Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“KONSEP PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU


HAMIL”

DOSEN PEMBIMBING :
Drs. Hendro Prasetyo, S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Cindy Amarta Dewi P. P17331191004


2. Maulaya Kamilah A. P17331191009
3. Meiranda Tri K. P17331191013
4. Shintania Bella A. P17331191015
5. Kanthi Rahayu P17331191021
6. Laili Bilqis S. P17331191024
7. Laras Yulinar P. K P17331193030

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN JEMBER

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Kebutuhan Dasar Manusia mengenai Konsep Prosedur Pemeriksaan
Fisik pada Ibu Hamil. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan
makalah ini dari awal hingga akhir tidak akan berhasil tanpa dukungan,
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempetan
kali ini penulis menyampaikan terima kasih kepada, Dosen Kebutuhan Dasar
Manusia bapak Drs. Hendro Prasetyo, S.Kep., Ns., M.Kes

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu saran dan kritik yang konstruktif selalu penulis harapkan demi
perbaikan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya sederhana ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jember, 26 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................1

1.3 Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Antenatal Care (ANC).....................................................................3

2.2 Tujuan dari Antenatal Care (ANC)....................................................................4

2.3 Manfaat dari Antenatal Care (ANC)..................................................................4

2.4 Standart Minimal Pelayanan Antenatal..............................................................5

2.5 Kunjungan pada Ibu Hamil................................................................................8

2.6 Checklist Pemeriksaan Ibu Hamil....................................................................10

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................20

3.2 Saran ................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................22

Kisi-kisi Soal dan Jawaban ...................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa
pemeriksaan. Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui
gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh klien. Pemeriksaan fisik
bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah
informasi, menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien,
mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan status pasien, dan
mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Adapun tujuan
pemeriksaan pada ibu hamil yaitu untuk menilai keadaan umum ibu, status
gizi, tingkat keasadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan.
Dalam melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu
dipahami, antara lain inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (ketukan),
dan auskultasi (mendengar). Observasi (pengamatan secara seksama)
Pemeriksaan dilakukan pada seluruh tubuh, dari ujung rambut sampai ujung
kaki, namun tidak harus dengan urutan tertentu. Pemeriksaan yang
menggunakan alat seperti pemeriksaan tengkorak, mulut, telinga, suhu tubuh,
tekanan darah, dan lain-lainnya, sebaiknya dilakukan paling akhir, karena
dengan melihat atau memakai alat-alat.
Dalam pemeriksaan fisik ini tentunya diperlukan konsep dan prinsip
dasar, kemudian kita mengetahui bagaiamana teknik pemeriksaan fisik dengan
baik agar hasil pemeriksaan yang kita peroleh tidak akan keliru. Oleh karena
alasan tersebut , penulis membuat makalah ini yang bertujuan untuk memberi
pemahaman dan pengetahuan kepada pembaca mengenai pemeriksaan fisik
pada ibu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Antenatal Care (ANC)?
2. Apa tujuan dari Antenatal Care (ANC)?
3. Apa saja manfaat dari Antenatal Care (ANC)?
4. Bagaimana standart minimal pelayanan antenatal?

1
5. Bagaimana kunjungan pada ibu hamil?
6. Bagaimana checklist pemeriksaan ibu hamil?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Antenatal Care (ANC)
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari Antenatal Care (ANC)
3. Untuk mengetahui dan memahami manfaat dari Antenatal Care (ANC)
4. Untuk mengetahui dan memahami standarr minimal pelayanan atenatal
5. Untuk mengetahui dan memahami kunjungan pada ibu hamil
6. Untuk mengetahui dan memahami cheklist dari pemeriksaan ibu hamil

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Antenatal Care (ANC)
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan
oleh bidan atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk
mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu
menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan
upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Pedoman Pelayanan
Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar, 2004 : 1). Pengawasan antenatal
adalah pengawasan sebelum persalinan terutama untuk ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2002 : 129).
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap kegawatan yang ditemukan (Depkes RI, 2004 : 12).
Pelayanan atau asuhan merupakan cara untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal
(Prawirohardjo, 2000 : 89).
Salah satu fungsi terpenting dari perawatan antenatal adalah untuk
memberikan saran dan informasi pada seorang wanita mengenai tempat
kelahiran yang tepat sesuai dengan kondisi dan status kesehatannya.
Perawatan antenatal juga merupakan suatu kesempatan untuk
menginformasikan kepada para wanita mengenai tanda – tanda bahaya dan
gejala yang memerlukan bantuan segera dari petugas kesehatan (WHO,
2004 : 8).
Pemeriksaan antenatal seyogyanya dimulai segera setelah diperkirakan
terjadi kehamilan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dalam beberapa hari
setelah terlambat menstruasi, terutama bagi wanita yang menginginkan
terminasi kehamilan, tetapi bagi semua wanita secara umum sebaiknya jangan
lebih dari saat terlambat menstruasi kedua kali.

3
2.2 Tujuan dari Antenatal Care (ANC)
Tujuan asuhan antenatal adalah:
1) Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan
bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama ibu hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan, dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6) Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bagi
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifudin, dkk, 2002).
Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan persalinan
berakhir dengan:
1. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa
trauma fisik maupun mental yang merugikan.
2. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental.
3. Ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya.
4. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga
berencana setelah kelahiran bayinya (Poedji Rochjati, 2003 : 41).
2.3 Manfaat dari Antenatal Care (ANC)
Manfaat Antenatal Care (ANC) sangat besar karena dapat mengetahui
berbagai resiko dan komplikasi kehamilan sehingga ibu hamil dapat
diarahkan untuk melakukan rujukan (Manuaba, 1998).
Pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat bagi ibu dan janin, antara
lain:
1) Bagi ibu
a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan
mengobati secara dini komplikasi yang mempengaruhi kehamilan.

4
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil dalam menghadapi persalinan.
c. Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk dapat
memberikan ASI.
d. Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi (Manuaba,
1999).
2) Bagi janin
Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga
mengurangi persalinan prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan
bayi sebagai titik awal kualitas suber daya manusia (Manuaba, 1999).
2.4 Standart Minimal Pelayanan Antenatal
Menurut Saifuddin (2002) pelayanan antenatal mencakup banyak hal namun
dalam penerapan operasional dikenal standar minimal “7T” yang terdiri dari :
1. Timbang berat badan
Selama kehamilan antara 0,3 – 0,5 kg per minggu. Bila dikaitkan dengan
umur kehamilan kenaikan berat badan selama hamil muda ± 1 kg,
selanjutnya pada trimester II dan III masing – masing bertambah 5 kg.
Pada akhir kehamilan pertambahan berat total adalah 9 – 12 kg. Bila ada
kenaikan berat badan yang berlebihan perlu dipikirkan kearah adanya
resiko seperti bengkak, kehamilan kembar, hidramnion, dan anak besar
(Depkes, 1997).
2. Ukur tekanan darah
Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90
mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih
dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih. Kelainan ini dapat berlanjut
menjadi preeklamsia dan eklamsia kalau tidak ditangani dengan tepat
(Depkes, 1997).
3. Ukur tinggi fundus uteri
Ukuran tinggi fundus uteri normal adalah sebagai berikut:
12 Minggu : Tinggi fundus uteri 1 – 2 jari diatas symphysis.
16 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara symphysis–pusat.
20 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat.

5
24 Minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
28 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari diatas pusat.
32 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat-Proc.xyphoideus.
36 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Proc.xyphoideus.
40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideus-
pusat (Mochtar, 1998).
4. Pemberian imunisasi TT
Pemberian TT baru akan menimbulkan efek perlindungan apabila
diberikan sekurang-kurangnya dua kali dengan interval minimal 4 minggu.
Kecuali jika sebelumnya ibu pernah mendapat TT dua kali pada kehamilan
yang lalu atau pada masa calon pengantin maka TT cukup diberikan satu
kali saja. Dosis pemberian imunisasi TT yaitu 0,5 cc IM pada lengan atas.
Adapun syarat pemberian imunisasi TT adalah sebagai berikut :
1) Bila ibu belum pernah mendapat imunisasi TT atau meragukan
diberikan II sedini mungkin sebanyak dua kali dengan jarak minimal
dua minggu.
2) Bila ibu pernah mendapat imunisasi TT dua kali, diberikan suntikan
ulang/boster satu kai pada kunjungan antenatal yang pertama (Depkes
RI, 1997).
5. Pemberian tablet zat besi
Pada dasarnya pemberian tablet zat besi dimulai dengan pemberian satu
tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet
mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug,
minimal 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama kopi atau
teh karena akan mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2002). Sebaiknya
tablet besi diminum bersama air putih ataupun air jeruk. Selain itu perlu
diberitahukan juga bahwa ada kemungkinan tinja menjadi berwarna hitam
setelah ibu minum obat ini, hal tersebut adalah normal (Depkes, 1997).
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit menular
seksual seperti HIV/AIDS, Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut dikarenakan

6
sangat berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Apabila ditemukan
penyakit – penyakit menular seksual harus segera ditangani.
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Persiapan rujukan perlu disiapkan karena kematian ibu dan bayi
disebabkan keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan
(Saifuddin, 2002). Perlu diingat juga bahwa pelayanan antenatal hanya
dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat
dilakukan oleh dukun bayi.
Standar Pelayanan antenatal mencakup banyak hal yakni terdiri dari :
a) Identifikasi ibu hamil
Mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilannya. Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi
dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu
untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
b) Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Memberikan pelayanan berkualitas dan deteksi dini komplikasi
kehamilan. Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.
c) Palpasi Abdominal
Palpasi juga disebut periksa raba. Palpasi guna memperkirakan usia
kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi
dan bagian bawah janin palpasi abdomen pada wanita hamil dilakukan
mulai umur kehamilan 36 minggu untuk kehamilan normal, dan umur
kehamilan 28 minggu bila pada pemeriksaan Mc. Donald ditemukan
tinggi fundus uteri lebih tinggi dari seharusnya.
Tinggi fundus uteri dalam sentimeter (cm) yang normal harus sama
dengan umur kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan
hari pertama haid terakhir. Jika hasil pengukuran berbeda 1-2 cm,
masih dapat ditoleransi, tetapi jika deviasi lebih kecil 2 cm dari umur
kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin
(Mandriwati, 2006 : 84).
Tinggi fundus uteri normal sebagai berikut :

7
24 minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
28 minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari atas pusat
32 minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat – processus
xyphoideus.
36 minggu :Tinggi fundus uteri 3 jari di bawah processus xyphoideus.
40 minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara processus
xyphoideus – pusat.
d) Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan.
Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan
tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum
persalinan berlangsung. Bidan melakukan tindakan penemuan,
penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan
melakukan tindakan yang diperlakukan. Bidan menemukan secara
dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenai
tanda serta gejala preeklamsia lainnya serta mengambil tindakan yang
tepat dan merujuknya. Akibat yang dapat ditimbulkan dari
pemeriksaan kehamilan yang tidak sesuai dengan standar minimal
yaitu komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
tidak dapat dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.
Komplikasi obstetri itu antara lain: komplikasi obstetri langsung
(perdarahan, preeklamsi/eklamsi, kelainan letak, anak besar,
kehamilan kembar, ketuban pecah dini), komplikasi obstetri tidak
langsung (sakit jantung, hepatitis, tuberkulosa, anemia, diabetes
melitus) dan komplikasi yang berhubungan dengan obstetri (cedera
akibat keclakaan kendaraan, keracuan, kebakaran).
2.5 Kunjungan pada Ibu Hamil
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan.
Kunjungan disini bukan hanya ibu hamil yang datang ke tempat pelayanan

8
tetapi juga setiap kontak dengan tenaga kesehatan dan diberikan pelayanan
antenatal sesuai standar baik di Posyandu, Polindes, atau kunjungan rumah
oleh tenaga kesehatan.
Kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya adalah sebanyak
empat kali yang dikenal dengan istilah K1, K2, K3, dan K4. Satu kali pada
triwulan pertama (sebelum 14 minggu), satu kali pada triwulan kedua (antara
14 – 28 minggu), dan dua kali pada triwulan ketiga (antara minggu 28 – 36
dan sesudah minggu ke 36) (Depkes RI, 2004 : 47).
Adapun uraianya sebagai berikut :
1) K1 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester I (sebelum usia kehamilan 12 minggu) dengan jumlah kunjungan
minimal satu kali dan mendapatkan pelayanan 7T yaitu timbang berat
badan, ukur tekanan darah, imunisasi Tetanus Toxoid, periksa fundu uteri,
pemberian tablet tambah darah, tes PMS, dan temu wicara. K1 ini
mempunyai peranan penting dalam program kesehatan ibu dan anak yaitu
sebagai indikator pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui
jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam
menggerakkan masyarakat (Depkes RI, 2001).
2) K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester II (usia kehamilan 12 – 28 minggu) dan mendapatkan pelayanan
7T setelah melewati K1.
3) K3 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester III (usia kehamilan 28 – 36 minggu) dan mendapatkan pelayanan
7T setelah melewati K1 dan K2.
4) K4 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester III (usia kehamilan >36 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T
setelah melewati K1, K2, dan K3.

9
2.6 Checklist Pemeriksaan Ibu Hamil
CHECKLIST PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

Nama : …………………………………… NIM : …………………..


NILAI
0 1 2
ASPEK YANG DINILAI
Definisi :
 Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan
pada bagian tubuh dari kepala sampai kaki.
 ANC (Ante Natal Care) ialah perawatan fisik mental
sebelum persalinan atau pada masa hamil
Tujuan :
 Untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin saat ini
 Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada
pemeriksaan berikutnya.
A. Persiapan alat dan bahan :
 Stetoskop
 Sarung tangan bersih
 Selimut
 Baju periksa
 Baki dan pengalas
 Timbangan
 Meteran
 Tensi
 Reflek hammer
 Foundoskopi
 Dopler
Tahap pre interaksi
1. Siapkan alat
2. Cuci tangan
Tahap orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan
yang disenangi

10
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Berikan penerangan kepada penderita apa yang
akan anda lakukan
3. Menjelaskan tentang kerahasiaan
4. Penderita diminta menanggalkan baju
5. Posisi penderita dapat duduk, berdiri atau
berbaring sesuai dengan pemeriksaan yang akan
dilakukan
Tahap Kerja
1. ANAMNESE
I. MENYAMBUT IBU
a. Menyambut klien dan seseorang yang menemani
klien
b. Memperkenalkan diri kepada klien
c. Menanyakan nama dan usia klien
II. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
a. Keluhan umum
b. HPHT dan apakah normal
c. Gerakan janin
d. Tanda-tanda bahaya dan penyulit
e. Obat yang dikonsumsi (termasuk jamu)
f. Kehawatiran-kehawatiran khusus
III. RIWAYAT KEHAMILAN YANG LALU
a. Anak keberapa
b. Jumlah kehamilan
c. Jumlah anak yang lahir hidup
d. Jumlah kelahiran premature
e. Jumlah keguguran
f. Persalinan dengan tindakan (operasi sesar,
forsep, vakum)
g. Riwayat pendarahan pada persalinan atau pasca
persalinan
h. Kehamilan derngan tekanan darah tinggi

11
i. Berat bayi < 2,5 kg atau > 4 kg
j. Masalah janin
IV. RIWAYAT KESEHATAN/PENYAKIT YANG
DIDERITA SEKARANG DAN DULU
a. Masalah kardiovaskuler
b. Hipertensi
c. Diabetes
d. Malaria
e. Penyakit/ kelamin HIV/ AIDS
f. Imunisasi toxoid tetanus (TT)
V. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
a. Status perkawinan
b. Respon ibu dan keluarga
c. Riwayat KB
d. Dukungan keluarga
e. Pengambil keputusan dalam keluarga
f. Gizi ynag dikonsumsi dan kebiasaan makan,
vitramin A
g. Kebiasaan hidup sehat, merokok, minum-
minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang
h. Beban kerja dan kegiatan sehari-hari
i. tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan
untuk membantu persalinan

2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Meminta pasien untuk mengosongkan kandung kemih
dan menampungnya di bengkok (urine mead stream)
b. Mencuci tangan
c. Menjelaskan seluruh prosedur sambil melakukan
pemeriksaan
d. Mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk klarifikasi
sambil melakukan pemeriksaan sesuai dengaan

12
kebutuhan dan kelayakan.
A. TANDA-TANDA VITAL
a. Mengukur tinggi badan dan berat badan
b. Mengukur tekanan darah, nadi dan suhu
c. Meminta klien untuk melepaskan pakaian dan
menawarkan kain linen untuk menutup tubuhnya
(atau meminta klien untuk melonggarkan
pakaiannya dan menggunakannya sebagai
penutup tubuh
d. Membantu klien berbaring dimeja/tikar tempat
tidur pemeriksaan yang bersih.
II. KEPALA DAN LEHER
a. Mata
 Lihat konjungtiva, normalnya berwarna merah
muda (beritahu pasien untuk melihat ke atas)
 Lihat sklera, normalnya berwana putih (beritahu
pasien untuk melihat ke bawah)
b. Hidung
 Kaji adanya pernapasan cuping hidung atau
tidak
c. Bibir
 Kaji adanya sianosis atau tidak
 Lihat ada tidaknya pernapasan lips breathing
d. Leher
 Lihat ada tidaknya distensi vena jugularis
 Lihat apakah ada otot bantu pernafasan
sternocleidomastoideus. Anjurkan pasien untuk
menoleh ke kiri dan ke kanan
 Kaji apakah pasien menggunakan otot trapezeus
(saat pernafasan bahu terlihat terangkat sendiri)
III. DADA
1. PARU-PARU

13
a. INSPEKSI : kesimetrisan bentuk dan gerak
pernafasan, warna kulit dada, retraksi,
jaringan parut.
b. PALPASI : gerakan dinding dada, tactil
fremitus secara sistemis
c. PERKUSI : Batas-batas paru secara sistemis
d. AUSKULTASI :
• bagian Menentukan ada tidaknya perubahan
dalam saluran pernafasan pengembang-an
paru sesuai tempat perkusi
• Penderita diminta menarik nafas pelan-
pelan dengan mulut terbuka
• Lakukan auskultasi secara sistematis
Dengarkan tiap kali secara lengkap satu
periode inspirasi dan ekspirasi
• Bandingkan kanan dan kiri.
2. PAYUDARA
a. Dengan posisi klien disamping, memeriksa
payudara:
 Bentuk, ukuran, dan simetris atau tidak
 Putting payudara menonjol atau masuk
kedalam
 Adanya kolostrum atau cairan lain.
b. Pada saat klien mengangkat tangan keatas
kepala, memeriksa payudara untuk
mengetahui adanya retraksi ditengah
payudara atau dumpling
c. Klien berbaring dengan tangan kiri diatas,
tahan bawah payudara lakukan palpasi
secara melingkar pada payudara sebelah kiri
(sesudah itu sebelah kanan juga) kalau-
kalau terdapat massa dan tumor payudara.

14
IV. ABDOMEN
a. Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung
kemihnya jika perlu
b. bantulah ia untuk santai. Letakkan sebuah
bantal dibawah kepala dan bahunya. Fleksikan
tangan dan lutut. Jika ia gelisah bantulah ia
untuk santai dengan memintanya menarik
nafas panjang.
c. cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa,
keringkan dan usahakan agar tangan perawat
cukup hangat.
d. Membuka baju klien sampai bawah simpisis
pubis
e. Inspeksi adanya pembesaran perut (melintang,
memanjang, asimetris) adakah linea alba nigra,
adakah striae gravidarum, adakah bekas luka
operasi, adakah tampak gerakan janin, rasakan
juga dengan pemeriksaan raba adanya
pergerakan janin. Tentukan apakah
pembesaran perut sesuai dengan umur
kehamilannya.
f. Mengukur tinggi fundus uteri dengan
menggunakan tangan (kalau > 12 minggu) atau
pita ukuran (kalau > 22minggu)
g. Pemeriksaan leopod
1) Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan
bagian janin yang berada dalam fundus
uteri.
Ø  Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien,
menghadap kearah kepala pasien. Kedua
tangan diletakkan pada bagian atas uterus
dengan mengikuti bentuk uterus. Lakukan

15
palpasi secara lembut untuk menentukan
bentuk, ukuran konsistensi dan gerakan
janin. Tentukan bagian janin mana yang
terletak di fundus. jika kepala janin yang
nerada di fundus, maka palpasi akan teraba
bagian bulat, keras dan dapat digerakkan
(balotemen). Jika bokong yang terletak di
fundus,maka pemeriksa akan meraba suatu
bentuk yang tidak spesifik, lebih besar dan
lebih lunak dari kepala, tidak dapat
digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada
letak lintang palpasi didaerah fundus akan
terasa kosong.
2) Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan
bagian janin yang berada pada kedua sisi
uterus.
Ø  pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien,
menghadap kepala pasien. Kedua telapak
tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan
lakukan tekanan yang lembut tetapi cukup
dalam untuk meraba dari kedua sisi. Secara
perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke sisi
lain untuk menentukan pada sisi mana
terletak pada sisi mana terletak punggung,
lengan dan kaki. Bagian bokong janin akan
teraba sebagai suatu benda yang keras pada
beberapa bagian lunak dengan bentuk
teratur,sedangkan bila teraba adanya bagian
– bagian kecil yang tidak teratur
mempunyai banyak tonjolan serta dapat
bergerak dan menendang, maka bagian
tersebut adalah kaki, lengan atau lutut. Bila

16
punggung janin tidak teraba di kedua sisi
mungkin punggung janin berada pada sisi
yang sama dengan punggung ibu (posisi
posterior) atau janin dapat pula berada pada
posisi dengan punggung teraba disalah satu
sisi.
3) Pemeriksaan Leopold III, untuk
menentukan bagian terbawah janin. Bagian
bawah sudah masuk PAP atau belum.
Ø  Dengan lutut ibu dalam posisi fleksi, raba
dengan hati-hati bagian bawah abdomen
pasien tepat diatas simfisis pubis. Coba
untuk menilai bagian janin apa yang berada
disana. Bandingkan dengan hasil
pemeriksaan Leopold. Bila bagian janin
dapat digerakkan, maka bagian terbawah
dari janin belum melewati pintu atas
panggul. Bila kepala yang berada dibagian
terbawah, coba untuk menggerakkan kepala.
Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi,
maka kepala sudah masuk PAP, bila tidak
dapat diraba adanya kepala atau bokong,
maka letak janin adalah melintang.
4) Pemeriksaan Leopold IV, untuk
menentukan seberapa bagian bawah janin
masuk PAP.
Ø  Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu.
Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi.
Letakkan kedua telapak tangan pada bagian
bawah abdomen dan coba untuk menekan
kearah pintu atas panggul. pada dasarnya
sama dengan pemeriksaan Leopold III,

17
menilai bagian janin terbawah yang berada
didalam panggul dan menilai seberapa jauh
bagian tersebut masuk melalui pintu atas
panggul.
h. Menghitung denyut jantung janin.
V. GENITALIA
a. Membantu klien mengambil posisi untuk
pemeriksaan genitalia dan tutup tubuh untuk
menjaga privasi
b. Melepaskan priasan di jari dan di lengan
c. Cuci tangan
d. Pakai sarung tangan
e. Memisahkan labia mayora dan memeriksa labia
minora, kemudian klitoris, lubang uretra dan dan
introitus vagina untuk melihat adanya:
 Tukak/ luka
 Cairan (warna, konsistensi, jumlah dan bau)
f. Melakukan palpasi pada daerah selangkangan
untuk mengetahui adanya:
 Pembengkakan
 Massa atau kista
 Cairan
g. Sambil melakukan pemeriksaan selalu
mengamati wajah ibu untuk mengetahui apakah
ibu merasakan sakit atau nyeri karena prosedur
ini.
VI. PEMERIKSAAN EKSTREMITAS (TANGAN
DAN KAKI)
a. Memeriksa apakah tangan dan kaki : Edema
dan pucat pada kuku jari
b. Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui
adanya varises

18
c. Mengukur lingkar lengan atas
d. Memeriksa refleks patella untuk melihat
apakah terjadi pergerakkan hypo atau hyper
VII. PUNGGUNG
a. Inspeksi kesimetrisan bentuk dan gerak, warna
kulit, luka
b. Perkusi bagian punggung secara sistematis

Tahap terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah
dilakukan kegiatan .
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna
2= dikerjakan dengan sempurna

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1) Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh


bidan atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk
mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga
mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).
2) Tujuan asuhan antenatal adalah:
1. Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu
dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama ibu hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bagi bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifudin, dkk,
2002).
3) Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan persalinan
berakhir dengan :
1. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa
trauma fisik maupun mental yang merugikan.
2. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental.
3. Ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya.

20
4. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti
keluarga berencana setelah kelahiran bayinya (Poedji Rochjati, 2003 :
41).
4) Manfaat Antenatal Care (ANC) sangat besar karena dapat mengetahui
berbagai resiko dan komplikasi kehamilan sehingga ibu hamil dapat
diarahkan untuk melakukan rujukan (Manuaba, 1998).
5) Standar minimal pelayanan antenatal :
1. Timbang berat badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT
5. Pemberian tablet zat besi
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
6) Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan.
Kunjungan disini bukan hanya ibu hamil yang datang ke tempat pelayanan
tetapi juga setiap kontak dengan tenaga kesehatan dan diberikan pelayanan
antenatal sesuai standar baik di Posyandu, Polindes, atau kunjungan rumah
oleh tenaga kesehatan.

3.2 Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang pemeriksaan
fisik pada ibu. Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain
sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat
kami harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik sehingga dapat
memberi pengetahuan yang benar kepada pembaca.

21
DAFTAR PUSTAKA

 Abdul BS, Gulardi HW, Biran A, Djoko W, editor. Buku panduan praktis
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Ed. 1. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: 2002.
 Ariani DW, Astari MA, Anita H, Anastasia M, Bilal L, Eva S, et al.
Pengetahuan, sikap, dan perilaku pada ibu hamil nonprimigravida. Majalah
Kedokteran Indonesia 2005; 10(55): 632-38.
 Douglas RG, stomme WB. Operative Obstetric. 3rd Ed. Appleton-Century
Crofts. Newyork: 1976.

22
KISI-KISI SOAL DAN JAWABAN
1. Pada pemeriksaan fisik ibu hamil hal yang paling penting di lakukan adalah?
A. Memeriksa kesejahteraan kondisi ibu dan bayi
B. Memeriksa detak jantung janin
C. Memeriksa Tinggi fundus uteri
D. Memeriksa tekanan darah ibu
E. Semua benar
Jawaban: E
2. Berikut ini yang bukan termasuk komplikasi obstetri langsung ialah:
A. Preeklamsi/eklamsi
B. Kelainan letak
C. Diabetes melitus
D. Kehamilan kembar
E. Ketuban pecah dini
Jawaban: C
3. Berapa ukuran tinggi fundus uterus normal saat 28 minggu ?
A. 1-2 jari di atas symphisys
B. 3 jari di atas pusat
C. 3 jari di bawah proc. Xyphoideus
D. Setinggi pusat
E. 3 jari di bawah pusat
Jawaban: B
4. Seorang perempuan usia 45 tahun datang ke BPM dengan keluhan gangguan
perkemihan seperti kebocoran air seni pada saat batuk, bersin-bersin dan ketika
tertawa. Berdasarkan data di atas gangguan perkemihan tersebut merupakan
penyakit sistem?
A. Urogenital
B. Penyakit poliurin
C. Oliguria
D. Urgensi
E. Urolithiasis
Jawaban: A

23
5. Masa kehamilan trimester I adalah
A. Kehamilan sampai 8 minggu
B. Kehamilan sampai 10 minggu
C. Kehamilan sampai 13 minggu
D. Kehamilan sampai 15 minggu
E. Kehamilan sampai 20 minggu
Jawaban: C
6. Pada ibu hamil dengan kehamilan normal dilakukan pemeriksaan palpasi
(periksa raba) mulai umur kehamilan?
A. 24 minggu
B. 28 minggu
C. 32 minggu
D. 36 minggu
E. 40 minggu
Jawaban: D
7. Dalam melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu
dipahami, antara lain, kecuali:
A. Inspeksi (melihat)
B. Palpasi (meraba)
C. Perkusi (ketukan)
D. Auskultasi (mendengar)
E. Anamnesa
Jawaban: E

24

Anda mungkin juga menyukai