Anda di halaman 1dari 7

Perbandingan Kapasitas Lateral Tiang Pancang Tunggal (Short Pile) Kondisi Fixed End Antara Ujung Bawah Terbuka

Dengan Tertutup
Pada Tanah Pasir (Non-Kohesif) (Indra Setya Putra)

PERBANDINGAN KAPASITAS LATERAL TIANG PANCANG


TUNGGAL (SHORT PILE) KONDISI FIXED END ANTARA UJUNG
BAWAH TERBUKA DENGAN TERTUTUP PADA TANAH PASIR
(NON-KOHESIF)

Indra Setya Putra


Balai Rawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air - Kemen. PU
Telp. 0511-3256623, Email: qmbut@yahoo.com

Abstrak

Pondasi tiang pancang tunggal pada bangunan biasanya dirancang untuk


menahan beban aksial dan beban horizontal/lateral pad a ta nah lapisan keras
yang biasanya terletak di dekat permuka an. Penelitian tentang kapasitas lateral
pondasi dalam permodelan masih sangat jarang dilakukan ol eh p ara ahli. Tujuan
penelitian ini ada lah membandingkan tahanan lateral (Qu) pondasi tiang pancang
tunggal kondisi kepala tiang jepit (fixed end) ujung bawah terbuka dengan ujung
bawah tertutup. Pengujian dilakukan dengan model skala kecil dengan pasir
sebagai medi um dan mempunyai eksentrisitas 20 cm dari muka tanah serta
kedalaman tiang 20 cm. Tiang di ameter bervariasi 1 cm, 1,25 cm, 1,5 cm. Nilai
Qu dari interpretasi data dihitung dengan menggunakan metode Mazurkiewicz’s
sedangkan analisis dengan metode Broms, 1964. Peneliti an ini menghasilkan
kesimpulan bahwa tahanan lateral (Qu) ujung te rb uka cenderung lebih besar
daripada ujung tertutup. Interpretasi d ata tiang ujung terbuka cenderung lebih
mendekati hasil analisa metode Brom dibandingkan ti ang ujung tertutup.

Kata kunci : tiang ujung tertutup, tiang tunggal u jung terbuka, tahanan
lateral, tanah pasir

Abstract

Single short pile foundatio n in bui ldi ng usua lly designed to retain both axial
load and horizon tal load in hard soil layer which is usually lied near the surface.
Researchs about foundation’s lateral capacity in the modelling are rarely
conducted by experts. The objective s of thi s research are to compare between
lateral capacity (Qu) of single short p ile with fixed end cap con dition of opened-
lower end and that of closed-lower end with small scale model in the laboratorium
and to compare the results of the test with that of analysis. The test conducted
with small scale model with sand as the medium and eccentricity is a bout 20 cm
from soil surface also the depth i s about 20cm from soil surface. Pile’s diameters
vary in 1 cm, 1,25 cm and 1,5 cm. Qu calculated from datum with Mazurkiewicz’s
method, otherwise the analysis uses Broms, 19 64 method. The research
concludes that lateral capacity of opened-lower end tends to higher than that of
closed-lower end. Datum interpretation of opened-lower end tends to closer with
Brom’s analysis than that of closed-lo wer end .

Keywords : closed-lower end, opened-lower end, lateral capacity, sands

1. PENDAHULUAN tiang pancang atau pemak aian beban


secara langsung terhadap lapisan yang
(1)
Pondasi tiang adalah bagian konstruksi lebih rendah melalui ujung tiang pancang.
yang dibuat dari kayu, beton dan/atau baja, Pondasi tiang selain dirancang untuk
yang digunakan untuk meneruskan menahan beban-beban aksial, juga sering
(mentransmisikan) beban permukaan ke harus dirancang dengan memperhitungk an
tingkat permukaan yang lebih rendah dalam beban horizontal/lateral. Sumber-sumber
massa tanah. Beban terdistribusi sebagai dari beban lateral sendiri antara lain berupa
beban vertikal dari beban s epanjang poros tekanan tanah pada
Naskah Diterima : 19.4.2011
Revisi Terakhir : 8.6.2011 105
M.I. Mat. Kons. Vol. 11 No. 2 Desember 2011 : 105 - 111

dinding penahan, beban angin, beban 1. BAHAN DAN METODE


gempa, beban-beban tubrukan dari kapal
(berlabuh, pada dermaga), beban-beban Pondasi tiang digunakan untuk
eksentrik pada kolom, gaya gelombang mendukung bangunan apabila lapisan tanah
lautan, gaya kabel pada menara transmisi. k uat terletak sangat dalam. Penggunaan
Di lapangan pondasi tiang bisa terpasang pondasi tiang pancang dalam hal ini untuk
pada kondisi bebas (free-end pile) atau mengimbangi pengaruh beban tersebut.
dalam keadaan kepala tiang terjepit (fixed- Untuk menentukan z/d pada tiang pancang
end pile). dilakuk an dengan mengambil sudut gesek
Berdasarkan perpindahan tanahnya, dalam (3) :
pondasi tiang pancang dapat dik ategorikan
f’ = 3 f + 10
0
pondasi tiang dik elompokkan menjadi tiang (1)
perpindahan besar (large displacement pile)
yang mempunyai ujung bawah tertutup, Dimana :
tiang perpindahan kecil (small displacement f = sudut gesek dalam tanah asli di
pile) yang mempunyai ujung bawah terbuka lapangan
dan tiang tanpa perpindahan (non
displacement pile) yang dipasang di dalam
tanah dengan cara menggali atau mengebor Media tanah yang digunak an adalah
tanah.(2) pasir. Pasir merupakan salah satu jenis
Penelitian tentang tiang pancang tanah yang mempunyai peranan salah
dalam bentuk pemodelan di laboratorium satunya sebagai pendukung dari suatu
masih sangat jarang dilakukan oleh para pondasi. Dalam standar ASTM D422-61T,
ahli. Penelitian ini dilakukan untuk pasir digolongkan ke dalam pasir halus jika
membandingkan kapasitas tahanan lateral diameter butirannya antara 0,074-0,42 mm.
(Qu) pondasi tiang pancang tunggal kondisi Untuk pasir sedang, diameter butirannya
kepala tiang jepit (fixed end) ujung bawah antara 0,42-2 mm, dan digolongkan dalam
terbuka dengan ujung bawah tertutup model pasir kasar jika diameter butirannya antara
tiang skala kecil di laboratorium yang 2-4,76 mm.
kemudian dibandingkan dengan hasil Kapasitas pondasi pada tanah pasir,
analisis. dipengaruhi oleh kepadatan relatif (Dr),
Model tiang menggunak an skala kecil k edudukan muka air tanah, tekanan
dilak ukan di laboratorium dan berbahan sekeliling tanah (confining pressure), dan
aluminium dengan penampang tiang ukuran dari pondas i. Kepadatan relatif
berbentuk lingk aran mempunyai diameter adalah salah satu sifat yang sangat penting
yang berbeda-beda yaitu 1,0 cm, 1,25 cm, artinya bagi pasir, kek uatan geser serta
1,5 cm. Model tiang yang diuji adalah tiang compressibility tergantung pada kepadatan
tunggal dengan dimensi yang ditentukan relative. Selain itu daya tahan pasir terhadap
setelah pengujian nilai EI agar didapat gempa bumi atau getaran mesin juga
model tiang pendek (short pile). tergantung terutama kepada kepadatan
Eksentrisitas ditentuk an 20 cm diatas muka relatifnya. Kepadatan relatif untuk pasir
tanah dengan pembebanan berupa beban digolongkan dalam kondisi pasir medium
lateral statis kelipatan 200 gr. Media tanah jika Dr antara 0,33 sampai 0,67%.( 4) Nilai
yang dipakai pada penelitian ini adalah pasir k epadatan relatif dapat dicari dengan
lepas, kering, berdiameter 0,425 mm hingga menggunakan persamaan (2).
0,180 mm (lolos saringan no. 40 dan
tertahan saringan no. 80 standar ASTM D r =(g d (ma ks )/ gd ) {(gd - gd (mi n) )/(gd ( ma ks)- gd (mi n) )}
D422-63). Media tanah yang dipakai adalah (2)
pasir kering dengan beberapa alasan yaitu,
dipilih pasir dengan pertimbangan sifat Dimana :
teknis pasir tidak dipengaruhi sifat dan Dr = Kepadatan relatif
ikatan kimia serta kohesi seperti tanah gd (ma ks) = Berat volume kering
lempung, dan dengan kondisi kering, maksimum tanah yang
dengan pertimbangan untuk mengurangi ditinjau
pengaruhnya terhadap parameter media gd = Berat volume kering normal
tanah. tanah yang ditinjau
gd (mi n) = Berat volume kering minimum
tanah yang ditinjau

106
Perbandingan Kapasitas Lateral Tiang Pancang Tunggal (Short Pile) Kondisi Fixed End Antara Ujung Bawah Terbuka Dengan Tertutup
Pada Tanah Pasir (Non-Kohesif) (Indra Setya Putra)

Kapasitas Lateral pondasi Tiang Mekanisme Keruntuhan


Pondasi tiang selain dirancang Keruntuhan yang terjadi pada tiang
dengan memperhitungkan beban-beban pendek yang berupa rotasi untuk ujung
aksial, beban lateral juga perlu ikut bebas dan translasi untuk ujung jepit
diperhitungkan. Begitu juga karakteristik menunjukkan bahwa gaya horizontal/lateral
tanah yang mendukung pondasi harus yang ada ditentukan oleh sifat-sifat tanah,
ditinjau dalam menentukan kapasitas buk an oleh material tiang yang diilus trasik an
dukung maksimal lateral dari pondasi tiang. pada Gambar 1. Pada tiang panjang baik
Dua jenis tanah yang ditinjau dalam hal ini dalam keadaan ujung bebas atau ujung
adalah tanah kohesif dan tanah non-kohesif. jepit, keruntuhan yang terjadi berupa
Untuk tanah kohesif, kapasitas duk ung patahan, menunjukkan gaya horizontal yang
ultimit mengandalkan lekatan yang terjadi terjadi merupakan gaya horizontal batas Qu
antara permukaan tiang dengan tanah di yang merupakan fungsi sifat-sifat material
sekitarnya, sedangkan untuk tanah non- tiang.(7)
kohesif kapasitas daya dukung maksimalnya
didasarkan pada gesekan antara butir-butir
(5 )
tanah dengan permukaan tiang.

Metode Brom (1964)


Tiang dianggap tiang pendek kaku
(short rigid pile) jika L/T £ 2 atau L/R £ 2 dan
dianggap tiang panjang lentur (long flexible
pile) jika L/T ³ 4 atau L/R ³ 3,5, dimana:

1/ 5
æ EI ö
T= ç ÷ (3) Gambar 1 : Mekanisme keruntuhan pada
çn ÷
è hø tiang pendek tipe fixed end
1/ 4
æ EI ö
R= çç ÷÷ (4) Pengujian Nilai Modulus Elastisitas Tiang
è kh ø Nilai modulus elastisitas bahan tiang
diperlukan untuk keperluan perhitungan
Dimana : daya duk ung tiang dengan metode analisis
E = modulus elastisitas bahan tiang Brom, Pengujian nilai EI, dilakukan dengan
2
(kg/cm ) alat-alat antara lain tempat perletak an
4
I = momen Inersia tiang (cm ) sampel, tempat beban, dan dial gauge. Dial
L = panjang tiang pancang (cm) gauge digunak an untuk mengukur defleksi
kh = koefisien reaksi modulus tanah tiang ak ibat beban geser yang diberik an
horisontal pada tengah-tengah tiang. Dari nilai defleksi
nh = koefisien variasi modulus tanah yang teruk ur untuk pembebanan yang
Analisis metode Brom, 1964, untuk bervariasi, dan nilai panjang serta diameter
tanah kohesif dan tanah non k ohesif tiang, maka nilai EI dapat diperoleh dari
dilak ukan terpisah, demik ian juga untuk perhitungan secara analisis.
tiang pendek dan tiang panjang. Analisis
tahanan lateral tiang pendek dengan ujung Pengujian Pembebanan
jepit pada tanah non kohesif dengan metode Pengujian yang dilak ukan pada
(6 )
Brom dihitung dengan rumus : penelitian ini, menggunakan model pondasi
2
tiang dengan jarak kepala tiang dengan
Qu = 1.5 γ L BK p (5) muka tanah (e) 20 cm dan kedalaman dari
Dimana: muka tanah 20 cm. Dari variasi diatas
3
γ = berat isi tanah (kg/m ) k emudian divariasi lagi dengan 3 diameter
B = lebar pondasi (m) yang berbeda yaitu 1 cm, 1,25 cm, dan 1,5
L = kedalaman tiang tertanam (m) cm. Model tiang terbuat dari aluminium
Kp =koefisien tekanan tanah pasif dengan 2 macam ujung yaitu ujung bawah
Rankine terbuka dengan ujung bawah tertutup,
e = jarak beban terhadap permuk aan dengan k etebalan rata-rata tiang 0,5 mm.
tanah (m) Model tiang yang akan diuji dimasukkan ke
dalam bak yang berisi pasir, kemudian diberi
beban tarik 200 gr dengan pertimbangan
pada beban 200 gram

107
M.I. Mat. Kons. Vol. 11 No. 2 Desember 2011 : 105 - 111

perubahan mistar ukur dapat terbaca 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


dengan baik. Pembacaan beban dilak ukan
setiap menit setelah proses pemberian Pada penelitian ini, pengujian pada
beban, dan beban ditambah jik a dalam parameter tanah dan modulus elastisitas
waktu lima menit, pergerakan tiang kurang tiang telah dilakukan oleh Kumoro (2004)
signifik an. Pembebanan dihentikan jika seperti pada Tabel 1.(8 ) Dengan data
grafik yang dihasilkan sudah tersebut dapat dihitung kapasitas tahanan
mengindik asikan pola-pola keruntuhan. Dan lateralya dengan menggunakan metode
pada penelitian ini tidak dilak ukan Brom sesuai dengan diameter tiang masing-
pengurangan beban. Mekanisme masing. Selain itu dari nilai Modulus
pembebanan dapat dilihat dengan jelas Elastisitas tersebut dapat diketahui bahwa
pada Gambar 2. tiang panc ang ini termasuk tipe tiang
pendek (short pile).
Metode Interpretasi Data Grafik interpretasi data dari beban
Besarnya kapasitas dukung lateral dan displacement yang didapat dari
ultimit dari pengujian beban lateral dicari pengujian k emudian dianalisa dengan
dengan menggunak an interpretasi data. menggunakan metode Mazurkiewicz’s
Metode yang dapat digunakan untuk seperti yang diperlihatkan di Gambar 3.
interpretasi data adalah metode Pada gambar tersebut tanda panah yang
Mazurkiewicz’s, 1972. Caranya dengan menghubungkan titik-titik perpotongan
menggambar kurva hubungan beban dan menunjukkan angka 3750 yang berarti
displacement. Kemudian membagi mempunyai tahan lateral ultimit tiang ujung
displacement tiang dengan beberapa pias tertutup diameter 1,5 cm adalah 3750 gr.
yang sama, dan menggambar garis sampai Dari Tabel 2, persentase selisih yang
memotong kurva. Dari perpotongan ini, diperoleh dari metode Mazurk iewicz’s, 1972
dibuat garis tegak lurus garis pertama berbeda-beda. Pada diameter 1 cm
sesuai perpotongan pada kurva dan k apasitas tahanan lateral ujung terbuka
selanjutnya dibuat garis 45º dari garis lebih kecil daripada ujung tertutup,
pertama memotong garis berikutnya. sedangkan pada diameter 1,25 dan 1,5
kemudian ujung-ujung segitiga yang k apasitas tahanan lateral pada ujung
didapat, digambar garis-garis lurus yang terbuka lebih besar daripada ujung tertutup.
menyinggung s etiap ujung segitiga. Secara keseluruhan tahanan lateral ujung
Perpotongan garis ini dengan sumbu beban terbuka cenderung lebih besar 12,69 %
merupakan beban ultimit yang dihasilkan. daripada ujung tertutup. Persentase selisih
yang berbeda-beda ini disebabkan oleh
pengaruh pemancangan yang
menyebabkan tahanan lateral ultimit tiang
naik dan pengaruh penutupan ujung bawah
tiang yang mengurangi tahanan dari dalam
tiang sehingga tahanan lateral ultimitnya
berkurang.

Gambar 2 : Sketsa pengujian model

108
Perbandingan Kapasitas Lateral Tiang Pancang Tunggal (Short Pile) Kondisi Fixed End Antara Ujung Bawah Terbuka Dengan Tertutup
Pada Tanah Pasir (Non-Kohesif) (Indra Setya Putra)

Tabel 1. Hasil Uji Parameter Tanah dan EI

No Nama Uji Hasil


1 water content (w) 0%
3
2 Berat Volume Tanah (γ) 1,5619 gr/cm
3 Sieve Analysis / Analisis Saringan Sand 100 %
4 c = 0 kg/cm
2
Direct Shear
φ = 31º32’35,79’’
5 Kepadatan Relatif (Dr) 0,593
6 Modulus Elastisitas (EI)
- Diameter 1 19369297 kg/cm2
- Diameter 1,25 29370472 kg/cm2
- Diameter 1,5 30752036 kg/cm
2

Gambar 3 : Metode Mazurkiewicz’s pada tiang ujung tertutup diameter 1,5 cm

Tabel 2. Persentase Selisih Qu Metode Mazurkiewicz’s ujung terbuka dengan ujung tertutup

Qu dengan Qu dengan Persentase Selisih


Mazurkiewicz’s Mazurkiewicz’s metode Mazurkiewicz’s
Diameter Ujung Terbuka Ujung Tertutup Ujung Terbuka dengan
(cm) (gr) (gr) Ujung Tertutup
(%)

1 2320 3326 -30,25


1,25 4550 3395 34,02
1,5 4700 3750 34,29
Rata-rata 12,69

109
M.I. Mat. Kons. Vol. 11 No. 2 Desember 2011 : 105 - 111

Tabel 3. Persentase Selisih Qu Analisis Metode Brom dengan Interpretasi Data Metode
Mazurkiewicz’s

Qu dengan Persentase Persentase


Broms
Qu dengan Selisih Qu dengan Selisih
Ujung
Diameter Mazurkiewic z’s Mazurkiewicz’s Mazurkiewic z’s Mazurkiewicz’s
Tertutup
(cm) dan
Ujung Terbuka Ujung Terbuka Ujung Tertutup Ujung Tertutup
(gr) dengan Brom (gr) Brom
Terbuka
(%) (%)
(gr)

1 3267,81 2320 -28,99 3326 1.8

1,25 4087,76 4550 11.31 3395 -16.95

1,5 4901,71 4700 -4.12 3750 -28.6

Rata-rata -7.27 Rata-rata -14.58

Hasil perhitungan dengan metode cenderung lebih mendekati hasil analis a


Brom untuk ujung bawah tertutup dan metode Brom dibandingkan tiang ujung
terbuka dapat dilihat di Tabel 3. Dari tabel 3 tertutup. Perbedaan ini disebabkan karena
dapat dilihat bahwa hasil interpretasi data metode Brom tidak memisahkan
cenderung lebih kec il dibandingkan hasil perhitungan tahanan lateral antara ujung
analisa. Pada tiang ujung terbuka bawah terbuka dengan ujung bawah
mempunyai selisih lebih kecil sebesar 7,27 tertutup.
%, sedangkan pada tiang ujung tertutup Analis is data pengujian perlu dikaji
mempunyai selisih lebih k ecil sebesar 14,58 lebih lanjut seperti dengan variasi tiang
% dibandingkan hasil analisa. Hasil pancang kelompok, dengan memodelkan
interpretasi data tiang ujung terbuka tiang miring (batter piles), dengan
cenderung lebih mendekati hasil analisa menerapk an jenis pembebanan dinamis dan
metode Brom dibandingkan tiang ujung siklis untuk mengetahui pengaruhnya
tertutup. Perbedaan ini disebabkan karena terhadap perilaku tiang.
metode Brom tidak memisahkan
perhitungan tahanan lateral antara ujung
bawah terbuka dengan ujung bawah DAFTAR PUSTAKA
tertutup.
1. Bowles, J.E. 1991. Analisa dan Disain
Pondasi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
1. KESIMPULAN 2. Hardiyatmo, H.C. 2001. Teknik
Fondas i II. Yogyakarta: Universitas
Berdasarkan hasil dan pembahasan Gadjah Mada.
diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa 3. Poulos, H.G. and Davis, E.H.1980.
tahanan lateral (Qu) ujung terbuka Pile Foundation Analysis and Design.
cenderung lebih besar 12,69 % daripada New York: John Wiley &Sons.
ujung tertutup. Persentase selisih yang 4. Wesley, L.D. 1977. Mekanika Tanah
berbeda-beda dari masing-masing diameter (Cetakan ketujuh). Jak arta: Badan
disebabkan oleh pengaruh pemancangan Penerbit Pekerjaan Umum.
yang menyebabkan tahanan lateral ultimit 5. Suryolelono, K.B. 1994. Teknik
tiang naik dan pengaruh penutupan ujung pondasi Bagian II. Yogyakarta: Nafiri.
bawah tiang yang mengurangi tahanan dari 6. Prakash, Shamser, and Hari, D.
dalam tiang sehingga tahanan lateral Sharma. 1990. Pile Foundation in
ultimitnya berkurang. Pada tiang ujung Engineering Practise. John Wiley &
terbuka mempunyai selisih lebih kecil Sons.
sebesar 7,27 % dibandingkan hasil analisa, Pradoto, S. 1988. Teknik Pondasi.
sedangkan pada tiang ujung tertutup Bandung: Laboratorium Geoteknik
mempunyai selisih lebih k ecil sebesar 14,58 Pusat Antar Universitas Ilmu
% dibandingkan hasil analisa. Hasil Rekayasa ITB.
interpretasi data tiang ujung terbuka

110
Perbandingan Kapasitas Lateral Tiang Pancang Tunggal (Short Pile) Kondisi Fixed End Antara Ujung Bawah Terbuka Dengan Tertutup
Pada Tanah Pasir (Non-Kohesif) (Indra Setya Putra)

8. Kumoro. 2004. Studi Kapasitas RIWAYAT PENULIS


Lateral Model Pondasi Tiang Ujung
Jepit dengan Variasi Diameter dan Indra Setya Putra, lahir di Kudus
Kedalaman Model Pada tanah pada 09 Desember 1981. Menamatk an
Granuler. Skripsi, Jurusan Teknik Sipil pendidikan di Universitas Sebelas Maret
Fakultas Teknik. Surakarta: dalam bidang Teknik Sipil Konstruk si. Saat
Universitas Sebelas Maret. ini bekerja sebagai peneliti muda di
Puslitbang Sumber Daya Air, Kementerian
PU, Bandung.

111

Anda mungkin juga menyukai