Disusun Oleh :
NIM : 34180259
YOGYAKARTA
2020
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Fitokimia ini.
Akhirnya semoga laporan ini dapat menjadi ladang amal saleh yang dapat
diterima oleh Allah SWT, ilmu yang bermanfaat dan menjadi bagian dalam
mewujudkan agen of change kearah yang diridhai Allah SWT. Amin.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………. 1
A. KESIMPULAN …………………………………… 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekstraksi
B. Tahapan-tahapan Ekstraksi
Selektivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan
komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek, terutama
pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak,
resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan.
Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan,
yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua.
Kelarutan
Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang
besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).
Kerapatan
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan
kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini
dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali
setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda
kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan
menggunakan gaya sentrifugal.
Reaktivitas
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia
pada komponen-kornponen bahan ekstraksi. Sebaliknya, dalam hal-hal
tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam)
untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali Ekstraksi juga
disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan
mutlak harus berada dalam bentuk larutan.
Titik didih
Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara
penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu tidak
boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk ascotrop.Ditinjau dari
segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih
pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan
yang rendah).
Kriteria lain
Murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak dapat terbakar,
tidak korosif, tidak menyebabkan terbentukya emulsi, memiliki viskositas
yang rendah.
D. Prinsip Kerja Ekstraksi
Prinsip maserasi
9
Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana
silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari
dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadan
jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi, dan
berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke
bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.
Prinsip Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian
rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap
dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia
dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan
akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi
sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna,
10
tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali.
Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Prinsip Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel
dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari
lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor
bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali
menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada
labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara
berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut
dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.
Prinsip Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang
dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap
5-10º C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya
penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari
akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi
molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas
bulat penampung.
E. Jenis-Jenis Ekstraksi
Adapun jenis ekstraksi ada dua macam yaitu, ekstraksi secara panas dan
secara dingin:
1. Ekstraksi secara dingin
Metode maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan
cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama
beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.
11
Metode Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui
serbuk simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah
tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah
terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara sampel padat
tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks, dan
pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak
melarutkan komponen secara efisien.
Salah satu alat untuk metode perkolasi yang sudah mengalami sedikit
modifikasi yang terdiri dari sebuah labu alas bulat yang dilengkapi
dengan suatu kolom kosong di mana sampel ditempatkan.
2. Ekstraksi Cair-Cair
Pada ekstraksi ini, zat yang diektraski didalam campuran yang
berbentuk cairan. Ekstraksi cair-cair terbagi menjadi dua bagian
yaitu ekstraksi cair-cair tak kontinu dan ekstraksi cair-cair kontinu.
F. Aplikasi Ekstraksi
Larutan yang terkumpul dalam wadah gelas dan setelah mencapai tinggi
maksimal secara otomatis dipindahkan ke dalam labu dengan demikian
zat yang akan terekstraksi terakumulasi melalui penguapan bahan pelarut
murni berikutnya. Pada cara ini bahan terus diperbaharui artinya
dimasukkan bahan pelarut bebas bahan aktif. Cairan penyaring yang biasa
digunakan adalah air, eter atau campuran etanol dan air. Air atau etanol
menjadi acuan cairan pengekstraksi karena banyak bahan tumbuhan larut
dengan air atau etanol.
G. PENGERTIAN EKSTRAK
2. JENIS-JENIS EKSTRAK
1. Berdasarkan konsistensinya:
2. Berdasarkan komposisinya:
1. Faktor kimia
a) Faktor internal
b) Faktor eksternal
4.Pengertian Rendemen
f) Pengeringan ekstrak
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Anonim. 2012. [Online] diunduh pada 01 November 2015 pukul 22.08 WIB di
http://mafia.mafiaol.com/2012/12/pemisahan-campuran-dengan-cara-
ekstraksi.html