا أو غار ًما‬،‫ د ْعهُ في غفلته‬،‫ال تُبلِّغه‬
‫ نعم هذا‬:‫ فقل له‬،‫ إال إن أل َّح عليك‬،‫ فأعطه ما تقدر عليه دون إبالغه بذلك‬،‫األصناف الثمانية‬
‫ لكن إذا سكت فاسكت أنت ودعه في غفلته‬،‫زكاة‬
Jangan beritahu kepadanya! Biarkan ia tidak menyadarinya, selama dia
termasuk orang yang butuh, yaitu fakir, miskin atau orang yang terbelit
utang atau ibnu sabil, yang tergolong delapan kelompok (yang berhak
menerima zakat).
Silahkan berikan apa yang anda mampu berikan, tanpa
menyampaikan kepadanya bahwa itu zakat). Kecuali jika ia terus
menanyakan maka jawablah “Ya, ini adalah zakat”.
Namun andaikata dia diam, sebaiknya anda diam dan biarkan ia tidak
menyadarinya.7
F. Hikmah Membayar Zakat
            Zakat mengandung beberapa hikmah, baik bagi perseorangan
maupun masyarakat. Diantara hikmah dan faedah zakat itu ialah :
1.      Mendidik jiwa manusia suka berkorban dan membersihkan jiwa
dari sifat-sifat kikir dan bakhil.
2.      Zakat mengandung arti rasa persamaan yang memikirkan nasib
manusia dalam suasana persaudaraan
3.      Zakat memberi arti bahwa manusia itu bukan hidup untuk dirinya
sendiri ; sifat mementingkan diri sendiri harus disingkirkan dari
masyarakat Islam.
4.      Seorang muslim harus mempunyai sifat-sifat baik dalam hidup
perseorangan, yaitu murah hati, penderma, dan penyayang.

7 Ustadz Ammi Nur Baits “Menyerahkan Zakat, Wajib Memberi Tahu Itu
Zakat?” diakses dari https://konsultasisyariah.com/25237-wajib-memberi-tahu-
bahwa-itu-zakat.html, pada tanggal 25 maret 2020 pukul 20.33
5.      Zakat dapat menjaga timbulnya rasa dengki, iri hati dan
menghilangkan jurang pemisah antara si miskin dan si kaya.
6.      Zakat nersifat sosialistis, karena meringankan beban fakir miskin
dan meratakan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Zakat adalah mengeluarkan sebagian dari harta benda atas
perintah Allah,  sebagai shadaqah wajib atas  mereka yang telah
ditetapkan menurut syarat yang telah ditentukan oleh hukum
Islam.Dasar hukum zakat dalam Al Qur an antara lain  QS. al-Baqarah
(2): 43) dan QS. al-Bayyinah: (98): 5). Harta yang wajib dizakati
antara lain, yaitu: emas, perak dan mata uang; harta perniagaan;
binatang ternak; buah-buahan dan biji-bijian yang dapat dijadikan
makanan pokok; dan barang tambang dan barang temuan.
adapun orang yang berhak menerima zakat 8 golongan/asnaf sebagai
berikut: fakir miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, gharimin,
fisabilillah dan ibnu sabil.
Ketika seorang muzakki menyerahkan zakatnya, di sana ada 2
yang menampung zakatnya, Jika penerima zakat adalah panitia, sangat
dianjurkan untuk diberi tahukan bahwa itu harta zakat. Bahkan bisa
jadi harus diberi tahukan. Agar panitia bisa menyalurkan zakat itu
kepada sasaran yang benar. Jika penerima zakat adalah orang yang
memang berhak menerimanya (mustahiq), maka tidak disyaratkan
harus diberi tahu bahwa itu uang zakat.

B.  SARAN
Penyusun memohon maaf atas segala kekhilafan dan
kekurangan makalah ini dan senantiasa mengharapkan kritik dan
saranyang membangun agar makalah ini lebih bermanfaat dan lebih
baik kualitasnya dimasa mendatang. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Qadir, Abdurrachman. Zakat(Dalam Dimensi Mahdhah dan


Sosial). Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 2001.

Rifa’i, Moh. Ilmu Fikih Islam Lengkap, Penerbit PT. Karya Toha Putra


Semarang 1978

Rusyd, Ibnu, terjemah bidayatul mujtahid, CV. As-Syifa semarang,


1990.

Siregar, Maulana, dkk, Ibadah Menurut Sunnah, UMSU PRESS,


Medan, 2020

Syahtah, Husein. Cara Praktis Menghitung Zakat Dilengkapi


Contoh Penghitungan Zakat Harta Kontemporer. Ciputat:
Penerbit Kalam Pustaka. 2005.

Web Site :

Baits, U. A. (2015, juli 26). ” Menyerahkan Zakat, Wajib memberi


tahu itu zakat?". Dipetik maret 25, 2020, dari
www.konsultasisyariah.com:
https://konsultasisyariah.com/25237-wajib-memberi-tahu-
bahwa-itu-zakat.html

Anda mungkin juga menyukai