Blok 26 Modul 4
Kelompok Tutorial 15
Raden Cahyo Raditya 1310245
Alicka Octorevia 1610011
Fransina Natasha 1610015
Daniel MS 1610072
Zola Austin 1610075
Cindy Novalia 1610091
Priska Gabriela 1610121
Samuel 1610163
Anatomi Organ Seksual Pria
Anatomi Penis
1. Radix penis (bagian
terfiksasi) terdiri atas:
- dua crura penis yang
merupakan bagian
proximal corpora
cavernosa, melekat pada
arcus pubicus
- Bulbus penis yang
merupakan bagian
proksimal corpus
spongiosum, melekat
pada membrana perinealis
2. Corpus penis (bagian bebas):
- Corpus spongiosum
persarafan
● Mengikuti stimulasi taktil secara terus menerus, mengakibatkan reseptor sensorik pada glans akan
merangsang saraf aferen n. dorsalis penis menuju tractus spinothalamicus menuju thalamus dan
cortex sensorik
● Dari bagian tersebut serabut efferen berjalan melalui batang otak hingga medulla spinalis,
melalui columna anterolateralis ganglia symphaticum T12-L3
● Melalui persarafan simpatis, dilepaskan norepinefrin, bersama dengan oksitosin, endothelin dan
ATP, mengaktifkan mekanisme emisi
● Emisi melibatkan kontraksi otot polos dan sekresi cairan semen dari vesicular seminalis dan
prostat. Dimediasi oleh neurotransmitter NE, OT, Ach dan ATP
● Kemudian m. sphincter urethrae internum berkontraksi untuk mencegah ejakulasi retrograd dan
meningkatkan tekanan saluran kelamin
● Input serotonergic sentral akan menekan dan input dopaminergic D2 akan memfasilitasi reflex
ejakulasi dimodulasi NO dan CO.
● Ductus efferens dan bagian proximal epididymis mula-mula akan mengalami kontraksi
spontan yang diperantarai saraf adrenergik melalui reseptor α-adrenergik
● Sebaliknya, bagian distal dari epididymis dan ductus deferens secara normal tetap tidak
berkontraksi sampai stimulasi saraf simpatis oleh n. hypogastricus diterima selama peristiwa
ejakulasi
● M. ischiocavernosus akan berkontraksi meningkatkan tekanan dalam corpora cavernosa penis
sampai lebih tinggi dibandingkan arteri sistemik. M. bulbospongiosus berkontraksi meningkatkan
penekanan corpus spongiosum dan glans penis sehingga terjadi expulsi semen
● Selama ejakulasi, otot-otot ini sangat aktif dan berperan dalam kekuatan ekspulsi semen
● Seluruh peristiwa ejakulasi diperantarai persarafan simpatis yang dibawa oleh n. hypogastricus
dan otot-ototnya mendapatkan persarafan dari n. pudendus
Fisiologi Libido
● Libido adalah refleks motivasi seksual yg menyebabkan peningkatan
minat seksual pada waktu tertentu.
● Dimana libido dapat dimodulasi oleh beberapa hal :
● vaginismus (suatu kejang tak terkendali dari otot-otot dinding vagina yang mengganggu
hubungan seksual)
○ diperkirakan akibat trauma seksual masa lalu (seperti pemerkosaan atau
pelecehan)
○ gangguan nyeri seksual perempuan disebut vulvodynia atau vulva ventibulitis
■ wanita mengalami nyeri saat berhungan seks seperti rasa terbakar
tampaknya terkait masalah kulit daerah vulva dan vagina
EJAKULASI DINI
DEFINISI
● Pola ejakulasi yang menetap atau berulang ketika berhubungan seksual, dimana
ejakulasi terjadi sekitar 1 menit setelah penetrasi dan sebelum kedua pihak terlibat
mengharapkannya. (DSM-5)
● Ketidakmampuan mengendalikan ejakulasi sedemikian rupa sehingga
masing-masing menikmati hubungan seksual (PPDGJ-III)
● Ejakulasi dengan stimulasi minimal dan lebih awal dari yang diinginkan, sebelum
atau segera setelah penetrasi, yang menyebabkan menggaggu atau tekanan, dan
dimana penderita memiliki kontrol volunter sedikit atau tidak ada (European
association of Urology)
EPIDEMIOLOGI
· Paling sering: pria < 40 tahun
· 30-70% pria di Amerika Serikat terpengaruh pada tingkat tertentu pada satu waktu
atau lainnya
● Testosteron bebas dan total yang lebih tinggi pada pria dengan ejakulasi dini
● Air mani pria dengan ejakulasi dini mengandung fosfatase asam dan
alfa-glukosidase: mungkin mencerminkan disfungsi prostat dan epididymis
● Kadar serum prolaktin yang rendah (namun belum terbukti adanya peranan)
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS
Seperti pada DSM-V:
o Ejakulasi dini terjadi pada sekitar 1 menit pasca penetrasi vagina,
berlangsung selama 6 bulan dan terjadi hampir setiap kali berhubungan
seksual
o Menimbulkan distress pada penderita
DIAGNOSIS
● ·Dalam mendiagnosis ejakulasi dini maka kita harus mempertimbangkan kondisi
lain seperti:
o Orgasme yang sangat tertunda pada pasangan wanita
o Efek merugikan dari obat psikotropika
o Kehadiran preejaculate
o Disfungsi ereksi
·
DIAGNOSIS
● Pada pasien dengan ejakulasi dini seumur hidup (Lifelong premature ejaculation), tanyakan tentang
hal-hal berikut:
o Kesulitan psikologis sebelumnya
o Pengalaman seksual dini
o Hubungan keluarga selama masa kanak-kanak dan remaja
o Hubungan rekan
o Bekerja atau sekolah
o Sikap umum terhadap seks
o Konteks acara (misalnya, perkawinan versus nonmarital)
o Sikap seksual dan respons pasangan wanita
o Aspek non-seksual dari hubungan saat ini
o Tingkat keterlibatan pasangan seksual dalam perawatan
DIAGNOSIS
● Pada pasien dengan ejakulasi dini yang didapat (acquired premature ejaculation),
tanyakan tentang hal-hal berikut:
o Hubungan sebelumnya
● Terapi kognitif dan tingkah laku : terapi ini untuk mengidentifikasi faktor- faktor
yang berkontribusi dalam menyebabkan disfungsi seksual (seperti harapan
yang tidak masuk akal, tingkah laku tertentu yg dapat menurunkan daya tarik
dan atau kepercayaan pasangannya). Cara memodifikasi ini disarankan dan
diuji coba
● Terapi seks pasangan : terapi ini difokuskan untuk tujuan yang sama dengan
terapi kognitif dan tingkah laku, termasuk teknik perangsangan yang dimulai
dengan sentuhan fisik non seksual dilanjut dengan sentuhan seksual,
pasangan diminta untuk mendiskusikan sentuhan mana yang menyenangkan.
Hal ini membantu untuk tujuan orgasme
● Latihan spesifik untuk disfungsi seksual
Ketika akan ejakulasi, remas glands penis sampai keinginan ejakulasi hilang
● Pendidikan
• Sex education
• Disfungsi ereksi
• Perceraian
Prognosis
● >85% pria yang mengalami ejakulasi dini dapat berhasil ditangani dengan
squeeze-pause technique, biasanya dalam 3 bulan terapi
● Dengan pengobatan kombinasi konseling dan intervensi obat SSRI dapat
membantu keberhasilan terapi sampai 85%
● Kemungkinan relaps 20%-50%. Dalam beberapa kasus penderita harus
menjalani pengobatan dan terapi jangka panjang. Serta dibutuhkan komitmen
yang kuat
DISFUNGSI EREKSI
DEFINISI
1. Lifelong male erectile disorder = tidak pernah dapat mencapai ereksi yang cukup untuk
insersi.
2. Acquired male erectile disorder = pernah berhasil mencapai penetrasi beberapa kali dalam
kehidupan seksualnya, kemudian mengalami gangguan.
3. Situasional male erectile disorder = dapat melakukan hubungan seksual dalam situasi
tertentu. (Cth : fungsi seks normal saat berhubungan seksual dengan wanita prostitusi
dibanding dengan pasangan hidup)
GEJALA KLINIS
Blm pernah hub seksual sblmnya, pertama kalinya dengan istri, bingung bgmn
cara hub seksual, blm pernah pendidikan khusus buat pasien semasa sekolah,
dan malu bertanya kpda ortu maupun temannya → FR disfungsi seksual e.c
lack of sex education
Merasa cemas [Agitasi], tegang, kadang berdebar [Palpitasi] saat akan hub
seksual → GK ansietas
Sekitar 1 menit melakukan penetrasi pasien sdh ejakulasi, saat istri memberikan
stimulus minimal pasien sdh ejakulasi → GK ejakulasi dini
Semakin merasa bersalah, tak berguna, tdk percaya diri, merasa pesimis →
gejala minor depresif
Anak pertama dan laki-laki satu-satunya, ortu taat agama, tdk pernah membahas
mengenai masalah seks, menganggap masalah seks hal tabu dan tidak patut
dibicarakan → FR disfungsi seksual [Lack of sex education]
Pernah berobat dan mengkonsumsi sildenafil namun tidak begitu banyak
perbaikan → pengobatan inadekuat
PF: KU: kurus, sakit sedang; TD 140/90 (HT stage 2); jantung takikardi →
Peningkatan simpatis [Gejala Otonom pada anxietas]
Dasdig: Ejakulasi dini (DSM V) → pola ejakulasi yg persisten yaitu 1 mnt pasca
penetrasi vagina, menimbulkan distress signifikan pada pasien
namun onset keluhan tidak jelas
Ansietas dan gejala minor depresif→ kecemasan dan rasa khawatir, konsentrasi
kurang, ketegangan fisik/motorik: tegang, peningkatan aktivitas simpatis:
palpitasi
Tatalaksana: Non-medikamentosa:
Konseling untuk pasien dan pasangannya terutama utk mengatasi ansietas atau
depresi, teknik stop-start atau squeeze-pause, upaya kedua saat koitus