Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMISAHAN KIMIA
“KROMATOGRAFI KERTAS”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :


1. ELISTIANI (F1061181001)
2. NUR ANJAR ASTUTI (F1061181025)
3. IIS PUSPA SUBEKTI (F1061181033)
4. MERI (F1061181007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
MARET
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i

A. PENDAHULUAN............................................................................................1

B. PRINSIP KROMATOGRAFI GAS.................................................................2

C. FASA PADA KROMATOGRAFI GAS..........................................................3

D. KOMPONEN DAN MEKANISME KROMATOGRAFI GAS.......................4

1. Komponen-komponen dari Kromatografi Gas.............................................4

2. Mekanisme/Proses pada alat Kromatografi gas............................................9

E. ANALISIS DATA KROMATOGRAFI GAS................................................11

1. Analisis Kualitatif Kromatografi Gas.........................................................11

2. Analisis Kuantitatif Kromatografi Gas.......................................................12

F. APLIKASI KROMATOGRAFI GAS............................................................12

G. KESIMPULAN...............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

i
A. PENDAHULUAN
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk
bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel
diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan fasa diam
yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan.
Penemu Kromatografi adalah Mikhail Tswett yang pada tahun 1903,
mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu
kolom yang berisi kapur (CaSO4). lstilah kromatografi diciptakan oleh Tswett
untuk melukiskan daerah-daerah yang berwarna yang bergerak kebawah
kolom. Pada waktu yang hampir bersamaan, D.T. Day juga menggunakan
kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah
yang pertama diakui sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang proses
kromatografi.
Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran menjadi
komponennya dengan bantuan perbedaan sifat fisik masing-masing
komponen. Alat yang digunakan terdiri atas kolom yang di dalamnya diisikan
fasa stasioner (padatan atau cairan). Campuran ditambahkan ke kolom dari
ujung satu dan campuran akan bergerak dengan bantuan pengemban yang
cocok (fasa mobil). Pemisahan dicapai oleh perbedaan laju turun masing-
masing komponen dalam kolom, yang ditentukan oleh kekuatan adsorpsi atau
koefisien partisi antara fasa mobil dan fasa diam (stationer).
Kromatografi gas adalah suatu metode untuk pemisahan dan deteksi
senyawa-senyawa organik  yang mudah menguap dan senyawa-senyawa gas
anorganik dalam suatu campuran. Kromatografi gas merupakan teknik analisis
yang telah digunakan dalam bidang-bidang industri, lingkungan, farmasi,
minyak, kimia, klinik, forensik, dan makanan. Kromatografi gas bersifat
destruktif dan non-destruktif tergantung pada detektor yang digunakan.
Kromatografi gas merupakan teknik instrumental yang dikenalkan
pertama kali pada tahun 1950-an, dan saat ini merupakan alat utama yang
digunakan oleh laboratorium untuk melakukan analisis. Perkembangan
teknologi yang signifikan dalam bidang elektronik, komputer, dan kolom telah

1
menghasilkan batas deteksi yang lebih rendah serta identifikasi senyawa
menjadi lebih akurat melalui teknik analisis dengan resolusi  yang meningkat.
Kromatografi gas dapat diotomatisasi untuk analisis sampel padat, cair
dan gas. Sampel padat dapat diekstraksi atau dilarutkan dalam suatu pelarut
sehingga dapat diinjeksikan ke dalam system kromatografi gas, demikian juga
sampel gas dapat langsung diambil dengan penyuntik (syringer) yang ketat
terhadap gas.

B. PRINSIP KROMATOGRAFI GAS


Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan yang mana solut-solut
yang mudah menguap (dan stabil terhadap panas) bermigrasi melalui kolom
yang mengandung fase diam dengan suatu kecepatan yang tergantung pada
rasio distribusinya. Pemisahan pada kromatografi gas didasarkan pada titik
didih suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi
antara solute dengan fasa diam. Selain itu juga penyebaran cuplikan diantara
dua fasa. Salah satu fasa ialah fasa diam yang permukaannya luas dan fasa
yang lain yaitu gas yang mengelusi fasa diam. Fasa gerak yang berupa gas
akan mengelusi solute dari ujung kolom lalu menghantarkannya ke
detektor.  Prinsip utama pemisahan dalam kromatografi gas adalah
berdasarkan perbedaan laju migrasi masing-masing komponen dalam melalui
kolom. Komponen-komponen yang terelusi dikenali (analisa kualitatif) dari
nilai waktu retensinya (Tr).
Gas pembawa (biasanya digunakan helium, argon atau nitrogen)
dengan tekanan tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi
fase diam. Selanjutnya sampel diinjeksikan ke dalam injektor (injection port)
yang suhunya dapat diatur. Komponen-komponen dalam sampel akan segera
menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom.
Komponen-komponen akan teradsorpsi oleh fase diam pada kolom kemudian
akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai Kd masing-
masing komponen sehingga terjadi pemisahan.

2
Komponen yang terpisah menuju detektor dan akan terbakar
menghasilkan sinyal listrik yang besarnya proporsional dengan komponen
tersebut. Sinyal lalu diperkuat oleh amplifier dan selanjutnya oleh pencatat
(recorder) dituliskan sebagai kromatogram berupa puncak. Puncak
konsentrasi yang diperoleh menggambarkan arus detektor terhadap waktu.

C. FASA PADA KROMATOGRAFI GAS


Fasa Gerak Dan Fasa Diam Kromatografi Gas
1. Fasa Gerak Kromatografi Gas
Fasa gerak dalam kromatografi gas biasanya disebut juga gas
pembawa karena tujuan utamanya adalah membawa solute ke dalam
kolom, karenanya gas pembawa tidak mempengaruhi selektifitas.
Syarat-syarat gas pembawa adalah :
- Tidak reaktif
- Murni atau kering
- Dapat disimpan dalam tangki bertekanan tinggi (merah untuk
hidrogen, abu-abu untuk nitrogen)
Gas pembawa biasanya mengandung gas helium, nitrogen,
hydrogen, atau campuran argon dan metana.Pemilihan gas pembawa
tergantung pada penggunaan spesifik dan jenis detector yang digunakan,
tipe kolom (packing atau kapiler) serta biaya. Helium merupakan contoh
gas pembawa yang sering digunakan, karena memberikan efisiensi
kromatografi yang lebih baik (mengurangi pelebaran pita).

Table 1. Gas pembawa dan jenis detector


Gas Pembawa Detektor
Hidrogen Hantar panas
Helium Hantar panas
Ionisasi nyala
Fotometri nyala
Nitrogen Ionisasi nyala
Tangkap elektron
Fotometri nyala

3
Argon Ionisasi nyala
Aargon + Metana 5% Tangkap elektron
Karbon dioksida Hantar panas

Untuk setiap pemisahan dengan kromatografi gas terdapat


kecepatan optimum gas pembawa yang terutama bergantung pada
diameter kolom. Kecepatan aliran gas kira-kira 50-70 ml/menit untuk
kolom dengan diameter dalam 6 mm, 25-30ml/menit untuk kolom dengan
diameter dalam 3 mm dan 0,2-2 ml/menit untuk kolom kapiler. Fasa mobil
atau gas pembawa dipasok dari tangki melalui pengatur pengurangan
tekanan. Pada tekanan gas pembawa 10-40 psi akan memberikan laju alir
2-50 cm3/menit.
2. Fasa Diam Kromatografi Gas
- Padatan (kromatografi gas-padat), sejumlah kecil padatan inert
misalnya karbon teraktivasi, alumina teraktivasi, silika gel atau
saringan molekular diisikan ke dalam tabung logam gulung yang
panjang (2-10 m) dan tipis.
- Cairan (kromatografi gas-cair), biasanya digunakan cairan bertitik
didih tinggi dan proses serapannya lebih banyak berupa partisi.
Misalnya ester seperti ftalil dodesilsulfat yang diadsorbsi di permukaan
alumina teraktivasi, silika gel atau penyaring molekular.

D. KOMPONEN DAN MEKANISME KROMATOGRAFI GAS


1. Komponen-komponen dari Kromatografi Gas

Terdapat 6 buah komponen di dalam kromatografi gas, antara lain:

4
a. Carrier Gas Supply
Komponen ini berfungsi sebagai penyuplai gas pembawa atau
fasa gerak dalam kromatografi gas. Gas pengangkut (carrier gas)
ditempatkan dalam silinder bertekanan tinggi. Biasanya tekanan dari
silinder sebesar 150 atm. Tetapi tekanan ini sangat besar untuk
digunakan secara Iansung.
Gas pengangkut harus memenuhi persyaratan yaitu :
a) Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pelarut, dan
material dalam kolom.
b) Murni dan mudah diperoleh, serta murah.
c) Sesuai/cocok untuk detektor.
d) Harus mengurangi difusi gas.
Gas-gas yang sering dipakai adalah: helium, argon, nitrogen,
karbon dioksida dan hidrogen. Gas helium dan argon  sangat baik,
tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal. H2 mudah terbakar,
sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya. Kadang-kadang
digunakan juga C02.
Pemilihan  gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh
ditektor yang digunakan. Tabung gas pembawa dilengkapi dengan
pengatur tekanan keluaran dan pengukur tekanan. Sebelum masuk ke
kromatografi, (harusnya) ada pengukur kecepatan aliran gas serta
sistem penapis molekuler untuk memisahkan air dan pengotor  gas
lainnya. Pada dasarnya kecepatan alir gas diatur melalui pengatur
tekanan dua tingkat yaitu pengatur kasar (coarse) pada tabung gas dan
pengatur halus (fine) pada kromatograf. Tekanan gas masuk ke
kromatograf (yaitu tekanan dari tabung gas) diatur pada 10 s.d 50 psi
(di atas tekanan ruangan) untuk memungkinkan aliran gas 25 s.d 150
mL/menit pada kolom terpaket dan 1 s.d 25 mL/menit untuk kolom
kapiler
b. Injection Port

5
Bagian injektor ini sebagai tempat memasukkan analit atau
sampel yang akan dianalisis. Cairan analit dimasukkan dengan
menggunakan syringe dengan jumlah volume tertentu. Dalam
pemisahan dengan kromatografi gas cuplikan harus dalam bentuk fase
uap. Gas dan uap dapat dimasukkan secara langsung. Tetapi
kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan padatan. Hingga
dengan demikian senyawa yang berbentuk cairan dan padatan pertama-
tama harus diuapkan. Ini membutuhkan pemanasan sebelum masuk
dalam kolom. Tempat injeksi dari alat kromatografi gas selalu
dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu dari tempat injeksi dapat
diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini adalah batiwa suhu
tempat injeksi sekitar 50°C lebih tinggi dari titik didih campuran dari
cuplikan yang mempunyai titik didih yang paling tinggi. Bila kita tidak
mengetahui titik didih komponen dari cuplikan maka kita harus
mencoba-coba. Sebagai tindak lanjut suhu dari tempat injeksi
dinaikkan. Jika puncak-puncak yang diperoleh lebih baik, ini berarti
bahwa suhu percobaan pertama terlalu rendah. Namun demikian suhu
tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi, sebab kemungkinan akan
terjadi perubahan karena panas atau penguraian dari senyawa yang
akan dianalisa.
Cuplikan dimasukkan ke dalam kolom dengan cara
menginjeksikan melalui tempat injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan
pertolongan jarum injeksi yang sering disebut “a gas tight syringe“.
Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh menginjeksikan
cuplikan terlalu banyak, karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah
cuplikan yang diinjeksikan pada waktu kita mengadakan analisa 0,5
-50 ml  gas dan 0,2 – 20 ml untuk cairan seperti pada gambar di
bawah.
c. Oven
Oven berfungsi untuk memanaskan analit sehingga analit
berubah fasa menjadi fasa gas. Suhu dalam oven ini bisa diatur

6
maupun diprogram sesuai dengan metode yang akan digunakan dalam
proses identifikasinya.
Kolom terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu
oven harus diatur dan sedikit dibawah titik didih sampel. Jika suhu
diset terlalu tinggi, cairan fase diam bisa teruapkan, juga sedikit
sampel akan larut pada suhu tinggi dan bisa mengalir terlalu cepat
dalam kolom sehingga menjadi terpisah.
d. Capillary Column
Capillary column merupakan jalan tempat analit melewati
oven. Kolom ini ada yang panjangnya sampai 30 meter, ada juga yang
hanya 1 meter. Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas.
Bentuk dari kolom dapat lurus, bengkok, misal berbentuk V atau W,
dan kumparan/spiral. Diameter kolom mempunyai berbagai ukuran,
biasanya pengukuran berdasarkan diameter dalam dari kolom gelas
yaitu antara 0,3 mm hingga 5 min. Kebanyakan kolom yang digunakan
berupa stainles steel dengan diameter luar (OD) dari I/S atau 1/4 inch
(0,3 atau 0,6 cm). Pada GSC kolom diisi dengan penyerap (adsorbent),
sedangkan pada GLC kolom diisi dengan “solid support” (padatan
pendukung) yang diikat oleh fase diam. Biasanya bentuk dari kolom
adalah kumparan. Kolom selalu merupakan bentuk tabung. Tabung ini
dapat terbuat dari :
a) Tembaga (murah dan mudah diperoleh)
b) Plastik (teflon), dipakai pada suhu yang tidak terlalu tinggi.
c) Baja (stainless steel), (mahal)
d) Alumunium
e) Gelas
e. Detector
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen
yang telah dipisahkan dari kolom secara terus-menerus, cepat, akurat,
dan dapat melakukan pada suhu yang lebih tinggi. Detektor harus
dapat dipercaya dan mudah digunakan. Fungsi umumnya mengubah

7
sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian
arus listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan
kromatogram. Detektor yang umum digunakan:
a) Detektor hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD)
b) Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_ FID)
c) Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD)
d) Detektor fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector _FPD)
e) Detektor nyala alkali
f) Detektor spektroskopi massa
Detektor yang peka terhadap senyawa organik yang
mengandung fosfor adalah FID, ECD, dan FPD. Detektor penangkap
elektron (Electron Capture Detector – ECD). Pada penetapan ini,
digunakan detektor penangkap elektron. Detektor ini merupakan
modifikasi dari FID yaitu pada bagian tabung ionisasi. Dasar dari ECD
ialah terjadinya absorbsi e- oleh senyawa yang mempunyai afinitas
terhadap e- bebas (senyawa-senyawa elektronegatif). Dalam detektor
gas terionisasi oleh partikel yang dihasilkan dari 3H atau 63Ni. Detektor
ini mengukur kehilangan sinyal ketika analit terelusi dari kolom
kromatografi.
Detektor ini akan mendeteksi berdasarkan ion-ion yang
terbentuk dari analit, dengan memanfaatkan nyala dari gas H2 dan gas
O2. Detektor ini peka terhadap senyawa halogen, karbonil terkoyugasi,
nitril, nitro, dan organo logam, namun tidak peka terhadap
hidrokarbon, ketone, dan alkohol.
f. Recorder
Komponen ini berfungsi sebagai pencatat hasil pendeteksian
yang terjadi dalam detektor. Rekorder berfungsi sebagai pengubah
sinyal dari detektor yang diperkuat melalui elektrometer menjadi
bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat
dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan
cara membandingkan waktu retensi sampel dengan standar. Analisis

8
kuantitatif dengan menghitung luas area maupun tinggi dari
kromatogram. Sinyal analitik  yang dihasilkan detektor dikuatkan oleh
rangkaian  elektronik     agar bisa diolah  oleh rekorder atau sistem
data. Sebuah rekorder bekerja dengan menggerakkan kertas dengan
kecepatan tertentu. di atas kertas tersebut dipasangkan pena yang
digerakkan oleh sinyal keluaran detektor sehingga posisinya akan
berubah-ubah sesuai dengan dinamika keluaran    penguat sinyal
detektor. Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik
dengan pola yang sesuai dengan kondisi sampel  dan jenis detektor
yang digunakan.
Rekorder biasanya dihubungkan dengan sebuah elektrometer
yang dihubungkan dengan sirkuit pengintregrasi yang bekerja dengan
menghitung jumlah muatan atau jumlah energi listrik yang dihasilkan
oleh detektor. Elektrometer akan melengkapi pik-pik kromatogram
dengan data luas pik atau tinggi pik lengkap dengan biasnya.
Sistem data merupakan pengembangan lebih lanjut dari
rekorder dan elektrometer dengan melanjutkan sinyal dari rekorder dan
elektrometer ke sebuah unit pengolah pusat (CPU, Central Procesing
Unit).
2. Mekanisme/Proses pada alat Kromatografi gas
Kromatografi gas digunakan sebagai satu pengujian untuk
membantu mengidentifikasi komponen campuran cair dan menentukan
konsentrasi relatifnya. Ini juga dapat digunakan untuk memisahkan dan
memurnikan komponen campuran. Selain itu, kromatografi gas dapat
digunakan untuk menentukan tekanan uap, panas larutan, dan koefisien
aktivitas. Industri sering menggunakannya untuk memantau proses untuk
menguji kontaminasi atau memastikan proses berjalan sesuai rencana.
Kromatografi dapat menguji alkohol dalam darah, kemurnian obat,
kemurnian makanan, dan kualitas minyak esensial. Kromatografi gas dapat
digunakan pada analit organik atau anorganik, tetapi sampel harus volatil.
Idealnya, komponen sampel harus memiliki titik didih yang berbeda.

9
Adapun Mekanisme kerja kromatografi gas adalah sebagai
berikut : Pertama, sampel cairan disiapkan. Sampel dicampur dengan
pelarut dan disuntikkan ke dalam kromatografi gas. Biasanya ukuran
sampel kecil dalam kisaran mikroliter. Meskipun sampel dimulai sebagai
cairan, ia diuapkan ke fase gas. Gas pembawa inert juga mengalir melalui
kromatograf. Gas ini tidak boleh bereaksi dengan komponen campuran apa
pun. Gas pembawa umum termasuk argon, helium, dan kadang-kadang
hidrogen. Sampel dan gas pembawa dipanaskan dan memasuki tabung
panjang, yang biasanya digulung untuk menjaga ukuran kromatografi
dapat dikelola. Tabung mungkin terbuka (disebut tubular atau kapiler) atau
diisi dengan bahan pendukung inert yang dibagi (dalam kolom padat).
Tabungnya panjang untuk memungkinkan pemisahan komponen yang
lebih baik. Di ujung tabung adalah detektor, yang mencatat jumlah sampel
yang memukulnya. Dalam beberapa kasus, sampel juga dapat dipulihkan
pada akhir kolom. Sinyal dari detektor digunakan untuk menghasilkan
grafik, kromatogram, yang menunjukkan jumlah sampel yang mencapai
detektor pada sumbu y dan umumnya seberapa cepat mencapai detektor
pada sumbu x (tergantung pada apa tepatnya yang dideteksi oleh detektor
tersebut.).

Kromatogram menunjukkan serangkaian puncak. Ukuran puncak


berbanding lurus dengan jumlah masing-masing komponen, meskipun
tidak dapat digunakan untuk menghitung jumlah molekul dalam sampel.
Biasanya, puncak pertama adalah dari gas inert pembawa dan puncak
berikutnya adalah pelarut yang digunakan untuk membuat sampel. Puncak
berikutnya mewakili senyawa dalam campuran. Untuk mengidentifikasi

10
puncak pada kromatogram gas, grafik perlu dibandingkan dengan
kromatogram dari campuran standar (yang diketahui), untuk melihat di
mana puncak itu terjadi.
Pada titik ini, kita mungkin bertanya-tanya mengapa komponen
campuran terpisah ketika mereka didorong di sepanjang tabung. Bagian
dalam tabung dilapisi dengan lapisan tipis cairan (fase diam). Gas atau uap
di bagian dalam tabung (fase uap) bergerak lebih cepat daripada molekul
yang berinteraksi dengan fase cair. Senyawa yang berinteraksi lebih baik
dengan fase gas cenderung memiliki titik didih yang lebih rendah (mudah
menguap) dan berat molekul rendah, sedangkan senyawa yang lebih
memilih fase diam cenderung memiliki titik didih lebih tinggi atau lebih
berat. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi laju perkembangan suatu
senyawa ke kolom (disebut waktu elusi) termasuk polaritas dan suhu
kolom. Karena suhu sangat penting, biasanya dikontrol dalam
sepersepuluh derajat dan dipilih berdasarkan titik didih campuran. gas
dalam silinder baja bertekanan tinggi dialirkan melalui kolom yang berisi
fasa diam.

E. ANALISIS DATA KROMATOGRAFI GAS


1. Analisis Kualitatif Kromatografi Gas
Tujuan dari analisis ini adalah identifikasi suatu komponen atau
lebih dari suatu cuplikan. Hal ini dilakukan dengan membandingkan
cuplikan dengan standar. Cara yang dilakukan adalah dengan
membandingkan :
a. Waktu Retensi
Waktu retensi relatif bergantung pada suhu kolom dan jenis
fase diam. Waktu retensi yang telah dikoreksi adalah volume yang
diukur dari titik suntik sampai ke maksimum puncak.
b. Spiking/ko-kromatografi
Spiking dilakukan jika ternyata didapatkan waktu-waktu retensi
yang sama sehingga dapat menyatakan bahwa dua senyawa tersebut

11
adalah sama. Pada kasus ini dibutuhkan suatu tekni dengan
menambahkan cuplikan standar.
c. Metode spektroskopi (mass spectra)
Spektroskopi massa dapat digabungkan dengan kromatografi
gas, sehingga setiap komponen dalam suatu cuplikan dapat diketahui
secara meyuluruh. Setiap komponen yang telah terpisahkan dan keluar
dari kolom dikondensasi untuk kemudian analisis spektrometri NMR
dengan syarat detektor nondestruktif (misalnya TCD) harus digunakan.
2. Analisis Kuantitatif Kromatografi Gas
Analisis ini dengan kromatografi gas dapat didasarkan pada salah
satu pendekatan tinggi peak atau area peak analit dengan standar.
a. Tinggi Puncak
Mula-mula ditarik garis yang menggabungkan kedua dasar
puncak,kemudian ditarik garis vertikal yang sejajar dengan sumbu
tegak. Dengan mengukur tinggi sampel dan standar, maka konsentrasi
sampel dapat ditentukan.
b. Luas Puncak
Ditentukan menggunakan rumus luas segitiga dengan nilai
lebih bak menggunakan lebar pada setengah tinggi puncak.

F. APLIKASI KROMATOGRAFI GAS


Kromatografi gas tampil menonjol dalam pekerjaan laboratorium pada
topik-topik yang sedang banyak diamati. Analisanya, Badan Perlindungan
Lingkungan (EPA) melakukan suatu program pemantauan kadar pestisida dan
tanah, air tanah dan sampel-sampel semacamnya. Pendekatan umumnya
melibatkan pengekstrasian sampel untuk mengkonsentrasikan analit dalam
suatu pelarut organik yang sesuai dengan pengkromatografian ekstrak
tersebut.
Sisa-sisa hormon yang digunakan untuk mendorong pertumbuhan
binatang diukur dalam sampel daging dengan cara yang sama, dan ekstrak
spesimen urin juga sama diuji dengan kromatografi gas dalam program
penyaringan obat-obatan. Aluminium besi dan tembaga dalam aliase telah

12
ditetapkan dengan melarutkan sampel diikuti dengan ekstraksi logam-logam
itu ke dalam larutan trifluoroaseton dalam kloroform yang kemudian
dikromatografi.
Kromatografi gas sangat berperan penting dalam upaya memonitor dan
mengendalikan distribusi pencemaran dalam lingkungan, misalnya Badan
Perlindungan Lingkungan (EPA) AS menjalankan suatu program yang
ekstensif untuk memonitor kadar pestisida dalam tanah di berbagai tempat di
negeri itu, tujuannya ialah menegakkan suatu garis pijakan yang menunjukkan
dengan eksak situasi pada masa kini sehingga kecenderungan dalam masa
depan dapat ditafsirkan dengan bermakna program yang serupa sedang
dilakukan untuk hasil bumi, air, ikan, kehidupan bebas.
Kromatografi gas dapat juga digunakan untuk identifikasi dan
pengelompokan pemonitoran gas-gas pernapasan selama anestesia,
penelusuran senyawa organik dan organisme hidup pada planet lain. Dan
masih banyak lagi aplikasi dari GLC yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu dalam kehidupan makhluk hidup di bumi.
G. KESIMPULAN
1. Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran menjadi
komponennya dengan bantuan perbedaan sifat fisik masing-masing
komponen. Alat yang digunakan terdiri atas kolom yang di dalamnya
diisikan fasa stasioner (padatan atau cairan).
2. Kromatografi gas adalah suatu metode untuk pemisahan dan deteksi
senyawa-senyawa organik  yang mudah menguap dan senyawa-senyawa
gas anorganik dalam suatu campuran.
3. Prinsip utama pemisahan dalam kromatografi gas adalah berdasarkan
perbedaan laju migrasi masing-masing komponen dalam melalui kolom.
Komponen-komponen yang terelusi dikenali (analisa kualitatif) dari nilai
waktu retensinya (Tr).
4. Fasa gerak dalam kromatografi gas biasanya disebut juga gas pembawa
karena tujuan utamanya adalah membawa solute ke dalam kolom,
karenanya gas pembawa tidak mempengaruhi selektifitas.

13
5. Fasa Diam Kromatografi Gas
6. Komponen-komponen dari Kromatografi Gas
a. Carrier Gas Supply
b. Injection Port
c. Oven
d. Capillary Column
e. Detector
f. Recorder
g. Komponen
7. Analisis Data Kromatografi Gas
a. Analisis Kualitatif Kromatografi Gas
1) Spiking/ko-kromatografi
2) Metode spektroskopi (mass spectra)
3) Metode spektroskopi (mass spectra)
b. Analisis Kuantitatif Kromatografi Gas
1) Tinggi Puncak
2) Luas Puncak
8. Aplikasi kromatografi gas dapat juga digunakan untuk identifikasi dan
pengelompokan pemonitoran gas-gas pernapasan selama anestesia,
penelusuran senyawa organik dan organisme hidup pada planet lain.

14
DAFTAR PUSTAKA
http://chemizio.blogspot.com/2014/04/komponen-dan-cara-kerja-kromatografi-
gas.html?m=1

https://paramita-kromatografi.blogspot.com/2012/09/kromatografi-gas.html

https://laskarvck.wordpress.com/kromatografi-gas/

https://id.scribd.com/doc/256158284/Analisa-Kualitatif-Dan-Kuantitatif-GC-MS-
Lukman

http://asisulkimia.blogspot.com/p/kromatografi-gasasisul.html?m=1

15

Anda mungkin juga menyukai