Anda di halaman 1dari 19

Rupture Tendon Achilles pada saat Sedang Bermain Bulutangkis

Windy Arya Pradana Pata’dan

102018096

B5

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510
Email : windy.2018fk096@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Tendon achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris. Pada
manusia, letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Tendon Achilles adalah tendon tertebal dan terkuat
pada tubuh manusia. Panjangnya sekitar 15 sentimeter, dimulai dari pertengahan tungkai bawah.
Kemudian strukturnya kian mengumpul dan melekat pada bagian tengah-belakang tulang calcaneus.
Tendon ini sangat penting untuk berjalan, berlari dan melompat secara normal. Ruptur tendon Achilles
adalah robek atau putusnya hubungan tendon (jaringan penyambung) yang disebabkan oleh cedera dari
perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsofleksi pasif maksimal. Yang
disebabkan oleh penyakit tertentu, obat-obatan, cedera dalam olah raga, trauma benda tajam, atau tumpul
pada bawah betis, dan obesitas. Sehingga apabila terjadi kontraksi dan tekanan yang berlebihan dapat
membuat ruptur atau terputusnya tendon diharuskan untuk melakukan jahitan bahkan dioperasi.
Dilakukan pengobatan terapi fisik, dan operasi.
Kata kunci : ruptur tendon achilles, cedera olahraga, tendon achilles

Abstract
Achilles tendon is derived from a combination of three muscles namely gastrocnemius, soleus, and
plantarisal muscle. In humans, it is right at the ankle. The Achilles tendon is the thickest and strongest
tendon in the human body. The length is about 15 centimeters, starting from the middle of the lower leg.
Then the structure is increasingly collected and attached to the middle-back of the bone calcaneus. These
tendons are essential for walking, running and jumping normally. The rupture of the Achilles tendon is a
tearing or breaking of the tendon (connective tissue) caused by an injury from sudden or suddenly
changing the position of the foot in a state of maximal passive dorsoflection. Which is caused by certain
diseases, drugs, injuries in sports, sharps, or dull trauma under the calf, and obesity. So that in case of
contraction and excessive pressure can make the rupture or breakdown of the tendon required to perform
stitches and evensurgery. Treatment of physical therapy, and surgery.
Keywords: achilles tendon rupture, sports injury, achilles tendon.
Pendahuluan
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari kaki merupakan salah satu bagian penting tubuh yang
dibutuhkan setiap manusia khususnya untuk berjalan dan menyangga tubuh. Pergerakkan kaki ini
dimungkinkan karena adanya otot rangka yang bekerja dimana otot rangka merupakan bagian
tubuh yang bertanggung jawab untuk menggerakkan sendi, sehingga kita dapat berjalan,
melompat dan bergerak dalam banyak cara. Otot rangka dihubungkan ke tulang melalui sebuah
tendon. Tendon achilles merupakan tendon terkuat dan tebal di dalam tubuh yang memiliki
fungsi untuk menghubungkan otot soleus dan gastrocnemius dengan tulang calcaneus agar dapat
menciptakan gerakan plantar fleksi di sekitar sendi pergelangan kaki. Keberadaan tendon
achilles ini mengakibatkan tumit akan ikut terangkat saat otot betis berkontraksi. Hal ini yang
menjadi dasar sehingga dapat dihasilkannya suatu gerakan seperti berjalan, berlari, melompat
dan sebagainya. Selain itu, hal ini juga memungkinkan kaki untuk dapat menahan kekuatan besar
khususnya saat melakukan olahraga. Robek (rupture) atau terputusnya tendon achilles
merupakan salah satu kasus yang sering ditemukan, tentunya hal ini mengakibatkan
terganggunya aktivitas yang akan dilalui seseorang oleh sebab itu perlu adanya penanganan yang
tepat untuk mengatasi masalah ini agar kualitas kehidupan dapat terus terjaga.

Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan
serangkaian wawancara dengan pasien (autoanamnesis), keluarga pasien atau dalam keadaan
tertentu dengan penolong pasien (aloanamnesis). Berbeda dengan wawancara biasa, anamnesis
dilakukan dengan cara yang khas, yaitu berdasarkan pengetahuan tentang penyakit dan dasar-
dasar pengetahuan yang ada di balik terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari masalah yang
dikeluhkan oleh pasien. Berdasarkan anamnesis yang baik dokter akan menentukan beberapa hal
mengenai hal-hal berikut.1
1. Penyakit atau kondisi yang paling mungkin mendasari keluhan pasien (kemungkinan
diagnosis)
2. Penyakit atau kondisi lain yang menjadi kemungkinan lain penyebab munculnya keluhan
pasien (diagnosis banding)
3. Faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit tersebut (faktor
predisposisi dan faktor risiko)
4. Kemungkinan penyebab penyakit (kausa/etiologi)
5. Faktor-faktor yang dapat memperbaiki dan yang memperburuk keluhan pasien (faktor
prognostik, termasuk upaya pengobatan)
6. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medis yang diperlukan untuk menentukan
diagnosisnya

Selain pengetahuan kedokterannya, seorang dokter diharapkan juga mempunyai kemampuan


untuk menciptakan dan membina komunikasi dengan pasien dan keluarganya untuk
mendapatkan data yang lengkap dan akurat dalam anamnesis. Lengkap artinya mencakup semua
data yang diperlukan untuk memperkuat ketelitian diagnosis, sedangkan akurat berhubungan
dengan ketepatan atau tingkat kebenaran informasi yang diperoleh.2
Anamnesis diawali dengan memberikan salam kepada pasien dan menanyakan identitas pasien
tersebut. Dilanjutkan dengan menanyakan keluhan utama, dan untuk setiap keluhan waktu
muncul gejala, cara perkembangan penyakit, derajat keparahan, hasil pemeriksaan sebelumnya
dan efek pengobatan dapat berhubungan satu sama lain.1
Riwayat penyakit sekarang berhubungan dengan gejala penyakit, perjalanan penyakit dan
keluhan penyerta pasien. Riwayat penyakit terdahulu merupakan penyakit yang pernah diderita
pasien dapat masa lalu. Riwayat sosial ialah kondisi lingkungan sosial, ekonomi dan kebiasaan
pasien sehari-hari. Riwayat keluarga ialah riwayat penyakit yang pernah dialami atau sedang
diderita oleh keluarga pasien.1 Pada anamnesis yang dilakukan berdasarkan skenario maka
didapatkan beberapa keluhan mengenai sakit pasien :
 Pasien merasakan sakit pada tumit kanan saat bermain bulutangkis.
 Pasien merasakan nyeri saat mendarat tempat tinggi, tiba-tiba tumit kanan nyeri seperti
terbentur sesuatu.
 Pasien tidak bisa berdiri dengan dengan tungkai kanan
 Pasien hanya merasakan nyeri tanpa ada keluhan yang lain.
 Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada.
 Riwayat penyakit sekarang : Mengalami trauma pada tumit saat bermain bulu tangkis.
 Riwayat penyakit keluarga : Diabetes (-), Hipertensi (-), Jantung (-).
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, seharusnya dilakukan TTV. Skenario ini, pemeriksaan fisiknya hanya
dilakukan palpasi/feel dan hasilnya nyeri tekan (+).

Pemeriksaann Penunjang
Ada pula pemeriksaan penunjang untuk memantapkan diagnosis bahwa di sebabkan oleh Ruptur
tendon Achilles yang berupa foto scan radiologi :
1. Plain Radiografi
Merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar Roentgen (sinar X) dengan
berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan kontras atau tanpa
kontras.3

Keunggulan : Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah.


Kesulitan : Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena superposisi
(tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis pemeriksaan, harus dilakukan
dengan mengubah posisi pasien, agar diperoleh gambaran yang jelas.3
Pemakaian klinis : Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada jantung dan paru,
serta tulang-tulang pada seluruh bagian tubuh. Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut
dapat digunakan untuk memeriksa saluran cerna, saluran kemih, organ kandungan,
saluran kelenjar liur, pembuluh darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang
belakang.3
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon Achilles.
Radiografi menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik cedera. Hal ini tidak efektif
untuk mengidentifikasi cedera pada jaringan lunak. Sinar-X umumnya dipakai untuk
mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara jaringan lunak masih
relatif tidak dapat dibedakan di latar belakang nya. Radiografi memiliki peran kecil
dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan
cedera lain seperti patah tulang kalkanealis.4
Temuan radiografi pada ruptur tendon Achilles meliputi :
Penggelapan tendon → Perdarahan, edema dan hilangnya tendon mengakibatkan
penggelapan margin anterior tendon Achilles pada tampak lateral.
Gangguan posterior pada Kager pad lemak → Darah dan edema mengganggu Kager pad
lemak. Pad lemak dipersempit oleh edema.
Lekukan kulit pada bagian robekan → lesung pipit kecil dapat dilihat pada bagian
robekan. Biasanya tertutup oleh pembengkakan dan perdarahan.
Gumpalan jaringan lunak di ujung tendon → ujung ruptur tendon menarik kembali dan
bergelung, mengakibatkan bengkak pada ujung tendon.
Mengidentifikasi ujung yang terputus → Ujung proksimal biasanya dikaburkan oleh
pembengkakan dan perdarahan, tetapi ujung distal dapat dipisahkan dari lemak sekitarnya
dalam 50% kasus.4

Gambar 1.1 Gambaran yang Lebih Putih Menunjukan Bahwa Rupture hasil dari Pemeriksanan
Plain Radiografi3
2. Ultrasonografi
Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang suara
ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk, gerak, ukuran suatu organ
tubuh.3

Keunggulan : Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita hamil.
Penyulit : Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti tulang atau ruangan
berongga yang berisi gas, seperti usus.
Pemakaian klinis : Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa dalam
rongga perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat, mempelajari pergerakan
organ maupun pergerakan dan pertumbuhan janin.
Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya robekan.
Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh
pasien. Beberapa suara dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan
jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan
dihitung ke dalam suatu gambar. Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat
membantu dalam mendeteksi pergerakan tendon dan memvisualisasikan kemungkinan
cedera atau robek.4
Perangkat ini membuat pemeriksaan menjadi sangat mudah untuk menemukan kerusakan
struktural jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera. Alat
modalitas gambar ini tidak mahal, tidak melibatkan radiasi pengion dan di tangan
ultrasonographer ahli, bisa diandalkan.4

Gambar 1.2 Gambaran USG dari Ruptur Tendon Achilles3

3. Computerized Tomography (CT)


Merupakan pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga
memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat dilakukan dengan kontras dan tanpa
kontras.3
Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin dilihat
dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan sistem komputer, maka
dapat juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat menghitung perkiraan jumlah
perdarahan pada kasus - kasus tertentu.
Penyulit: Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan radiologi konvensional,
biaya yang harus dikeluarkan pun relatif lebih mahal, sulit diterapkan pada pasien yang
memiliki fobia pada tempat sempit (Klaustrofobi).
Pemakaian klinis : Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh seperti tulang-
tulang kepala, otak, jantung dan paru, perut, pada berbagai kasus seperti kecelakaan
(trauma), tumor, infeksi, dan lain-lain.

4. MRI (Magnetic Resonance Imaging)


Merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh
dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa
sinar X ataupun zat radioaktif.3
Keunggulan: Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan
lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama otak, sumsum tulang
belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan sinar X biasa.
Penyulit: Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan alat pacu jantung,
alat dengar implan, pasien dengan pen-logam, pasien fobia ruangan sempit
(Klaustrofobia).
Pemakaian klinis: Digunakan untuk menilai anatomi jaringan lunak, seperti otak, sumsum
tulang belakang, susunan saraf. Selain itu, dapat juga untuk menilai jaringan lainnya
seperti otot, ligamen, tendon, tulang rawan, ruang sendi.
Dapat digunakan untuk membedakan ruptur tidak lengkap dari degenerasi tendon
Achilles, dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis.
Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan jutaan proton
berjalan melalui tubuh. Proton ini kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang
merubuhkan beberapa dari proton tsb keluar dari garis (alignment). Ketika proton
kembali mereka (proton) memancarkan gelombang radio mereka sendiri yang unik yang
dapat dianalisis oleh komputer dalam 3D untuk membuat gambar tajam penampang
silang dari area penting. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam
jaringan lunak untuk foto berkualitas sangat tinggi sehingga mudah untuk teknisi
menemukan robekan dan cedera lainnya.4
Gambar 1.3 Tendon Achilles Robek Parsial Sobek Longitudinal Interstisial (panah putih)
Working Diagnosis
 Ruptur tendon achilles
Ruptur tendo Achilles adalah putusnya tendo Achilles atau cedera yang mempengaruhi
fungsi dari bagian bawah belakang kaki. Kerobekan tendon Achilles merupakan cidera
yang parah dan menyebabkan kecacatan. Kerobekan biasanya terjadi pada beberapa inchi
diatas perbatasan antara tendon dan tulang tumit. Ini secara khas terjadi ketika seseorang
mengontraksikan, atau menegangkan, otot betis dan secara mendadak mendorongkan
kakinya, seperti pada olahraga bulutangkis.8,9

Differential Diagnosis
 Ruptur tendon m. tibialis posterior
Setiap kali otot tibialis posterior kontraksi, ketegangan ditempatkan melalui tendon
tibialis posterior . Jika ketegangan ini berlebihan karena terlalu banyak kekerasan atau
pengulangan , kerusakan pada tendon tibialis posterior dapat terjadi yaitu dengan
robeknya tendon kecil dan inflamasi serta seterusnya menyebabkan pecahnya tendon
tibialis posterior. Ruptur ini mempunyai gejala sama seperti keseleo. Beberapa dokter
mungkin merasa bahwa tibialis posterior tendon pecah adalah suatu kondisi yang jarang
terjadi , yang mereka belum pernah melihat.4,7
 Tenosinovitis
Tenosinovitis adalah peradangan tendon dan sarungnya . Kasus yang paling akut adalah
fleksor tenosinovitis yang melibatkan gangguan fungsi tendon fleksor yang normal di
tangan akibat infeksi . Namun, FT juga dapat mengembangkan sekunder peradangan
akut atau kronis dari penyebab tidak menular. Kasus FT menular yang hadir lebih awal
dan tidak memiliki penyakit penyerta memiliki prognosis yang baik , tetapi pasien
dengan infeksi fulminan , infeksi kronis , atau status kekebalan terganggu telah
meningkatkan risiko komplikasi jangka panjang dan penurunan nilai.10

 Ruptur muskulus soleus


Penyebab rupture atau pecah Penuh atau parsial otot soleus biasanya terjadi ketika otot
betis menjadi membentang ketika sedang berkontraksi (kontraksi eksentrik). Pecah
parsial mewakili mayoritas pecah. Pecah terjadi pada banyak kasus pada titik lampiran
otot soleus pada tendon Achilles, yang sering akan memicu radang tendon Achilles
sebagai akibat dari pecahnya soleus. Gejalanya adalah Nyeri saat mengaktifkan otot
betis (berlari dan melompat), ketika menerapkan tekanan pada tendon Achilles approx. 4
cm. di atas titik anchor pada tulang tumit atau lebih tinggi pada otot betis, dan ketika
peregangan tendon. Berjalan di ujung-ujung kaki akan memperburuk rasa sakit.11,12

Etiologi
Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris.
Pada manusia, letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Tendon Achilles adalah tendon tertebal
dan terkuat pada tubuh manusia. Panjangnya sekitar 15 cm dimulai dari pertengahan tungkai
bawah. Kemudian strukturnya kian mengumpul dan melekat pada bagian tengah belakang tulang
calcaneus. Tendon ini sangat penting untuk berjalan, berlari, dan melompat secara normal.

Tendon merupakan jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan
otot betis dengan tulang tumit. Ruptur tendon Achilles disebabkan oleh cedera dari perubahan
posisi kaki secara tiba - tiba atau mendadak dalam keadaan dorsofleksi maksimal sehingga
pergelangan kaki itu pecah atau terputusnya tendon. Cedera karena olahraga dan karena trauma
pada tendon Achilles adalah biasa dan bisa menyebabkan kecacatan.

Ruptur tendo Achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba tiba saat kontraksi maksimal
pada otot betis. Ruptur tendon Achilles dapat terjadi saat berlari, melompat, bermain bulutangkis,
basket, tersandung, dan jatuh dari ketinggian. Dalam beberapa kasus putusnya tendon Achilles
terjadi pada tendon yang kurang menerima aliran darah. Tendon juga dapat melemah bergantung
pada bertambahnya usia. Putusnya tendon Achilles juga bisa disebabkan oleh peningkatan
mendadak jumlah tekanan pada tendo Achilles. Biasanya ruptur tendon Achilles lebih sering
terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Penyebab lainnya juga bisa karena penyakit
tertentu seperti arthritis dan diabetes, obat-obatan seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik
yang dapat meningkatkan resiko pecah, cedera dalam olahraga, seperti melompat dan berputar
pada olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya, trauma
benda tajam atau tumpul pada bawah betis, dan juga obesitas.10
Epidemiologi
Ruptur dari tendon Achilles adalah cedera serius dan salah satu dari lesi tendon yang sering
ditemukan, terjadi pada 18 dari 100,000 orang, umumnya pada laki-laki usia 30 sampai 50
tahundan re-reruptur terjadi pada sekitiar 2-8% pasien.13 Pasien seringkali memiliki riwayat nyeri
tiba-tiba pada kaki yang terpengaruh dan laporan bahwa penderita mengira telah terkena sebuah
barang atau ditendang pada bagian posterior pada bagian distal kaki.8

Patofisiologi
Ruptur traumatik tendon Achilles, biasanya terjadi dalam selubung tendo akibat perubahan posisi
kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal sehingga terjadi
kontraksi mendadak otot betis dengan kaki terfiksasi kuat kebawah dan diluar kemampuan
tendon Achilles untuk menerima suatu beban.14
Ruptur tendon Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat melakukan lari atau melompat.
Kondisi klinik rupture tendon Achilles menimbulkan berbagai keluhan, meliputi nyeri tajam
yang hebat, penurunan fungsi tungkai dalam mobilisasi dan ketidakmampuan melakukan
plantarfleksi, dan respons ansietas pada pasien.
Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di fibrilkolagen. Stress
tonsil menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal ini yang menyebabkan pada
daerah jari kaki adanya kurva tegangan-regangan. Saat serat kolagen rusak, tendon merespons
secara linear untuk meningkatkan beban tendon.
Jika renggangan yang ditempatkan pada tendon tetap kurang dari 4 persen- yaitu batas beban
fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi asli mereka pada penghapusan beban. Pada
tingkat keteganganantara 4-8 persen, serat kolagen mulai meluncur melewati 1 sama lain karena
jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara
makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller dan
interfibriller.14,15
Penyebab pasti pecah Achilles tendon dapat terjadi tiba-tiba, tanpa peringatan, atau akibat
tendinitis Achilles. Tampaknya otot betis yang lemah dapat menyebabkan masalah. Jika otot-otot
menjadi lemah dan lelah, mereka dapat mengencangkan dan mempersingkat kontraksi. Kontraksi
berlebihan juga dapat menjadi masalah dengan mengarah pada kelelahan otot. Semakin lelah otot
betis, maka semakin pendek dan akan menjadi lebih ketat. Keadaan sesak seperti ini dapat
meningkatkan tekanan pada tendon Achilles dan mengakibatkan kerobekan.
Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-otot kaki anterior bawah dan otot-otot kaki belakang
yang lebih rendah juga dapat mengakibatkan cedera pada tendon Achilles. Achilles tendon robek
lebih mungkin ketika gaya pada tendon lebih besar dari kekuatan tendon. Jika kaki yang
dorsofleksi sedangkan kaki bagian bawah bergerak maju dan betis kontrak otot, kerobekan dapat
terjadi. Kerobekan banyak terjadi selama peregangan kuat dari tendon sementara otot betis
berkontraksi.

Manifestasi Klinis

Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis
seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. daerah ini
paling sedikit menerima supplai darah dan mudah sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab
yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.16

Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang luas
pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh serat
tendon. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit. Tumit tidak bisa digerakan turun
naik. Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki. Pasien
mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.

Nyeri bisa berat, nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan, khususnya saat
mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin merasakan adanya bagian yang
lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang
berkumpul dibawah selaput peritenon. Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan
sepanjang achilles tendon dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantar flexion lemah aktif
semua sangat menyarankan diagnosis.8,16

Penatalaksana
Klasifikasi cedera ruptur tendo Achilles dapat digunakan untuk pemilihan penatalaksanaan
terhadap cedera tersebut dengan meminimalisir resiko yang ada menggunakan tabel di bawah ini.
Untuk ruptur parsial penatalaksanaan nonoperatif lebi dianjurkan. Sedangkan untuk ruptur
komplit hingga defek mencapai 3 cm dapat dilakukan anastomosis atau penggabungan ujung ke
ujung. Pada defek yang lebih dari 3 cm hingga mencapai 6 cm, dapat dilakukan tendon graft flap,
kemungkinan graft sintesis, V-Y advancement, Bossworth turndown, transfer tendon atau
kombinasi. Untuk defek yang melebihi 6 cm, dapat dilakikan resesi gastrocnemius, turndown,
transfer tendon, graft sintesis atau kombinasi.17

Tabel 1. Penatalaksanaan ruptur tendo achilles berdasarkan klasifikasi cedera.13

Terapi medis untuk pasien dengan ruptur tendon Achilles terdiri dari istirahat, kontrol nyeri,
serial casting, dan rehabilitasi untuk memaksimalkan fungsi.
Pengobatan untuk ruptur tendon Achilles bertujuan untuk mempermudah ujung robek
penyembuhan tendon kembali bersama lagi. Pengobatan mungkin non - bedah ( konservatif )
atau bedah. Faktor-faktor seperti lokasi dan luasnya ruptur, waktu sejak ruptur terjadi dan
preferensi spesialis dan pasien akan dipertimbangkan saat memutuskan pengobatan akan
dilakukan. Beberapa kasus ruptur yang belum merespon dengan baik terhadap pengobatan non -
bedah mungkin memerlukan pembedahan pada tahap berikutnya:13
1. Stabilisasi(awal)
Setelah diagnosis dibuat, pergelangan kaki harus splinted dengan baik untuk membantu
elevasi mengendalikan pembengkakan.
2. Nonoperative
Tulang pergelangan kaki: indikasi treatment harus individual kepada pasien Selama 10
minggu berikutnya, pergelangan kaki secara bertahap dibawa ke posisi plantigrade
dengan perubahan cor kira-kira setiap 2 minggu. Berat tubuh diperbolehkan setelah 6
minggu. Setelah casting, angkat tumit biasanya dipakai selama beberapa bulan.
3. Operative
 Perbaikan langsung; indikasi lebih sering terjadi pada cedera akut (<6 minggu)
 Rekonstruksi dengan interposisi EDL atau plantaris.

4. Terapi Fisik
 Banyak rehabilitasi tersedia. Umumnya, terapi awalnya melibatkan progresif,
gerakan kaki aktif dan berkembang menjadi berat tubuh dan memperkuat. Ada tiga
hal yang perlu diingat saat merehabilitasi sebuah Achilles pecah: 
 Rentang gerak, Rentang gerak ini penting karena dibutuhkan ke dalam pikiran
ketatnya tendon diperbaiki. Ketika awal rehabilitasi pasien harus melakukan
peregangan ringan dan meningkatkan intensitas sebagai waktu mengizinkan dan
nyeri.
 Kekuatan fungsional, tendon ini penting karena merangsang perbaikan jaringan ikat,
yang dapat dicapai saat melakukan "peregangan pelari" (menempatkan jari-jari kaki
beberapa inci sampai dinding sementara tumit Anda ada di tanah). Melakukan
peregangan untuk mendapatkan kekuatan fungsional juga penting karena
meningkatkan penyembuhan pada tendon, yang pada gilirannya akan menyebabkan
kembali cepat untuk kegiatan. Peregangan ini harus lebih intens dan harus
melibatkan beberapa jenis berat bantalan, yang membantu reorientasi dan
memperkuat serat kolagen di pergelangan kaki terluka. Sebuah hamparan populer
digunakan untuk tahap rehabilitasi adalah menaikkan kaki pada permukaan yang
tinggi.
 Kadang-kadang dukungan orthotic. Ini tidak ada hubungannya dengan peregangan
atau memperkuat tendon, melainkan di tempat untuk menjaga pasien nyaman. Ini
adalah menyisipkan dibuat custom yang sesuai ke dalam sepatu pasien dan
membantu dengan pronasi tepat kaki, yang merupakan yang dapat menyebabkan
masalah dengan Achilles.
5. Operasi
 Tindakan operasi dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang terputus disambungkan
kembali dengan teknik penjahitan. Tindakan pembedahan dianggap paling efektif
dalam penatalaksanaan tendon yang terputus.
 Tindakan non operasi dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut biasanya
dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya menolak untuk
dilakukan tindakan operasi.
Ada dua jenis operasi, operasi terbuka dan operasi perkutan.
a) Operasi Terbuka
Sayatan memanjang kurang dari 5 cm dibuat atas aspek posterior dari kaki yang terkena
hanya proksimal ke ruptur. Sayatan ditempatkan sedikit medial. Lemak subkutan
dipisahkan dan peritendineum dibuka. Kemudian ditempatkan jahitan tipe Bunell pada
ujung proksimal tendon Achilles. Dengan mandarin berongga jahitan yang terowongan
ke aspek lateral tulang kalkanealis dan dipandu melalui 5 mm menusuk sayatan. Sebuah
lubang yang dibor melalui tulang kalkanealis 1 cm distal penyisipan tendon (keluar
melalui 5 mm menusuk sayatan medial). PDS di dipandu dalam lubang. Sekarang
mandarin yang digunakan untuk memandu jahitan kembali ke situs proksimal tendon.
Setelah kaki ditempatkan dalam fleksi plantar jahitan terikat. Setelah penutupan luka
gips diterapkan dengan kaki masih dalam fleksi plantar. Setelah satu minggu perban
tape diterapkan untuk jangka waktu total 6 minggu. Dalam dua minggu pertama perban
tape didukung oleh kenaikan 2 cm tumit. 2 minggu setelah kenaikan tumit dikurangi
menjadi 1 cm. Dua minggu terakhir kenaikan tumit dihapus (tape perban akan
diperpanjang setiap kali kenaikan tumit berubah ). bantalan berat penuh diperbolehkan
selama 6 minggu tape perban, tidak mengizinkan kegiatan olahraga atau berjalan tangga
berjinjit. Kruk disarankan pada minggu pertama pengecoran, setelah itu untuk
pemeliharaan keseimbangan, tetapi hanya jika diperlukan.17
b) Operasi perkutan
Melalui luka tusuk, jahitan yang melewati ujung distal dan proksimal, yang
diperkirakan sementara pergelangan kaki ditahan di equinus maksimal. Jahitan
kemudian dipotong pendek, diikat menggunakan simpul bedah, dan mendorong
subkutan. 6 luka-luka kecil dibersihkan dan dibalut dengan perban steril dan kering.
Setelah itu, pasien ditempatkan di gips kaki pendek, nonweight-bearing selama 4
minggu, diikuti oleh 4 minggu dalam gips bertumit rendah yang dapat menahan
beban.18,19

Gambar 4. Visualisasi operasi perkutan.13

Penggunaan pengobatan non-bedah dibandingkan bedah untuk ruptur tendon achilles terus
diperdebatkan. Banyak studi penelitian telah dilakukan untuk efektivitas setiap pengobatan.
Pembedahan telah di masa lalu menjadi bentuk yang paling disukai pengobatan untuk Ruptur
tendon Achilles dan yang paling umum digunakan dalam kasus-kasus ruptur lengkap. Penelitian
terbaru, bagaimanapun, menunjukkan bahwa pengobatan bedah tidak selalu menghasilkan hasil
yang lebih efektif daripada pengobatan non - bedah.18
Dalam studi yang sama, telah ditemukan bahwa operasi perkutan telah dihubungkan dengan
resiko yang lebih rendah terhadap komplikasi dibandingkan dengan bedah terbuka. Namun
teknik tersebut, ahli bedah tidak dapat memvisualisasikan ujung tendon yang mengalami ruptur
dan mencapai ketegangan tendon yang benar. Dan studi imaging telah menunjukkan 100% dari
tendo Achilles yang diperbaiki dengan teknik perkutan telah menunjukkan gap residual pada
MRI 4 minggu setelah operasi.19
Modalitas baru yang lebih tidak invasif untuk perbaikan tendon Achilles dapat memberikan
visualisasi langsung kedua ujung dan telah dilaporkan hasil klinis yang memuaskan. Namun
studi klinis yang lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasikan teknik-teknik ini.
Protokol post operasi untuk pergerakan awal adalah 2 minggu menggunakan belat equinus untuk
penyembuhan luka. Lalu pasien akan menggunakan brace yang dapat memperbolehkan
dorsofleksi ke posisi netral selama 2 minggu setelahnya. Pada 4 minggu setelah operasi,
penumpuan berat dapat dilakukan dengan boot pada posisi netral. Berjalan normal mulai pada 6
minggu.18

Terapi Obat19
a) NSAID
Ibuprofen : DOC bagi pasien menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, juga
menghambat reaksi inflamasi dan menurunkan nyeri dengan menghambat sintesis
prostaglandin.
b) Analgesik
Asetaminofen : DOC pada pasien HPS terhadap aspirin atau NSAID, penderita dengan
gangguan GI tract bagian atas dan bagi pengkonsumsi antikoagulan. Kontrol nyeri
memiliki gangguan sedative.

Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah berupa infeksi, adanya suatu organisme pada jaringan atau
cairan tubuh yang disertai dengan gejala klinis, masuk dan berkembang biaknya bibit penyakit
atau parasit, mikroorganisme kedalam tubuh manusia. Penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit
penyakit seperti bakteri, virus, jamur dan lain-lainnya.16
Regenerasi yang buruk, yang dapat diperkirakan pada beberapa kasus dimana agen inhibitor
fibroblas seperti kortison digunakan atau penyakit katabolisme umum lainnya dapat
mempengaruhi penyembuhan tendon. Masalah biasanya muncul pada saat kontrol klinis, dan
dapat diatasi dengan memberikan terapi panas lembab 2 kali sehari selama 2 atau 5 minggu.
Re-ruptur, biasa terjadi pada penatalaksanaan non operatif. Masalah biologis yang menjadi dasar
reruptur adalah perbedaan modulus elastisitas antara tendon dan regenerasinya. Tendon Achilles
yang normal sebagian besar terdiri atas kolagen tipe I, namun tendon Achilles yang telah
mengalami ruptur juga mengandung kolagen tipe III. Telah ditunjukkan bahwa fibroblas dari
tendon Achilles yang mengalami ruptur menghasilkan kolagen tipe I dan III. Karena kolagen tipe
III tidak dapat bertahan terhadap gaya tarik seperti kolagen tipe I, keberadaanya dapat menambah
kecenderungan tendon terhadap ruptur spontan. Abnormalitas genetik ada produksi kolagen
dapat ikut berpengaruh pada ruptur spontan tendo Achilles.16

Prognosis Ruptur Tendon Achilles


Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendon Achilles, tendon akan kembali normal. Jika
operasi dilakukan, tendon mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinan untuk ruptur
kembali. Biasanya, aktivitas seperti berjalan dapat dilakukan kembalisetelah 6 minggu. Atlet
biasanya kembali berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelahcedera terjadi.18
Pencegahan
Lakukan pemanasan dengan peregangan sebelum melakukan kegiatan olahraga. Peregangan
yang benar dapat melenturkan otot-otot dan sendi tubuh. Biasakan latihan yang memperberat
betis agar lebih terbiasa dan terlatih. Jangan memaksakan jika kaki sudah lelah istirahat terlebih
dahulu. Berat badan ideal agar tidak obesitas dan gunakan sepatu yang baik dengan bantalan
yang tepat.13

Kesimpulan
– Ruptur tendon Achilles umumnya terjadi pada dewasa hingga paruh baya yang biasanya
melakukan olahraga rekreasional.
– Umumnya terjadi ketika kontraksi dan tekanan yang berlebihan dapat membuat robek,
pecah atau terputusnya tendon, diharuskan untuk melakukan jahitan bahkan di operasi.

Daftar Pustaka
1. Welsby PD. Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis. Jakarta : EGC; 2009.

2. Gleadle, Jonathan. Pengambilan anamnesis. Dalam : At a glance anamnesis dan


pemeriksaan fisik. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2007.
3. Sammarco V. Perbaikan bedah tibialis anterior rupture tendon akut dan kronis. Jakarta:
EGC; 2009: 200-210
4. Prince AS. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC; 1999: 78-
83
5. Supartondo, Setiyohadi B. Sudoyo AW. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. Edisi ke-6.
Jakarta: Interna Publishing; 2009.
6. Mofat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga; 2010.
7. Muttaqin A. Buku saku gangguan musculoskeletal. Jakarta: EGC; 2012
8. Weatherall, JM. Mroczek, J. Tejwani, N. Acute Achilles tendon ruptures. Orthopedics
Oct 2010; 33 (10): 758-64
9. Reynolds, NL. Worrell, TW. Chronic achilless peritendinitis: etiology, pathophysiology
and treatment. JOSPT April 1991; 13: 171-6.
10. Mofat D. At a glame anatomi. Jakarta: Erlangga; 2010.
11. Prince AS. Patofisiologi konsep klinik proses-proses penyakit. Jakarta: EGC; 1999.
12. Evelyn CP. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama; 2011..
13. Nunley, JA. The Achilles tendon: treatment and rehabilitation. New York: Springer
Science+Business Media; 2008.
14. Reynolds, NL. Worrell, TW. Chronic achilless peritendinitis: etiology, pathophysiology
and treatment. JOSPT April 1991; 13: 171-6.
15. Rouzier, P. Achilles tendon injury. Clinical Reference Systems. McKesson Health
Solutions LLC. MI: Thompson Gale; 2006.
16. Greenberg, M. Greenberg's text-atlas of emergency medicine. Philadelphia: Lippincot
Williams & Wilkins; 2005.
17. Metz, R. Kerkhoffs, GMMJ. Verleisdonk, EJMM. Van der Heijden, GJ. Acute Achilles
thndon rupture: minimally invasive surgery versus non operative treatment with
immediate full weight bearing. Design of a randomized controlled trial. BMC
Musculoskeletal Disorders 2007, 8:10
18. Rouzier, P. Achilles tendon injury. Clinical Reference Systems. McKesson Health
Solutions LLC. MI: Thompson Gale; 2006.
19. Jacobs, BA. Achilles tendon rupture. Medscape Reference: Drugs, Diseases and
Procedures. Diambil dari http://emedicine.medscape.com/article/85024

Anda mungkin juga menyukai