Anda di halaman 1dari 6

Nama : Bibiana Alvatarina Ea Ndana NIM : 181224036

Tugas Metodologi 1
Teori Humanistik Dalam Pendidikan. Arti dari humanistik yang beragam membuat
batasan-batasan aplikasinya dalam dunia pendidikan mengundang berbagai macam arti pula.
Sehingga perlu adanya satu pengertian yang disepakati mengenai kata humanistik dalam
pendidikan. Dalam artikel What is Humanistik Education? Krischenbaum menyatakan bahwa
sekolah, kelas, atau guru dapat dikatakan bersifat humanistik dalam beberapa kriteria. Hal ini
menunjukkan bahwa ada beberapa tipe pendekatan humanistik dalam pendidikan. Ide mengenai
pendekatan-pendekatan ini terangkum dalam psikologi humanistik.
A. Teori Physical Respond
Menurut Richards J dalam bukunya Approaches and Methods in Language Teaching, TPR
didefinisikan:
“a language teaching method built around the coordination of speech and action; it attempts to
teach language through physical (motor) activity”.
Jadi metode TPR (Total Physical Response) merupakan suatu metode pembelajaran bahasa
yang disusun pada koordinasi perintah (command), ucapan (speech) dan gerak (action); dan
berusaha untuk mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik (motor).
Metode TPR ini sangat mudah dan ringan dalam segi penggunaan bahasa dan juga
mengandung unsur gerakan permainan sehingga dapat menghilangkan stress pada peserta didik
karena masalah-masalah yang dihadapi dalam pelajarannya terutama pada saat mempelajari
bahasa asing, dan juga dapat menciptakan suasana hati yang positif pada peserta didik yang
dapat memfasilitasi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa
dalam pelajaran tersebut. Makna atau arti dari bahasa sasaran dipelajari selama melakukan aksi.
Guru atau instruktur memiliki peran aktif dan langsung dalam menerapkan metode TPR ini.
Menurut Asher ”The instructor is the director of a stage play in which the students are the
actors”, yang berarti bahwa guru (instruktur) adalah sutradara dalam pertunjukan cerita dan di
dalamnya siswa sebagai pelaku atau pemerannya. Guru yang memutuskan tentang apa yang akan
dipelajari, siapa yang memerankan dan menampilkan materi pelajaran.
Siswa dalam TPR mempunyai peran utama sebagai pendengar dan pelaku. Siswa
mendengarkan dengan penuh perhatian dan merespon secara fisik pada perintah yang diberikan
guru baik secara individu maupun kelompok.
Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode TPR ini banyak sekali
aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa antara lain:
a. Latihan dengan menggunakan perintah (Imperative Drill ), merupakan aktivitas utama
yang dilakukan guru di dalam kelas dari metode TPR. Latihan berguna untuk
memperoleh gerakan fisik dan aktivitas dari siswa.
b. Dialog atau percakapan (conversational dialogue).
c. Bermain peran (Role Play), dapat dipusatkan pada aktivitas sehari-hari seperti di sekolah,
restoran, pasar, dll.
d. Presentasi dengan OHP atau LCD
e. Aktivitas membaca (Reading) dan menulis (Writing) untuk menambah perbendaharaan
kata (vocabularies) dan juga melatih pada susunan kalimat berdasarkan tenses dan
sebagainya.
Teori pembelajaran bahasa TPR yang diterapkan pertama kali oleh Asher ini mengingatkan
pada beberapa pandangan para psikolog, misalnya Arthur Jensen yang pernah mengusulkan
sebuah model 7-langkah unutk mendeskripsikan perkembangan pembelajaran verbal anak.
Model ini sangat mirip dengan pandangan Asher tentang penguasaan bahasa anak. Asher
menyajikan 3 hipotesa pembelajaran yang berpengaruh yaitu:
1. Terdapat bio-program bawaan yang spesifik untuk pembelajaran bahasa yang
menggambarkan sebuah alur yang optimal untuk pengembangan bahasa pertama dan
kedua.
2. Lateralisasi otak menggambarkan fungsi pembelajaran yang berbeda pada otak kiri dan
kanan.
3. Stres mempengaruhi aktivitas pembelajaran dan apa yang akan dipelajari oleh peserta
didik, stress yang lebih rendah kapasitasnya maka pembelajaran menjadi lebih baik.

B. Sugestopedia
Suggestopedia adalah metode pengajaran yang didasarkan pada pemahaman
modern tentang bagaimana otak manusia bekerja dan bagaimana kita belajar
paling efektif. Suatu konsep yang menyuguhkan suatu pandangan bahwa manusia bisa
diarahkan untuk melakukan sesuatu dengan memberikannya sugesti. Lozanov menggunakan
musik sebagai bagian integral dari program pembelajarannya secara keseluruhan yang
disebut suggestopedia.4 Secara original disebut sebagai “konser aktif dan pasif”,
suggestopedia dianggap sebagai awal pembelajaran cepat oleh kebanyakan praktisi dan banyak
yang terus mempraktikkan teknik-teknik Lozanov.
Lozanov menjelaskan 4 tahap dalam suggestopediayaitu:
1. Presentasi Dalam ; tahap ini siswa dibuat rileks dan diberi sugesti positif
(saran bukan hipnotis) bahwa belajar itu mudah dan menyenangkan.
2. Aktif konser ; Kegiatan yang aktif antara guru dan murid dalam belajar. Aktif
konser digunakan untuk memperkenalkan materi baru. Materi dibacakan secara
dramatik pada para pelajar selagi musik diputar sebagai latarnya, biasanya dengan
musik klasik atau romantik.
3. Pengulangan pasif ;Guru memberi kesempatan siswa untuk memahami apa
yang dipelajari dalam tahap aktif konser. Alunan musik dapat deperdengarkan dalam
tahap ini.
4. Latihan ; Dapat digunakan permainan, untuk mengulang dan menggabungkan
apa yang dipelajari.

C. Sylent Way
Silent Way adalah namasuatu metode pengajaran bahasa yang ditemu-kan oleh Caleb
Gattegno, seorang ahli pengajar-an bahasa yang menerapkan prinsip-prinsipkognitivisme dan
ilmu filsafat dalam peng-ajarannya. Silent Way umumnya telah diguna-kan untuk mengajar
bahasa Inggris danPerancis di seluruh dunia dan terbukti efektif (Ulya, 2010: 2).
Metode Gattegno ini mendasari pem-belajarannya pada hipotesis-hipotesis yang
mencakup:
1. Pembelajaran dipermudahjika si pembelajar mendapatkan atau mencipta-kan hal baru
dibandingkan dengan mengingatdan mengulang apa yang harus dipelajari.
2. Pembelajaran dipermudah dengan menggunakan objek fisik.
3. Pembelajarandipermudah dengan pemecahan masalah yang melibatkan materi yang
diajarkan
(Richards danRodgers, 2001: 81)
Metode ini melatih keterampilan parapelajar dalam menggunakan bahasa asing yang
dipelajari secara lisan sehingga mampu men-capai kelancaran berbahasa yang hampir
samadengan penutur asli. Silent Way juga melatih ke-terampilan para pelajar dalam menyimak
pem-bicaraan lawan bicara. Menyimak dipandang sebagai unsur yang cukup sulit apalagi
jika bahasa itu dibawakan oleh penutur asli, jadi sebaiknya cermat dalam menyimak dan
dilaku-kan secara berulang. Metode ini juga melatih pelajar agar mampu mengusai tata
bahasa yangpraktis. Tata bahasa diberikan secara bertahap pendidik atau peserta didik sendiri
seperti isyarat wajah, gerakan kepala dan tangan(gesture). Gerakan jari misalnya sangat mem-
bantu peserta didik mengoreksi kesalahannya sendiri dari pada bergantung pada peneguran dari
pendidik. Hal ini akan mebuat peserta didik semakin mandiri karena menemukan sendiri
hal-hal baru dan lambat laun mengerti sendiri kesalahannya dan berusaha mengoreksi.Namun
yang lebih penting dari pada berbagaialat bantu tersebut adalah bagaimana alat tersebut
digunakan dalam pembelajaran. Silent Way bukanlah semata-mata sebuah metode pengajaran
bahasa. Gattegno melihat pembelajaran bahasa melalui Silent Way sebagai pengembalian
potensi dan kekuatan diri.Tujuan Gattegno bukanlah sekedar pembelajar-an bahasa kedua,
melainkan pendidikan untuk kepekaan dan kekuatan spiritual individu.Tujuan umum Silent
Way adalah mengajarkan pembelajar bagaimana cara belajar bahasa, dan keterampilan-
keterampilan yang dikembang-kan melalui proses pembelajaran bahasa asing atau bahasa
kedua dapat digunakan untuk mempelajari segala hal lain yang belum diketahui (Pint, 2013)
D. Natural Approach (tangisan bayi)
Natural Approach pertama kali diperkenalkan oleh Terrel pada tahun 1977 yang
dilatarbelakangi oleh pengalaman pribadi Terrel ketika mengajar kelas bahasa Sepanyol di
California dan prinsip pengajaran bahasa “natural” –pengajaran yang menekankan penguaan
bahasa target selama pengajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan pengajaran
yang dimiliki oleh Terrel ini dielaborasi dengan teori pemerolehan bahasa kedua (Second
Language Acquisition Theory)Krashen. Sehingga pada tahun 1983 Terrel bersama –sama
dengan Krashen memodifikasi teori pengajarnnya, yaitu natural method yang asalnya hanya
menggunakan prinsip pengajaran bahasa “natural” ini menjadi Natural Approach, yaitu natural
method dengan pendekatan Second Language Acquisition Stephen Krashen. Modifikasi ini
menjadikan Natural Approach sebuah pendekatan pengajaran bahasa kedua berdasarkan
pandangan Terrel dan Krashen yang menyatakan bahwa bahwa penggunaan bahasa
adalah sebagai media untuk mengkomunikasikan makna dan pesan (Richard; 1999: 130).
Proses belajar diatas akan membuat setiap anak tertarik dan merasa dilibatkan
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan cerita guru paling tidak akan dapat memenuhi dan
mengembankan anak dengan kemapuan
1. Spatial/visual melalui mediagambar –gambar wayang yang ada;
2. Logical –mathematicalmelaluihubungan sebab akibat dari kekalahan serta mungkin
mengambil kesimpulan atas kekalahan itusertajumlah wayang binatang yang di
mainkan guru;
3. Musical dengan syair lagu nama –nama binatang, dan tinggi rendahnya suara dalam
cerita.Sementara itu, proses menggunting dan menempel adalah kegiatan untuk
mengembangkan kemampuan Bodily –kinestheticdan dialog akan dapat
mengembangkan
a) Linguistics
b) Interpersonal
c) Intrapersonalserta
d) Naturalist

E. Content and Language Integrated Learning


Strategi pembelajaran yang dimaksud sebagai solusi adalah pembelajaran dengan
strategi Content and Language Integrated Learningatau yang biasa disingkat CLIL.
Setyaningrum (2010) menyatakan bahwa CLIL merupakan satu pendekatan yang dapat
digunakan dalam pembelajaran kelas internasional guna mengatasi permasalahan tersebut di
atas. CLIL merupakan salah satu pendekatan pembelajaran bahasa (language) melalui
mata pelajaran (content) atau sebaliknya pembelajaran mata pelajaran (content) melalui
bahasa (language).
Perumusan masalahdalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan kualitas
pembelajaran akuntansi biaya pada kelas bilingual melalui strategi Content and Language
Integrated Learning(CLIL). Desain penelitian tindakan kelas menjadi alat untuk menguji
efektifitas dari strategi CLIL pada pembelajaran akuntansi biaya 2 kelas bilingual. Dengan
demikian, akan diketahui sejauhmana peningkatan kualitas pembelajaran sebelum dan
sesudah adanya tindakan. Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan peningkatan kualitas
pembelajaran akuntansi biaya 2 pada kelas bilingual melalui strategi Content and Language
Integrated Learning(CLIL).
Pembelajaran akuntansi biaya pada kelas bilingual melalui strategi CLIL dapat
dilakukan dengan prosedur dan langkah-langkah sebagai berikut (Nurkhin, 2012):
1. Menyusun silabusSilabus ini berisi minimal tentang kompetensi yang akan dimiliki
oleh peserta didik pada masing-masing mata kuliah (leaning
outcomes/competences), tujuan pembelajaran (teaching aims), materi (content),
sumber dan alat pembelajaran (resources), serta rencana pertemuan yang akan
diselenggarakan dalam mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Kompetensi
yang akan dicapai harus mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, psikomotorik, dan
afektif.
2. Menyusun lesson planLesson plan(rencana pembelajaran) merupakan “alat” yang
merupakan penjabaran secara rinci dari silabus yang telah disusun sebelumnya.
Lesson planberisikan tentang content, teaching aims, learning outcomes,
communication skills, cognition skills, dan resources pada setiap pertemuan yang
akan dilaksanakan dalam pembelajaran dengan strategi CLIL. Contoh lesson
plan berbasis CLIL adalah seperti dalam perencanaan pembelajaran CLIL, Bentley
(2010) menyatakan bahwa perlu mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan
berikut ini;
a. apa saja tujuan pembelajarannya?
b. apa yang akan peserta didik ketahui dan kuasai setelah pembelajaran
selesai?
c. apa materi pembelajaran yang baru akan dipahami oleh peserta didik?
d. keterampilan berkomunikasi dan berfikir apa saja yangakan
dikembangkan dalam pembelajaran?
e. kegiatan apa saja yang akan dilakukan?
f. sumber pembelajaranapa saja yang akan disediakan?
g. apakan terkoneksi dengan internet ataukah dengan mata kuliah yang
lainnya?
h. bagaimana evaluasi pembelajaran akan dilakukan?
Referensi

http://digilib.uinsby.ac.id/19652/5/Bab%202.pdf
https://gapika.wordpress.com/2008/01/12/tpr-totally-physical-response-metode-pembelajaran-
bahasa-yang-cukup-efektif-untuk-peserta-didik/
http://digilib.uinsby.ac.id/11242/5/bab%202.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/61669-ID-silent-way-metode-pembelajaran-bahasa-
ar.pdf
http://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/ideas/article/viewFile/128/114
https://media.neliti.com/media/publications/58463-ID-none.pdf

Anda mungkin juga menyukai