Anda di halaman 1dari 8

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.

2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) G-240

Kampung Daur Ulang –


Salah Satu Respon Arsitektur terhadap
Permukiman Kumuh Pemulung
Vidia Ardhanareswari Sudijar dan Ima Defiana
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: may.d@arch.its.ac.id

Abstrak—Indonesia sebagai negara dengan tingkat kepadatan lingkungan.


penduduk terbesar keempat di dunia, memiliki permasalahan
akan pengelolaan sampah. Fenomena ini dapat dilihat pada Isu yang diambil adalah isu mengenai Sampah dan
beberapa wilayah di Indonesia, khususnya pada area urban
Masyarakat. Isu ini diambil berdasarkan kesimpulan bahwa
seperti kota Malang. Masyarakat yang tinggal di beberapa area
ini, terbiasa akan kehidupan yang jorok dan kumuh serta tidak terdapat beberapa masyarakat yang hidup berdampingan
segan untuk tinggal berdampingan dengan sampah. Fenomena dengan sampah dan belum memiliki permukiman layak. Isu
ini bertolak belakang dengan salah satu pernyataan bahwa ini juga dipilih karena pada fenomena yang ada, terdapat
salah satu kebutuhan pokok manusia adalah papan yang layak. interaksi antara masyarakat dengan lingkungannya (dalam
Terkait dengan isu, latar belakang dan permasalahan yang ada, hal ini adalah sampah). Permasalahan desain yang muncul
maka dibutuhkan sebuah metode untuk memecahkan
permasalahan yang ada. Dikarenakan isu yang diambil adalah
berdasarkan pemilihan isu adalah bagaimana cara mendesain
isu mengenai manusia dengan lingkungan maka metode yang hunian dan kawasan yang layak dan nyaman serta mampu
tepat adalah metode Scientific Problem Design Process. Metode meningkatkan perekonomian bagi masyarakat berpenghasilan
ini dipilih karena metode ini ditujukan kepada Environmental rendah, dan pendekatan apa yang dipilih untuk menjawab
Designer untuk memecahkan permasalahan lingkungan. Respon permasalahan sampah.
serta solusi yang muncul atas permasalahan yang diambil serta
Desain yang diinginkan atau kriteria desain yang akan
metode penelitian yang dipilih adalah Kampung Daur Ulang.
Istilah Daur Ulang mencerminkan material yang digunakan diaplikasikan pada ide adalah Kampung Daur Ulang
pada bangunan dan mencermin karakteristik penguni yang ditujukan untuk masyarakat menengah kebawah (khususnya
tinggal, yaitu pemulung. pemulung, Kampung ini memiliki karakteristik daur ulang
dalam konsep perancangannya. Yaitu pada konsep material,
Kata Kunci— hunian, masyarakat, kota, sampah, urban. bahan yang dijual, dan daur ulang limbah, Kampung Daur
Ulang menerapkan pendekatan Biophilic design, home based
I. PENDAHULUAN enterprise (Rumah produksi).

P ENULISAN Indonesia sebagai negara dengan tingkat


kepadatan penduduk terbesar keempat di dunia, memiliki
II. PENDEKATAN DAN METODE DESAIN
Pendekatan desain yang diterapkan pada Tugas Akhir ini
permasalahan akan pengelolaan sampah (pada gambar 1).
Timbunan sampah yang dihasilkan di Indonesia mencapai adalah: Biophilic design dan Home Base Enterprise.
175.000 ton/hari.[4]. Fenomena ini dapat dilihat pada Pendekatan biophilic design dipilih karena adanya hubungan
beberapa wilayah di Indonesia, khususnya pada area urban dan keterlibatan antara manusia dengan lingkungan [1]. Hal
seperti kota Malang. Masyarakat yang tinggal di beberapa ini sesuai dengan isu yang diambil, yaitu mengenai manusia
area ini, terbiasa akan kehidupan yang jorok dan kumuh serta dengan lingkungan. Biophilic design bukan merupakan
tidak segan untuk tinggal berdampingan dengan sampah sebuah fenomena baru, tetapi lebih kepada susunan cara
(pada gambar 2). Fenomena ini bertolak belakang dengan untuk membuat ruang menjadi tempat yang nyaman untuk
salah satu pernyataan bahwa salah satu kebutuhan pokok ihuni manusia yang bersumber dari intuisi manusia itu
manusia adalah papan yang layak. sendiri [2] (pada gambar3). Pendekatan ini dipilih karena
Terkait dengan isu, latar belakang dan permasalahan dalam diri manusia memiliki keinginan agar selalu terhubung
yang ada, maka dibutuhkan sebuah metode untuk dengan lingkungan alami (pada gambar 4).
memecahkan permasalahan yang ada. Dikarenakan isu yang Di dalam pendekatan Biophilic design terdapat sebuah
diambil adalah isu mengenai manusia dengan lingkungan istilah Pattern mendeskripsikan masalah yang terjadi
maka metode yang dirasa tepat adalah metode Scientific berulang-ulang di lingkungan masyarakat, lalu pattern
Problem Design Process. Metode ini dipilih karena metode memberikan inti dari permasalahan tersebut agar solusi
ini ditujukan kepada Environmental Designer kepada tersebut dapat digunakan berulang-ulang [2]. Pattern dapat
Environmental Designer untuk memecahkan permasalahan menjadi sebuah batasan dalam mendesain dan
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) G-241

mengartikulasikan hubungan antara aspek terbangun dan


lingkungan alam [2]. Terdapat 14 pattern pada pendekatan
ini, namun hanya 3 pattern yang akan diterapkan pada
desain. Pattern tersebut adalah (a) Visual
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) G-242

Gambar 4. Lingkungan alami yang lebih dipilih oleh manusia


daripada buatan
Sumber: [1]
Gambar 1 Permasalahan Indonesia akan timbunan sampah
Sumber : google image, 2016 [5] connection with nature, (b) Non visual connection with
nature, (c) Presence of water.
Sedangkan pendekatan Rumah Produktif (Home Based
Enterprise) merupakan sebuah teori dimana terdapat sebuah
rumah (hunian) yang sebagian areanya digunakan untuk
produksi atau kegiatan ekonomi. Dari ketiga macam tipe
rumah produktif (a) tipe campuran, (b) tipe berimbang, (c)
tipe terpisah [3], yang akan diterapkan pada objek rancangan
ini adalah tipe terpisah. Dimana pada tipe ini tempat kerja
merupakan hal yang dominan serta mengambil sebagian
besar dari total ruangan. Kadang tempat tinggal diletakkan
pada bagian belakang atau tempat kerja. Atau pemilik rumah
tinggal pada tempat lain yang terpisah dari tempat produksi
Gambar 2 Permukiman masyarakat yang ada di sekitar tempat [3].
pembuangan sampah Dibutuhkan cara atau metode untuk menemukan solusi
Sumber: google Image, 2016 [6] dari permasalahan yang ada. Metode desain yang digunakan
yang
adalah Scientific Problem Solving ProcessMetode ini
digunakan dikarenakan isu yang diangkat merupakan isu
lingkungan, sedangkan metode desain ini ditujukan kepada
environmental designer untuk menyelesaikan permasalahan
lingkungan. Alur metode Scientific design Process terdapat
pada gambar 5.
Langkah pertama dari metode ini adalah menganalisa
kebutuhan yang tidak terpenuhi atau tidak terpuaskan, lalu
mendata masalah, pengumpulan data akan solusi-solusi
mungkin diambil bagi permasalahan tersebut melalui
referensi yang ada, membuat hipotesam penentuan kriteria
atau parameter desain yang ada, mengembangkan kriteria
yang ada menjadi sebuah konsep desain hingga desain.
Apabila desain dirasa belum memenuhi kebutuhan serta
keinginan masyarakat, maka kembali lagi ke permasalahan
yang ada untuk kembali di ulas penyelesaiannya (pada
gambar 5).

III. KONTEKS DESAIN


Konteks atau batasan dalam mendesain antara lain adalah
tapak, masyarakat yang dituju, serta material yang
digunakan. Konteks tapak dipilih untuk dijadikan
Gambar 3. Penerapan biophilic design dalam ruangan untuk pertimbangan dalam penentuan desain area masuk dan keluar
memberikan kesan nyaman pada manusia. bagi pedestrian. Selain itu, penentuan lokasi tapak
Sumber: [1]
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) G-243

menentukan peraturan yang terkait sebelum proses desain. mendata masalah, pengumpulan data akan solusi-solusi
Dalam hal ini peratran yang terkait adalah batas ketinggian mungkin diambil bagi permasalahan tersebut melalui
bangunan, serta batasan area terbangun pada site. referensi yang ada, membuat hipotesam penentuan kriteria
Konteks masyarakat disini dapat dijadikan pertimbangan atau parameter desain yang ada, mengembangkan kriteria
untuk menentukan batasan luasan hunian yang layak bagi yang ada menjadi sebuah konsep desain hingga desain.
pemulung (disesuaikan dengan kebutuhan real), kebiasaan Apabila desain dirasa belum memenuhi kebutuhan serta
dari penghuni, dan menentukan kebutuhan massa. keinginan masyarakat, maka kembali lagi ke permasalahan
Konteks material dapat dijadikan pertimbangan mengenai yang ada untuk kembali di ulas penyelesaiannya (pada
gambar 5).
pemilihan material sederhana untuk hunian. Material yang
dipilih disini adalah material berupa sampah daur ulang pada
gambar 7 , sehingga memunculkan karakteristik dari hunian Unfulfilled need and
pemulung. Tetapi tetap memberikan kesan bersih dan unsatisfied need
nyaman bagi penghuninya. Pemilihan material ini juga 1. The delineation of a malfunction in the human
environment which was created by the inability
sebagai respon terhadap isu yang dipilih, yaitu isu mengenai 1. Problem statement to perform a needed human activity.
sampah.
Konteks material seperti pemilihan jenis material, bentuk, 2. The investigation into background
research which answers who, what, where,
warna, dan pola dipilih karena dapat digunakan untuk 2. Background statement. how, when and why of the problem.
membantu mendefinisikan bangunan biophilic, seperti dalam Background research
kategori natural analogues [1].
3. A statement which demonstrates the
IV. KONSEP DESAIN DAN HASIL EKSPLORASI significance of the environmental
3. Importance statement malfunction in term of critical human
Konsep perencanaan Kampung Daur ulang diperoleh dari needs and what consequences might result
if the problem was not solved.
analisa serta perbandingan dari dua preseden yaitu Kampung
Code (Jogjakarta) dan Kampung Deret (Jakarta) serta dari
4. A statement of intended goals that will be
kriteria desain yang diterapkan. Berikut merupakan konsep 4. Objective fulfilled by the solution of the problem.
perencanaan wilayah Kampung Daur Ulang.
Berdasarkan perbandingan tersebut, didapatkan 3 konsep 5. A researched assumption which assert
fungsi pada objek. Yaitu konsep fungsi shelter, fungsi 5a.Alternative hypothesis that if a certain physical form approach is
taken, certain result will ensue
komersil, dan fungsi area hijau. Fungsi shelter dibagi menjadi
connection with nature, (b) Non visual connection with
nature, (c) Presence of water. b. Selected hypothesis
Sedangkan pendekatan Rumah Produktif (Home Based
6. The definition and ordering of all design
Enterprise) merupakan sebuah teori dimana terdapat sebuah considerations necessary for the
6. Parameter
rumah (hunian) yang sebagian areanya digunakan untuk development of an optimal solution to a
development stated problem (i.e. legality, economy
produksi atau kegiatan ekonomi. Dari ketiga macam tipe feasibility, ecological implications, shape,
6a. color, weight, etc.)
rumah produktif (a) tipe campuran, (b) tipe berimbang, (c)
6b.
tipe terpisah [3], yang akan diterapkan pada objek rancangan 6c.
ini adalah tipe terpisah. Dimana pada tipe ini tempat kerja
7. The systematic optimizing and
merupakan hal yang dominan serta mengambil sebagian compromising of ordered design parameters into
a resultant physical form solution which
besar dari total ruangan. Kadang tempat tinggal diletakkan
7. Parameter synthesis optimally achieves the stated objectives. It
should be stated here the “physical form” could
pada bagian belakang atau tempat kerja. Atau pemilik rumah be writing of environmental legislation, redesign,
tinggal pada tempat lain yang terpisah dari tempat produksi or creation of a product, or the formulation of
how a service should could be best provided.
[3].
Dibutuhkan cara atau metode untuk menemukan solusi 8. The implementation and testing of the
dari permasalahan yang ada. Metode desain yang digunakan generated design solution to delineate the
8. Solution evaluation need for any further modifications or
yang recycling back through the scientific
adalah Scientific Problem Solving ProcessMetode ini problem solving process.

digunakan dikarenakan isu yang diangkat merupakan isu At every procedural stage, the environmental
designer is able to recycle back through the
lingkungan, sedangkan metode desain ini ditujukan kepada process one or more stages if modifications
environmental designer untuk menyelesaikan permasalahan Fulfilled activity are necessary to improve the evolution of the
final design.
lingkungan. Alur metode Scientific design Process terdapat
pada gambar 5.
Gambar 5. Bagan (alur) metode Scientific Design process
Langkah pertama dari metode ini adalah menganalisa
kebutuhan yang tidak terpenuhi atau tidak terpuaskan, lalu
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) G-244

V. KONTEKS DESAIN
Konteks atau batasan dalam mendesain antara lain adalah
tapak, masyarakat yang dituju, serta material yang
digunakan. Konteks tapak dipilih untuk dijadikan
pertimbangan dalam penentuan desain area masuk dan keluar
bagi pedestrian. Selain itu, penentuan lokasi tapak
menentukan peraturan yang terkait sebelum proses desain.
Dalam hal ini peratran yang terkait adalah batas ketinggian
bangunan, serta batasan area
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) G-245

Gambar 9. Tampak untuk rumah singgah

Gambar 6. Hubungan massa Kampung Daur Ulang

Gambar 10. Layoutplan rumah singgah. Kamar tidur terpisah


dengan MCK.

Gambar 7. Pemilihan material daur ulang untuk bangunan


Sumber: gooogle image, 2016 [6]

Gambar 8. Perspektif sekuen pada rumah singgah dan rumah daur Gambar 11. Interior pada hunian
ulang
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) G-246

ulang. Rumah daur ulang ini merupakan rumah produktif


untuk mendaur ulang barang bekas.
Selain fungsi shelter dan komersil, didapatkan pula
konsep-konsep lain. Yaitu (a) Aksen yang diberikan berupa
pemilihan beberapa material daur ulang untuk mendukung
konsep desain, (b) adanya area hijau untuk vegetables garden,
dan halaman rumah untuk bermain.
Dari konsep-konsep tersebut, maka terdapat beberapa
massa yang dibutuhkan, yaitu Rumah Daur Ulang (area
produksi warga), balai temu (sarana berkumpul warga),
hunian, dan rumah singgah.
Setiap hunian memiliki ruang terbuka hijau sendiri sebagai
respon akan pendekatan biophilic design. Hal ini diskemakan
dengan lingkaran diluar kebutuhan massa bangunan. Ruang
hijau merupakan salah satu penerapan akan pendekatan
biophilic design yang telah diambil (gambar 8)
Pada skematik desain hubungan massa antar bangunan
Gambar 12. Siteplan Kampung Daur Ulang
(Gambar 6), yang termasuk ke dalam zona publik adalah
jalan umum, parkir gerobak, dan rumah daur ulang. Zona
terbangun pada site. semi publik adalah balai temu, mushola, dan rumah singgah.
Konteks masyarakat disini dapat dijadikan pertimbangan Sedangkan zona privat adalah hunian dari warga.
untuk menentukan batasan luasan hunian yang layak bagi
pemulung (disesuaikan dengan kebutuhan real), kebiasaan VII. KESIMPULAN/RINGKASAN
dari penghuni, dan menentukan kebutuhan massa. Pada dasarnya, manusia memiliki kecenderungan untuk
Konteks material dapat dijadikan pertimbangan mengenai lebih memilih dekat dengan alam dibandingkan harus berada
pemilihan material sederhana untuk hunian. Material yang dalam sebuah ruangan tertutup. Hal ini dibuktikan dengan
dipilih disini adalah material berupa sampah daur ulang pada pendekatan biophilic design yang membuktikan bahwa sifat
gambar 7 , sehingga memunculkan karakteristik dari hunian biophilia manusia akan selalu muncul.
pemulung. Tetapi tetap memberikan kesan bersih dan Perilaku para penghuni pada desain rancangan, dapat
nyaman bagi penghuninya. Pemilihan material ini juga dibentuk dengan cara pemberian material atau pola pada
sebagai respon terhadap isu yang dipilih, yaitu isu mengenai desain rancangan. Seperti untuk jalur evakuasi, diberikan
sampah. tanda atau warna yang berbeda untuk memudahkan penghuni
Konteks material seperti pemilihan jenis material, bentuk, mengetahui akses keluar.
warna, dan pola dipilih karena dapat digunakan untuk Pada desain Kampung Daur Ulang juga dapat disimpulkan
membantu mendefinisikan bangunan biophilic, seperti dalam bahwa dari bahan-bahan bekas daur ulang, dapat diolah
kategori natural analogues [1]. menjadi sesuatu hal yang estetis dan lebih berkarakter (pada
gambar 11). Selain itu dari bahan daur ulang, dapat
VI. KONSEP DESAIN DAN HASIL EKSPLORASI dihasilkan tampak bangunan yang tidak monoton,
Konsep perencanaan Kampung Daur ulang diperoleh dari berdasarkan material yang didapatkan
analisa serta perbandingan dari dua preseden yaitu Kampung
Code (Jogjakarta) dan Kampung Deret (Jakarta) serta dari UCAPAN TERIMA KASIH
kriteria desain yang diterapkan. Berikut merupakan konsep Penulis V.A mengucapkan terima kasih kepada segenap
perencanaan wilayah Kampung Daur Ulang. dosen dan karyawan jurusan arsitektur ITS, keluarga, dan
Berdasarkan perbandingan tersebut, didapatkan 3 konsep teman-teman atas segala dukungan dan doa terhadap penulis,
fungsi pada objek. Yaitu konsep fungsi shelter, fungsi sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
komersil, dan fungsi area hijau. Fungsi shelter dibagi menjadi
2, yaitu (a) terdapat rumah singgah (gambar 9) bagi penghuni DAFTAR PUSTAKA
illegal dan rumah hunian tetap bagi penghuni legal, (b) kedua
[1] Clark, Edward. 2012. Biophilic Design; Strategies to Generate Wellness
rumah memiliki konsep dibangun terpisah. Perbedaan dari and Productivity. 1735 New York Avenue. New York.
rumah hunian dengan rumah singgah adalah keperluan MCK [2] Ryan dkk. (2014). “Biophilic Design Patterns; Emerging Nature Based
Parameters for Health and Well-Being in the Built Environment”, Vol.8,
yang dipisah dari kamar tidur. MCK pada rumah singgah No. 62-76.
berfungsi sebagai fasum (gambar 10). Fungsi komersil [3] Silas, Johan. 1993. Rumah produktif Sebagai Tempat Tinggal dan Tempat
dihadirkan dengan penyediaan massa berupa rumah daur Bekerja di Permukiman Komunitas Pengrajin Emas,
[4] menlhk.go.id diakses pada tanggal 15 Juli 2016
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) G-247

[5] www.google.com diakses pada tanggal 15 Juli 2016


[6] www.google.com diakses pada tanggal 13 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai