Tugas Qurdis IPA 5
Tugas Qurdis IPA 5
Disusun oleh :
1. Muhammad Naufal Laksita
2. Muhammad Farist Arifin
3. Raina Apta Aurena
Daftar Isi
Benda – benda di alam ini selalu terbentuk melalui proses, tidak terkecuali
manusia. Sebelum terbukti secara sains, Al – Quran dan hadist sudah
menjelaskannya terlebih dahulu. Berikut dalil – dalil tersebut :
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian
Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air
mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci
Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-Mukminun [23]: 12–14)
"Dari Anas bin Malik dari Nabi saw., beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala
menugaskan satu Malaikat dalam rahim seseorang. Malaikat itu berkata, ‘Ya
Rabb, (sekarang baru) sperma. Ya Rabb, segumpal darah!, Ya Rabb, segumpal
daging! ‘ Maka apabila Allah berkehendak menetapkan ciptaan-Nya, Malaikat itu
bertanya, ‘Apakah laki-laki atau wanita, celaka atau bahagia, bagaimana dengan
rizki dan ajalnya? ‘ Maka ditetapkanlah ketentuan takdirnya selagi berada dalam
perut ibunya.” (HR. Bukhari)
QS Al – Nahl : 78
ُ ُ ل لَك
م َ َّنشَ يْـًٔا ۙا و
َ َ جع َ ْموُ َ م اَل تَعْل
ْ ُ مهٰتِك ِ ْم ْن ۢنْ بُطُو
َّ ُ ن ا ْ ُ جك
ِّ م َ ْرَ ه اَخُ ّٰ وَالل
َ ْم تَشْ ك ُ ُرو
ن ْ ُ اروَااْل َفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّك
َ ص َ ْ معَ وَااْل َب
ْ س َّ ال
wallāhu akhrajakum mim buṭụni ummahātikum lā ta'lamụna syai`aw wa ja'ala lakumus-sam'a
wal-abṣāra wal-af`idata la'allakum tasykurụn
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,
dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.
Penjelasan ayat tersebut masih terikat dengan Surat Al – Mu’minun ayat 12 – 14.
Namun pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa manusia tidak tahu apa apa setelah
dilahirkan di dunia ini. Akan tetapi dengan maha kasih dan maha penyayangnya Allah.
Dia memberi 3 hal kepada manusia yaitu : pendengaran, penglihatan, hati dan akal /
hatinya. Hal hal ini merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran manusia.
Setelah manusia lahir ke alam dunia, ia memegang sebuah amanah yang akan
dipertanggungjawabkan setelah masa hidupnya sesuai. Mari kita melihat dan
menyimak penjelasannya :
ٰۤ ٰ ْ َ
ة ۗ قَالُوْٓا ً خلِي ْ َفَ ض ِ ْ ر َ اْل ا ى ِ ف لٌ
D عِ ا ج ي
َ ْ ِّ ِ ِ ان ة َ ك
D
ِ ِٕ ٕى ل مل َ ل َربُّكلِل َ وَاِذ ْ قَا
ح
ُ ِّ سب َ ُن ن ُ ح ْ َ ما َء ۤا ۚ َء وَن َ ِّ الد
كُ ف ِ س ْ َ سد ُ فِيْهَا وَي ِ ن ي ُّ ْف ْ مَ ل فِيْهَا ُ َ جع ْ َ اَت
ما ۤاءَ كُلَّهَا ْ َ مااْل
َ س َ َ م اٰد َ َّ موْنوَعَل ُ َ ما اَل تَعْل َ مُ َ ي اَعْل ْٓ ِّ ل اِن َ ك ۗ قَا َ َ سل ُ ِّ ك وَن ُ َقدَ ِمد ْ ح َ ِب
ۢ ْ لاَن ۤ
ْ ُ ن كُنْت
م ْ ِ ما ۤاءِ هٰٓؤُاَل ۤاءِ ا َ س ْ َ يبِاْ ْ ِ ن ُٔو ـِ بن ْ َ كَةِ فَقَاDِِٕ م ٰل ٰل ٕى َ ْ م عَلَىال ْ ُضه َ ع ََر
ُ ْ ت الْعَلِي
م َ ْ ك اَن َ َّ متَنَا ۗ اِن ْ َّ ماعَل َ م لَنَٓا اِاَّل َ ْ عل
ِ ك اَل َ َ حن ٰ ْ سب ُ صدِقِيْنَقَالُوْا ٰ
م
ُ ْ حكِي َ ْ ال
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berirman kepada para malaikat, ”Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, ”Apakah Engkau hendak menjadikan
orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami
bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berirman, ”Sungguh, Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Dan Dia ajarkan kepada Adam namanama
(benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya
berirman, ”Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”
Mereka menjawab, ”Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui,
Mahabijaksana.” (QS. Al-Baqarah [2]: 30-32)
Dalam ayat ini, diinformasikan bahwa sebelum Allah menciptakan adam, Allah
memberitahukan ini kepada malaikat. Allah menyampaikan bahwa Allah ingin menjadikan
khalifah di muka bumi yaitu manusia. Apakah yang dimaksud dengan khalifah ? khalifah adalah
perwakilan atau pengganti allah di muka bumi ini. Allah Swt. menunjuk manusia sebagai
khalifah merupakan penghormatan kepadanya karena kelebihannya dibandingkan
makhluk selain manusia, tidak terkecuali malaikat. Dengan menunjuk manusia
sebagai khalifah, Allah Swt. juga bermaksud mengujinya sejauh mana manusia
bisa melaksanakan amanah sebagai khalifah Allah Swt. di muka bumi.
Ketika Allah Swt. menyampaikan rencana tersebut, malaikat menyampaikan ”Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” malaikat tidak bermaksud
menentang atau keberatan terhadap apa yang Allah telah rencanakan karena pada dasarnya
malaikat bukan makhluk yang memiliki nafsu, ia senantiasa taat dan bertasbih kepada Allah.
namun dapat diasumsikan bahwa malaikat bertanya seperti ini karena ada makhluk yang
diciptakan seblum manusia merusak dan menumpahkan darah. Kedua makhluk yang diciptakan
sebagai khalifah bukan malaikat sehingga berbeda dengan yang senantiasa bertasbih
kepadanya. Ketiga, bisa juga karena dari penamaan Allah terhadap makhluk yang diciptakan
dengan sebutan khalifah yang memiliki arti penegak hukum atau pelerai perselisihan.
Wallahu’alam. Kemudian allah menjawab pertanyaan malaikat ”Sesungguhnya Aku (Allah)
mengetahui apa yang kamu tidak ketahui”. Jawaban Allah Swt. tersebut juga diperkuat bahwa
manusiamemang layak ditugasi sebagai khalifah di muka bumi karena manusia memiliki seuatu
yang berbeda yaitu kelebihan akal dan pikiran.
Adz – Zariyat : 56 terjemahan dan penjelasan
Allah menegaskan bahwa penciptaanjin dan manusia tidak lain adalah untuk
beribadah kepada-Nya. Beribadah dalam
arti menyembah, mengabdi, menghamba, tunduk, tata dan patuh terhadap segala
yang dikehendaki-Nya. Ketundukan, ketaatan dan kepatuhan dalam kerangka
ibadah tersebut harus menyeluruh dan total, baik lahir maupun batin. Tujuan ibadah
adalah untuk mencari ridha Allah Swt.
Secara garis besar, ibadah dapat dibedakan menjadi dua yaitu: ibadah mahdah
yakni ibadah yang telah ditetapkan ketentuan pelaksanaannya, seperti: shalat, puasa,
zakat dan haji; dan ibadah ghairu mahdah yakni ibadah yang belum ditetapkan
ketentuan secara khusus dalam pelaksanaannya. Sebagai contoh, ibadah melalui
menyantuni fakir miskin, berbuat baik, dan hal-hal lain dalam bentuk mu’amalah.
Ibadah merupakan bukti rasa syukur manusia kepada Allah Swt. yang telah
menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan yang dengan kemurahan-
Nya Allah Swt. memberikan fasilitas hidup. Sikap tersebut sudah seharusnya
dimiliki oleh setiap manusia, apabila manusia mempunyai kesadaran akan hak
itu. Lain halnya apabila manusia tidak mempunyai kesadaran untuk mensyukuri
segala yang telah diberikan oleh Allah Swt., maka ia akan menjadi manusia yang
tidak mau tunduk, tidak mau taat dan mengingkari Allah Swt. dengan tidak mau
beribadah kepada-Nya.