Skenario 3 - Windy Arya Pradana Patadan - 102018096
Skenario 3 - Windy Arya Pradana Patadan - 102018096
102018096
B5
Abstrak
Tendon achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris. Pada
manusia, letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Tendon Achilles adalah tendon tertebal dan terkuat
pada tubuh manusia. Panjangnya sekitar 15 sentimeter, dimulai dari pertengahan tungkai bawah.
Kemudian strukturnya kian mengumpul dan melekat pada bagian tengah-belakang tulang calcaneus.
Tendon ini sangat penting untuk berjalan, berlari dan melompat secara normal. Ruptur tendon Achilles
adalah robek atau putusnya hubungan tendon (jaringan penyambung) yang disebabkan oleh cedera dari
perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsofleksi pasif maksimal. Yang
disebabkan oleh penyakit tertentu, obat-obatan, cedera dalam olah raga, trauma benda tajam, atau tumpul
pada bawah betis, dan obesitas. Sehingga apabila terjadi kontraksi dan tekanan yang berlebihan dapat
membuat ruptur atau terputusnya tendon diharuskan untuk melakukan jahitan bahkan dioperasi.
Dilakukan pengobatan terapi fisik, dan operasi.
Kata kunci : ruptur tendon achilles, cedera olahraga, tendon achilles
Abstract
Achilles tendon is derived from a combination of three muscles namely gastrocnemius, soleus, and
plantarisal muscle. In humans, it is right at the ankle. The Achilles tendon is the thickest and strongest
tendon in the human body. The length is about 15 centimeters, starting from the middle of the lower leg.
Then the structure is increasingly collected and attached to the middle-back of the bone calcaneus. These
tendons are essential for walking, running and jumping normally. The rupture of the Achilles tendon is a
tearing or breaking of the tendon (connective tissue) caused by an injury from sudden or suddenly
changing the position of the foot in a state of maximal passive dorsoflection. Which is caused by certain
diseases, drugs, injuries in sports, sharps, or dull trauma under the calf, and obesity. So that in case of
contraction and excessive pressure can make the rupture or breakdown of the tendon required to perform
stitches and evensurgery. Treatment of physical therapy, and surgery.
Keywords: achilles tendon rupture, sports injury, achilles tendon.
Pendahuluan
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari kaki merupakan salah satu bagian penting tubuh yang
dibutuhkan setiap manusia khususnya untuk berjalan dan menyangga tubuh. Pergerakkan kaki ini
dimungkinkan karena adanya otot rangka yang bekerja dimana otot rangka merupakan bagian
tubuh yang bertanggung jawab untuk menggerakkan sendi, sehingga kita dapat berjalan,
melompat dan bergerak dalam banyak cara. Otot rangka dihubungkan ke tulang melalui sebuah
tendon. Tendon achilles merupakan tendon terkuat dan tebal di dalam tubuh yang memiliki
fungsi untuk menghubungkan otot soleus dan gastrocnemius dengan tulang calcaneus agar dapat
menciptakan gerakan plantar fleksi di sekitar sendi pergelangan kaki. Keberadaan tendon
achilles ini mengakibatkan tumit akan ikut terangkat saat otot betis berkontraksi. Hal ini yang
menjadi dasar sehingga dapat dihasilkannya suatu gerakan seperti berjalan, berlari, melompat
dan sebagainya. Selain itu, hal ini juga memungkinkan kaki untuk dapat menahan kekuatan besar
khususnya saat melakukan olahraga. Robek (rupture) atau terputusnya tendon achilles
merupakan salah satu kasus yang sering ditemukan, tentunya hal ini mengakibatkan
terganggunya aktivitas yang akan dilalui seseorang oleh sebab itu perlu adanya penanganan yang
tepat untuk mengatasi masalah ini agar kualitas kehidupan dapat terus terjaga.
Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan
serangkaian wawancara dengan pasien (autoanamnesis), keluarga pasien atau dalam keadaan
tertentu dengan penolong pasien (aloanamnesis). Berbeda dengan wawancara biasa, anamnesis
dilakukan dengan cara yang khas, yaitu berdasarkan pengetahuan tentang penyakit dan dasar-
dasar pengetahuan yang ada di balik terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari masalah yang
dikeluhkan oleh pasien. Berdasarkan anamnesis yang baik dokter akan menentukan beberapa hal
mengenai hal-hal berikut.1
1. Penyakit atau kondisi yang paling mungkin mendasari keluhan pasien (kemungkinan
diagnosis)
2. Penyakit atau kondisi lain yang menjadi kemungkinan lain penyebab munculnya keluhan
pasien (diagnosis banding)
3. Faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit tersebut (faktor
predisposisi dan faktor risiko)
4. Kemungkinan penyebab penyakit (kausa/etiologi)
5. Faktor-faktor yang dapat memperbaiki dan yang memperburuk keluhan pasien (faktor
prognostik, termasuk upaya pengobatan)
6. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medis yang diperlukan untuk menentukan
diagnosisnya
Pemeriksaann Penunjang
Ada pula pemeriksaan penunjang untuk memantapkan diagnosis bahwa di sebabkan oleh Ruptur
tendon Achilles yang berupa foto scan radiologi :
1. Plain Radiografi
Merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar Roentgen (sinar X) dengan
berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan kontras atau tanpa
kontras.3
Gambar 1.1 Gambaran yang Lebih Putih Menunjukan Bahwa Rupture hasil dari Pemeriksanan
Plain Radiografi3
2. Ultrasonografi
Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang suara
ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk, gerak, ukuran suatu organ
tubuh.3
Keunggulan : Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita hamil.
Penyulit : Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti tulang atau ruangan
berongga yang berisi gas, seperti usus.
Pemakaian klinis : Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa dalam
rongga perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat, mempelajari pergerakan
organ maupun pergerakan dan pertumbuhan janin.
Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya robekan.
Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh
pasien. Beberapa suara dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan
jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan
dihitung ke dalam suatu gambar. Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat
membantu dalam mendeteksi pergerakan tendon dan memvisualisasikan kemungkinan
cedera atau robek.4
Perangkat ini membuat pemeriksaan menjadi sangat mudah untuk menemukan kerusakan
struktural jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera. Alat
modalitas gambar ini tidak mahal, tidak melibatkan radiasi pengion dan di tangan
ultrasonographer ahli, bisa diandalkan.4
Differential Diagnosis
Ruptur tendon m. tibialis posterior
Setiap kali otot tibialis posterior kontraksi, ketegangan ditempatkan melalui tendon
tibialis posterior . Jika ketegangan ini berlebihan karena terlalu banyak kekerasan atau
pengulangan , kerusakan pada tendon tibialis posterior dapat terjadi yaitu dengan
robeknya tendon kecil dan inflamasi serta seterusnya menyebabkan pecahnya tendon
tibialis posterior. Ruptur ini mempunyai gejala sama seperti keseleo. Beberapa dokter
mungkin merasa bahwa tibialis posterior tendon pecah adalah suatu kondisi yang jarang
terjadi , yang mereka belum pernah melihat.4,7
Tenosinovitis
Tenosinovitis adalah peradangan tendon dan sarungnya . Kasus yang paling akut adalah
fleksor tenosinovitis yang melibatkan gangguan fungsi tendon fleksor yang normal di
tangan akibat infeksi . Namun, FT juga dapat mengembangkan sekunder peradangan
akut atau kronis dari penyebab tidak menular. Kasus FT menular yang hadir lebih awal
dan tidak memiliki penyakit penyerta memiliki prognosis yang baik , tetapi pasien
dengan infeksi fulminan , infeksi kronis , atau status kekebalan terganggu telah
meningkatkan risiko komplikasi jangka panjang dan penurunan nilai.10
Etiologi
Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris.
Pada manusia, letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Tendon Achilles adalah tendon tertebal
dan terkuat pada tubuh manusia. Panjangnya sekitar 15 cm dimulai dari pertengahan tungkai
bawah. Kemudian strukturnya kian mengumpul dan melekat pada bagian tengah belakang tulang
calcaneus. Tendon ini sangat penting untuk berjalan, berlari, dan melompat secara normal.
Tendon merupakan jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan
otot betis dengan tulang tumit. Ruptur tendon Achilles disebabkan oleh cedera dari perubahan
posisi kaki secara tiba - tiba atau mendadak dalam keadaan dorsofleksi maksimal sehingga
pergelangan kaki itu pecah atau terputusnya tendon. Cedera karena olahraga dan karena trauma
pada tendon Achilles adalah biasa dan bisa menyebabkan kecacatan.
Ruptur tendo Achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba tiba saat kontraksi maksimal
pada otot betis. Ruptur tendon Achilles dapat terjadi saat berlari, melompat, bermain bulutangkis,
basket, tersandung, dan jatuh dari ketinggian. Dalam beberapa kasus putusnya tendon Achilles
terjadi pada tendon yang kurang menerima aliran darah. Tendon juga dapat melemah bergantung
pada bertambahnya usia. Putusnya tendon Achilles juga bisa disebabkan oleh peningkatan
mendadak jumlah tekanan pada tendo Achilles. Biasanya ruptur tendon Achilles lebih sering
terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Penyebab lainnya juga bisa karena penyakit
tertentu seperti arthritis dan diabetes, obat-obatan seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik
yang dapat meningkatkan resiko pecah, cedera dalam olahraga, seperti melompat dan berputar
pada olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya, trauma
benda tajam atau tumpul pada bawah betis, dan juga obesitas.10
Epidemiologi
Ruptur dari tendon Achilles adalah cedera serius dan salah satu dari lesi tendon yang sering
ditemukan, terjadi pada 18 dari 100,000 orang, umumnya pada laki-laki usia 30 sampai 50
tahundan re-reruptur terjadi pada sekitiar 2-8% pasien.13 Pasien seringkali memiliki riwayat nyeri
tiba-tiba pada kaki yang terpengaruh dan laporan bahwa penderita mengira telah terkena sebuah
barang atau ditendang pada bagian posterior pada bagian distal kaki.8
Patofisiologi
Ruptur traumatik tendon Achilles, biasanya terjadi dalam selubung tendo akibat perubahan posisi
kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal sehingga terjadi
kontraksi mendadak otot betis dengan kaki terfiksasi kuat kebawah dan diluar kemampuan
tendon Achilles untuk menerima suatu beban.14
Ruptur tendon Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat melakukan lari atau melompat.
Kondisi klinik rupture tendon Achilles menimbulkan berbagai keluhan, meliputi nyeri tajam
yang hebat, penurunan fungsi tungkai dalam mobilisasi dan ketidakmampuan melakukan
plantarfleksi, dan respons ansietas pada pasien.
Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di fibrilkolagen. Stress
tonsil menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal ini yang menyebabkan pada
daerah jari kaki adanya kurva tegangan-regangan. Saat serat kolagen rusak, tendon merespons
secara linear untuk meningkatkan beban tendon.
Jika renggangan yang ditempatkan pada tendon tetap kurang dari 4 persen- yaitu batas beban
fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi asli mereka pada penghapusan beban. Pada
tingkat keteganganantara 4-8 persen, serat kolagen mulai meluncur melewati 1 sama lain karena
jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara
makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller dan
interfibriller.14,15
Penyebab pasti pecah Achilles tendon dapat terjadi tiba-tiba, tanpa peringatan, atau akibat
tendinitis Achilles. Tampaknya otot betis yang lemah dapat menyebabkan masalah. Jika otot-otot
menjadi lemah dan lelah, mereka dapat mengencangkan dan mempersingkat kontraksi. Kontraksi
berlebihan juga dapat menjadi masalah dengan mengarah pada kelelahan otot. Semakin lelah otot
betis, maka semakin pendek dan akan menjadi lebih ketat. Keadaan sesak seperti ini dapat
meningkatkan tekanan pada tendon Achilles dan mengakibatkan kerobekan.
Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-otot kaki anterior bawah dan otot-otot kaki belakang
yang lebih rendah juga dapat mengakibatkan cedera pada tendon Achilles. Achilles tendon robek
lebih mungkin ketika gaya pada tendon lebih besar dari kekuatan tendon. Jika kaki yang
dorsofleksi sedangkan kaki bagian bawah bergerak maju dan betis kontrak otot, kerobekan dapat
terjadi. Kerobekan banyak terjadi selama peregangan kuat dari tendon sementara otot betis
berkontraksi.
Manifestasi Klinis
Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis
seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. daerah ini
paling sedikit menerima supplai darah dan mudah sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab
yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.16
Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang luas
pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh serat
tendon. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit. Tumit tidak bisa digerakan turun
naik. Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki. Pasien
mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.
Nyeri bisa berat, nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan, khususnya saat
mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin merasakan adanya bagian yang
lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang
berkumpul dibawah selaput peritenon. Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan
sepanjang achilles tendon dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantar flexion lemah aktif
semua sangat menyarankan diagnosis.8,16
Penatalaksana
Klasifikasi cedera ruptur tendo Achilles dapat digunakan untuk pemilihan penatalaksanaan
terhadap cedera tersebut dengan meminimalisir resiko yang ada menggunakan tabel di bawah ini.
Untuk ruptur parsial penatalaksanaan nonoperatif lebi dianjurkan. Sedangkan untuk ruptur
komplit hingga defek mencapai 3 cm dapat dilakukan anastomosis atau penggabungan ujung ke
ujung. Pada defek yang lebih dari 3 cm hingga mencapai 6 cm, dapat dilakukan tendon graft flap,
kemungkinan graft sintesis, V-Y advancement, Bossworth turndown, transfer tendon atau
kombinasi. Untuk defek yang melebihi 6 cm, dapat dilakikan resesi gastrocnemius, turndown,
transfer tendon, graft sintesis atau kombinasi.17
Terapi medis untuk pasien dengan ruptur tendon Achilles terdiri dari istirahat, kontrol nyeri,
serial casting, dan rehabilitasi untuk memaksimalkan fungsi.
Pengobatan untuk ruptur tendon Achilles bertujuan untuk mempermudah ujung robek
penyembuhan tendon kembali bersama lagi. Pengobatan mungkin non - bedah ( konservatif )
atau bedah. Faktor-faktor seperti lokasi dan luasnya ruptur, waktu sejak ruptur terjadi dan
preferensi spesialis dan pasien akan dipertimbangkan saat memutuskan pengobatan akan
dilakukan. Beberapa kasus ruptur yang belum merespon dengan baik terhadap pengobatan non -
bedah mungkin memerlukan pembedahan pada tahap berikutnya:13
1. Stabilisasi(awal)
Setelah diagnosis dibuat, pergelangan kaki harus splinted dengan baik untuk membantu
elevasi mengendalikan pembengkakan.
2. Nonoperative
Tulang pergelangan kaki: indikasi treatment harus individual kepada pasien Selama 10
minggu berikutnya, pergelangan kaki secara bertahap dibawa ke posisi plantigrade
dengan perubahan cor kira-kira setiap 2 minggu. Berat tubuh diperbolehkan setelah 6
minggu. Setelah casting, angkat tumit biasanya dipakai selama beberapa bulan.
3. Operative
Perbaikan langsung; indikasi lebih sering terjadi pada cedera akut (<6 minggu)
Rekonstruksi dengan interposisi EDL atau plantaris.
4. Terapi Fisik
Banyak rehabilitasi tersedia. Umumnya, terapi awalnya melibatkan progresif,
gerakan kaki aktif dan berkembang menjadi berat tubuh dan memperkuat. Ada tiga
hal yang perlu diingat saat merehabilitasi sebuah Achilles pecah:
Rentang gerak, Rentang gerak ini penting karena dibutuhkan ke dalam pikiran
ketatnya tendon diperbaiki. Ketika awal rehabilitasi pasien harus melakukan
peregangan ringan dan meningkatkan intensitas sebagai waktu mengizinkan dan
nyeri.
Kekuatan fungsional, tendon ini penting karena merangsang perbaikan jaringan ikat,
yang dapat dicapai saat melakukan "peregangan pelari" (menempatkan jari-jari kaki
beberapa inci sampai dinding sementara tumit Anda ada di tanah). Melakukan
peregangan untuk mendapatkan kekuatan fungsional juga penting karena
meningkatkan penyembuhan pada tendon, yang pada gilirannya akan menyebabkan
kembali cepat untuk kegiatan. Peregangan ini harus lebih intens dan harus
melibatkan beberapa jenis berat bantalan, yang membantu reorientasi dan
memperkuat serat kolagen di pergelangan kaki terluka. Sebuah hamparan populer
digunakan untuk tahap rehabilitasi adalah menaikkan kaki pada permukaan yang
tinggi.
Kadang-kadang dukungan orthotic. Ini tidak ada hubungannya dengan peregangan
atau memperkuat tendon, melainkan di tempat untuk menjaga pasien nyaman. Ini
adalah menyisipkan dibuat custom yang sesuai ke dalam sepatu pasien dan
membantu dengan pronasi tepat kaki, yang merupakan yang dapat menyebabkan
masalah dengan Achilles.
5. Operasi
Tindakan operasi dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang terputus disambungkan
kembali dengan teknik penjahitan. Tindakan pembedahan dianggap paling efektif
dalam penatalaksanaan tendon yang terputus.
Tindakan non operasi dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut biasanya
dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya menolak untuk
dilakukan tindakan operasi.
Ada dua jenis operasi, operasi terbuka dan operasi perkutan.
a) Operasi Terbuka
Sayatan memanjang kurang dari 5 cm dibuat atas aspek posterior dari kaki yang terkena
hanya proksimal ke ruptur. Sayatan ditempatkan sedikit medial. Lemak subkutan
dipisahkan dan peritendineum dibuka. Kemudian ditempatkan jahitan tipe Bunell pada
ujung proksimal tendon Achilles. Dengan mandarin berongga jahitan yang terowongan
ke aspek lateral tulang kalkanealis dan dipandu melalui 5 mm menusuk sayatan. Sebuah
lubang yang dibor melalui tulang kalkanealis 1 cm distal penyisipan tendon (keluar
melalui 5 mm menusuk sayatan medial). PDS di dipandu dalam lubang. Sekarang
mandarin yang digunakan untuk memandu jahitan kembali ke situs proksimal tendon.
Setelah kaki ditempatkan dalam fleksi plantar jahitan terikat. Setelah penutupan luka
gips diterapkan dengan kaki masih dalam fleksi plantar. Setelah satu minggu perban
tape diterapkan untuk jangka waktu total 6 minggu. Dalam dua minggu pertama perban
tape didukung oleh kenaikan 2 cm tumit. 2 minggu setelah kenaikan tumit dikurangi
menjadi 1 cm. Dua minggu terakhir kenaikan tumit dihapus (tape perban akan
diperpanjang setiap kali kenaikan tumit berubah ). bantalan berat penuh diperbolehkan
selama 6 minggu tape perban, tidak mengizinkan kegiatan olahraga atau berjalan tangga
berjinjit. Kruk disarankan pada minggu pertama pengecoran, setelah itu untuk
pemeliharaan keseimbangan, tetapi hanya jika diperlukan.17
b) Operasi perkutan
Melalui luka tusuk, jahitan yang melewati ujung distal dan proksimal, yang
diperkirakan sementara pergelangan kaki ditahan di equinus maksimal. Jahitan
kemudian dipotong pendek, diikat menggunakan simpul bedah, dan mendorong
subkutan. 6 luka-luka kecil dibersihkan dan dibalut dengan perban steril dan kering.
Setelah itu, pasien ditempatkan di gips kaki pendek, nonweight-bearing selama 4
minggu, diikuti oleh 4 minggu dalam gips bertumit rendah yang dapat menahan
beban.18,19
Penggunaan pengobatan non-bedah dibandingkan bedah untuk ruptur tendon achilles terus
diperdebatkan. Banyak studi penelitian telah dilakukan untuk efektivitas setiap pengobatan.
Pembedahan telah di masa lalu menjadi bentuk yang paling disukai pengobatan untuk Ruptur
tendon Achilles dan yang paling umum digunakan dalam kasus-kasus ruptur lengkap. Penelitian
terbaru, bagaimanapun, menunjukkan bahwa pengobatan bedah tidak selalu menghasilkan hasil
yang lebih efektif daripada pengobatan non - bedah.18
Dalam studi yang sama, telah ditemukan bahwa operasi perkutan telah dihubungkan dengan
resiko yang lebih rendah terhadap komplikasi dibandingkan dengan bedah terbuka. Namun
teknik tersebut, ahli bedah tidak dapat memvisualisasikan ujung tendon yang mengalami ruptur
dan mencapai ketegangan tendon yang benar. Dan studi imaging telah menunjukkan 100% dari
tendo Achilles yang diperbaiki dengan teknik perkutan telah menunjukkan gap residual pada
MRI 4 minggu setelah operasi.19
Modalitas baru yang lebih tidak invasif untuk perbaikan tendon Achilles dapat memberikan
visualisasi langsung kedua ujung dan telah dilaporkan hasil klinis yang memuaskan. Namun
studi klinis yang lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasikan teknik-teknik ini.
Protokol post operasi untuk pergerakan awal adalah 2 minggu menggunakan belat equinus untuk
penyembuhan luka. Lalu pasien akan menggunakan brace yang dapat memperbolehkan
dorsofleksi ke posisi netral selama 2 minggu setelahnya. Pada 4 minggu setelah operasi,
penumpuan berat dapat dilakukan dengan boot pada posisi netral. Berjalan normal mulai pada 6
minggu.18
Terapi Obat19
a) NSAID
Ibuprofen : DOC bagi pasien menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, juga
menghambat reaksi inflamasi dan menurunkan nyeri dengan menghambat sintesis
prostaglandin.
b) Analgesik
Asetaminofen : DOC pada pasien HPS terhadap aspirin atau NSAID, penderita dengan
gangguan GI tract bagian atas dan bagi pengkonsumsi antikoagulan. Kontrol nyeri
memiliki gangguan sedative.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah berupa infeksi, adanya suatu organisme pada jaringan atau
cairan tubuh yang disertai dengan gejala klinis, masuk dan berkembang biaknya bibit penyakit
atau parasit, mikroorganisme kedalam tubuh manusia. Penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit
penyakit seperti bakteri, virus, jamur dan lain-lainnya.16
Regenerasi yang buruk, yang dapat diperkirakan pada beberapa kasus dimana agen inhibitor
fibroblas seperti kortison digunakan atau penyakit katabolisme umum lainnya dapat
mempengaruhi penyembuhan tendon. Masalah biasanya muncul pada saat kontrol klinis, dan
dapat diatasi dengan memberikan terapi panas lembab 2 kali sehari selama 2 atau 5 minggu.
Re-ruptur, biasa terjadi pada penatalaksanaan non operatif. Masalah biologis yang menjadi dasar
reruptur adalah perbedaan modulus elastisitas antara tendon dan regenerasinya. Tendon Achilles
yang normal sebagian besar terdiri atas kolagen tipe I, namun tendon Achilles yang telah
mengalami ruptur juga mengandung kolagen tipe III. Telah ditunjukkan bahwa fibroblas dari
tendon Achilles yang mengalami ruptur menghasilkan kolagen tipe I dan III. Karena kolagen tipe
III tidak dapat bertahan terhadap gaya tarik seperti kolagen tipe I, keberadaanya dapat menambah
kecenderungan tendon terhadap ruptur spontan. Abnormalitas genetik ada produksi kolagen
dapat ikut berpengaruh pada ruptur spontan tendo Achilles.16
Kesimpulan
– Ruptur tendon Achilles umumnya terjadi pada dewasa hingga paruh baya yang biasanya
melakukan olahraga rekreasional.
– Umumnya terjadi ketika kontraksi dan tekanan yang berlebihan dapat membuat robek,
pecah atau terputusnya tendon, diharuskan untuk melakukan jahitan bahkan di operasi.
Daftar Pustaka
1. Welsby PD. Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis. Jakarta : EGC; 2009.