Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH UKURAN MEDIA ADSORBEN DAN KONSENTRASI

AKTIVATOR NaOH TERHADAP EFEKTIVITAS PENURUNAN LOGAM


BERAT BESI (Fe), SENG (Zn) DAN WARNA LIMBAH CAIR INDUSTRI
GALVANIS MENGGUNAKAN ARANG SEKAM PADI

Chandra Lestari Asih*, Sudarno*, Mochtar Hadiwidodo*

ABSTRACT

Adsorption using activated charcoal is one way of processing wastewater containing heavy
metals such as wastewater from galvanized industrial. The dominant substance contains in the
wastewaste of galvanized is (iron) Fe, (Zinc) Zn, and color. Utilization of rice husk as an
adsorbent is expected to produce cheap and affordable activated charcoal, so it can reduce the
cost of operational in the wastewater treatment industry. The purpose of this research is to know
the capability of active carbon from rice husk in reducing iron, zinc, and color content with batch
and column operation. The batch operation using NaOH concentrations was variated with 0,5 M
NaOH and 1 M NaOH solution and the use of media size was variated with 20 – 35 mesh and 35 –
60 mesh. The batch operation has 97,67% from the highest Fe efficiency lowering, 28,74% from
Zn parameters, and 97,96% from the highest color efficiency lowering on the 1 M NaOH solution
with 20 – 35 mesh. Otherwise, column operation need 1 inchi column diameter with 25 mL/minute
and 50 mL/minute debit variation. Continue trial had 99.827% - 99.95% from the highest Fe
efficiency lowering on the 25 mL/minute, for Zn parameters efficiency of 99.98% - 99.99%, while
for the color parameters removal efficiency of 96.64%. Constant value speed (k1) 0.031 mL/mg.s
(Fe), 0.044 mL/mg.s (Zn), and 0.001 mL/mg.s (color) with a capacity of adsorption (q0) of 0.616
mg/g (Fe), 0.418 mg/g (Zn) and 16.88 mg/g (color).

Keywords: wastewater of galvanized industry, Iron, Zinc, Color, adsorption, rice husk

I. PENDAHULUAN oleh logam berat terhadap makhluk hidup,


maka keberadaan logam berat tersebut
Perkembangan industri di Indonesia dilingkungan harus dikurangi.
saat ini cukup pesat. Salah satunya adalah
industri galvanis yang berkembang dalam Salah satu teknik yang memungkinkan
bidang pelapisan logam. Seiring dengan untuk menyisihkan kandungan logam berat
berkembangnya industri tersebut, maka adalah adsorpsi. adsorpsi adalah peristiwa
semakin banyak pula hasil sampingan yang penjerapan dipermukaan oleh suatu
diproduksi sebagai limbah. Industri adsorben atau daya jerap dari zat penjerap
galvanis sendiri menghasilkan limbah cair yang terjadi pada permukaan. Keuntungan
yang banyak mengandung logam berat. dari proses adsorpsi adalah kesederhanaan
Limbah ini akan menyebabkan pencemaran teknologi yang terlibat dan biaya
yang serius terhadap lingkungan jika operasional yang rendah. Dalam proses
kandungan logam berat yang terdapat adsorpsi, adsorben berperan penting dalam
didalamnya melebihi ambang batas serta prosesnya. Adsorben yang harus dipilih
mempunyai sifat racun yang sangat adalah adsorben yang memiliki luas
berbahaya dan akan menyebabkan penyakit permukaan dan volume pori yang besar.
serius bagi manusia apabila terakumulasi
didalam tubuh. Mengingat banyaknya Dalam penelitian ini, adsorben yang
dampak dampak negatif yang ditimbulkan digunakan adalah adsorben atau karbon

*Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro


1
aktif yang terbuat dari sekam padi. Hal ini menarik molekul – molekul pada
dikarenakan sekam padi memiliki permukaan adsorben. Adsorpsi juga
kandungan selulosa yang cukup tinggi, dijelaskan dari tegangan permukaan zat
kadar karbon yang tinggi serta kadar abu padat. Molekul – molekul yang ada dalam
dan hydrogen yang rendah. Selain itu, suatu zat padat menpunyai gaya – gaya
sekam padi juga tersedia dalam jumlah yang sama dari segala arah sedangkan
yang banyak, mudah didapat dan harganya molekul – molekul pada permukaan zat
yang terjangkau. Pembuatan karbon aktif padat mendapat gaya – gaya yang tidak
dari sekam padi belum banyak dilakukan sama sehingga untuk mengimbangi gaya –
padahal potensi bahan baku sekam padi gaya bagian dalam tersebut maka molekul –
sebagai karbon aktif sangat besar terlebih molekul lain tertarik ke permukaan. Gaya
potensi pasar yang menjanjikan. ini relatif lemah dan disebut gaya Van der
Waals.
Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis pengaruh variasi jenis ukuran Bila partikel karbon aktif dimasukkan
media dan aktivator terhadap penurunan dalam larutan yang mengandung solut
logam berat Fe, Zn dan Warna pada proses organik dan diaduk sempurna, maka akan
batch serta menganalisis pengaruh variasi terjadi adsorpsi solut. Konsentrasi solut
debit pada percobaan kontinyu dan akan berkurang dari konsentrasi mula –
mengetahui nilai konstanta kecepatan mula (C0) menjadi konsentrsi
adsorpsi dan kapasitas jerap sekam padi kesetimbangan (Ce). Hal ini terjadi bila
sebagai media adsorpsi terhadap penurunan waktu kontaknya relatif cukup untuk
Fe, Zn dan warna. mencapai kesetimbangan (Budiyono,
2013:78). Sedangkan untuk percobaan
Dalam pembuatan adsorben abu menggunakan kolom yang akan terjadi
sekam padi dilakukan proses pembakaran adalah Bila larutan yang mengandung solut
menggunakan alat pirolisis dengan oksigen dengan konsentrasi mula – mula C0,
terbatas. Proses ini disebut dengan dilewatkan unggun karbon aktif setinggi Z,
karbonisasi. Tujuan dari proses karbonisasi maka mula – mula akan terjadi adsorpsi
sekam padi adalah untuk mengurangi kadar pada bagian atas unggun. Dengan demikian
zat terbang penyebab asap dan pada bagian atas mulai terjadi penjenuhan
meningkatkan nilai kalor pembakaran. karbon oleh solut, sedangkan bagain bawah
Proses karbonisasi menghasilkan material masih siap menyerap solut. Tinggi unggun
berupa arang. Arang merupakan sisa proses yang masih bisa menyerap solut disebut
karbonisasi bahan yang mengandung sebagai zona sorpsi (Zs, sorption zone).
karbon pada kondisi terkendali di dalam Pada zone ini, terjadi perpindahan solut dari
ruangan tertutup. fase cair ke fase padat (adsorben), sehingga
zona ini sering disebut juga sebagai zona
Abu yang dihasilkan dari hasil perpindahan (transfer zone). Di atas zona
pembakaran sekam padi adalah sebesar ini, solut terlarut fase cair berada dalam
~20% dan lebih dari 90%-nya merupakan keadaan setimbang dengan solut teradsorpsi
silika. Temperatur yang dikontrol dengan fase padat. Di atas zona sorpsi, konsentrasi
baik dan lingkungan yang sesuai saat solut teradsorpsi kesetimbangan fase padat
pembakaran dapat menghasilkan kualitas besarnya sama dengan harga x/m dari uji
abu sekam padi yang lebih baik karena batch, yaitu ketika Ce = C0 (Budiyono,
ukuran partikel dan luas spesifik 2013:82)
permukaannya dipengaruhi oleh kondisi
pembakaran. Untuk mendapatkan silika
yang reaktif temperatur pembakaran harus II. METODOLOGI PENELITIAN
terkontrol (Chandra, A et al.,2012).
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan
Adsorpsi merupakan peristiwa yaitu percobaan batch dan pecobaan
penjerapan dipermukaan oleh suatu kontinyu.
adsorben atau daya jerap dari zat penjerap
yang terjadi pada permukaan. Peristiwa
adsorpsi ini disebabkan oleh gaya tarik

2
Rangkaian Peralatan Percobaan Batch Aktivasi

Pembuatan larutan NaOH dengan


konsentrasi yang berbeda yaitu 0,5 M
NaOH dan 1 M NaOH. Proses aktivasi
dilakukan secara kimia yaitu dengan
merendam arang sekam padi kedalam
larutan 0,5 M NaOH dan 1 M NaOH
Gambar 1 Reaktor Batch selama 24 jam. Kemudian dicuci
menggunakan aquades hingga pH netral.
Variasi Percobaan Batch Proses selanjutnya adalah
didehidrasi/pengeringan dengan suhu 1050C
1. Ukuran adsorben yang yang digunakan
selama 3 jam.
adalah ukuran adsorben 20 – 35 mesh
dan 35 – 60 mesh. Pelaksanaan Percobaan Batch
2. Konsentrasi aktivator NaOH yang
digunakana adalah larutan NaOH 0,5 M Percobaan batch dilakuakan dengan cara
dan larutan NaOH 1 M. Konsentrasi ini arang sekam padi dengan ukuran media
diambil berdasarkan penelitian tertentu ditimbang dan dimasukkan ke
Kristiyani (2012) yang melakukan dalam masing – masing gelas beker yang
penelitian dengan konsentrasi NaOH 1 telah berisi air limbah galvanis 250 mL.
M. Variasi konsentrasi aktivator ini Kemudian dilakuakan pengadukan selama
diambil untuk memvariasikan kapasitas 60 menit dengan kecepatan 150 rpm.
adsorpsi logam berat arang sekam padi. Kemudia sampel diambil dengan volume 25
Hal ini berkaitan dengan luas mL dalam selang waktu 30 menit sekali
permukaan spesifik arang sekam padi selama 2 jam. Sampel yang telah diambil
setelah aktivasi, yang disebabkan oleh disaring menggunakan kertas saring dan
terlarutnya sebagian abu dari arang. siap untuk diuji menggunakan AAS
Luas permukaan spesifik suatu adsorben
merupakan parameter yang umum Rangkaian Peralatan Percobaan
digunakan dalam identifikasi suatu Kontinyu
adsorben (Yuliati dan Susanto, 2011).
3. Variasi Kontrol
a. Konsentrasi logam berat
b. Lama pengadukan yang ditetapkan
adalah 60 menit selang waktu 30
menit pengambilan selama 2 jam
(120 menit)
c. Kecepatan pengadukan 150 rpm.
d. Berat media adsorben yang
ditetapkan adalah 3 gram

Karbonisasi Gambar 2 Reaktor Kontinyu

Sekam padi yang akan digunakan


dibersihkan dari kotoran – kotoran yang Variasi Percobaan Kontinyu
melekat dengan cara dicuci dengan air dan
dibilas menggunakan aquades. Kemudian 1. Variasi Bebas
sekam padi dikeringkan dibawah sinar Debit larutan yang digunakan adalah
matahari. Proses karbonisasi dilakukan debit 25 mL/menit dan 50 mL/menit
pada suhu 4000C selama 2 jam (Siahaan, 2. Variasi Kontrol
2013) a. Konsentrasi logam berat
b. Ketinggian kolom dipilih adalah
135 cm dengan ketinggian kolom
terisi adsorben 65 cm

3
c. Ukuran partikel adsorben yang maka semakin bagus efisiensi
digunakan yang efisiensinya paling penyisihannya.
besar dalam penjerapan logam berat
dalam percobaan batch. 8,5

konsentrasi (mg/L)
7
Pelaksanaan Percobaan Kontinyu 5,5

4
Percobaan kontinyu dilakuan dengan cara 2,5
mengalirkan limbah secara gravitasi 1
kebawah dengan variasi debit 25 mL/menit
dan 50 mL/menit. Sampel diambil dengan waktu (menit)
20-35 mesh 0,5 M NaOH
variasi waktu yang ditetapkan selama 3 35-60 mesh 0,5 M NaOH
20-35 mesh 1 M NaOH
jam. Setelah sampel diambil dilakukan
penyaringan menggunakan kertas saring
dan kemudian diuji menggunkan AAS. Gambar 4 grafik penurunan konsentrasi Zn
terhadap waktu kontak
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan gambar grafik diatas
Percobaan Batch penurunan Zn tertinggi pada ukuran 20-35
mesh dengan aktivasi 1 M NaOH dan
Dari hasil pengujian percobaan batch efiseinsinya sebesar 28,735%. Pada menit
didapat grafik penurunan konsentrasi ke-15 terjadi penjerapan Zn secara
seperti dibawah ini : maksimal disebabkan oleh kondisi arang
dalam keadaan segar dan masih memiliki
35
banyak sisi aktif. Penurunan efisiensi
30
penyerapan disebabkan karena pada
konsentrasi (mg/L)

20-35 mesh 0,5 M


25 NaOH konsentrasi yang lebih tinggi, jumlah ion
20 35-60 mesh 0,5 M
NaOH
logam dalam larutan tidak sebanding
15 dengan jumlah partikel sekam padi yang
10 tersedia sehingga permukaan sekam padi
5 akan mencapai titik jenuh dan efisiensi
0 penyerapan pun menjadi menurun.
waktu (menit) 1200
konsentrasi (PtCo)

1000
Gambar 3 grafik penurunan konsentrasi Fe 800

terhadap waktu kontak 600


400
200
Dari grafik diatas menunjukkan
0
penurunan konsentrasi Fe terhadap fungsi
waktu. Semakin bertambah waktu kontak, waktu (menit)
maka konsentrasi Fe akan berkurang. Pada 20-35 mesh 0,5 M NaOH 35-60 mesh 0,5 M NaOH
20-35 mesh 1 M NaOH 35-60 mesh 1 M NaOH
menit – menit pertama, gaya tarik menarik
antara ion – ion dalam limbah dengan
permukaan arang aktif sekam padi yang Gambar 5 grafik penurunan konsentrasi
terjadi sangat kuat dan lapisan pengikat Warna terhadap waktu kontak
yang terjadi masih merupakan lapisan
pertama. Efisiensi penyisihan terbaik terjadi Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat
pada aktivator NaOH 1 M dengan ukuran bahwa penurunan warna terus meningkat
adsorben 20 – 35 mesh yaitu sebesar seiring dengan bertambahnya waktu kontak.
97,667 %. Proses aktivasi arang karbon lama waktu kontak mempengaruhi adsorbsi
menggunakan NaOH dapat melarutkan materi organik oleh biomassa. Semakin
pengotor yang menutupi pori sehingga lama waktu kontak, maka kemampuan
meningkatkan luas permukaan arang dan biomassa dalam mengadsorb zat organik
semakin besar konsentrasi aktivator NaOH semakin besar. Karena semakin lama waktu
kontak, biomassa menjadi lebih reaktif.
Nilai penyerapan warna tertinggi terjadi

4
pada arang sekam padi yang teraktivasi oleh Tabel 2 Persamaan Langmuir
NaOH 1 M sebesar 97,959% dengan ukuran Isoterm
partikel 20-35 mesh. Langmuir
Parameter
q=
Pada pengoperasian secara batch, ( )
adsorben karbon aktif dikontakkan dengan Fe persamaan 33620x - 2210 K = 15,235
cairan limbah dalam periode waktu tertentu. slope 33620 n (Xm) = 2,97
Sehingga karbon mampu mengadsorpsi zat x 10-5
– zat terlarut tersebut kedalam celah – celah intercept -2210 q=
pada permukaannya. Apabila suatu larutan 2 , ( , )
terkontak dengan butiran karbon aktif yang R 0,950
( ( , ))
berpori, maka molekul – molekul zat Zn persamaan 94999x - 8256 K = 11,535
terlarut tertarik pada permukaan pori dan
tertahan ditempat tersebut melalui gaya – slope 94999 n (Xm) = 1,05
gaya yang lemah. Dengan adanya pori – x 10-5
pori mikro yang sangat banyak jumlahnya intercept -8256 q=
2 , ( , )
pada karbon aktif sekam padi dengan R 0,968
( ( , ))
aktivasi NaOH, akan menimbulkan gejala
warna persamaan 4619,x - 0,684 K = 6768,46
kapiler yang menyebabkan adanya daya
serap. slope 4619 n (Xm) = 2,16
x 10-4
Penentuan Isoterm Percobaan Batch intercept -0,684 q=
2 , ( , )
R 0,635
Penentuan isosterm untuk percobaan ( ( , ))
batch dilakuakan percobaan dengan variasi
massa yaitu 0,5 gram; 1 gram; 1,5 gram; 2
gram; 2,5 gram dan 3 gram dari hasil Tabel 3 Persamaan BET
penurunan terbaik yaitu adsorben dengan Isoterm BET
ukuran 20 -35 mesh dengan konsentrasi q =
aktivator 1 M NaOH. Proses dilakukan Parameter . .
secara batch. Dari model isoterm ( ) ( )( )
Freundlich, Langmuir dan BET akan Fe persam -3273,x K = 3,26
dihasilkan nilai kapasitas dan konstanta aan + 1435
adsorpsi. slope -3273 n (qm) = 2,14 x 10-4
interce 1435 q=
Tabel 1 Persamaan Freundlich , ,
pt
Isoterm
R2 0,939 ( ) ( , )( )
Parameter Freundlich
Zn persam - K = 2,93
q = k.Ce1/n
aan 14829x
Fe persamaan 9,689x - 13,33 K = 4,8 x 10-14
+ 7603
slope 9,689 n = 0,103
slope -14829 n (qm) = 4,49 x 10-5
intercept -13,33 q = 4,8 x 10-14
interce 7603 q
R2 0,964 . (Ce)1/0,103
pt =
Zn persamaan 18,47x - 21,75 K = 1,8 x 10-22 R2 0,965 , ,
slope 18,47 n = 0,054 ( ) ( , )( )
intercept -21,75 q = 1,8 x 10-22 warna persam 16,74x K = 2,004
R2 0,972 . (Ce)1/0,054 aan + 15,66
warna persamaan 1,322x - 4,325 K = 4,7 x 10-5 slope 16,74 n (qm) = 0,03
slope 1,322 n = 0,756 interce 15,66 q
intercept -4,325 q = 4,7 x 10-5 . pt =
R 2
0,581 (Ce)1/0,756 R2 0,064 , ,
( ) ( , )( )

5
Berdasarkan hasil tabel 1, tabel 2 dan 1
0,9
tabel 3 hasil menyatakan bahwa nilai
0,8
korelasi (R2) pada konsentrasi Fe,

Ce/Co (mg/L)
0,7
persamaan Freundlich lebih besar dari pada 0,6
25 mL/menit
0,5
persamaan langmuir dan BET. Untuk 0,4
50 mL/menit

konsentrasi Zn, persamaan freundlich juga 0,3

lebih besar daripada persamaan langmuir 0,2


0,1
dan BET. Sedangkan untuk parameter 0
warna persamaan langmuir lebih besar 0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180
daripada persamaan freundlich dan BET. waktu (menit)
Oleh sebab persamaan freudlich lebih
Gambar 6 grafik terobosan Fe pada
sesuai sebagai persamaan dasar percobaan
kolom kontinyu
pada parameter Fe dan Zn. Sedangkan dasar
persamaan langmuir lebih sesuai untuk Pada grafik diatas menjelaskan bahwa
parameter warna. variasi debit limbah memiliki kesamaan
dalam menurunkan konsentrasi Fe yang
Model isoterm Fe sesuai dengan q sama. Pada debit 25 mL/menit
model freundlich adalah sebagai berikut : menunjukkan titik jenuh yang lebih lama
daripada debit 50 mL/menit. Untuk debit 50
q = 4,8 x 10-14 . (Ce)1/0,103
mL/menit terlihat bahwa grafik lebih curam
Model isoterm Zn sesuai dengan dari pada debit yang lebih kecil. Hal ini
model isoterm adsorpsi freundlich adalah disebabkan karena adanya zone
sebagai berikut perpindahan massa yang pendek. Hasil
tersebut sesuai dengan hasil yang diperoleh
q = 1,8 x 10-22 . (Ce)1/0,054 Hadiwidodo, 2008 bahwa semakin pendek
zona perpindahan massa maka akan
Sedangkan untuk parameter warna, semakin cepat mencapai titik tembus dan
model isoterm warna sesuai dengan model titik jenuh.
isoterm adsorpsi langmuir adalah sebagai
berikut Penyisihan terbesar konsentrasi Fe
pada air limbah galvanis terjadi pada debit
, ( , ) 25 mL/menit pada menit ke 0 yaitu sebesar
q= ( )
, 99,9498 %. Sedangkan untuk debit 50
mL/menit penyisihan terbesar juga pada
menit ke 0 yaitu sebesar 99,8237%. Dengan
peristiwa ini, menunjukkan bahwa pada
Percobaan Kontinyu awal proses kontinyu arang aktif sekam
padi masih dalam kondisi segar sehingga
Dari hasil percobaan kontinyu
proses adsorpsi atau penjerapan konsentrasi
didapatkan grafik breakthrough degan
Fe berjalan dengan baik. Namun, pada
variasi debit. Untuk t0 merupakan waktu
menit – menit berikutnya terjadi penurunan
setelah dilakukan pengisian terhadap kolom
dalam menjerap konsentrasi Fe pada air
kontinyu. Dimana pada debit 25 mL/menit
limbah. Kondisi arang aktif sekam padi
dibutuhkan waktu 13,16 menit dan debit 50
yang jenuh dapat dilihat ketika konsentrasi
mL/menit dibutuhkan waktu 6,58 menit
efluent semakin meningkat dan mendekati
untuk mencapai kolom terisi penuh oleh
konsentrasi awal, sehingga proses adsorpsi
limbah cair.
terhadap ion Fe tidak berjalan dengan baik.

Menurut Mc Cabe (1990) waktu yang


terjadi untuk sampai pada titik tembus
biasanya tercapai pada saat Ce/Co = 0,05
sedangkan waktu untuk sampai pada
titikjenuh pada saat Ce/Co = 0,95,
berdasarkan gambar 6 pada debit 25
mL/menit titik tembus terjadi pada rentang

6
waktu 30 menit dan titik jenuh terjadi pada 0,35

rentang waktu 60 menit. Sedangkan pada 0,3

debit 50 mL/menit titik tembus terjadi pada 0,25

Ce/Co (mg/L)
rentang waktu 5 menit dan titik jenuh 0,2
25 mL/menit
terjadi pada waktu setelah 60 menit. 0,15

0,1 50 mL/menit

0,05

1 0
0,9
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180
0,8
waktu (menit)
Ce/Co (mg/L)

0,7
0,6
0,5
0,4
25 mL/menit Gambar 8 grafik terobosan warna pada
0,3 50 mL/menit
kolom kontinyu
0,2
0,1 Pada grafik diatas menjelaskan
0
Efisiensi penurunan warna yang tinggi
terjadi pada awal percobaan, hal ini terlihat
waktu (menit) pada efisiensi tertinggi pada menit ke 10
Gambar 7 grafik terobosan Zn pada kolom dengan nilai efisiensi mencapai 96,6400 %.
kontinyu Tetapi pada menit ke 5 efisiensi penurunan
Pada grafik diatas menjelaskan belum optimal. Hal ini dikarenakan adanya
efisiensi penuruana Zn paling bagus pada daerah deadzone atau daerah arang aktif
debit 25 mL/menit adalah pada menit ke 0 sekam padi yang belum terlewati air limbah
yaitu sebesar 99,9967 % dan untuk debit 50 sehingga adsorben belum menjerap zat
mL/menit efisiensinya sebesar 99,9848%. warna pada limbah secara optimal.
Gambar kurva terlihat sangat curam pada Hubungan konsentrsi warna keluar dari
menit ke – 30 atau dimana terjadinya waktu kolom kontinyu pada variasi debit
jenuh. Hal ini dikarenakan adsorben telah merupakan hubungan yang linier. Hal ini
menjerap Zn dan pori – pori pada adsorben dijelaskan dalam Setyadji, 2011 bahwa
telah penuh. Berdasarkan hasil percobaan semakin cepat aliran, maka resin akan
Alwathan, 2013 bahwa semakin lama waktu mengalami massa jenuh yang semakin
kontaknya maka akan terjadi peristiwa cepat sehingga kesetimbangan makin cepat
desorpsi, yaitu proses terlepasnya zat/bahan tercapai. pada debit 25 mL/menit titik
yang telah dijerap oleh adsorben sehingga tembus terjadi pada rentang waktu 15 menit
adsorben yang pori – porinya tadi sudah dan titik jenuh terjadi pada rentang waktu
penuh oleh zat yang diserap menjadi setelah 180 menit. Sedangkan pada debit
terbuka kembali dan menyebabkan Zn 50 mL/menit titik tembus terjadi pada
selanjutnya yang akan melewati adsorben rentang waktu 5 menit dan titik jenuh
ini akan terjerap kembali, walaupun terjadi setelah waktu 180 menit.
jumlahnya lebih sedikit dibandingkan Zn
Penentuan Model Percobaan Kontinyu
yang lolos dari adsorben. pada debit 25
mL/menit titik tembus terjadi pada rentang Tebel 4 nilai konstanta adsorpsi (k1) dan
waktu 15 menit dan titik jenuh terjadi pada kapasitas adsorpsi (q0)
rentang waktu 60 menit. Sedangkan pada
debit 50 mL/menit titik tembus terjadi pada Konstanta
Debit Kapasitas
rentang waktu 10 menit dan titik jenuh Param Kecepatan
(mL/me Adsorpsi (q-
terjadi setelah pada waktu 180 menit. eter Adsorpsi (k1)
nit) 0) (mg/g)
(mL/mg.detik)
25 0,0307 0,6157
Fe
50 0,0193 0,5655
25 0,0441 0,4176
Zn
50 0,0292 0,6077
25 0,00063 16,8801
Warna
50 0,00082 28,5971

7
Pada tabel diatas 5 menunjukkan
bahwa nilai kapasitas adsorpsi terbesar pada , ( , )
q= ( )
debit 50 mL/menit. Namun untuk debit 50 ,
mL/menit memiliki nilai konstanta
kecepatan adsorpsi yang lebih kecil  Percobaan Kontinyu
dibandingkan dengan debit 25 mL/menit. Nilai k1 dan q0 yang dihasilkan
dan nilai konstanta kecepatan adsorpsi pada kolom kontinyu adalah
terbesar pada debit 25 mL/menit atau pada sebagai berikut
parameter Zn. Nilai kapasitas adsorpsi yang
lebih besar mengakibatkan media adsorben Param Debit Konstanta Kapasitas
cepat mengalami jenuh, sehingga titik jenuh eter (mL/m Kecepatan Adsorpsi
lebih cepat tercapai pada debit yang lebih enit) Adsorpsi (k1) (q0) (mg/g)
besar yaitu 50 mL/menit (mL/mg.detik
)
Fe 25 0,0307 0,6157
IV. KESIMPULAN
50 0,0193 0,5655
1. Efisiensi penyisihan Fe, Zn, dan Zn 25 0,0441 0,4176
Warna pada percobaan batch
diperoleh pada arang sekam padi 50 0,0292 0,6077
dengan ukuran 20-35 mesh dengan Warna 25 0,00063 16,8801
konsentrasi aktivator 1 M NaOH. 50 0,00082 28,5971
Untuk parameter Fe efisiensi
penyisihannya sebesar 97,67%, SARAN
efisiensi penyisihan Zn sebesar
28,74% dan untuk efisiensi penyisihan 1. Perlu adanya berbagai variabel yang
warna sebesar 97,96%. digunakan dalam penelitian
2. Pada percobaan kontinyu diperoleh berikutnya, sehingga dapat dihasilkan
debit 25 mL/menit dengan efisisiensi model adsorpsi yang lebih akurat.
penyisihan untuk parameter Fe adalah 2. Perlu digunakan rentang uji yang
sebesar 99,827% - 99,95%, untuk cukup besar pada setiap variabel yang
parameter Zn efisiensinya sebesar digunakan dalam penelitian
99,98% - 99,99%, sedangkan untuk selanjutnya, sehingga perbedaan hasil
parameter warna efisiensi penyisihan antara masing – masing varabel dapat
sebesar 96,64%. terlihat lebih jelas.
3. Nilai konstanta kecepatan adsorpsi
dan kapasitas jerap adsorben
 Percobaan batch DAFTAR PUSTAKA
- Model isoterm Fe sesuai
Alwathan. 2013. Pengurangan Kadar H2S
dengan q model freundlich
dari Biogas Limbah Cair Rumah Sakit
adalah sebagai berikut :
Dengan Metode Adsorpsi. Jurusan
q = 4,8 x 10-14 .
Teknik Kimia Politeknik negeri
(Ce)1/0,103
Samarinda.
- Model isoterm Zn sesuai
Budiyono, Sumardiono S. 2013. Teknik
dengan model isoterm adsorpsi
Pengolahan Air. Graha Ilmu :
freundlich adalah sebagai
Yogyakarta.
berikut
q = 1,8 x 10-22 .
Chandra, Andy., dkk. 2012. Isolasi dan
(Ce)1/0,054
Karakterisasi Silika dai Sekam Padi.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian
- Sedangkan untuk parameter
kepada Masyarakat. Universitas
warna, model isoterm warna
Katolik Prahayangan.
sesuai dengan model isoterm
adsorpsi langmuir adalah
sebagai berikut

8
Hadiwidodo, Mochtar. 2008. Penggunaan
Abu Sekam Padi Sebagai Adsorben
dalam Pengolahan Air Limbah yang
Mengandung Logam Cu, Teknik –
Vol. 29 No. 1 Tahun 2008, ISSN
0852-1697, Staf Pengajar Jurusan
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.

Kristiyani, Dyah. 2012. Pemanfaatan Zeolit


Abu Sekam Padi Untuk
Menurunkan Kadar Ion Pb2+ Pada
Air Sumur. Indo. J. Chem. Sci. 1
(1) (2012). Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Semarang.

Mc Cabe, Waren L. 1993. Unit Operations


Of Chemical Engineering Fifth
Edition. McGraw-Hill Company :
Singapore

Setyadji, Moch. 2011. Model Matematika


Penentuan Koefisien Perpindahan
Massa dan Difusivitas Aksial
Zikronium Pada Proses Adsorpsi
Secara Fixed Bed Kromatografi. Pusat
Teknologi Akselerator dan Proses
Bahan (PTAPB) Badan Tenaga Nuklir
Nasional (BATAN). Yogyakarta.

Siahaan, Satriyani., Melvha Hutapea, &


Rosdanell Hasibuan. 2013. Penentuan
Kondisi Optimum Suhu dan Waktu
Karbonisasi pada Pembuatan Arang
dari Sekam Padi. Jurnal Teknik Kimia
USU, Vol. 2, No. 1 (2013).
Departemen Teknik Kima, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Yuliati, Prita., dan Herri Susanto.2010.


Kajian Pemanfaatan Arang Sekam
Padi Aktif Sebagai Pengolah Air
Limbah Gasifikasi. Program Studi
Teknik Kimia, Fakultas Industri.
Istitut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai