Anda di halaman 1dari 2

Diagnosis banding sesuai kasus

Karsinoma Payudara

Definisi :
merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel Lobulus maupun
ductus payudara.

Epidemiologi :
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia. Berdasarkan
Pathological Based Registration di Indonesia, KPD menempati urutan pertama dengan frekuensi
relatif sebesar 18,6%. (Data Kanker di Indonesia Tahun 2010, menurut data Histopatologik ;
Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) dan Yayasan
Kanker Indonesia (YKI)).

Etiologi : idiopatik

Patofisiologi :
1. Perubahan genetik (10 % berhubungan dengan mutasi warisan)
- Mutasi yang mengenai gen proto-onkogen dan gen supresor tumor pada epitel payudara.
- Ekspresi berlebihan dari proto-onkogen HER2/NEU dan mutasi dari gen supresor tumor RB
dan TP53.
- Gen reseptor estrogen inaktivasi
- Mutasi-herediter pada BRCA1 (kromosom 17q21.3) atau BRCA2 (pita kromosom 13q12-13)
2. Pengaruh hormon
- Kelebihan estrogen endogen atau ketidakseimbangan hormon
Estrogen menstimulasi produksi faktor pertumbuhan seperti transforming growth factor-α,
platelet derived growth factor, fibroblast growth factor dan lainnya, yang akan memicu
perkembangan tumor melalui mekanisme parakrin dan autokrin.
3. Lingkungan
Ada insiden kanker yang bervariasi secara genetik bersifat homogen dan perbedaan geografik.

Gejala :
1. Benjolan di payudara bisa unilateral atau bilateral (tidak nyeri 66%, bisa nyeri pada saat
palpasi atau geseran, atau nyeri lokal salah satu payudara).
2. Kecepatan tumbuh dengan/tanpa rasa sakit
3. Nipple discharge (keluarnya sekret atau cairan dari puting susu); ada radang atau ulserasi
puting susu.
4. Retraksi (tertarik masuk) puting susu, dan bisa timbul krusta (sekret kuning mulai mengering
di sekitar),
5. Kelainan kulit : peau d’orange karena obstruksi pembuluh limfe kulit dan jar. subkutan
(seperti kulit jeruk yang disertai retraksi kulit), dimpling (fiksasi tumor pada kulit dengan
retraksi)
6. Benjolan ketiak dan edema lengan.
7. Keluhan tambahan: berupa nyeri tulang (vertebra, femur) dan sesak dan lain sebagainya.

*Benjolan < 1 bisa tidak teraba bisa teraba, superfisial dapat teraba, lebih dalam sulit teraba

Faktor resiko :
1. Peningkatan insiden kanker payudara antara lain jenis kelamin wanita, usia > 50 tahun,
2. Riwayat keluarga dan genetik (Pembawa mutasi gen BRCA1, BRCA2, ATM atau TP53
(p53)),
3. Riwayat penyakit payudara sebelumnya (DCIS pada payudara yang sama, LCIS, densitas
tinggi pada mamografi),
4. Riwayat menstruasi dini (< 12 tahun) atau menarche lambat (>55 tahun),
5. Riwayat reproduksi (tidak memiliki anak dan tidak menyusui),
6. Hormonal, obesitas, konsumsi alkohol,
7. Riwayat radiasi dinding dada dan faktor lingkungan.

Penegakkan diagnosa :
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik:
Terhadap gejala klinis
2. Pemeriksaan penunjang
- Mamografi, USG (abdomen untuk menentukan stadium, ada matastasis ke hepar, thorax dan
bone screening), dan pemeriksaan patologis (triple diagnostic – ER (estrogen receptor, PR
(progesterone receptor) , HER2)
- Pemeriksaan radiodiagnostik yang bersifat opsional (atas indikasi) : MRI, CT scan, positron
Emission Tomografy (PET) scan, dan bone survey.
- Pemeriksaan tambahan (jika diperlukan) : ultrasonografi (ukuran lesi dan membedakan lesi
kistik atau solid), immunohistokimia, biopsy (FNAB, core biopsy, biopsy bedah terbuka)

Anda mungkin juga menyukai