Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENGUJIAN IMPACT OF JET

1.1 Pendahuluan
1.1.1 Latar Belakang
Impact of jet merupakan suatu percobaan yang menyelidiki tentang
pengaruh momentum tumbukan suatu fluida terhadap suatu permukaan (vane).
Fluida yang mengalir melalui nozzle akan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi
dibanding sebelum melalui nozzle. Perubahan kecepatan ini akan menimbulkan
perubahan momentum karena kecepatan berbanding lurus terhadap momentum
(P=m.v). Momentum yang besar ketika menumbuk suatu bidang akan
menimbulkan gaya yang besar pula. Gaya yang timbul berupa gaya tolak yang
dialami bidang yang ditumbuk (dalam percobaan ini fluida menumbuk pada vane).
Dalam mekanika fluida kita sangat erat hubungannya dengan tekanan dan
kecepatan. Karena dua fungsi tersebut adalah pokok mengapa bisa terjadi proses
mekanik. Tekanan dan kecepatan pada dasarnya memiliki nilai yang berbalik.
Artinya jika suatu substansi memiliki kecepatan yang tinggi maka substansi
tersebut akan memiliki tekanan yang rendah, begitu juga sebaliknya.
Pada praktikum impact of jet dapat kita ketahui bahwa penurunan tekanan
dapat meningkatkan kecepatan, peristiwa tersebut dapat kita lihat aplikasinya pada
nozzle. Perubahan kecepatan sebelum dan sesudah dari nozzle akan menimbulkan
perubahan momentum (Sola, 2015).
Setiap fluida yang dipancarkan mempunyai gaya atau kerja mekanis yang
menyebabkan tumbukan. Gaya ini dapat bermanfaat untuk menggerakkan benda
atau peralatan lain yang membutuhkan gaya penggerak, misalnya turbin.
Salah satu cara untuk menghasilkan gaya atau kerja mekanis dari tekanan
fluida adalah dengan menggunakan tekanan untuk mengakselerasikan fluida
kecepatan tinggi dalam sebuah jet. Jet tersebut diarahkan ke piringan dari sebuah
roda turbin, yang berotasi oleh karena gaya yang timbul pada piringan dikarenakan
perubahan momentum atau impuls yang terjadi ketika jet menyembur pada
piringan. Turbin-turbin air yang bekerja dengan prinsip impuls ini telah dibuat

1
2

dengan keluaran hingga tingkat 100.000 kW dengan efisiensi lebih dari 90%.
Pada percobaan ini, gaya yang ditimbulkan oleh jet air ketika menyembur,
baik pada plat yang rata atau pada plat cekung akan diukur dan dibandingkan
dengan tingkat aliran momentum di dalam jet (Panduan Praktikum Mekanika
Fluida Institut Teknologi Bandung, 2016).

1.1.2 Tujuan Praktikum


Pengujian Impact of Jet pada praktikum Fenomena Dasar Termal adalah
sebagai berikut (Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar Termal, 2020).
1. Mengetahui prinsip kerja nozzle yaitu mengubah tekanan menjadi
kecepatan.
2. Mengukur besarnya gaya tolak yang diakibatkan oleh semburan air yang
keluar dari nozzle.
3. Mengtahui pengaruh bentuk permukaan vane terhadap besarnya gaya yang
ditimbulkan oleh semburan air melalui nozzle.

1.2 Dasar Teori


1.2.1 Pengetahuan Umum Impact of Jet
Impact of jet adalah peristiwa tumbukan yang didasari oleh teori
momentum untuk fluida. Fluida pada impact of jet dialirkan melalui nozzle. Aliran
fluida yang melalui nozzle akan mengalami pertambahan kecepatan akibat reduksi
luas penampang aliran. Impact of jet berhubungan dengan tiga prinsip fisis, yaitu
momentum, kontinuitas, dan Bernoulli.
a. Momentum
Impact of jet adalah peristiwa tumbukan yang didasari oleh teori
momentum untuk fluida. Fluida pada impact of jet dialirkan melalui nozzle. Aliran
fluida yang melalui nozzle akan mengalami pertambahan kecepatan akibat reduksi
luas penampang aliran. Pertambahan kecepatan tersebut juga memperbesar
momentum yang dihasilkan oleh fluida karena kecepatan (v) berbanding lurus
dengan momentum (P) (Prakarsa, 2015).
3

P =m.v (1.1)
Dimana:
P : momentum (kg.m/s)
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s) ( Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar Thermal, 2020)
b. Kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan
fluida dalam dari satu tempat ke tempat lain. Sebelum menurunkan hubungan, Anda
harus memahami beberapa istilah dalam aliran fluida. Garis aliran (stream line)
diartikan sebagai jalur aliran fluida ideal (aliran lunak). Garis singgung di suatu titik
pada garis memberikan kita arah kecepatan aliran fluida. Garis alir tidak
berpotongan satu sama lain. Tabung air adalah kumpulan dari garis-garis aliran.
Dalam aliran tabung, fluida masuk dan keluar melalui mulut tabung. Untuk itu,
semua fluida tidak boleh dimasukkan dari sisi tabung karena dapat menyebabkan
persimpangan/perpotongan garis-garis aliran. Hal ini akan menyebabkan aliran
tidak tunak lagi. Berikut rumus dari persamaan kontinuitas. (Prakarsa, 2015)
ρ1 A1v1 = ρ2 A2v2 (1.2)
Di bawah ini persamaan kontinuitas antara nozzle dan plat dimana titik
referensinya adalah sumbu x.
m = 𝜌Q = 𝜌Av
Qin = Qout (1.3)
V1 A1 = V2 A2
Dimana :
m1 , m2 : massa alir 1, 2 (kg/s)
ρ1 , ρ2 : massa jenis (kg/m3)
A1, A2 : luas penampang (m2)
v1, v2 : kecepatan (m/s)
ρ : massa jenis (kg/m3)
V1, V2 : volume masuk, keluar (m3)
v : kecepatan (m/s)
Qin, Qout : debit masuk, keluar (m3/s)
4

A1, A2 : luas permukaan (m2)


ṁ : laju aliran massa (kg/s)
c. Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida
akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa
jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan
jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama(Wikipedia, 2017).
Momentum yang besar mengakibatkan gaya yang besar pula saat tumbukan terjadi.
Dalam impact of jet ini, gaya yang terjadi adalah gaya tumbuk fluida terhadap vane.
Berikut adalah rumus dari hukum bernoulli.

Dimana:
z : elevasi
p
: Tinggi Tekanan
ρg

V2
: Tinggi Kecepatan
g

1. 2. 2 Nozzle
Nozzle adalah sebuah alat untuk mengubah tekanan fluida menjadi
kecepatan. Hal tersebut terjadi akibat reduksi luas penampang, dimana kita ketahui
bahwa,
𝐴1 𝑣1
𝑣2 =
𝐴2
Keterangan :
v2 = kecepatan fluida yang keluar dari nozzle (m/s)
v1 = kecepatan fluida yang keluar dari nozzle (m/s)
A1= luas penampang inlet (m2)
A2= luas penampang outlet (m2)
5

Pada nozzle luas penampang inlet lebih besar dari outlet (A1> A2),sehingga
kecepatan fluida pada outlet menjadi lebih besar dari inlet. Jenis nozzle secara
umum dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu konvergen, divergen, dan konvergen-
divergen (Hall, 2015).
a. Nozzle Konvergen
Nozzle konvergen adalah nozzle yang memiliki luas penampang masuk
lebih besar daripada luas penampang keluarnya (Ain > Aout) dan pada nozzle
konvergen dapat menggunakan compressible fluid dan incompressible fluid.
Aplikasi dari nozzle konvergen ini ada pada turbin impuls karena memiliki prinsip
kerja yang meningkatkan kecepatan fluida untuk member impuls pada turbin.
Sehingga Vin < Vout seperti yang diperlihatkan Gambar 1.1

Gambar 1.1 Nozzle Konvergen (Cengel, 2006).

b. Nozzle Divergen
Nozzle divergen adalah dimana luas penampang masuk lebih kecil
daripada luas penampang keluarnya (A1 < A2) dan pada nozzle divergen hanya
dapat menggunakan compressible fluid, sehingga Vin < Vout. Bentuk ini sering
disebut dengan diffuser. Aplikasi pada diffuser ini ada pada nozzle selang pemadam
kebakaran untuk api tersebar. Dimana prinsip kerjanya adalah menaikkan tekanan
tetapi menurunkan kecepatan. Bentuk nozzle divergen di perlihatkan pada Gambar
1.2 dibawah ini.

Gambar 1.2 Nozzle Divergen (Cengel, 2006).


6

c. Nozzle Konvergen-Divergen
Nozzle konvergen-divergen adalah nozzle yang memiliki luasan variable.
Pada nozzle ini, aliran lebih dulu masuk melalui bagian konvergen lalu berkumpul
pada minimum area atau throat, kemudian dikembangkan melalui bagian divergen
dan keluar disebelah kanan. Aplikasi Nozzle konvergen-divergen terdapat pada
mesin jet atau pendorong roket dimana prinsip kerjanya adalah untuk mendapatkan
kecepatan dan tekanan yang tinggi agar pesawat ataupun roket dapat mendapatkan
gaya lift untuk mengudara (Hall, 2015). Bentuk nozzle konvergen-divergen di
perlihatkan pada Gambar 1.3 dibawah ini.

Gambar 1.3 Nozzle Konvergen-Divergen (Cengel, 2006).

1.2.3 Vane
Momentum yang besar mengakibatkan gaya yang besar pula saat
tumbukan terjadi. Dalam impact of jet ini, gaya yang terjadi adlaah gaya tumbuk
fluida terhadap vane. Berikut adalah rumus dari hukum Bernoulli.
(1.6)

Dimana:
z : elevasi
p
: Tinggi Tekanan
ρg

V2
: Tinggi Kecepatan
g

Bila diilustrasikan, persitiwa tumbukan fluida pada pengujian impact of jet ini dapat
dilihat pada gambar 1.4 di bawah ini.
7

Gambar 1.4 Ilustrasi peristiwa tumbukan air pada Hemispherical vane dan Flat
Vane (Cooles, 2017).

Secara umum, prinsip kerja impact of jet adalah pompa menghisap air pada
tangki penampung untuk dialirkan menuju nozzle melalui flow control valve,
flowmeter, dan water supply hose. Skema bagian impact of jet dapat dilihat pada
gambar 1.5 di bawah ini.

Gambar 1.5 Skema bagian impact of jet (Cooles, 2017).

Di dalam nozzle, tekanan fluida diubah menjadi kecepatan, kemudian


aliran flida disemprotkan ke vane. Fluida yang menumbuk vane akan menyebabkan
naiknya weight beam. Kenaikan tersebut kemudian diseimbangkan dengan jockey
weight. Dari angka yang ditunjukan saat penyeimbangan tersebut, dapat diketahui
momentum yang menumbuk vane.
8

1.2.4 Rumus Perhitungan Impact Of Jet


Dalam pengujian Impact of Jet dibutuhkan beberapa data standar yang
didapatkan sesuai dengan spesfikasi dari property air dan peralatan impact of jet.
Data-datanya sebagai berikut. (Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar Termal, 2020)
Massa jenis air (ρ) : 103 kg/m3

Diameter nozzle (d) : 10 mm


Luas penampang nozzle (A) : 78, 5 mm2
Massa dari jockey weight(m) : 0,6 kg
Jarak antara pusat vane dengan daerah batas : 0,15 m
Tinggi vane diatas nozzle (s) : 35 mm
Rumus perhitungan yang digunakan pada pengujian impact of jet adalah
sebagai berikut:
1. Laju aliran massa ( ṁ)
𝜌×𝑣
ṁ= (𝐾𝑔⁄𝑠) (1.7)
𝑡

2. Kecepatan fluida keluar dari nozzle(u)



𝑢 = 𝜌𝐴 (𝑚⁄𝑠) (1.8)

3. Kecepatan fluida sebelum terdefleksi (u0)


𝑢0= √𝑢2 − 2𝑔𝑠 (1.9)
4. Momentum masuk sistem (J)
𝐽 = 𝑢0 × ṁ (𝑘𝑔. 𝑚⁄𝑠 2 ) (1.10)
5. Momentum meninggalkan sistem (J’)
𝐽 = 𝑢0 × ṁ × cosβ (𝑘𝑔. 𝑚 ⁄𝑠 2 ) (1.11)
6. Gaya pada vane(F)
𝐹 = 4. 𝑔. 𝑦 (𝑁) (1.12)
Dimana :

V = Volume bench (m3)

g = percepatan gravitasi (m/s2)


y =posisi jockey weight (m)
9

1.3 Peralatan dan Prosedur Impact Of Jet


Pengujian Impact of jet pada praktikum fenomena dasar mesin bagian
termal ini dilaksanakan di Laboratorium Thermofluida, Kampus Teknik Mesin,
Universitas Diponegoro. Pengujian ini dilakukan menggunakan peralatan dan
prosedur sebagai berikut.
1.3.1 Peralatan Pengujian Impact Of Jet
a. Rangkaian uji Impact Of Jet
Rangkaian uji impact of jet adalah seperti yang ditunjukkan oleh Gambar
1.6

Impact of Hydraulic
Jet Bench

Tachometer Volumemeter

Loadcell Delivery
Display Valve

Pompa Motor
Sentrifugal Listrik

Gambar 1.6 Rangkaian peralatan uji Impact of Jet (Laboratorium Thermofluida


Teknik Mesin Universitas Diponegoro, 2020)
10

b. Impact Of Jet
Peralatan pengujian dalam percobaan Impact Of Jet dapat dilihat pada
gambar 1.7

Adjusting Nut

Nozzle Weight beam

Supply Hose Cover plate

Drain Pipe

Gambar 1.7 Impact of Jet (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2020).

Bagian-bagian dari Impact Of Jet adalah sebagai berikut :


1. Nozzle
Nozzle berfungsi untuk mempercepat laju aliran dan mengarahkan air agar
menumbuk vane. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.8

Nozzle

Gambar 1.8 Nozzle (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2020).
11

2. Vane
Vane cekung dan datar berfungsi untuk mengetahui variasi gaya akibat
bentuk pancaran balik aliran yang berbeda. Seperti yang dapat dilihat pada gambar
1.9

(a) (b)
Gambar 1.9 (a) Vane datar (b) Vane cekung (Laboratorium Thermofluida Teknik
Mesin Universitas Diponegoro, 2020).

3. Supply Hose
Supply hose berfungsi untuk menyediakan suplai air yang berasal dari
pompa sentrifugal untuk disalurkan ke Nozzle. Seperti yang dapat dilihat pada
gambar 1.10

Gambar 1.10 Supply Hose (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin


Universitas Diponegoro, 2020).
12

4. Drain Pipe
Drain pipe berfungsi untuk mengalirkan air keluar alat uji Impact of Jet ke
hydraulic bench. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.11

Gambar 1.11 Drain Pipe (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2020).

5. Cover Plate
Cover plate berfungsi untuk menutup alat percobaan agar air tidak keluar
saat pengujian impact of jet. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.12

Gambar 1.12 Cover Plate (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin


Universitas Diponegoro, 2020).
6. Plastic Strip
Plastic strip berfungsi untuk menghubungkan cover plate dengan weight
beam. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.13

Plastic Strip

Gambar 1.13 Plastic Strip (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin


Universitas Diponegoro, 2020).
13

7. Weight Beam
Weight beam yang bersama-sama jockey weight berfungsi untuk mengukur
gaya semprot dari nozzle. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.14

Weight beam

Gambar 1.14 Weight Beam (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin


Universitas Diponegoro, 2020).

8. Jockey Weight
Jockey Weight berfungsi sebagai pemberat sekaligus penunjuk skala pada
weight beam. Jockey weight memiliki berat 0.6 kg. Seperti yang dapat dilihat pada
gambar 1.15

Gambar 1.15 Jockey Weight (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin


Universitas Diponegoro, 2020).
14

9. Adjusting Nut dan Spring


Adjusting nut berfungsi untuk menyeting nol posisi awal dari weight beam.
Spring sebagai tahanan gaya dorong yang dihasilkan. Seperti yang dapat dilihat
pada gambar 1.16

Adjusting Nut

Spring

Gambar 1.16 Adjusting Nut (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin


Universitas Diponegoro, 2020).

10. Tally
Tally berfungsi untuk mengindikasikan posisi horizontal weight beam
pada tiap waktu pembacaan dibutuhkan. Seperti yang dapat dilihat pada gambar
1.17

Tally

Gambar 1.17 Tally (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2020).
15

c. Hydraulic Bench
Tempat menampung air untuk pengujian Impact of jet. Seperti yang dapat
dilihat pada gambar 1.18

Gambar 1.18 Hydraulic Bench (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin


Universitas Diponegoro, 2020).

Bagian-bagian dari hydraulic bench adalah sebagai berikut :


1. Volumemeter
Volumemeter berfungsi untuk mengukur volume air yang ditampung oleh
hydraulic bench. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.19

Gambar 1.19 Volumemeter (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin


Universitas Diponegoro, 2020).
16

2. Valve
Valve berfungsi untuk mengatur variasi laju aliran air masuk, baik bukaan
penuh, 2/3 dan 1/3. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.20

Gambar 1.20 Valve (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2020).

d. Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal berfungsi untuk memompa air masuk ke dalam sistem.
Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.21

Pompa Sentrifugal

Gambar 1.21 Pompa Sentrifugal (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin


Universitas Diponegoro, 2020).

e. Motor Listrik
Motor listrik berfungsi untuk memberkan daya pada pompa sentrifugal.
Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.22

Motor Listrik

Gambar 1.22 Motor Listrik (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin


Universitas Diponegoro, 2020).
17

f. Pulse Meter
Pulse meter berfungsi untuk mengatur jumlah putaran motor listrik.
Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.23

Gambar 1.23 Pulse Meter (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin


Universitas Diponegoro, 2020)

g. Load Cell
Load cell berfungsi untuk mengukur kecepatan massa yang masuk ke
dalam sistem. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.24

Gambar 1.24 Load Cell (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2020).
18

h. Stopwatch
Stopwatch berfungsi untuk mengukur waktu untuk air dalam hydraulic
bench mencapai 5 liter. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.25

Gambar 1.25 Stopwatch (Laboratorium Thermofluida Teknik Mesin Universitas


Diponegoro, 2020).

1.3.2 Prosedur Pengujian Impact Of Jet


Prosedur percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Meletakkan impact of jet di atas hydraulic bench.
2. Menyambung pipa air ke supply hose.
3. Meletakkan jockey weight pada posisi nol.
4. Memutar pengatur pegas sehingga weight beam dalam kondisi
kesetimbangan.
5. Memasang vane datar.
6. Mengatur variasi bukaan penuh, 2/3, dan 1/3.
7. Mengatur rpm motor 1700 dan 1900.
8. Mengatur jockey weight sehingga posisi weight beam konsisinya
setimbang, mencatat berapa skala yang terbaca pada weight beam dari
posisi nol.
9. Mencatat waktu yang dibutuhkan hingga volume pada hydraulic
bench mencapai 5 liter.
10. Mencatat nilai y dan torsi.
11. Lakukan kembali langkah nomor 5 sampai 8 dengan menggunakan
vane cekung.
12. Matikan motor dan memasukkan data hasil pengujian ke tabel.
19

1.4 Aplikasi Impact Of Jet


1.4.1 Aplikasi pada Kehidupan Sehari-hari
1. Selang Pemadam Kebakaran
Pada ujung selang petugas pemadam, dipasang nozzle yang berfungsi
sebagai pengarah air bertekanan yang berasal dari instalasi jaringan pipa, maupun
yang berasal dari tangki penampungan air di dalam mobil petugas pemadam
kebakaran. Pada dasarnya, terdapat beragam macam nozzle dengan bentuk dan
ukuran yang berbeda- beda. Namun, semua jenis nozzle kebakaran tersebut
umumnya memiliki kemampuan beroperasi yang sama, yaitu dengan menggunakan
sebuah katup penutup atau Shut-Off Valve yang berfungsi sebagai pengontrol air
Contoh dapat dilihat pada Gambar 1.26(Muntoha, 2015).

Gambar 1.26 Selang Pemadam Kebakaran

2. Nozzle Air Mancur


Air pada air mancur mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.
Perbedaan tekanan udara dapat menimbulkan aliran air dari tempat rendah ke
tempat tinggi dengan adanya nozzle luncuran air akan bervariasi tergantung dari
tipe nozzle air mancur dapat dilihat pada Gambar 1.27 di bawah ini.
(Academia,2020)

Gambar 1.27 Air Mancur


20

1.4.2 Aplikasi pada Bidang Industri


1. Abrasive Blasting
Abrasive blasting adalah operasi paksa mendorong aliran bahan abrasif
terhadap permukaan di bawah tekanan tinggi untuk menghaluskan permukaan
kasar, mengasarkan permukaan halus, membentuk permukaan, atau menghilangkan
kontaminan permukaan. Sebuah cairan bertekanan, biasanya udara, atau roda
sentrifugal yang digunakan untuk mendorong bahan blasting (sering disebut
media). Contoh dapat dilihat pada Gambar 1.28 (Wikipedia, 2010).

Gambar 1.28 Mekanisme Abrasive Blasting

2. Water Jet Cutting


Contoh aplikasi impact of jet lainnya yaitu water jet cutting. Teknik
pemotongan water jet cutting dengan menggunakan bahan abrasif (AWJ)
dipatenkan pertama kali oleh Dr. Norman Franz, peneliti University of Michigan
USA pada tahun 1968. Dalam teknik pemotongan ini campuran air dan partikel
abrasif bertekanan tinggi diarahkan melalui nozzle dan kemudian akan menumbuk
material yang yang akan dipotong. Keuntungan dari abrasive water jet cutting
adalah dapat digunakan pada hampir semua bahan, tidak ada distorsi termal, dan
fleksibilitas yang tinggi, serta kekuatan memotong kecil dan ramah lingkungan
Contoh dapat dilihat pada Gambar 1.29 (Bayu, 2017).

Gambar 1.29 Mesin AWJ Flow Model Mach 2 S


21

1.5 Pengolahan Data


1.5.1 Data Hasil Praktikum
Berikut ini merupakan data hasil praktikum yang kami dapatkan :
a. Vane datar 1700 rpm
Tabel 1.1 Data Hasil Praktikum Vane Datar 1700 rpm
Bukaan V m y (m) Torsi t(s)
(l) (gr) (N.m) t1 t2 t3 trata
Buka penuh 5 232 0,010 0,227 25,15 25,89 25,40 25,40
Buka 2/3 5 231 0,007 0,226 25,10 26,53 25,78 25,78
Buka 1/3 5 230 0,006 0,225 26,38 26,29 26,12 26,12

b. Vane datar 1900 rpm


Tabel 1.2 Data Hasil Praktikum Vane Datar 1900 rpm
Bukaan V m y Torsi t(s)
(l) (gr) (m) (N.m) t1 t2 t3 trata
Buka penuh 5 253 0,017 0,248 21,63 22,28 22,75 22,22
Buka 2/3 5 268 0,017 0,262 21,63 22,51 22,78 22,33
Buka 1/3 5 256 0,015 0,251 23,79 22,74 22,86 25,04

c. Vane cekung 1700 rpm


Tabel 1.3 Data Hasil Praktikum Vane cekung 1700 rpm
Bukaan V m y Torsi t(s)
(l) (gr) (m) (N.m) t1 t2 t3 trata
Buka penuh 5 236 0,033 0,231 27,00 26,80 25,00 26,26
Buka 2/3 5 228 0,035 0,223 25,40 25,41 25,41 25,40
Buka 1/3 5 233 0,029 0,228 27,04 27,40 27,40 27,28
22

d. Vane cekung 1900 rpm


Tabel 1.4 Data Hasil Praktikum Vane cekung 1900 rpm
Bukaan V m y (m) Torsi t(s)
(l) (gr) (N.m) t1 t2 t3 trata
Buka penuh 5 243 0,039 0,238 21,00 21,00 22,00 21,33
Buka 2/3 5 234 0,038 0,229 22,00 22,00 23,00 22,33
Buka 1/3 5 232 0,034 0,227 21,90 23,00 23,50 22,63

1.5.2 Perhitungan Data Hasil Praktikum


Berikut merupakan perhitungan vane datar, kecepatan 1700 rpm, bukaan
penuh.
1. Laju aliran massa ( ṁ)
𝜌 × 𝑣 1000 𝑥 0,005
ṁ= = = 0,197 𝑘𝑔⁄𝑠
𝑡 25,40
2. Kecepatan fluida keluar dari nozzle
𝑚 0,197
𝑢= = 3 = 2,510 𝑚⁄𝑠
𝜌𝐴 10 𝑥78,5𝑥10−6
3. Kecepatan fluida sebelum terdefleksi (u0)

𝑢0 = √𝑢2 − 2𝑔𝑠 = √2,5102 − 2𝑥9,81𝑥0,035 = 2,369 𝑚⁄𝑠


4. Momentum masuk sistem (J)
𝐽 = 𝑢0 × ṁ = 2,369 × 0,197 = 0,466 𝑘𝑔. 𝑚⁄𝑠 2
5. Momentum meninggalkan sistem (J’)
J ' = u0 x ṁ x cos 90 = 0
6. Gaya pada vane (F)
F = 4 x g x y = 4 x 9,81 x 0,010 = 0,392 N
23

Berikut merupakan tabel hasil perhitungan dari percobaan Impact of


Jet:
a. Vane Datar 1700 rpm
Tabel 1.5 Perhitungan Data Hasil Praktikum Vane Datar 1700 rpm
Bukaan ṁ 𝑢 𝑢0 J J' F
(kg/s) (m/s) (m/s) (kg.m/s2) (kg.m/s2) (N)
Penuh 0,197 2,510 2,369 0,466 0,00 0,392
2/3 0,194 2,473 2,330 0,452 0,00 0,275
1/3 0,191 2,441 2,296 0,439 0,00 0,235

b. Vane Datar 1900 rpm


Tabel 1.6 Perhitungan Data Hasil Praktikum Vane Datar 1900 rpm
Bukaan ṁ 𝑢 𝑢0 J J' F
(kg/s) (m/s) (m/s) (kg.m/s2) (kg.m/s2) (N)
Penuh 0,225 2,869 2,747 0,618 0,000 0,667
2/3 0,224 2,855 2,732 0,612 0,000 0,667
1/3 0,200 2,546 2,407 0,481 0,000 0,589

c. Vane Cekung 1700 rpm


Tabel 1.7 Perhitungan Data Hasil Praktikum Vane Cekung 1700 rpm
Bukaan ṁ 𝑢 𝑢0 J J' F
(kg/s) (m/s) (m/s) (kg.m/s2) (kg.m/s2) (N)
Penuh 0,190 2,428 2,282 0,434 -0,434 1,275
2/3 0,197 2,510 2,369 0,466 -0,466 1,373
1/3 0,183 2,337 2,185 0,400 -0,400 1,138
24

d. Vane Cekung 1900 rpm


Tabel 1.8 Perhitungan Data Hasil Praktikum Vane Cekung 1900 rpm
Bukaan ṁ 𝑢 𝑢0 J J' F
(kg/s) (m/s) (m/s) (kg.m/s2) (kg.m/s2) (N)
Penuh 0,234 2,989 2,872 0,673 -0,673 1,530
2/3 0,224 2,855 2,732 0,612 -0,612 1,491
1/3 0,221 2,817 2,692 0,595 -0,595 1,334

1.5.3 Perhitungan Ralat


Berikut merupakan perhitungan ralat vane datar, kecepatan 1700 rpm,
bukaan penuh.
1. Laju Aliran Massa
𝜌×𝑣
ṁ= 𝑡

Dimana :
ṁ : Laju aliran massa
ρ : Massa Jenis Air
Q : Debit
T : Waktu
𝜕ṁ 𝜌×𝑣
= |− 2 |
𝜕𝑡 𝑡
𝜕ṁ 1000 × 0,005
= |− | = 0,0077 𝑘𝑔⁄𝑠
𝜕𝑡 25,402
𝜕ṁ
∆ṁ = × ∆𝑇
𝜕𝑡
= 0,0077 x 0,005= 0,000039 kg/s
∆ṁ 0,000039
Ralat Nisbi ( RN ) = × 100% = × 100% = 0,000197 %
ṁ 0,197

Keseksamaan = 100% - 0,00197%


= 99,999803 %

2. Kecepatan Keluar dari nozzle


𝑢 = 12,75 × ṁ
25

𝜕𝑦
∆𝑢 = ( ) × ∆ṁ = 12,75 × 0,000039 = 0,000494
𝜕𝑥
∆𝑢 0,000494
Ralat Nisbi ( RN ) = × 100% = × 100% =0,00019%
𝑢 2,510

Keseksamaan = 100% - RN = 100% -0,00019 % = 99,998%

3. Kecepatan fluida sebelum terdefleksi

𝑢0 = √𝑢2 − 0,687
𝜕𝑢0 𝑢 2,510
= =
𝜕𝑢 √𝑢2 − 0,687 √2,5102 − 0,687
𝜕𝑢0
∆𝑢0 = 𝑥∆ṁ = 0,000523 𝑚⁄𝑠
𝜕𝑢
∆𝑢0 0,000523
Ralat Nisbi (RN) = × 100% = × 100%=0,00022%
𝑢0 2,369

Keseksamaan = 100% - 0,00022% = 99,99958%

4. Momentum Masuk Sistem


𝐽 = 𝑢0 × ṁ
𝜕𝐽
= 𝑈0 = 2,369 𝑚⁄𝑠
𝜕ṁ
𝜕𝐽
= ṁ = 0,197 𝑘𝑔⁄𝑠
𝜕𝑢0

𝜕𝐽 𝜕𝐽
∆𝐽 = ( ) × (∆ṁ) + ( ) × (∆𝑢0 )
𝜕ṁ 𝜕𝑢0
∆𝐽 = 2,369 x 0,000039 + 0,197 x 0,00052 = 0,000194
∆𝐽 0,000194
Ralat Nisbi (RN) = × 100% = × 100%=0,00041%
𝑗 0,466

Keseksamaan = 100% - 0,00041%= 99,996%

5. Momentum Meninggalkan system


J ' = u0 x ṁ x cos β
𝜕𝐽′
= |−ṁ × 𝑠𝑖𝑛90| = 0,197
𝜕𝑢
𝜕𝐽′
= |−𝑢 × 𝑠𝑖𝑛90| = 2,510
𝜕ṁ
26

𝜕𝐽 𝜕𝐽′
∆𝐽′ = ( ) × (∆𝑢) + ( ) × (∆ṁ)
𝜕𝑢 𝜕ṁ
∆𝐽′ =0, 197 x 0,00049 + 2,510 x 0, 000039 = 0, 000194
∆J′ 0,000194
Ralat Nisbi (RN) = × 100% = × 100% = ~(tak terdefinisi)
j′ 0

Keseksamaan = 100% - RN = ~ (tak terdefinisikan)

6. Gaya pada Vane


F = 4 x g x y = 39,24 x y
∂F
= 39,24
∂y
∆y = ½ x skala terkecil = ½ x 0,001 = 0,0005
∂F
∆F = ( ) × ∆y = 39,24 × 0,0005 = 0,0196N
∂y
∆𝐹 0,01962
Ralat Nisbi (RN) = × 100% = × 100% =0,05
𝑓 0,392

Keseksamaan = 100% - RN = 100% - 0,05% = 99,95%


27

Berikut merupakan tabel hasil perhitungan ralat dari percobaan Impact of Jet:
a. Vane Datar 1700 rpm
Tabel 2.9 Data Hasil Perhitungan Ralat Praktikum Vane Datar 1700 rpm
u J J' F
Bukaan
RN keseksama RN keseksama RN keseksama RN keseksama RN keseksama RN keseksama

Penuh 0,0002% 99,9998% 0,0002% 99,9998% 0,0002% 99,9998% 0,0004% 99,9996% ~ ~ 0,05% 99,95%
2/3 0,00019% 99,99981% 0,00175% 99,99825% 0,00002% 99,99998% 0,00041% 99,99959% ~ ~ 0,0741 99,92857%
1/3 0,0002% 99,9998% 0,0002% 99,9998% 0,0002% 99,9998% 0,0091% 99,9909% ~ ~ 3%
0,0833 99,9167%
%
b. Vane Datar 1900 rpm
Tabel 2.10 Data Hasil Perhitungan Ralat Praktikum Vane Datar 1900 rpm
u J J' F
Bukaan
RN keseksama RN keseksama RN keseksama RN keseksama RN keseksam RN keseksama

Penuh 0,0002% 99,9998% 0,0002% 99,99998% 0,0002% 99,9998% 0,0005% 99,9995% ~ a ~ 0,0294% 99,9706%
2/3 0,0002% 99,9998% 0,001% 99,999% 0,00003% 99,99997% 0,0005% 99,9995% ~ ~ 0,0294% 99,9706%
1/3 0,0002% 99,9998% 0,0002% 99,9998% 0,0002% 99,9998% 0,0104% 99,9896% ~ ~ 0,033% 99,967%
28

c. Vane Cekung 1700 rpm


Tabel 2.11 Data Hasil Perhitungan Ralat Praktikum Vane Cekung 1700 rpm
u J J' F
Bukaan
RN keseksama RN keseksama RN keseksama RN keseksama RN keseksama RN keseksama

Penuh 0,0002% 99,9998% 0,0002% 99,9998% 0,0002% 99,9998% 0,0004% 99,9996% 0% 100% 0,0154% 99,9846%
2/3 0,0002% 99,9998% 0,0004% 99,9996% 0,00002% 99,99998% 0,0004% 99,9996% 0% 100% 0,0143% 99,9857%
1/3 0,0002% 99,9998% 0,0002% 99,9998% 0,0002% 99,9998% 0,0004% 99,9996% 0% 100% 0,0172% 99,9828%

d. Vane Cekung 1900 rpm


Tabel 2.11 Data Hasil Perhitungan Ralat Praktikum Vane Cekung 1900 rpm
u J J' F
Bukaan
RN keseksama RN keseksama RN keseksama RN keseksama RN keseksama RN keseksama

Penuh 0,0002% 99,9998% 0,0002% 99,9998% 0,0003% 99,997% 0,0005% 99,9995% 0% 100% 0,0128% 99,9872%
2/3 0,0002% 99,9998% 0,0004% 99,9996% 0,00003% 99,99997 0,0005% 99,9995% 0% 100% 0,0132% 99,9868%
1/3 0,0002% 99,9998% 0,0002% 99,9998% 0,0002% %
99,9998% 0,014% 99,986% 0% 100% 0,0147% 99,9853%
29

1.6 Hasil dan Pembahasan


1.6.1 Grafik dan Analisa Grafik
a. Grafik Hubungan antara F dengan J pada Vane Datar 1700 rpm

0,40
Penuh
0,38

0,36

0,34
F (N)

0,32

0,30
2/3
0,28

0,26 1/3
0,24

0,22
0,435 0,440 0,445 0,450 0,455 0,460 0,465 0,470
J (kgm/s2)

Gambar 1.30 Grafik Hubungan antara F dengan J pada Vane Datar 1700 rpm

Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa pengaruh hubungan antara


momentum dan gaya pada vane datar 1700 rpm memiliki profil grafik yang linear.
Nilai profil grafik terendah berada pada saat bukaan 1/3 dan 2/3. Ini dibuktikan
dengan gaya yang dihasilkan kecepatan 1700 rpm yaitu 0,392 N untuk bukaan
penuh dan 0,275 N untuk bukaan 2/3 dan 0,235 N untuk bukaan 1/3. Ini
membuktikan bahwa saat katup dibuka 1/3 dan 2/3, maka gaya yang dihasilkan akan
kecil, karena bukaan katub kecil, sehingga debit yang masuk juga kecil. Begitu
juga nilai dari momentum. Sedangkan saat bukaan penuh, maka disaat itulah nilai
maksimal dapat terjadi
30

b. Grafik Hubungan antara F dengan J pada Vane Datar 1900 rpm

F
0,68
2/3
Penuh
0,66

0,64
F (N)

0,62

0,60
1/3

0,58
0,48 0,50 0,52 0,54 0,56 0,58 0,60 0,62
J (kgm/s2)

Gambar 1.31 Grafik Hubungan antara F dengan J pada Vane Datar 1900 rpm

Pada grafik di atas, dapat diketahui hubungan gaya dengan momentum


yang terjadi sangat non-linear. Saat bukaan 1/3, nilai gayanya yaitu 0,589 N ,
dengan momentum bernilai 0,481 kgm/s2. Saat bukaan 2/3, nilai gayanya yaitu
0,667 N , dengan momentum bernilai 0,612 kgm/s2. Sedangkan saat bukaan penuh,
gayanya senilai 0,667 N, dengan momentumnya senilai 0,618 kgm/s2. Seharusnya,
gaya terbesar yang dihasilkan ialah saat bukaan penuh,akan tetapi gaya yang
dihasilkan saat bukaan penuh sama dengan gaya pada bukaan 2/3. Hal ini mungkin
terjadi dikarenakan ketidaktepatan pemasangan vane, dan kesalahan pengaturan
kecepatan motor.
31

c. Grafik Hubungan antara F dengan J pada Vane Cekung 1700 rpm

F
1,40

2/3
1,35

1,30 Penuh
F (N)

1,25

1,20

1/3
1,15

1,10
0,39 0,40 0,41 0,42 0,43 0,44 0,45 0,46 0,47
J (kgm/s2)

Gambar 1.32 Grafik Hubungan antara F dengan J pada Vane Cekung 1700 rpm

Pada grafik di atas, dapat diketahui hubungan gaya dengan momentum


yang terjadi sangat non-linear. Saat bukaan 1/3, nilai gayanya yaitu 1,138 N, dengan
momentum bernilai 0,4 kgm/s2. Saat bukaan 2/3, nilai gayanya yaitu 1,373 N,
dengan momentum bernilai 0,466 kgm/s2. Sedangkan saat bukaan penuh, gayanya
senilai 1,275 N, dengan momentumnya senilai 0,434 kgm/s2. Seharusnya, gaya
terbesar yang dihasilkan ialah saat bukaan penuh,akan tetapi gaya yang dihasilkan
saat bukaan penuh lebih kecil daripada gaya pada bukaan 2/3. Hal ini mungkin
terjadi dikarenakan ketidaktepatan pemasangan vane, dan kesalahan pengaturan
kecepatan motor.
32

d. Grafik Hubungan antara F dengan J pada Vane Cekung 1900 rpm

F
1,55
Penuh
2/3
1,50

1,45
F (N)

1,40

1,35
1/3

1,30
0,58 0,60 0,62 0,64 0,66 0,68
J (kgm/s2)

Gambar 1.33 Grafik Hubungan antara F dengan J pada Vane Cekung 1900 rpm

Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa pengaruh hubungan antara


momentum dan gaya pada vane datar 1900 rpm memiliki profil grafik yang linear.
Nilai profil grafik terendah berada pada saat bukaan 1/3 dan 2/3. Ini dibuktikan
dengan gaya yang dihasilkan kecepatan 1900 rpm yaitu 1,53 N untuk bukaan penuh
dan 1,491 N untuk bukaan 2/3 dan 1,334 N untuk bukaan 1/3. Ini membuktikan
bahwa saat katup dibuka 1/3 dan 2/3, maka gaya yang dihasilkan akan kecil, karena
bukaan katub kecil, sehingga debit yang masuk juga kecil. Begitu juga nilai
dari momentum. Sedangkan saat bukaan penuh, maka disaat itulah nilai maksimal
dapat terjadi
33

1.7 Penutup
1.7.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik setelah melakukan percobaan Impact of Jet
adalah sebagai berikut :
1. Nozzle merupakan alat atau saluran untuk mengubah tekanan air dari supply
hose menjadi kecepatan yang digunakan untuk menumbuk vane.
2. Besar gaya tolak yang diakibatkan oleh semburan air yang keluar dari
nozel untuk plat datar dengan kecepatan 1700 rpm yaitu 0,392 N untuk
bukaan penuh dan 0,275 N dan 0,235 N untuk bukaan 2/3 dan 1/3,
sedangkan plat datar dengan kecepatan 1900 rpm yaitu 0,667 N untuk
bukaan penuh dan 0,667 N dan 0,589 N untuk bukaan 2/3 dan 1/3. Plat
cekung dengan kecepatan 1700 rpm memiliki gaya sebesar 1,275 N untuk
bukaan penuh dan 1,138 N untuk bukaan 1/3 dan 1,373 N untuk bukaan
2/3. Sedangkan plat cekung dengan kecepatan 1900 rpm memiliki gaya
sebesar 1,53 N untuk bukaan penuh, 1,491 N untuk bukaan 2/3 dan 1,334
N untuk bukaan 1/3.
3. Gaya yang dihasilkan dari semburan air dengan kecepatan 1900 rpm lebih
besar dibandingkan 1700 rpm karena memiliki laju aliran massa yang
lebih besar yang menyebabkan nilai momentum juga besar dan nilai
gaya tolak yang dipengaruhi oleh momentum. Selain itu plat cekung yang
memiliki sudut pantul lebih besar daripada plat datar, nilai gaya tolaknya

lebih besar. Karena plat datar yang memiliki sudut pantul 90o, besar
momentum meninggalkan system adalah 0. Hal ini menandakan bahwa
plat datar hanya memiliki daya terima semburan sebatas semburan yang
mengenainya saja (momentum menuju plat), sedangkan semburan hasil
pantulan setelah mengenai permukaan plat terpantul keluar menjauhi plat
tanpa ada yang mengenai plat.
34

1.7.2 Saran
Adapun beberapa saran dari praktikan setelah melakukan percobaan
Impact of Jet adalah sebagai berikut :
1. Pembacaan pada tally harus teliti agar diperoleh data yang akurat.
2. Volumemeter harus di bersihkan agar pembacaan volume air dapat lebih
akurat.
3. Untuk setiap sehabis ataupun sebelum praktikum alat-alat percobaan
diharapkan sesegera mungkin dikalibrasi lagi untuk mengurangi error
yang terjadi.
4. Penambahan stopwatch pada mesin untuk mempermudah penghitungan
waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Cengel, Yunus, John M Cimbala, 2006, Fluid Mechanics: Fundamentals and


Application, McGraw Hill, New York
Cooles, Cynthia, 2020, Experiment 5 – Impact of Jet, Faculty of Engineering,
Memorial University, Diakses pada 22 Maret
2020,http://www.engr.mun.ca/~ccoles/ENGR5713/FMWPlab5.html/
Hall, Nancy, 2015, Nozzle Design, Glenn Research Center, NASA, Diakses
pada 22 Maret 2020, https://www.grc.nasa.gov/www/k-
12/airplane/nozzled.html
Laboratorium Thermofluida, 2020, Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar Termal,
Teknik Mesin, Universitas Diponegoro, Semarang
Muntoha, Wahu Asyari, 2015, Nozzle Pemadam Kebakaran, Patigeni, Diakses
pada 22 Maret 2020, http://patigeni.com/nozzle-pemadam-kebakaran/
Laboratorium Sumber Daya Air, 2016. PANDUAN PRAKTIKUM MEKANIKA
FLUIDA. Teknik Kelautan, Institut Teknologi Bandung. Bandung
Prakarsa, Anggita, 2015, Fluida Dinamis [Persamaan Kontinuitas], Catatan
Perjalanan Seorang Mahasiswa Kura-kura, Diakses pada 22 Maret
2020,http://anggitprakasa.blogspot.co.id/2015/11/fluida-dinamis-
kontinuitas.html
Wikipedia, 2010, Abrasive Blasting, Wikipedia.org, Di akses pada 22 Maret
2020 https://en.wikipedia.org/wiki/Abrasive_blasting/
Wikipedia, 2020, Prinsip Bernoulli, Wikipedia.co.id, Diakses pada 22 Maret
2020, https://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Bernoulli

Anda mungkin juga menyukai