Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH TAFSIR IV

MAKALAH
PENAFSIRAN Q.S. AL-BAQARAH : 219-220
(Khamr, Judi, dan Menyantuni Anak Yatim)

DOSEN PEMBIMBING :
Al-Ustadz HABIBUDDIN Lc, MA.

DISUSUN OLEH :
M. SYAKBAN

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN & TAFSIR


INSTITUT SAINS AL-QUR’AN SYEKH IBRAHIM
PASIR PENGARAIAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr, Wb.


Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat dan salam kepada Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang sangat kita muliakan sebagai
Rasul Pilihan, karena akhlaknya dan kepribadiannya. Serta
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang turut andil dalam
penyusunan makalah ini.

Dalam makalah yang kami susun ini, membahas “Penafsiran


Q.S. Al-Baqarah : 219-220 (Khamr, Judi, dan Menyantuni Anak Yatim)”.
Penyusunan makalah ini tidak mungkin dijabarkan secara
sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
perbaikan dimasa yang akan datang. Wassalamu’alaikum, Wr,
Wb.
PENDAHULUAN

A. Khamr

Minuman keras dalam istilah agama disebut khamr. Khamr diambil dari


kata khamara artinya “menutup”. Maksudnya adalah menutupi akal. Karena itu
makanan atau minuman yang dapat menutupi akal secara bahasa juga
disebut khamr. Pada mulanya khamr adalah minuman keras yang terbuat dari
kurma dan anggur. Tetapi karena dilarangnya itu sebab memabukkan, maka
minuman yang terbuat dari bahan apas aja (walaupun bukan dari kurma atau
anggur) asal itu memabukkan, maka hukumnya sama dengan khamr, yaitu haram
diminum.
Menurut sebagian ulama’ menyatakan bahwa yang disebut khamr adalah
minuman yang terbuat dari bahan anggur, kurma, gandum, dan sya’ir yang sudah
keras, mendidih dan berbuih. Menurut kebanyakan ulama’ yang dimaksud khamr
adalah segala jenis minuman yang memabukkan dan menjadikan peminumnya
hilang kesadarannya. Pendapat ini didasarkan pada hadits nabi SAW :
Artinya:  “Semua yang memabukkan itu hukumnya haram”(HR Muslim).
 Dalam hadist lain Rasulullah bersabda:
Artinya : “Apapun yang banyaknya memabukkan, maka sedikitnya pun
haram.”(HR Nasa’i dan Abu Dawud)
Sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab sudah akrab dengan minuman
beralkohol atau disebut juga minuman keras (khamar dalam bahasa arab). Bahkan
menurut Dr. Yusuf Qaradhawi dalam kosakata Arab ada lebih dari 100 kata
berbeda untuk menjelaskan minuman beralkohol. Disamping itu, hampir semua
syair/puisi Arab sebelum datangnya Islam tidak lepas dari pemujaan terhadap
minuman beralkohol. Ini menyiratkan betapa akrabnya masyarakat tersebut
dengan kebiasaan mabuk minuman beralkohol. Dalam banyak kasus, keduanya
(khamr dan alkohol) identik.
Dari pengertian khamr dan esensinya seperti yang dikemukakan diatas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa makanan maupun minuman terolah atau tidak,
selama mengganggu akal pikiran maka ia adalah khamr dan haram hukumnya.

B. Judi

Judi/al-maisir mengandung beberapa pengertian diantaranya ialah : lunak,


keharusan, mudah, gampang, kaya, membagi-bagi, dan lain-lain. Ada yang
mengatakan bahwa kata maisir berasal dari kata yasara yang artinya keharusan.
Keharusan bagi siapa yang kalah dalam bermain judi untuk menyerahkan sesuatu
yang dipertaruhkan kepada pihak pemenang. Ada yang mengatakan bahwa al-
maisir berasal dari kata yusrun yang artinya mudah. Dengan pengertian bahwa
maisir/judi merupakan upaya dan cara untuk mendapatkan rezeki  dengan mudah.
Dalam bahasa Arab, maisir  sering juga disebut qimar, jadi qimar dan maisir
artinya sama.
Qimar sendiri asal artinya taruhan atau perlombaan. Hasbi Ash-Shiddieqy
mengartikan judi dengan segala bentuk permainan yang ada wujud kalah-
menangnya; pihak yang kalah memberikan sejumlah uang atau barang yang
disepakati sebagai taruhan kepada pihak yang menang. Syekh Muhammad Rasyid
Ridha menyatakan bahwa maisir itu suatu permainan dalam mencari keuntungan
tanpa harus bepikir dan bekerja keras.
Permaian anak-anak pun jika ada unsur taruhannya, termasuk dalam
kategori ini. Menurut Dr. Yusuf Qaradhawi dalam kitabnya “Al-Halal Wal-Haram
Fil-Islam”, judi adalah setiap permainan yang mengandung taruhan. Definisi
maisir/judi menurut pengarang Al-Munjid, maisir/judi ialah setiap permainan
yang disyaratkan padanya bahwa yang menang akan mendapatkan/mengambil
sesuatu dari yang kalah baik berupa uang atau yang lainnya.

C. Menyantuni Anak Yatim


Menurut istilah syara’ yang dimaksud dengan anak yatim adalah anak yang
ditinggal mati oleh ayahnya sebelum dia baligh. Batas seorang anak disebut yatim
adalah ketika anak tersebut telah baligh dan dewasa, berdasarkan sebuah hadits
yang menceritakan bahwa Ibnu Abbas r.a. pernah menerima surat dari Najdah bin
Amir yang berisi beberapa pertanyaan, salah satunya tentang batasan seorang
disebut yatim, Ibnu Abbas menjawab: Dan kamu bertanya kepada saya tentang
anak yatim, kapan terputus predikat yatim itu, sesungguhnya predikat itu putus
bila ia sudah baligh dan menjadi dewasa.

Sedangkan kata piatu bukan berasal dari bahasa arab, kata ini dalam bahasa
Indonesia dinisbatkan kepada anak yang ditinggal mati oleh Ibunya, dan anak
yatim-piatu : anak yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya.

Didalam ajaran Islam, mereka semua mendapat perhatian khusus melebihi


anak-anak yang wajar yang masih memiliki kedua orang tua. Islam
memerintahkan kaum muslimin untuk senantiasa memperhatikan nasib mereka,
berbuat baik kepada mereka, mengurus dan mengasuh mereka sampai dewasa. 
Islam juga memberi nilai yang sangat istimewa bagi orang-orang yang benar-
benar menjalankan perintah ini.
PEMBAHASAN

A. Surah Al-Baqarah : 219


         
       
         
  
219. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar1 dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi
dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu
apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "yang lebih dari keperluan."
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.

Istinbat Hukum
Diriwayatkan dari Mash’ab bin Sa’ad bin Abi Waqash yang diterima dari
ayahnya, dia berkata : Aku datang kepada sekelompok orang Muhajirin. Mereka
berkata, ke sinilah ! Kami memberi Anda makanan dan minuman khamr (pada
masa itu belum di haramkan). Maka aku datang kepada mereka, rupanya di
tengah-tengah mereka telah tersedia kambing bakar dan sebuah tempayan berisi
khamr. Aku makan dan minum bersama mereka. Aku berbicara tentang orang
Anshar dan Muhajirin, aku berkata orang Muhajirin itu lebih baik dari orang
Anshar. Maka seseorang mengambil tulang dagu unta seraya memukulku dengan
tulang itu sehingga hidungku terluka. Kemudian aku datang kepada Rasulullah
SAW menceritakan kejadian itu, maka turunlah ayat berikut :2
     
      
  
Abu Maysarah mengatakan pula, ayat ini turun disebabkan oleh Umar bin
Khaththab ; dia menyebutkan kepada Nabi SAW kejelekan khamr dan kejahatan-
kejahatan yang disebabkan olehnya. Umar berdoa kepada Allah SWT agar khamr

1
Segala minuman yang memabukkan.
2
Al-Wahidi, Asbab An-Nuzul,hlm. 154.
itu diharamkan. Dia berucap, “Allahumma bayyin lanaa fiil khamri bayaanaa
syaafiyaan” maka akhirnya turunlah ayat diatas.3

1. Shafwatut Tafasir
         
…      
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi
.…"dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya
Mereka bertanya kepadamu, wahai Muhammad, tentang hukum khamr dan
hukum judi. Katakan kepada mereka, sesungguhnya mengkonsumsi khamr dan
bermain judi memiliki bahaya (mudharat) dan dosa yang besar, dan manfaat yang
ditimbulkannya sedikit. Bahaya keduanya lebih besar daripada manfaatnya.
Bahaya khamr bagi peminumnya adalah dapat menghilangkan akalnya,
melenyapkan harta bendanya, dan merusak tubuhnya. Sedangkan bahaya judi
adalah lenyapnya harta, rusaknya rumah tangga, dan memunculkan permusuhan
antar pemain. Bahaya keduanya yang gamblang ini tidak seimbang jika
4
dibandingkan dengan manfaat keduanya
2. Tafsir Al-Ahkam
      
 “…Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah “Yang lebih dari keperluan…”
“ Al-Afwa” () dalam ayat ini berarti, sesuatu yang mudah yang
tidak sampai memberatkan seseorang. Dengan arti ini ayat bermakna, “kamu
nafkahkanlah sesuatu yang mudah bagimu dan tidak sampai memberatkanmu.”
Sebagian ulama menerangkan ayat ini telah dinasakhkan oleh ayat zakat.
Tetapi ada yang mengatakan, bahwa ayat ini tetap muhkamat, selain seseorang
mengeluarkan sebagian dari harta bendanya dalam bentuk zakat, juga wajib
baginya menafkahkan yang lain, seperti yang diterangkan dalam ayat 215.5
3
Al-Qurthubi, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Anshari, Al-Jami’li Ahkam Al-Qur’an,
(T.tp: Dar Al-Kutub Al-Mishriyyah,1954), hlm. 286.
4
Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Penerjemah : KH. Yasin, Shafwatut Tafasir (Jilid 1),
(Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2011), hlm. 286.

5
Syekh H. Abdul Halim Hasan Binjai, Tafsir Al-Ahkam (Jakarta, PT. Kencana : 2011) hlm. 83.
        
    
          
215. Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja
harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahuinya.

3. Tafsir Taisir al-Karim ar-Rahman Fi Tafsir Kalam al-Mannan


       …

…Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu
berfikir.
Yakni, yang menunjukkan kepada kebenaran yang menghasilkan ilmu yang
bermanfaat dan menjadi pembeda (antara yang haq dan yang batil). Maksudnya,
agar kalian menggunakan pikiran kalian tentang rahasia-rahasia syari’at Allah,
dan agar kalian mengetahui bahwa perintah-perintahNya mengandung
kemaslahatan dunia dan akhirat, juga agar kalian berpikir tentang dunia dan
kemusnahannya yang cepat, hingga kalian menolaknya, dan tentang akhirat dan
keabadiannya dan bahwasanya akhirat itu adalah tempat pembalasan, hingga
kalian mempersiapkannya.6

B. Surah Al-Baqarah : 220

6
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Taisir al-Karim ar-Rahman Fi Tafsir Kalam al-
Mannan (Jakarta, Darul Haq : 2016) hlm. 300.
         
        
          
  
220. Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak
yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika
kamu bergaul dengan mereka, Maka mereka adalah saudaramu; dan Allah
mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang Mengadakan perbaikan.
Dan Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan
kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Istinbat Hukum
Dari Sahl bin Sa’ad Radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Aku dan orang yang menanggung anak yatim
(kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, serta agak merenggangkan keduanya.7 Hadits yang agung ini
menunjukkan besarnya keutamaan dan pahala orang yang meyantuni anak yatim,
sehingga imam al-Bukhari rahimahullah mencantumkannya dalam bab :
Keutamaan Orang Yang Mengasuh Anak Yatim. Makna hadits ini : orang yang
menyantuni anak yatim di dunia akan menempati kedudukan yang tinggi di surga
dekat dengan kedudukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.8

1. Shafwatut Tafasir
         
…       
220. Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak
yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika
kamu bergaul dengan mereka, Maka mereka adalah saudaramu..
Supaya kamu berpikir tentang perkara dunia dan akhirat. Mereka bertanya
kepadamu wahai Muhammad SAW, tentang bergaul dengan anak yatim dan
bagaimana mengurus hartanya ; apakah mereka mencampurkan urusannya dengan
anak yatim atau mereka memisahkan urusannya dengan mereka ? Maka

7
HR al-Bukhari no. 4998 dan 5659
8
Kitab “’Aunul Ma’buud” (14/41) dan “Tuhfatul Ahwadzi” (6/39).
katakanlah kepada mereka, “Mengurus mereka demi kebaikan mereka, itu lebih
baik daripada mengasingkan mereka.” Jika kalian menyatukan harta kalian
dengan harta mereka demi kemaslahatan mereka, maka mereka menjadi
saudaramu seagama, dan saudara seagama lebih kuat daripada saudara pertalian
darah. Dan di antara hak-hak persaudaraan ini adalah bergaul dengan
baik dan bermanfaat.9

2. Tafsir Al-Misbah
…       …
Dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang Mengadakan …
.perbaikan
Allah mengetahui dan dapat membedakan siapa yang membuat kerusakan
terhadap anak yatim, misalnya dengan sengaja mengambil harta atau
memperlakukan mereka secara tidak wajar, Allah dapat membedakannya dari
yang mengadakan perbaikan terhadap mereka yang menggunakan harta mereka
secara wajar. Allah mengetahui semua itu dan Dia akan memberi balasan sesuai
dengan sikap serta perlakuan masing-masing.10

3. Tafsir Muyassar
          …
…Dan Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan
kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Jikalau Allah menghendaki kesulitan terhadap kalian, niscaya Dia akan
mengharamkan kalian untuk menggauli anak-anak yatim. Akan tetapi Dia
memberikan kemudahan kepada kalian dan tidak membebani
kalian dengan sesuatu yang kalian tidak akan mampu untuk
menjalaninya. Sesungguhnya Dia adalah Sang Maha Perkasa
yang memutuskan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya dengan
tegas dan penuh wibawa; Dia adalah Sang Maha Bijaksana yang

9
Op Cit.hlm. 286-287.
10
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Volume I), (Jakarta : Lentera Hati, 2002), hlm. 471.
senantiasa memutuskan sesuatu dengan hikmah dan
menetapkan suatu perkara dengan penuh kasih sayang.11

KESIMPULAN

Khamr diambil dari kata khamara artinya “menutup”. Maksudnya adalah


menutupi akal. Karena itu makanan atau minuman yang dapat menutupi akal
secara bahasa juga disebut khamr. Judi/al-maisir mengandung beberapa
pengertian diantaranya ialah : keharusan, mudah, gampang, kaya, dan lain-lain.
Ada yang mengatakan bahwa kata maisir berasal dari kata yasara yang artinya
keharusan. Keharusan bagi siapa yang kalah dalam bermain judi untuk
menyerahkan sesuatu yang dipertaruhkan kepada pihak pemenang. Yang
dimaksud anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum dia
.baligh. Batas seorang anak disebut yatim adalah ketika anak tersebut telah baligh

11
Dr. ’Aidh al-Qarni, Tafsir Muyassar (Jilid 1), (Jakarta:Qisthi Press, 2007), hlm. 170.
DAFTAR PUSTAKA

,Al-Wahidi, Asbab An-Nuzul


Al-Qurthubi, Muhammad bin Ahmad Al-Anshari, Abu Abdillah. 1954 Al-Jami’li
Ahkam Al-Qur’an, Dar Al-Kutub Al-Mishriyyah
Ali Ash-Shabuni, Syaikh Muhammad. 2011 Penerjemah : KH. Yasin, Shafwatut
Tafasir (Jilid 1), Jakarta : Pustaka Al-Kautsar
Halim Hasan Binjai, Syekh Abdul. 2011. Tafsir Al-Ahkam, Jakarta : PT. Kencana
bin Nashir as-Sa’di, Syaikh Abdurrahman. 2016. Taisir al-Karim ar-Rahman Fi
Tafsir Kalam al-Mannan, Jakarta : Darul Haq
HR al-Bukhari no. 4998 dan 5659
Kitab “’Aunul Ma’buud” dan “Tuhfatul Ahwadzi”
Shihab, M.Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah (Volume I), Jakarta : Lentera Hati
al-Qarni, ’Aidh. 2007. Tafsir Muyassar (Jilid 1), Jakarta : Qisthi Press

Anda mungkin juga menyukai