E. Rekomendasi Hukum
Mengenai permasalahan union busting pemutusan hubungan kerja PHK
mekanisme telah diatur dalam pasal 161 ayat (1) UU N0 13 TH 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Syarat untuk melakukan PHK yaitu :
“dalam hal pekerja atau buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur
dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja Bersama ,
pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerja
atau buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan
ketiga secara berturut turut”
Di pasal 155 ayat (1) UU Ketenagakerjaan disebutkan jika PHK Tanpa
adanya penetapan dari Lembaga penyelesaian hubungan industrial akan menjadi
batal demi hukum.
Artinya , PHK Sepihak tersebut tidak pernah terjadi dan selama putusan
Lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum ditetapkan, baik
pengusaha maupun pekerja atau buruh harus tetap melaksanakan segala kewajiban.
Dalam permasalahan yang terjadi antara PT Samsung Elektronika Indonesia Dengan
serikat pekerja PKU yang berupa tindakanan perusahaan PT Samsung Elektronika
Indonesia memutuskan sepihak, berarti demi hkum para anggota serikat pekerja
tersebut masih menjadi pegawai perusahaan tersebut. Para serikat pekerja harus
bekerja dan perusahaan tetap harus membyarkan upah selama belum ada keputusan
dari Lembaga penyelesaian perselihan hubungan industrial. Jika perusahaan
melakukan PHK secara sepihak atau sewenang wenang maka langkah yang dapat
ditempuh adalah melaporkan tindakan perusahaan kepada instansi
ketenagakerjaan pada pemerintah pusat, pemerintah provinsi , dan pemerintah
kabupaten atau kota karena merupakan pengawas ketenagakerjaan. Hal ini
berdasarkan pasal 178 ayat (1) UU Ketengakerjaan.