Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN FILSAFAT, ILMU, DAN AGAMA

Disusun oleh :

M. Salafudhin Alayyubi Rosyadi / 1221700002


Moch. Andi Hantono / 1221700013
Septya Dwi Retnowati / 1221700014
Erni Rohmatin / 1221700022
Ichwan Ridho Ginanjar / 1221700027

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “HUBUNGAN FILSAFAT, ILMU,
DAN AGAMA”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Pengantar Filsafat Ilmu di Universtias 17 Agustus 1945 Surabaya.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Surabaya, 29 Maret 2018

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................1
DAFTAR ISI………………..........................……………………….….....….....................….....2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………...................………......................................3
B. Rumusan Masalah………………………………….…...................…..……...............…...3
C. Tujuan..................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat, Ilmu, dan Agama..................................................................................4
B. Hubungan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama......................................................................5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………........…..............................................9
B. Saran……………………………................................……................................................9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………….…..………....................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat adalah suatu hal (pandangan atau konsep) yang adanya melekat erat secara
kodrati pada diri manusia. Menurut etimologi filsafat berasal mula dari kata Yunani
“philosophia” (dari kata philein yang artinya mencintai atau philia yang berarti cinta, dan
Sophia yang berarti kearifan) yang kemudian menjadi kata “philosophy” (dalam bahasa
Inggris). 
Dari filsafatlah muncul dan berkembang ilmu dan pengetahuan yang tercangkup dalam
dua bidang yaitu Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Humaniora.
Sehingga filsafat memiliki kaitan dengan ilmu karena kodrat yang ada dalam diri manusia
salah satunya yaitu memiliki rasa keingintahuan. Keingintahuan itu dapat berkembang dan
dapat memunculkan yang namanya ilmu dan pengetahuan. Selain keingintahuan yang ada
dalam diri manusia, manusia memiliki unsur-unsur hakikat pribadi yaitu sebagai makhluk
yang sadar akan keberadaan Tuhan atau bersifat rohaniyah, kebutuhan ini hanya dapat
terpenuhi dengan beribadah, sehingga hal ini tidak lepas kaitannya dengan berkembangnya
agama-agama di dunia.
Dengan demikian, antara filsafat, ilmu, dan agama dapat saling mengisi dan saling
melengkapi. Ketiganya memiliki peranan masing-masing yang penting dalam kehidupan
manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filsafat, ilmu, dan agama?
2. Bagaimana hubungan antarafilsafat, ilmu,dan agama?

D. Tujuan
1. Mengetahui pengertian filsafat, ilmu, dan agama.
2. Mengetahui hubungan antarafilsafat, ilmu, dan agama.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat, Ilmu, dan Agama
1. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang masalah-masalah yang
berkaitan dengan segala sesuatu secara sungguh-sungguh guna menemukan hakikat yang
sebenarnya. Kata filsafat yang terambil dari Bahasa Yunani, yaitu philosophia yang
berarti kebijaksanaan atau mencintai kebijaksanaan.   Objek filsafat terdiri dari dua objek
yaitu objek materi dan objek formal. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa yang
menjadi objek filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. 
Menurut Poedjawijatna, filsafat itu juga dapat dikatakan adalah suatu ilmu yang berusaha
mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
Selanjutnya beliau mengkategorikan filasafat itu kedalam golongan ilmu, maka oleh
karena itu filsafat harus bersifat ilmiah, yaitu menuntut kebenaran, memilki metode,
bersistem dan harus berlaku umum.  
2. Pengertian Ilmu
Ilmu adalah pengetahuan yang pasti, sistematis, metodik, ilmiah dan mencangkup
kebenaran umum mengenai objek studi.  Menurut Endang Saifudin Anshari (1987:49-50)
ilmu pengetahuan atau ilmu adalah usaha pemahaman manusia mengenai kegiatan,
stuktur, pembagian, hukum tentang ihwal yang diselidiki melalui pengindraan dan
dibuktian kebenarannya melalui riset. Ilmu memiliki dua objek yaitu objek materi dan
objek formal.
Tidak semua pengetahun dapat dikatakan ilmu, sebab kalau semua pengetahuan
dikatakan ilmu tentu banyak yang bisa dikatakan ilmu, karena pengetahuan itu sifatnya
baru sebatas tahu, akan tetapi sebaliknya semua ilmu adalah pengetahuan, akan tetapi
yang dikatakan. 
Dikalangan masyarakat umum Indonesia, dipahami bahwa ilmu itu adalah
pengetahuan tentang segala sesuatu yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan
itu, dan yang lebih awam lagi mengartikan ilmu itu dengan pengetahuan dan kepandaian
tentang sesuatu persoalan, baik itu persoalan sosial kemasyarakatan maupun persoalan

4
ekonomi, persoalan agama dan lain-lain sebagainya, seperti soal pergaulan, soal
pertukangan, soal duniawi, soal akhirat, soal lahir, soal batin, soal dagang, soal adat
istiadat, soal pertanian, soal gali sumur dan lain-lain sebagainya. 
3. Pengertian Agama
Kata agama berasal dari Bahasa Sansekerta berasal dari kata a dan gama. A
berarti “tidak” dan gama berarti “kacau”. Jadi kata agama diartikan tidak kacau, tidak
semrawut hidup menjdi lurus dan benar. Pengertian agama menunjukkan kepada jalan
atau cara yang ditempuh untuk mencari keridhoan Allah. Agama menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. 
Agama pada umumnya dipahami sebagai :
 Satu sistem credo ( tata keimanan atau tata keyakinan ) atas adanya sesuatu yang
mutlak di luar manusia.
 Satu sistem siyus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya mutlak itu.
 Satu sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan  manusia
dan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan
termaksud diatas.

B. Hubungan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama


Anshari (dalam Kompasiana 2012) menyatakan, baik ilmu maupun filsafat atau agama,
bertujuan (sekurang-kurangnya berurusan dengan hal yang sama), yaitu kebenaran. Ilmu
pengetahuan dengan metodenya sendiri mencari kebenaran tentang alam dan manusia.
Filsafat dengan wataknya sendiri pula menghampiri kebenaran, baik tentang alam, manusia
dan Tuhan. Demikian pula agama, dengan karakteristiknya pula memberikan jawaban atas
segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia tentang alam, manusia dan Tuhan. Masih
menurutnya, baik ilmu maupun filsafat, keduanya hasil dari sumber yang sama, yaitu ra’yu
manusia.
Sebenarnya hakikat manusia itu adalah mahkluk pencari kebenaran, karena ia dibekalikan
oleh Allah Swt dengan akal pikiran, akan tetapi akal pikiran yang suci yang tidak

5
terkontaminasi dengan yang lain, yang dibimbing oleh nilai-nilai agama, karena dengan akal
pikiran yang dibimbing oleh nilai-nilai agama itulah yang bisa mencapai kebenaran.
Paling tidak ada tiga sarana atau jalan untuk mencari, menghampiri dan menemukan
kebenaran itu, yaitu: melalui filsafat, melalui ilmu pengetahuan dan melalui agama, yaitu
melalui wahyu dari Sang Pencipta Kebenaran yang Mutlak dan Abadi. Ketiga sarana atau
jalan itu masing-masing mempunyai ciri-ciri tersendiri di dalam mencari, menghampiri dan
menemukan kebenaran itu. Ketiga sarana tersebut juga mempunyai titik persamaan, titik
perbedaan dan titik singgung (hubungan) antara yang satu dengan yang lainnya
1. Jalinan Filsafat dengan Agama
 Agama adalah unsur mutlak dan sumber kebudayaan, sedangkan filsafat adalah salah
satu unsurkebudayaan.
 Agama adalah ciptaannya Tuhan, sedangkan filsafat hasil spekulasi manusia.
 Agama adalah sumber-sumber asumsi dari filsafat dan ilmu pengetahuan (science),
dengan filsafat menguji asumsi-asumsi science.
 Agama mendahulukan kepercayaan daripada pemikiran, sedangkan filsafat
mempercayakan sepenuhnya kekuatan daya pikiran.
 Agama mempercayai akan adanya kebenaran dan yang kenyataan dogma-dogma
agama, sedangkan filsafat tidak mengakui dogma-dogma sebagai kenyataan tentang
kebenaran.
Dengan demikian,  terlihat jelas bahwa peran agama terhadap filsafat ialah
meluruskan filsafat yang spekulatif kepada kebenaran mutlak yang ada pada agama.
Sedangkan peran filsafat terhadap agama ialah membantu keyakinan manusia terhadap
kebenaran mutlak itu dengan pemikiran yang kritis dan logis. Hal ini di dukung
pernyataan yang menyatakan bahwa filsafat yang sejati haruslah berdasarkan agama,
malahan filsafat yang sejati itu adalah terkandug dalam agama (Hamzah Abbas,
1981:29).

2. Jalinan Filsafat dengan Ilmu


Filsafat berbicara tentang ilmu, begitulah Kattsoff (1996:1905) mengutarakan
jalinan filsafat dengan ilmu. Bahasa yang dipakai dalam filsafat berusaha untuk berbicara
mengenai ilmu dan bukannya di dalamnya ilmu. Antara filsafat dan ilmu memiliki
persamaan, dalam hal bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan kegiatan pikiran

6
manusia, yaitu berpikir filosofis, spekulatif, dan empiris ilmiah. Perbedaaan antara
keduanya, terutama untuk filsafat menentukan tujuan hidup dan ilmu menentukan sarana
untuk hidup. Karenanya, filsafat inilah kemudian disebut sebagai induknya ilmu
pengetahuan.
3. Persamaan Filsafat, Ilmu dan Agama
Yang paling pokok persamaan dari ketiga bagian ini adalah sama-sama bertujuan
untuk mencari kebenaran.  Ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri, mencari
kebenaran tentang alam dan termasuk di dalamnya manusia. Filsafat dengan wataknya
sendiri pula, menghampiri kebenaran, baik tentang alam, maupun tentang manusia, yang
belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu, karena diluar atau diatas jangkauannya,
ataupun tentang Tuhan. Agama dengan karakteristiknya sendiri pula memberikan
jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia, baik tentang alam,
manusia, atau tentang Tuhan.
4. Perbedaan Filsafat, Ilmu dan Agama
Terdapat perbedaan yang mencolok antara ketiga aspek tersebut, dimana ilmu dan
filsafat bersumber dari akal budi atau rasio manusia. Sedangkan agama bersumber wahyu
dari Tuhan.
Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan cara penyelidikan (riset), pengalaman
(empiri), dan percobaan (eksperimen). Filsafat menemukan kebenaran atau kebijakan
dengan cara penggunaan akal budi atau rasio yang dilakukan dengan cara mendalam,
menyeluruh, dan universal. Kebenaran yang diperoleh atau ditemukan oleh filsafat adalah
murni hasil pemikiran (logika) manusia, dengan cara perenungan (berpikir) yang
mendalam (radikal) tentang hakikat segala seuatu (metafisika). Sedangkan agama
mengajarkankebenaran atau memberi  jawaban tentang berbagai masalah asasi melalui
wahyu atau kitab suci yang berupa firman Tuhan.
Kebenaran yang diperoleh melalui ilmu pengetahuan adalah kebenaran positif yaitu
kebenaran yang masih berlaku sampai dengan ditemukan kebenaran atau teori yang lebih
kuat dalilnya atau alasannya. Kebenaran filsafat adalah kebenaran spekulatif, berupa
dugaan yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, riset, dan eksperimen. Baik
kebenaran ilmu maupun kebenaran filsafat keduanya nisbi (relatif). Sedangkan kebenaran

7
agamabersifat mutlak (absolut), karena ajaran agama adalah wahyu yang diturunkan oleh
yang Maha Benar, yang Maha Mutlak.
5. Titik Singgung
Tidak semua masalah yang dipertanyakan manusia dapat dijawab secara positif oleh
ilmu pengetahuan, karena ilmu terbatas, terutama oleh subjeknya (sang penyelidik), oleh
objeknya (baik objek material maupun objek formalnya) dan juga oleh metodologinya. 
Agama memberikan jawaban tentang banyak (pelbagai) soal asasi yang sama sekali
tidak terjawab oleh ilmu yang di pertanyakan, namun tidak terjawab secara bulat oleh
filsafat. Allah telah menganugerahkan kepada manusia : alam, akal budi, dan wahyu.
Dengan akal budi manusia dapat lebih memahami, baik ayat qur’aniyah (wahyu) maupun
ayat kauniyah (alam) untuk kebahagiaan mereka yang hakiki. 
Selain itu, masih dalam kaitan antara ilmu, filsafat, dan agama, bahwa filsafat
mengkaji tentang kebijaksanaan. Manusia berusaha untuk mencari kebijaksanaan, dengan
cara yang ilmiah tentang kebenaran akan tetapi manusia tidak akan sampai derajat
bijaksana, karena hanya Tuhanlah yang bersifat bijaksana. Filsafat sama halnya dengan
agama, sama-sama mengkaji tentang kebajikan, tentang Tuhan, baik dan buruk dan lain-
lain. Itulah sebabnya maka filsafat mempunyai hubungan yang dekat dengan agama di
satu sisi dan ilmu pengetahuan di sisi lain. 
Hubungan yang lebih dekat lagi, dapat disaksikan bahwa hal-hal yang tidak
terjangkau oleh akal pikiran (filsafat) akan terjawab melalui wahyu atau agama. Begitu
juga dengan filsafat, membahas persoalan-persoalan yang tidak terjawab oleh ilmu
pengetahuan. 
Dengan demikian, antara ilmu, filsafat, dan agama dapat saling mengisi dan saling
melengkapi. Sehingga menjadi lengkaplah sudah kebutuhan manusia untuk memahami
keberadaan alam, manusia, dan Tuhan

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada prinsipnya antara ilmu, filsafat, dan agama memiliki kaitan yang erat dan saling
terkait satu sama lain. Dimana dalam diri manusia terdapat daya yang menggerakkan ilmu,
filsafat, dan agama yang melalui akal pikiran, rasa, dan keyakinan.  Hubungan ketiganya juga
memiliki persamaan dan perbedaan.  Sehingga menjadi lengkaplah sudah kebutuham
manusia untuk memahami keberadaan alam, manusia, dan Tuhan.

B. Saran
Ketiga aspek ini sama-sama mencari kebenaran. Dengan lebih memahami arti ilmu,
filsafat, dan agama maka kehidupan manusia akan semakin tertata, dan mengetahui serta
memahami pentingnya mencari jawaban atas segala persoalan perihal alam, manusia, dan
Tuhan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Endang Saifuddin. 1987. Ilmu, Filsafat dan Agama. Cet. VII. Surabaya:PT Bina
Ilmu.

Bakar, Osman. 1997. Hirarki Ilmu. Bandung : Mizan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta
:Balai Pustaka.

Hamzah, Abbas. 1981. Pengantar Filsafat Alam. Surabaya:Al-Ikhlas.

Kattsoof, Louis O. 1953. Elements Of Philosofy. New York:The Ronald Press Co.

Suhar. 2009. Filsafat Umum. Jambi:Sulthan thaha press IAIN STS JAMBI.

Suhartono, Suparlan. 2008. Dasar-Dasar Filsafat. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media Group.

Susanto, A. 2011. Filsafat Ilmu:Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologisme, Epistemologis,


dan Aksiologis. Jakarta:PT Bumi Aksara.

10

Anda mungkin juga menyukai