Oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
Melihat praktek demokrasi pada masa itu, nama pancasila hanya digunakan
sebagai legitimasi politik penguasa saat itu sebab kenyataannya yang dilaksanakan
tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Dalam perkembangannya Pemerintah Orde
Baru mengarah pada pemerintahan yang sentralistis. Lembaga kepresidenan menjadi
pusat dari seluruh proses politik dan menjadi pembentuk dan penentu agenda
nasional, pengontrol kegiatan politik dan pemberi legacies bagi seluruh lembaga
pemerintah dan negara.
Pada masa orde baru budaya feodalistik dan paternalistik tumbuh sangat
subur. Kedua sikap ini menganggap pemimpin paling tahu dan paling benar
sedangkan rakyat hanya patuh dengan sang pemimpin. Sikap mental seperti ini telah
melahirkan stratifikasi sosial, pelapisan sosial dan pelapisan budaya yang pada
akhirnya memberikan berbagai fasilitas khusus, sedangkan rakyat lapisan bawah
tidak mempunyai peranan sama sekali. Berbagai tekanan yang diterima rakyat dan
cita-cita mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang tidak pernah tercapai,
mengakibatkan pemerintahan Orde Baru mengalami krisis kepercayaan dan kahirnya
mengalami keruntuhan, menurut M Rusli Karim, era Orde Baru ditandai oleh :
Kondisi ini dikuatkan dengan pernyataan Jusuf Kalla (mantan Wapres) yang
mengatakan bahwa demokrasi cuma cara, alat atau proses, dan bukan tujuan.
Demokrasi boleh di nomor duakan di bawah tujuan utama peningkatan dan
pencapaian kesejahteraan rakyat.
d. Peran civil society (masyarakat madani)
Tiga peran utama masyarakat madani / civilsociety pertama adalah
peran sebagai :
1. advokasi, dimana seharusnya masyarakat ikut berpengaruh
atau berperan dalam apa yang seharusnya menjadi kebijakan
public. Masyarakat sipil harus ikut menyampaikan aspirasi
kepada elemen elemen yang bisa membuat keputusan
langsung, dalam hal ini adalah wakil rakyat yaitu DPR.
2. Empowerment, yaitu secara aktif bergerak memberdayakan
masyarakat
3. Control social, masyarakat sipil Bersama sama menjadi
pengawas dan pengontrol jalannya proses demokrasi agar
tidak menyimpang dari jalur, fungsi social control dapat
diwujudkan melalui media massa, ormas keagamaan, atau
golongan terdidik dan terpelajar.
Masyarakat sipil yang baik harus sadar akan hak dan kewajiban secara
konstitusional, hal ini mencegah adanya kekuasaan yang semena mena.
a. Keterbukaan sistem politik,
b. Budaya politik yang jujur dan baik,
c. Kepemimpinan politik yang berorientasi kerakyatan,
d. Rakyat yang terdidik, cerdas dan berkepedulian,
e. Partai politik yang tumbuh dari bawah,
f. Penghargaan terhadap hukum,
g. Masyarakat sipil (masyarakat madani) yang tanggap dan bertanggung jawab,
dan
h. Dukungan dari pihak asing dan pemihakan pada golongan mayoritas.
REFERENSI
https://www.hariansejarah.id/2017/04/maklumat-3-november-1945.html diunduh
pada hari Sabtu, 14 Maret 2010, pukul 19.00WIB.
https://www.dictio.id/t/bagaimana-sistem-demokrasi-pada-masa-orde-
baru/110004/4 diunduh pada hari Senin, 16 Maret 2019 Pukul 10.15 WIB
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/13/070000469/demokrasi-
indonesia-periode-orde-baru-1965-1998-?page=all di unduh pada hari Senin, 16 Maret 2020
pukul 12.00 WIB
Article text DEMOKRASI DAN BUDAYA POLITIK INDONESIA Oleh Adi Suryadi Culla