Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH FITOKIMIA

EKSTRAK DAN EKSTRAKSI

Disusun Oleh :

Nama : Rachma Septia Cahya Ningrum

NIM : 34180259

PRODI DIII FARMASI STIKES SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2020
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Fitokimia ini.

Penyusun bersyukur karena dengan kodrat dan iradat Allah SWT.


Penyusun dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Namun dengan kerendahan
hati, keterbukaan tangan dan keleluasaan waktu “tak ada gading yang tak retak”
oleh karena itu penyusun berterima kasih akan saran dan kritik sahabat pembaca
budiman.

Akhirnya semoga laporan ini dapat menjadi ladang amal saleh yang dapat
diterima oleh Allah SWT, ilmu yang bermanfaat dan menjadi bagian dalam
mewujudkan agen of change kearah yang diridhai Allah SWT. Amin.

Yogyakarta, Maret 2020

Penyusun
3

DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………. 1

KATA PENGANTAR ………………………………………….. 2

DAFTAR ISI ………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… 4

A. LATAR BELAKANG ………………………………… 4


B. RUMUSAN MASALAH ………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………. 6

A. PENGERTIAN EKSTRAKSI …………………………. 6


B. TAHAP EKSTRAKSI …………………………………. 7
C. PELARUT EKSTRAKSI …………………………. 7
D. PRINSIP KERJA EKSTRAKSI …………………. 8
E. JENIS EKSTRAKSI ………………………………….. 10
F. APLIKASI EKSTRAKSI ………………………….. 14
G. EKSTRAK ………………………………………….. 16

BAB III PENUTUP ………………………………………….. 21

A. KESIMPULAN …………………………………… 21

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 22


4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk


mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran
senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam
keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam
keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan
seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa
kimia dalam keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia
dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan.

Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses


perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan
menjadi proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis
proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi.
Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena
biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk
campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis
5

(seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus


dilakukan.

Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai


metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen
penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen
(satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu campuran
heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-padat, padat-cair,
padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan
sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus
dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah:


1. Mengetahui pengertian ekstraksi
2. Bagaiman prinsip ekstraksi secara umum ?
3. Pelarut apa yang sebaiknya digunakan dalam ekstraksi ?
4. Ada berapakah jenis-jenis ekstraksi?
5. Apa itu ekstrak?
6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan


pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat
tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke
pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya
bahan alami) tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode
pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya
saja,karena komponennya saling bercampur sangat erat, peka terhadap
panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam
konsentrasi yang terlalu rendah.

Dalam hal semacam. itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses


yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Ekstaksi /
penyarian adalah kegiatan penarikan zat aktif yang dapat larut dari bahan
yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Hasil dari ekstraksi adalah
ekstrak yang merupakan sediaan kental yang diperoleh dengan
mengekstraksi senyawa aktif dan simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua pelarut diuapkan.
Jenis ekstraksi dan cairan mana yang sebaiknya digunakan, sangat
tergantung dari kelarutan bahan kandungan serta stabilitasnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ekstraksi adalah suatu proses pemisahan


suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak
saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik.
Jika kedua fasa merupakan cairan yang tidak saling bercampur, disebut
ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair suatu senyawa dipartisipasikan
diantara dua pelarut atau fasa.
7

B. Tahapan-tahapan Ekstraksi

Suatu proses ekstraksi biasanya melibatkan tahap-tahap berikut ini :


1. Mencampur bahan-bahan ekstraksi dengan pelarut dan dibiarkan saling.
Dalam hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang
antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut (terjadi ekstraksi).
2. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara
penjernihan atau filtrasi.
3. Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali
pelarut,umumnya dilakukan dengan menguapkan pelarut.

C. Pelarut Yang Digunakan Dalam Ekstraksi

Dalam proses ekstraksi, pemilihan pelarut yang digunakan sangatlah


penting untuk tercapainya keberhasilan proses ekstraksi diantaranya :

Selektivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan
komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek, terutama
pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak,
resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan.
Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan,
yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua.

Kelarutan
Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang
besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).

Kemampuan tidak saling bercampur


Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas)
larut dalam bahan ekstraksi.
8

Kerapatan
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan
kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini
dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali
setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda
kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan
menggunakan gaya sentrifugal.

Reaktivitas
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia
pada komponen-kornponen bahan ekstraksi. Sebaliknya, dalam hal-hal
tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam)
untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali Ekstraksi juga
disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan
mutlak harus berada dalam bentuk larutan.

Titik didih
Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara
penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu tidak
boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk ascotrop.Ditinjau dari
segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih
pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan
yang rendah).

Kriteria lain
Murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak dapat terbakar,
tidak korosif, tidak menyebabkan terbentukya emulsi, memiliki viskositas
yang rendah.
D. Prinsip Kerja Ekstraksi

 Prinsip maserasi
9

Penyaringan zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk


simplisia dalam cairan penyaring yang sesuai selama tiga hari pada
temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyaring akan masuk ke
dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan
penyaring dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut
berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel
dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan
dan filtratnya dipekatkan.

 Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana
silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari
dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadan
jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi, dan
berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke
bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.

 Prinsip Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian
rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap
dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia
dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan
akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi
sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna,
10

tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali.
Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.

 Prinsip Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel
dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari
lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor
bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali
menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada
labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara
berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut
dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.

 Prinsip Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang
dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap
5-10º C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya
penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari
akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi
molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas
bulat penampung.

E. Jenis-Jenis Ekstraksi
Adapun jenis ekstraksi ada dua macam yaitu, ekstraksi secara panas dan
secara dingin:
1. Ekstraksi secara dingin
 Metode maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan
cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama
beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.
11

Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang


mengandung komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari,
tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin.
Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang
kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi
sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak,
tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur
keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.

 Metode Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui
serbuk simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah
tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah
terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara sampel padat
tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks, dan
pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak
melarutkan komponen secara efisien.
Salah satu alat untuk metode perkolasi yang sudah mengalami sedikit
modifikasi yang terdiri dari sebuah labu alas bulat yang dilengkapi
dengan suatu kolom kosong di mana sampel ditempatkan.

sampel bahan tanaman


Gambar 7 : Alat sederhana untuk
ekstraksi padat-cair berksinambungan
pelarut
Di atas kolom diletakkan sebuah pendingin. Dengan cara ini perkolasi
menjadi lebih sempurna karena proses ekstraksi dilakukan dengan
pemanasan/pendidihan. Sejumlah pelarut (5-10 kali jumlah sampel)
dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan dipanaskan sampai mendidih.
12

Pendingin akan mengkondensasi uap pelarut yang selanjutnya akan jatuh


dan melewati sampel. Saat pelarut kontak dengan sampel inilah proses
ekstraksi senyawa dalam sampel terjadi. Pelarut yang telah mengadakan
kontak dengan sampel dan telah mengekstrak sampel akan jatuh kembali
ke dalam labu alas bulat. Demikian proses berlangsung berulang-ulang
sampai proses ekstraksi selesai.

2. Ekstraksi secara panas


 Metode refluks
Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi
sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan
langsung..
Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar
dan sejumlah manipulasi dari operator.

Berdasarkan bentuk campurannya (yang diekstraksi) suatu ekstraksi


dibedakan menjadi dua yaitu
1. Ekstraksi Padat-Cair
Pada ekstraksi ini, zat yang diekstraksi didalam campuran
berbentuk padatan, contoh pada ekstraksi ini adalah ekstraksi
maserasi, perkolasi, dan sokletasi.

2. Ekstraksi Cair-Cair
Pada ekstraksi ini, zat yang diektraski didalam campuran yang
berbentuk cairan. Ekstraksi cair-cair terbagi menjadi dua bagian
yaitu ekstraksi cair-cair tak kontinu dan ekstraksi cair-cair kontinu.

Ekstraktor cair-cair tak kontinu


Dalam hal yang paling sederhana, bahan ekstraksi. Yang cair
dicampur berulangkali dengan pelarut segar dalam sebuah tangki
pengaduk (sebaiknya dengan saluran keluar di bagian bawah).
13

Larutan ekstrak yang dihasilkan setiap kali dipisahkan dengan cara


penjernihan (pengaruh gaya berat). Yang konstruksinya lebih
menguntungkan bagi proses pencampuran dan pernisahan adalah
tangki yang bagian bawahnya runcing (yang dilengkapi dengan
perkakas pengaduk, penyalur bawah, maupun kaca Intip yang
tersebar pada seluruh ketinggiannya). Alat tak kontinu yang
sederhana seperti itu digunakan misalnya untuk mengolah bahan
dalam jurnlah kecil, atau bila hanya sekali-sekali dilakukan
ekstraksi. Untuk Pemisahan yang dapat dipercaya antara fasa berat
dan fasa ringan, sedikit-sedikitnya diperlukan sebuah kaca intip
pada saluran keluar di bagian bawah tangki ekstraksi.

Selain itu penurunan lapisan antar fasa seringkali dikontrol secara


elektronik (dengan perantara alat ukur konduktivitas), secara optik
(dengan bantuan detektor cahaya 289 hatas) atau secara mekanik
(dengan pelampung atau benda apung). Peralatan ini mudah
digabungkan dengan komponen pemblokir dan perlengkapan
alarm, yang akan menghentikan aliran keluar dan/atau
memberikan alarm, segera setelah lapisan tersebut melampaui
kedudukan tertentu.Agar fasa ringan (yang kebanyakan terdiri atas
pelarut organik) tidak masuk ke dalam saluran pembuangan
air,pencegahan yang lebih baik dapat dilakukan dengan memasang
bak penampung (bak penyangga) dibelakang ekstraktor.

Ekstraktor cair-cair kontinu


Operasi kontinu pada ekstraksi cair-cair dapat dilaksanakan
dengan sederhana, karena tidak saja pelarut, melainkan juga bahan
ekstraksi cair secara mudah dapat dialirkan dengan bantuan
pompa. Dalam hal ini bahan ekstraksi berulang kali dicampur
dengan pelarut atau larutan ekstrak dalam arah berlawanan yang
konsentrasinya senantiasa meningkat. Setiap kali kedua fasa
dipisahkan dengan cara penjernihan. Bahan ekstraksi dan pelarut
14

terus menerus diumpankan ke dalam alat, sedangkan rafinat dan


larutan ekstrak dikeluarkan secara kontinu. Ekstraktor yang paling
sering digunakan adalah kolom-kolom ekstraksi,di samping itu
juga digunakan perangkat pencampur-pemisah (mixer settler).
Alat-alat ini terutama digunakan bila bahan ekstraksi yang harus
dipisahkan berada dalam kuantitas yang besar, atau bila bahan
tersebut diperoleh dari proses-proses sebelumnya secara terus
menerus.

F. Aplikasi Ekstraksi

Pada proses pemisahan suatu campuran ada yang memerlukan metode


pemisahan, ada pula yang dikombinasi lebih dari satu jenis metode.
Berikut ini beberapa contoh pemanfaatan metode pemisahan dengan
menggunakan metode pemisahan tertentu.

Percobaan ekstraksi menggunakan iod yang ditambahkan air dan


kloroform sebagai pelarut. Pencampuran antara iod, air dan kloroform
menghasilkan dua fasa/lapisan, dimana lapisan bawah yang berwarna ungu
merupakan lapisan iod dalam kloroform sedangkan lapisan atas yang
berwarna kuning muda adalah iod dalam air. Kloroform berada di lapisan
bawah karena berat jenis kloroform (1,49 gr/cm3) lebih besar daripada
berat jenis air (1,0 gr/cm3). Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa
iodium lebih banyak terlarut dalam kloroform dibanding dalam air. Hal ini
disebabkan oleh sifat kloroform yang hampir sama dengan sifat Iod
daripada sifat air dengan Iod. Air bersifat polar sedangkan Iod dan
kloroform bersifat semipolar. Karena itu Iod lebih cenderung terdistribusi
dan terlarut ke dalam kloroform dibanding ke dalam air. Dua lapisan
tersebut kemudian dipisahkan dan pada lapisan air ditambahkan lagi
kloroform agar iod yang tersisa dalam air akan terlarut dalam kloroform
(dilakukan sebanyak 5 kali), sehingga lapisan air akan semakin bening
yang menunjukkan bahwa tidak ada lagi kandungan iod dalam air.
15

Berikut merupakan contoh ekstraksi dalam kehidupan sehari-hari:


1. Pemurnian Garam Dapur
Air laut banyak mengandung mineral terutama garam dapur (NaCl).
Petani garam dapur memisahkan garam dapur dengan menjemur air laut
pada sebuah bangunan yang datar dan lapang. Garam yang diperoleh,
kemudian diolah di industri untuk dicuci dan ditambah iodium.

2. Pemurnian Air Minum


Air adalah sumber kehidupan. Air selalu diperlukan dalam setiap bidang
kehidupan kita.bagi penduduk Indonesia, tidak sulit untuk mendapatkan
air tawar, namun di daerah timur tengah sulit untuk mendapatkan air
tawar. Mereka melakukan penyulingan (destilasi) untuk memperoleh air
tawar secara besar-besaran.

3. Pemurnian minyak kayu putih


Pada proses ini sampel yang akan disari dimasukkan pada alat soxhlet,
lalu setelah dielusi dengan pelarut yang cocok sedemikian rupa sehingga
akan terjadi dua kali sirkulasi dalam waktu 30 menit. Larutan yang
diekstraksi ditempatkan pada tabung panjang. Pelarut ditempatkan di labu
destilasi, seperti ditunjukkan pada gambar.  Adanya pemanasan
menyebabkan pelarut keatas lalu diembunkan oleh pendingin udara
menjadi tetesan-tetesan yang akan terkumpul kembali dan bila melewati
batas lubang pipa samping soxhlet, maka akan terjadi sirkulasi yang
berulang-ulang akan menghasilkan penyarian yang baik. Kemudian bahan
yang akan diekstraksi diletakkan dalam sebuah kantong ekstraksi (kertas,
karton dan sebagainya) di dalam sebuah alat ekstraksi dari gelas yang
bekerja kontinyu. Wadah gelas yang berisi sampel diletakkan diantara
labu suling dan suatu pendingin aliran balik. Labu tersebut berisi bahan
pelarut yang menguap dan mencapai ke dalam pendingin aliran balik
melalui pipa pipet, berkondensasi di dalamnya, menetes ke atas bahan
yang akan diekstraksi dan membawa keluar bahan yang diekstraksi.
16

Larutan yang terkumpul dalam wadah gelas dan setelah mencapai tinggi
maksimal secara otomatis dipindahkan ke dalam labu dengan demikian
zat yang akan terekstraksi terakumulasi melalui penguapan bahan pelarut
murni berikutnya. Pada cara ini bahan terus diperbaharui artinya
dimasukkan bahan pelarut bebas bahan aktif. Cairan penyaring yang biasa
digunakan adalah air, eter atau campuran etanol dan air. Air atau etanol
menjadi acuan cairan pengekstraksi karena banyak bahan tumbuhan larut
dengan air atau etanol.

G. PENGERTIAN EKSTRAK

Ekstrak adalah suatu produk hasil pengambilan zat aktif dari


tanaman menggunakan pelarut. Selanjutnya pelarut yang digunakan
diuapkan kembali sehingga zat aktif ekstrak menjadi pekat. Bentuknya
dapat kental atau kering tergantung banyaknya pelarut yang diuapkan
kembali.

2.      JENIS-JENIS EKSTRAK

Ekstrak dapat dibedakan berdasarkan

1.  Berdasarkan konsistensinya:

a) Ekstrak cair: ekstrak cair, tingtur, maserat minyak (Extracta


Fluida (Liquida))

b) Semi solid: ekstrak kental (Extracta spissa)

c) Kering: ekstrak kering (Extracta sicca)

 2.  Berdasarkan komposisinya:

a)    Ekstrak murni: ekstrak yang tidak mengandung pelarut


maupun bahan tambahan lainnya.
17

b)   Sediaan ekstrak: pengolahan lebih lanjut dari ekstrak murni


untuk dibuat sediaan ekstrak, baik kental maupun serbuk kering untuk
selanjutnya dibuat sediaan obat seperti kapsul, tablet, dan lain-lain.

3. Berdasarkan senyawa aktifnya:

a)    Adjusted/standardised extracts, merupakan ekstrak yang


diperoleh dengan mengatur kadar senyawa aktif (menambahkan dalam
batas toleransi) yang aktivitas terapeutiknya diketahui dengan tujuan
untuk mencapai komposisi yang dipersyaratkan.

b)   Quantified extract, merupakan ekstrak yang diperoleh dengan


mengatur kadar senyawa yang diketahui berperan dalam menimbulkan
khasiat farmakologi dengan tujuan agar khasiatnya sama. Quantified
extract memiliki kandungan senyawa dengan aktivitas yang diketahui
namun senyawa yang sbertanggung jawab terhadap aktivitas tersebut
tidak diketahui.

3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU EKSTRAK

Dibagi atas 2 bagian yaitu :

1.      Faktor kimia

  Faktor kimia dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

a) Faktor internal

1. Jenis senyawa aktif dalam simplisia

2.Komposisi kualitatif senyawa aktif

3.Komposisi kuantitatif senyawa aktif

4.Kadar total rata-rata senyawa aktif

                     b)  Faktor eksternal

1. Perbandingan ukuran alat ekstraksi


18

2. Ukuran, kekerasan dan kekeringan simplisia

3.  Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi

4.  Kandungan logam berat

5.  Kandungan pestisida

     2. Faktor biologi

a. Identitas jenis (species)

b. Lokasi tumbuhan asal

c. Periode pemanenan hasil tumbuhan

d.Penyimpanan bahan tumbuhan

e.Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan

4.Pengertian Rendemen

Rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) ekstrak yang


dihasilkan dari ekstraksi tanaman.

5. Perhitungan rendemen ekstrak

Rendemen menggunakan satuan persen (%). Semakin tinggi nilai


rendemen yang dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang dihasilkan
semakin banyak.

Kualitas ekstrak yang dihasilkan biasanya berbanding terbalik


dengan jumlah rendamen yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai rendamen
19

yang dihasilkan maka semakin rendah mutu yang di dapatkan. Adapun


rumus untuk menghitung rendamen sebagai berikut:

Rendemen                     =  bobot ekstrak  x 100%

                                          bobot simplisia

6. Tahap-tahap pembuatan ekstrak

a)      Pembuatan serbuk simplisia

Pembuatan serbuk simplisia dimaksudkan untuk memperluas


permukaan kontak simplisia dengan cairan penyari. Proses penyerbukan
dilakukan sampai derajat kehalusan serbuk yang optimal sesuai
persyaratan.

b)      Pemilihan pelarut atau cairan penyari

Pelarut atau cairan penyari menentukan senyawa kimia yang akan


terekstraksi dan berada dalam ekstrak. Dengan diketahuinya senyawa
kimia yang akan diekstraksi akan memudahkan proses pemilihan cairan
penyari.

c)      Proses ekstraksi atau pemilihan cara ekstraksi

Cara ekstraksi yang dipilih juga menentukan kualitas ekstrak yang


diperoleh. Dalam memilih cara ekstraksi harus diperhatikan prinsip
ekstraksi yaitu menyari senyawa aktf sebanyak-banyaknya dan secepat-
cepatnya sehingga diperoleh efisiensi ekstraksi.

d)     Separasi dan pemurnian

Separasi atau pemisahan dan pemurnian merupakan salah satu


proses yang diperlukan terhadap ekstrak untuk meningkatkan kadar
senyawa aktifnya. Separasi dapat dilakukan dengan cara-cara tertentu
20

seperti dekantasi, penyaringan, sentrifugasi, destilasi, dan lain-lain.


Pemurnian ekstrak dapat dilakukan dengan cara mengekstraksi zat-zat
yang tidak diinginkan dalam ekstrak agar terpisah dari zat-zat yang
diinginkan.

e)      Penguapan dan pemekatan

Penguapan atau pemekatan merupakan proses untuk meningkatkan


jumlah zat terlarut dalam ekstrak dengan cara mengurangi jumlah
pelarutnya dengan cara penguapan tetapi tidak sampai kering.

f)       Pengeringan ekstrak

Pengeringan ekstrak umumnya dilakukan untuk membuat sediaan


padat seperti tablet, kapsul, pil, dan sediaan padat lainnya. Pengeringan
ekstrak dapat dilakukan dengan penambahan bahan tambahan (non-
native herbal drug preparation) atau tanpa penambahan bahan tambahan
(native herbal drug preparation).

g)      Penentuan rendemen ekstrak

Rendemen ekstrak dihitung dengan cara membandingkan jumlah


ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal yang digunakan.
Rendemen ekstrak dapat digunakan sebagai parameter standar mutu
ekstrak pada tiap bets produksi maupun parameter ekstraksi
21

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan


perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang
berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik.
2. Prinsip kerja ekstraksi ada 5 yaitu prinsip maserasi, prinsip perkolasi,
prinsip soxhletasi, prinsip refluks, dan prinsip rotavapor.
3. Jenis-jenis ekstraksi ada 2 yaitu ekstraksi secara dingin dan ekstraksi
secara panas.
4. Berdasarkan bentuk campurannya (yang diekstraksi) suatu ekstraksi
dibedakan menjadi dua yaitu ekstraksi Padat-Cair, ekstraksi Cair-Cair.
5. Ekstrak adalah suatu produk hasil pengambilan zat aktif dari tanaman
menggunakan pelarut.
22

DAFTAR PUSTAKA

Basset, J. dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas


Indonesia Press.

Underwood, A. L dan Day A. R. 1990. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima.


Jakarta: Erlangga

Anonim. 2012. [Online] diunduh pada 01 November 2015 pukul 22.08 WIB di
http://mafia.mafiaol.com/2012/12/pemisahan-campuran-dengan-cara-
ekstraksi.html

Anda mungkin juga menyukai