Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah : Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan

Kode Mata Kuliah : MKB-TD 5213


Pertemuan : 1 (Satu)

PENGENALAN ILMU UKUR TANAH DAN PETA

 Definisi Ilmu Ukur Tanah

 Definisi Ilmu Ukur Tanah

Ilmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu Geodesi yang khusus mempelajari
sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuran-
pengukuran guna mendapatkan peta. Pengukuran yang di lakukan terhadap titik-
titik detail alam maupun buatan manusia meliputi posisi horizontal (x,y) maupun
posisi vertikal nya (z) yang diferensikan terhadap permukaan air laut rata-rata.
Secara tradisional : ilmu dan seni menentukan letak nisbi dari titik-titik di atas,
pada dan di bawah permukaan bumi, atau untuk menetapkan titik-titik semacam
itu.
Secara Umum : disiplin yang meliputi semua metode untuk pengumpulan dan
pemrosesan informasi tentang bumi dan lingkungan fisis.

 Sejarah Ilmu Ukur Tanah

a. Zaman Mesir kuno (140 SM) : Sesostris melakukan pekerjaan pemetaan tanah
untuk keperluan perpajakan atau yang saat ini dikenal dengan kadaster

b. Zaman Yunani Kuno (220 SM) : Pada zaman tersebut Erastotenes mecoba
menghitung dimensi bumi. Dia menghitung sudut meredian Kota Syene dan
Kota Alexandria di Mesir dengan cara mengkur bayang - bayang matahari.
Diperoleh bahwa keliling bumi adalah 250.000 stadia (25.000 mil ; 40.233 Km),
jumlah tersebut hanya meleset 0.4% dari keliling buni dengan perhitungan
modern yaitu 40.075 Km.
c. Zaman Romawi Kuno (400 SM) : Perkembangan peting yakni pada jaman
Romawi dimana pemikiran praktis untuk memciptakan peralatan yang teliti
dimulai dengan bantuan teknologi sederhana. Kemampuan Romawi ditujukkan
dengan hasil rekayasa di bidang konstruksi di seluruh kekaisaran misalnya.
Salah satu peralatan pengukuran tanah saat itu yang berkembang adalah yang
gromma.

Groma adalah alat survey landscape dengan pendekatan perpendikular


(perpotongan 2 garis dengan sudut yang saling tegak lurus) biasa digunakan
untuk menentukan pusat suatu kota / kamp tempur. Surveyor (gromatici)
diminta berjalan 100 langkah sejajar dengan Groma lalu meletakan patok,
kegiatan ini diulang untuk 3 sisi lainnya.

d. Abad 13 dan 14 : lmu Ukur Tanah maju pesat dngan munculnya banyak penulis
dibidang ilmu ukur tanah diantaranya Von Piso menulis Praktica Geometria
(Ilmu Ukura Tanah) dan Liber Quadratorum ( pembagian kudran).

e. Seteleh perang dunia I dan ke II pengkuran tanah berkembang sejalan dengan


perkembangan teknologi modern baiak dalam pengmupulan data maupun
penglohannnya. Peralatan konvesional degantikan dengan peralatan automatis
dan elektronik begitu juga dalam pengolhana dan peyajiannya telah berkembang
metoda komputerisasi.
 Kegunaan Ilmu Ukur Tanah

Hasilnya dipakai untuk :


1. Memetakan bumi (daratan dan perairan)
2. Menyiapakna peta navigasi perhubungan darat, laut dan udara;
4. Merupakan bank data yang meliputi informasi tata guna lahan dan sumber daya
alam untuk pengelolaan lingkungan hidup
5. Perencanaan pembangunan jalan, jembatan, jaringan irigasi, lapangan udara,
perpipaan, terowongan, penambangan
Agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan maka pengukuran harus dilakukan
secara benar, tepat dan akurat oleh seorang juru ukur (surveyor)
Tugas seorang surveyor adalah :
a. Analisa penelitian dan pengambilan keputusan.Pemilihan metoda pengkuran,
peralatan, pengikatan titik-titik sudut dsb.
b. Pekerjaan lapangan atau pengumpulan data, yakni melaksanakan pengkuran dan
pencatatan data di lapangan.

c. Menghitung atau pemrosesan data, yakni hitungan berdasarkan data yang dicatat
untuk menentukan letak, luas dan volume.
d. Pemetaan atau penyajian data. Menggambarkan hasil ukuran dan perhitungan
untuk menghasilkan peta, gambar rencana tanah dan peta laut, menggambarkan
dat dalam bentuk numeris atau hasil komputer.
e. Pemancangan tugu dan patok ukur untuk menentukan batasbatas pedoman dalam
pekerjaan konstruksi.

 Definisi Peta

a. Menurut ICA (International Cartographic Association)


Peta dalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang
dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitanya dengan permukaan bumi atau
benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatau bidang datar
dan diperkecil/diskalakan.

b. Menurut Aryono Prihandito (1988)


Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, pada bidang
datar melalui sistem proyeksi tertentu.

c. Menurut Erwin Raisz (1948)


Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil
seperti ketampakan muka bumi kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang
datar dan ditambah dengan tulisan-tulisan sebagai penjelas.

d. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal


2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan,
merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan bagi
tahapan dan tingkatan pembangunan.

 Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi yang diproyeksikan
pada suatu bidang datar dengan skala tertentu disertai keterangan, simbol, anotasi,
dan arah utara

 Jenis Peta

Berdasarkan skalanya peta dibedakan atas :


a. Peta Kadaster (peta teknis) yaitu peta yang berskala (1:100 – 1:5.000)
b. Peta Skala Besar, yaitu peta yang berskala (1:5.000 – 1:250.000)
c. Peta Skala Sedang, yaitu peta berskala (1:250.000 – 1:500.000)
d. Peta Geografik, yaitu peta yang berskala (1:1.000.000)

Berdasarkan format datanya peta dibedakan atas :


a. Peta Garis atau Peta Vektor, yaitu peta yang dibuat dengan menarik garis atau
mendigit titik utama maupun titik digital
b. Peta Citra atau Peta Raster, yaitu peta yang dibuat melalui rekaman citra atau hasil
scanning yang formatnya berbentuk piksel.

Berdasarkan Sumber Datanya :


1. Peta Induk (basic Map) : peta yang dihasilkan dari survey langsung ke lapangan
2. Peta Turunan (Derived Map) : Peta yang dibuat berdasarkan acuan pada peta yang
sudah ada sehingga tidak memerlukan survey langsung kelapangan.

Berdasarkan isi data yang disajikan :


1. Peta Umum : peta yang menggambarkan semua unsur topografi permukaan bumi,
baik unsur alam atau unsur buatan manusia. Peta umum dibagi 3 yaitu :
a. Peta Topografi : peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan
reliefnya, digambarkan dengan bentuk garis kontur, garis kontur adalah garis
pada peta yang menghubungkan tempat – tempat dipermukaan bumi yang
memiliki ketinggian sama.
b. Peta Chorografi : peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan
bumi yang bersifat umum dan biasanya berskala besar. Ex : Atlas
c. Peta Dunia : Peta umum dengan skala kecil dengan cakupan yang luas.
2. Peta khusus (Peta Tematik) : peta yang menggambarkan informasi dengan tema
tertentu, misalnya : Peta Geologi, Peta Satuan Lahan, Peta Iklim, Peta Hidrografi
Peta Pelayaran (Nautical Chart), Peta Kependudukan, Peta Tata Guna Hutan, Peta
Jaringan jalan, Peta cadangan barang tambang dan Bahan Galian, Peta Kadaster,
Peta Administrasi Pemerintah dll.

 Bagian Peta
Judul Peta
Judul Peta ada dibagian tengah atas. Judul Peta menyatakan lokasi yang ditunjukan
oleh peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan memounyai judul
yang berbeda pula.

Nomor Peta
Nomor Peta biasanya dicantumkan disebelah kanan atas peta. Selain sebagai nomor
registrasi dari badan pembuat, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk jika kita
memerlukan peta daerah lain disekitar suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di
bagian bawah disertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta
yang ada disekeliling peta tersebut.

Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan
menggunakan sistem sumbu, yaitu garis – garis yang saling berpotongan tegak lurus.

Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik – titik yang berketinggian sama
dari permukaan laut, dengan sifat – sifat sebagai berikut :
a. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu
b. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
c. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang
d. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta (Skala = CI x 2000), CI = Conture
Inerval adalah beda tinggi antara 2 garis kontur, bukan jarak antar garis kontur)
e. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam /
terjal dan sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
f. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf U menandakan punggung gunung
g. Rangkaian garis kontur yang berbentuk V terbalik menandakan suatu
lembah/jurang dan bentuk ini akan muncul jika memotong sungai dengan arah ke
hulu sungai.

Skala
Skala adalah perbandingan antara jarak di peta dan jarak sebenarnya, skala peta
dibedakan atas
a. Skala Numerik
b. Skala Grafis

Legenda
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat
simbol – simbol yang dipakai pada peta tersebut seperti : triangulasi, jalan setapak,
jalan raya, sungai, pemukiman, ladang, sawah, hutan dll

Tahun
Semakin baru tahun pembuatannya maka data yang disajikan semakin akurat
Arah
Yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta. Cara paling mudah adalah dengan
memperhatikan arah huruf – huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah
arah utara pada peta. Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat petunjuk arah
utara yaitu : deklinasi magnetis peta

???
Kenapa menggunakan muka air laut sebagai dasar pengukuran elevasi
Bagaimana cara membaca kontur
Soal hitung skala

Soal Kontur :
 Peta tematik adalah peta yang menyajikan data untuk suatu tema tertentu. Berikan
5 contoh peta tematik lainnya
 Diketahui dari sebuah peta, selisih garis antar kontur adalah 100 meter, berapa
skala pada peta tersebut ?
 Jarak antara kontur A ke kontur B pada peta adalah 5 cm, sedangkan jarak antara
kontur B ke kontur C adalah 3 cm. Titik kontur A berketinggian 50 meter dan titik
kontur C berketinggian 25 meter. Skala peta adalah 1:50.000. Berapa ketinggian
kontur B pada peta tersebut?

Anda mungkin juga menyukai