Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOSARKOMA

KEPERAWATAN DEGENERATIF

OLEH :

NAMA : MOMPANG SUHERI HARAHAP


NIM : 18010105
SEMESTER : IV
PRODI : KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

UNIVERSITAS AUFA ROYHAN DI KOTA PADANGSIDIMPUAN


T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan dengan baik yang berjudul tentang
“Asuhan Keperawatan Osteosarkoma” . Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Degeneratif dari Dosen Bu Ns. Hotma Royani M.Kep.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari titik kesempurnaan. Maka dari itu kritik
dan saran dari pembaca sangatlah saya harapkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Binanga, 27 Maret 2020


Penulis

Mompang Suheri Harahap


(18010105)
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Osteosarkoma adalah tumor tulang yang relatif langka yang ditandai dengan produksi osteoid
dan tulang dengan ganas sel spindle mesenkimal. Kejadian ini 1-4 kasus per 1.000.000 penduduk
dengan tidak ada hubungan yang signifikan terhadap kelompok etnis atau ras. Hal ini paling sering
terlihat pada dekade kedua kehidupan (60% dari pasien di bawah usia 25) (Meyers SP, 2008).
Menurut Patterson (2008), Osteosarkoma biasanya terdapat pada metafisis tulang panjang di
mana lempeng pertumbuhannya (epiphyseal growth plate) yang sangat aktif, yaitu pada distal
femur, proksimal tibia dan fibula, proksimal humerus dan pelvis. Pada orangtua umur di atas 50
tahun, Osteosarkoma bisa terjadi akibat degenerasi ganas dari paget’s disease, dengan prognosis
sangat jelek, dengan angka kematian 80% setelah 5 tahun di diagnosis. Data statistik dari
international agency for research on cancer menyebutkan dari 600 anak sebelum usia 16 tahun
menderita kanker.
Menurut Widianita (2012), menyatakan 60% dari seluruh anak penderita kanker di dunia
menderita kanker darah. Angka Nasional kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk, dengan angka
kejadian lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki 2,9 per 1000
penduduk (Depkes, 2012).
Peran keperawatan pada pasien Osteosarkoma menurut Nursalam (2008), dalam bentuk
pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang
sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis dan social agar dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan
kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki dan melakukan rehabilitasi dari suatu
keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu osteosarkoma ?
2. Apa etiologi osteosarkoma ?
3. Apa saja pemeriksaan penunjang pada pasien osteosarkoma ?
4. Apa intervensi keperawatan pada pasien osteosarkoma ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui osteosarkoma
2. Mengetahui penyebab terjadinya osteosarkoma
3. Mengetahui tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien osteosarkoma
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Pengertian Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) menurut Saferi Wijaya (2013), adalah tumor
tulang ganas, yang biasanya berhubungan dengan periode kecepatan pertumbuhan pada masa
remaja. Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak.
Menurut Price (2012), Osteosarkoma merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas.
Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah
bagian ujung tulang panjang, terutama lutut.
Osteosarkoma adalah tumor ganas tulang primer yang berasal dari sel mesenkimal primitif
yang memproduksi tulang dan matriks osteoid.

2.2 Etiologi
Penyebab Oteosarkoma menurut Saferi Wijaya (2013), yaitu :
a. Radiasi sinar radio aktif
b. Faktor keturunan (genetik)
c. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya yang disebabkan oleh penyakit
d. Pertumbuhan tulang yang terlalu cepat
e. Sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan dengan zat pengawet, merokok dan
lain-lain.

2.3 Klasifikasi
Terdapat 2 macam kanker tulang menurut Mariza Putri (2013), yaitu:
1. Kanker tulang metastasik atau kanker tulang sekunder
Merupakan kanker dari organ lain yang menyebar ke tulang, jadi kankernya bukan berasal
dari tulang. Contohnya kanker paru-paru yang menyebar ke tulang, dimana sel-sel
kankernya menyerupai sel paru dan bukan merupakan sel tulang.

2. Kanker tulang primer


Merupakan kanker yang berasal dari tulang. Yang termasuk ke dalam kanker tulang primer
adalah myeloma multiple, osteosarcoma, fibrosarkoma dan histiositoma fibrosa maligna,
kondrosarkoma, tumor ewing, limfoma tulang maligna.

2.4 Patofisiologi
Patofisiologi Osteosarkoma menurut Saferi Wijaya dan Mariza Putri (2013), adanya tumor di
tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respons osteolitik (destruksi tulang) atau respons
osteoblastik (pembentukan tulang). Beberapa tumor tulang sering terjadi dan lainnya jarang terjadi,
beberapa tidak menimbulkan masalah, sementara lainnya ada yang sangat berbahaya dan
mengancam jiwa. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang panjang dan biasa ditemukan pada
ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung atas tibia. Secara histolgik, tumor terdiri dari
massa sel-sel kumparan atau bulat yang berdiferensiasi jelek dan sering dengan elemen jaringan
lunak seperti jaringan fibrosa atau miksomatosa atau kartilaginosa yang berselang seling dengan
ruangan darah sinusoid.
Sementara tumor ini memecah melalui dinding periosteum dan menyebar ke jaringan lunak
sekitarnya; garis epifisis membentuk terhadap gambarannya di dalam tulang.Adanya tumor pada
tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal
dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik
atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal. Pada proses osteoblastik, karena
adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat lempat lesi terjadi
sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.

2.5 Pathway
2.6 Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer (2008), manifestasi klinis dari Osteosarkoma adalah :
a. Nyeri/pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin parah pada
malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit).
b. Pembengkakan pada tulang atas atau persendian serta pergerakan terbatas
c. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu tubuh kulit di atas massa serta adanya pelebaran
vena
d. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan menurun
dan malaise.

2.7 Pemeriksaan Diagnostik


Menurut Saferi Wijaya (2013), pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah :
a. Pemeriksan radiologis menyatakan adanya segitiga codman dan destruksi tulang.
b. CT scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru.
c. Biopsi terbuka menentukan jenis malignansi tumor tulang, meliputi tindakan insisi, eksisi,
biopsi jarum dan lesi-lesi yang dicurigai.
d. Skening tulang untuk melihat penyebaran tumor.
e. Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan adanya peningkatan alkalin fosfatase.
f. MRI digunakan untuk menentukan distribusi tumor pada tulang dan penyebaran pada
jaringan lunak sekitarnya.
g. Scntigrafi untuk dapat dilakukan mendeteksi adanya “skiplesion”.

2.8 Penatalaksanaan
Menurut Saferi Wijaya dan Mariza Putri (2013), Pengobatan seringkali merupakan kombinasi dari:
1. Kemoterapi (siklofosfamid, vinkristin, daktinomisin, daktinomisin, doksorubisin, ifosfamid,
eposid).
Kemoterapi harapannya adalah kombinasi kemoterapi mempunyai efek yang lebih tinngi
dengan tingkat toksisitas yang rendah sambil menurunkan kemungkinan resistensi terhadap
obat.
2. Terapi penyinaran tumor
Radiasi apabila tumor bersifat radio sensitive dan kemoterapi (preoperative, pasca operative
dan ajuran untuk mencegah mikrometastasis). Sasaran utama dapat dilakukan dengan sksisi
luas dengan teknik grafting restorative. Ketahanan dan kualitas hidup merupakan
pertimbangan penting pada prosedur yang mengupayakan mempertahankan ekstermitas
yang sakit.
3. Terapi pembedahan untuk mengangkat tumor
Sasaran penatalaksanaan adalah menghancurkan atau pengangkatan tumor. Ini dapat
dilakukan dengan bedah (berkisar dari eksisi local sampai amputasi dan disartikulasi).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
1. Nama : An. A
2. Umur : 7 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Alamat : Padangsidimpuan
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SD
7. Pekerjaan :-

II. Identitas Penanggung Jawab


1. Nama : Ny. B
2. Hubungan dengan klien : Ibu Kandung
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Umur : 40 tahun
5. Pendidikan : SMA
6. Agama : Islam
7. Pekerjaan : Wiraswasta
8. Alamat : Padangsidimpuan

III. Riwayat Kesehatan


1. Keluhan Utama
Nyeri hebat di lutut sebelah kanan yang membengkak
2. Riwayat Tumbuh Kembang : tidak ada gangguan
3. Riwayat Psikologis
 Klien mengaku takut akan penyakitnya
 Klien mengaku malu dengan bengkak dikakinya
 Ibu klien mengaku anaknya tidak mau bersosialisasi dengan temannya

4. Riwayat Psikososial
Orang terdekat : Ny. B
Hubungan dengan klien : Ibu
Hub. Dengan saudara kandung : Baik

IV. Pemeriksaan Fisik

A. Vital Sign :
1. Tekanan darah : 100/80 mmHg
2. Nadi : 64 x/i
3. Pernafasan : 20 x/i
4. Suhu : 36,5
B. Pemeriksaan diagnostic
1. Radiologis : adanya destruksi tulang

C. Pemeriksaan Head to Toe :


1. Rambut
 Keadaan : kulit kepala bersih
 Warna : hitam
 Lesi : tidak ada
 Edema : tidak ada
2. Wajah
 Bentuk : simetris
 Lesi : tidak ada
 Hematoma : tidak ada
3. Mata
 Bentuk : simetris
 Reflek cahaya : normal (pupil mengecil)
 Konjungtiva : anemis
 Sclera : tidak ikterik
4. Hidung
 Bentuk : simetris
 Cuping hidung: tidak ada
 Polip : tidak ada
 Lesi : tidak ada
5. Telinga
 Bentuk : simetris
6. Mulut
 Mukosa bibir : kering
 Warna : pucat
7. Leher
 Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
 Fungsi menelan : tidak ada gangguan
8. Dada dan Thorax
 Inspeksi : bentuk simetris, pergerakan dada simetris
 Palpasi : vocal premitus
 Perkusi : sonar
 Auskultasi : vesikuler
9. Kardiovaskuler
 Inspeksi : ictus cordis terlihat
 Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari
 Perkusi : bunyi pekak di ics 5 media klavikula sinistra
 Auskultasi : irama denyut jantung normal tidak ada bunyi tambahan
10. Abdomen
 Inspeksi : simetris, tidak membuncit
 Auskultasi : tidak ada bising usus
 Palpasi : tidak ada pembesaran pada abdomen
 Perkusi : timpani
11. Genitalia
 Lecet disekitar anus
12. Lengan-lengan Tungkai
 Kekuatan otot berkurang
 Bengkak di kaki sebelah kanan
 Nyeri di kaki sebelah kanan
13. Sistem Persyarafan
 Kelemahan otot
 Penurunan kekuatan
B. Diagnosa
No. Data Etiologi Diagnose
1. Ds : Edema pada tulang Nyeri akut
 Bengkak dikaki
sebelah kanan
 Ibu klien
mengatakan anaknya
sering meringis
kesakitan
Do :
 Nyeri di kaki
sebelah kanan
 Bengkak di kaki
 Lecet disekitar anus
2. Ds : Ansietas Ketidakseimbangan Nutrisi :
 Ibu klien mengaku Kurang Dari Kebutuhan
anaknya tidak mau Tubuh
makan dan tidak
selera makan
 Ibu klien mengaku
bb anaknya turun 2
kg
Do :
 Konjungtiva anemis
 Klien tidak mau
makan
 Penurunan BB
3. Ds : Gangguan Citra Tubuh Harga diri rendah
 Klien mengaku malu
dengan bengkak
dikakinya
 Ibu klien mengaku
anaknya tidak mau
bersosialisasi dengan
temannya
Do :
 Klien terkadang
menutup diri

4. Ds : Kurang pengetahuan Ansietas


 Klien mengaku takut
akan penyakitnya
Do :
 Wajah klien cemas
5. Ds : Intake tidak adekuat Deficit volume cairan
 Ibu klien mengaku
anaknya susah untuk
minum
Do :
 Mukosa bibir kering
C. Perencanaan

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC)


(NOC)
1. Nyeri akut Tingkat nyeri 1. Pemberian Analgesik
Dengan kriteria hasil : 2. Manajemen Nyeri
 Skala nyeri menurun
2. Ketidakseimbangan Status Nutrisi : asupan makanan 1. Manajemen Nutrisi
Nutrisi : Kurang dan cairan
Dari Kebutuhan
Tubuh
3. Harga diri rendah Harga diri meningkat ke skala 5 1. Peningkatan Harga Diri
4. Ansietas Tingkat kecemasan menurun ke 1. Pengurangan Kecemasan
skala 5 2. Peningkatan Koping
5. Deficit volume Hidrasi 1. Manajemen Cairan
cairan 2. Pemasangan Infus

D. Implementasi

No. Diagnosa Intervensi (NIC) Implementasi


1. Nyeri akut 1. Pemberian 1) Tentukan lokasi, karakteristik,
Analgesik kualitas dan keparahan nyeri
2. Manajemen Nyeri 2) Cek perintah pengobatan
meliputi obat, dosis, dan
frekuensi obat analgesic yang
akan diberikan
3) Cek adanya riwayat alerhi obat
4) Pilih analgesic atau kombinasi
analgesic yang sesuai ketika
lebih dari satu diberikan
5) Tentukan pilihan obat
analgesic berdasarkan tipe dan
keparahan nyeri
6)
2. Ketidakseimbangan 3. Manajemen Nutrisi 1) Tentukan status gizi pasien dan
Nutrisi : Kurang kemampuan untuk memenuhi
Dari Kebutuhan kebutuhan gizi
Tubuh 2) Tentukan apa yang menjadi
preferensi makanan bagi pasien
3) Bantu pasien dalam
menentukan pedoman atau
piramida makanan yang paling
cocok
4) Tentukan jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi persyaratan
gizi
5) Beri obat-obatan sebelum
makan, jika diperlukan
3. Gangguan Citra 1. Peningkatan Harga 1) Monitor pernyataan pasien
Tubuh diri mengenai harga diri
2) Tentukan lokus control pasien
3) Tentukan kepercayaan diri
pasien dalam hal penilaian diri
4) Dukung pasien untuk bisa
mengidentifikasi kekuatan
5) Kuatkan kekuatan pribadi yang
diidentifikasi pasien
6) Bantu pasien untuk
mengidentifikasi respon positif
dari orang lain
7) Bantu pasien untuk mengatasi
bullying atau ejekan
4. Ansietas 1. Pengurangan 1) Gunakan pendekatan yang
Kecemasan tenang dan meyakinkan
2. Peningkatan Koping 2) Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap prilaku klien
3) Pahami situasi kritis yang
terjadi dari perspektif klien
4) Berikan objek yang
menunjukkan perasaan aman
5. Deficit volume 1. Manajemen Cairan 1) Timbang bb setiap hari
cairan 2. Pemasangan Infus 2) Jaga intake/asupan yang akurat
dan catat output
3) Monitor status hidrasi
4) Monitor ttv pasien
5) Berikan terapi iv, seperti yang
ditentukan
6) Kaji lokasi dan luasnya edema,
jika ada

E. Evaluasi

No. Diagnosa Hari/tanggal Evaluasi


1. Nyeri akut Kamis/26-03- S:
2020  Bengkak dikaki sebelah kanan
 Ibu klien mengatakan anaknya sering
meringis kesakitan

O:
 Nyeri di kaki sebelah kanan
 Bengkak di kaki
 Lecet disekitar anus

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
2. Ketidakseimbangan Kamis/26-03- S:
Nutrisi : Kurang 2020  Klien mengaku sudah mulai mau makan
Dari Kebutuhan  Klien mengaku sudah mulai nafsu makan
Tubuh
O:
 Konjungtiva tidak anemis
 Klien sudah mulai mau makan
A : masalah mulai teratasi
P :Intervensi dilanjutkan
3. Harga diri rendah Kamis/26-03- S:
2020  Klien mengaku masih kerang percaya diri
dengan bengkak dikakinya
 Ibu klien mengaku anaknya mulai mau
dijenguk temannya
O:
 Klien mulai terbuka
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
4. Ansietas Kamis/26-03- S:
2020  Klien mengaku sudah mulai mengerti akan
penyakitnya
O:
 Klien tampak tidak murung lagi
A : Masalah mulai teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
5. Deficit volume Kamis/26-03- S:
cairan 2020  Klien mengatakan badannya sudah mulai
membaik
O:
 Mukosa bibir lembab
 Kulit normal
A : masalah mulai teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai