DAFTAR ISI
I. INFORMASI PEKERJAAN
I.1 Data Umum Pekerjaan.................................................................................
I.2 Lingkup Pekerjaan.......................................................................................
II. STRUKTUR ORGANISASI...........................................................................
II.1Pengguna Jasa..............................................................................................
II.2Penyedia Jasa...............................................................................................
II.3Pengawas pekerjaan.....................................................................................
III. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN.................................................
IV. TAHAPAN PEKERJAAN..............................................................................
V. GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS.....................................................
V.1Gambar Detailed Engineering Design (DED).............................................
V.2Spesfikasi Teknis.........................................................................................
VI. RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN (Method Statement)
VI.1.........................................................................Metode Kerja Pelaksanaan
.....................................................................................................................
VI.2..............................................................................................Tenaga Kerja
.....................................................................................................................
VI.3......................................................................................................Material
.....................................................................................................................
VI.4.....................................................................................................Peralatan
.....................................................................................................................
VI.5.........................Aspek Keselamatan Konstruksi (Analisis Kesehatan dan
Keselamatan Kerja/K3)...............................................................................
VII. RENCANA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (Inspection and
Test Plan/ITP)..................................................................................................
VII.1..............................................Tabel Rencana Pemeriksaan dan Pengujian
.....................................................................................................................
VIII. PENGENDALIAN SUB-PENYEDIA JASA DAN PEMASOK..................
BAB I
INFORMASI PEKERJAAN
Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Pagar Kantor Pengadilan Agama Muara Bulian
BAB VI
RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN
b) Pasangan Bouwplank
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah kegiatan yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja yang bekerja di lokasi
proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral,
legalitas, dan finansial. Konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang paling
berbahaya di dunia, menghasilkan tingkat kematian yang paling banyak di antara
sektor lainnya. Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan,
pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan
untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. Peralatan
kerja seperti mesin dan juga bahan-bahan untuk kebutuhan konstruksi dari
logam dan bahan kimia bisa membahayakan pekerja. Banyak permesinan yang
melibatkan pemindahan komponen dengan kecepatan tinggi, memiliki ujung
yang tajam, permukaan yang panas, dan bahaya lainnya yang berpotensi
meremukkan, membakar, memotong, menusuk dan memberikan benturan dan
melukai pekerja jika tidak digunakan dengan aman. Tindakan khusus untuk
mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja dalam proyek ini dapat dilihat
dalam tabel berikut ini:
Untuk pekerjaan pada ketinggian seperti plesteran dan acian, relief dan
pengecatan akan diadakan scafolding.
Penempatan lokasi workshop untuk perakitan besi dan bekisting pada lokasi
yang terlindungi dan tidak membahayakan kagiatan lain. Karena pada
workshop terdapat penggunaan peralatan kerja terutama mesin dapat
menyebabkan Kebisingan yang dapat memberikan bahaya tersendiri yang
mampu mengakibatkan hilangnya pendengaran. Pada proses kerja di
workshop juga akan terjadi temperatur ekstrim, misalnya pada pekerjaan
pengelasan yang yang menimbulkan efek Kejutan listrik memberikan risiko
bahaya seperti tersengat listrik, luka bakar, dan jatuh dari fasilitas instalasi
listrik.
Persiapan
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan dan penyesuaian lahan kerja lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : pasir beton, kerikil beton, besi
beton, kawat beton, semen PC, pasir, multiplek 9 mm, paku, minyak
bekesting, balok kayu, kayu lat, papan kayu dan lain-lain.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer (molen),
vibrator, meteran, gergaji, bar bender, schafolding, raskam, benang,
selang air, timba cor, kereta sorong dan lain-lain.
Fabrikasi dan instalasi besi tulangan
Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup
luas untuk menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya
sehingga sesuai dengan gambar yang telah disetujui.
Membuat cutting plan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh
gambar rencana.
Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter
(spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.
Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja yang
sudah dituangkan dalam cutting plan.
Merangkai besi beton dan mengikat dengan kawat beton.
Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan
penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang waktu untuk
saat akan dipasang.
Tulangan pondasi yang sudah dibentuk untuk pondasi tapak
ditempatkan pada lubang galian setelah diberikan pasir urug 5 cm.
Tulangan sloof yang sudah dirakit dipasang di atas pondasi batu gunung
yang telah selesai dikerjakan dan sebelumnya dipasang angchor/stick.
Tulangan kolom dipasang pada stick yang disediakan pada pekerjaan
kolom pedestal.
Instalasi tulangan kolom bersama bekisting harus tegak lurus.
Penyetelan tegak lurus pada sisi-sisi bekisting kolom dengan waterpass
tangan dan unting-unting.
Posisi penempatan tulangan yang horizontal harus tepat dan lurus pada
as rencana penempatan kolom dan as pasangan bata serta lurus merata
secara vertikal.
Tulangan pondasi tapak tidak boleh bersentuhan langsung pasir
urug/dasar galian, tetapi diberikan beton dacking setebal 5 – 7 cm.
Tulangan kolom dipasang tegak lurus mengikuti bekisting dan
diberikan beton dacking agar seluruh tulangan terselimuti.
Fabrikasi dan instalasi bekisting
Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan
pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan
bekesting menjadi dekat.
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah
seperti: kolom, balok, plat lantai dan tangga menggunakan bahan dari
multiplek 9 mm dan perkuatan menggunakan balok kayu dan alat
perancah schafolding, langkah kerja adalah sebagai berikut: 1.
Multiplek dipotong sesuai dengan bentuk dan ukuran dalam gambar
kerja. 2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang
akan dicor dengan perkuatan kayu balok 5/5 cm sebagai tulangan, kayu
support dan schaffolding. 3. Sebelum pengecoran, bekesting harus
benar-benar diperiksa kembali jangan sampai ada celah yang berakibat
kebocoran. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga
hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
4. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting diberi minyak
bekisting.
Untuk kolom pedestal, dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau
besi plat siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam
bekesting.
Pasang beton dacking dan cakar ayam secara merata dan sesuai
kebutuhan.
Memeriksa kembali elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.
Pengecoran beton
Untuk pondasi tapak, sebelum pengecoran pada galian tanah diberikan
pasir urug setebal 5 cm.
Pada tahapan pekerjaan pondasi dan pedestal, pondasi tapak dicor lebih
dulu, kolom pedestal dilanjutkan pengecorannya setelah pondasi tapak
mengeras.
Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor
membuat Job Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran
yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan
yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor
diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui.
Untuk keperluan pengecoran pondasi tapak dan kolom pedestal Pada
proyek ini menggunakan beton mutu K-200.
Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk
pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan
kerja.
Sebelum dilakukan pengecoran, diperiksa kembali kekuatan acuan yang
sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan
selanjutnya.
Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran
dan sampah.
Beton yang diaduk dengan molen (concrete mixer) dituangkan ke dalam
area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan dan
dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan mecapai
sela-sela ruang pembesian.
Seluruh area pengecoran akan disiapkan sepenuhnya sehingga tidak
terdapat penyambungan pengecoran.
Curring Beton
Metoda yang mudah digunakan untuk curing/perawatan beton dalam
hal ini adalah penyiraman langsung dengan air bersih secara rutin.
Urugan tanah kembali
Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah
dibongkar, maka akan dilakukan pengurugan kembali tanah bekas galian
pada area pondasi tapak.
c) Pondasi Batu Gunung dan Angchor Stick dia.8 mm – 1000 mm
Tahapan pekerjaan pasangan pondasi batu gunung adalah setelah selesainya
pekerjaan kolom pedestal dan betonnya mengeras. Hal ini bertujuan agar tidak
terganggunya struktur kolom pedestal yang merupakan kunci terbentuknya pagar
yang simetris dan akan memudahkan dalam membuat pedoman/patok acuan
untuk pekerjaan pemasangan pondasi batu gunung. Langkah-langkah
pembuatannya adalah sebagai berikut:
Pekerjaan persiapan
Persiapan awal adalah pengukuran dan pemasangan bouwplank seperti
yang telah dijelaskan di atas.
Berdasarkan hasil dari field engineering maka akan diadakan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan
batu kali. Dalam hal ini level/ketinggian untuk semua pekerjaan telah
ditentukan, termasuk level pemasangan batu gunung. Level tersebut
ditandakan pada sebuah patok permanen untuk digunakan kembali pada
saat pekerjaan dilaksanakan.
Mengadakan contoh material yang akan digunakan sesuai dengan
spesifikasi teknis dan mengajukan approval material kepada direksi.
Mempersiapkan kembali lahan yang sudah digali bersamaan dengan
galian pondasi tapak (dirapikan kembali).
Persiapan material kerja, antara lain : batu gunung atau batu kali, semen
PC, pasir pasang, air, dan lain-lain.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain: meteran, benang, selang air, dan
lain-lain.
Setelah pekerjaan persiapan selesai, maka tahap selanjutnya adalah
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah
pekerjaan sebagai berikut :
Merapikan kembali galian tanah untuk pasangan batu gunung.
Memastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan
kedalaman sudah sesuai rencana.
Memasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan
batu gunung.
Membuat adukan dari semen dan pasir ikat untuk mengikat pasangan
pondasi batu kali dengan campuran 1 : 4.
Diberikan urugan pasir dengan tebal padat 5 cm dan dipadatkan.
Selanjutnya di atas urugan pasir, dibuat pasangan batu kosong
(aanstamping). Pada pasangan batu kosong dipergunakan pecahan batu
gunung yang berukuran kecil, sehingga memudahkan untuk
mendapatkan ketebalannya dan lebarnya disesuaikan dengan ukuran
dalam gambar rencana.
Sebelum pemasangan, batu kali dibasahi dengan air telebih dahulu.
Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan
menggunakan adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu
kali.
Batu yang berukuran besar dan yang mempunyai permukaan rata
dipasang di bagian pinggir yang diikat dengan adukan, sedangkan
pecahan batu gunung yang berukuran kecil difungsikan sebagai
pengikat dan ditempatkan pada bagian dalam pasangan pondasi
sehingga pondasi akan terbentuk dengan rapi.
Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak
mudah retak/patah dan berongga besar. Sebelum mengunci bagian
atas pasangan batu dengan adukan dan batu yang berukuran kecil,
terlebih dahulu dipasang angchor/stick 8 mm tiap 1 meter.
Memeriksa kembali elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah
sesuai rencana.
Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
Setelah pondasi selesai, Tahapan terakhir adalah pengurugan kembali
tanah bekas galian.
Tanah hasil galian diurug ke dalam lubang galian yang masih tersisa
dan dipadatkan.
d) Pasangan Dinding Bata 1 : 2
Urutan pelaksanan pasangan dinding bata 1 : 2 pagar adalah setelah
membongkar bekisting sloof dan setelah selesai melakukan pekerjaan
pengecoran kolom.
Langkah pertama adalah mempelajari shop drawing dan mengajukan
request pekerjaan kepada direksi.
Mengadakan bahan dan material seperti batu bata, pasir ikat dan semen PC.
Membuat pengukuran kembali di atas sloof untuk memasang patok dan
benang acuan.
Marking posisi pasangan bata setebal bata (dua garis).
Buat marking pinjaman sejauh 50 cm dari posisi dinding bata dua sisi.
Pasang batang profil kayu/besi untuk acuan pada kedua sisi pasangan bata
yang akan dipasang. Cek verticality kayu acuan dengan pendulum (unting-
unting).
Pasang benang secara horizontal dari acuan ke acuan untuk setiap 2 lapis
bata.
Rendam bata dalam air.
Aduk mortar (adukan) untuk pasangan bata dengan komposisi sesuai
spesifikasi teknis.
Mortar awal berfungsi sebagai perataan permukaan.
Memasang bata lapis pertama. Cek posisi pasangan terhadap marking, jika
sesuai dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya sesuai benang acuan sampai
ketinggian 1 m. Tebal spesi diusahakan 1 ~ 1.5 cm (tergantung gradasi
pasir).
Lanjutkan pemasangan setiap 1 m tinggi.
Lakukan curing pasangan bata dengan disiram air setiap hari, guna menjaga
penyusutan yang berlebihan.
e) plesteran Dinding Bata 1 : 2
Adapun langkah langkah dalam pekerjaan pelesteran adalah sebagai berikut:
Mempelajari shop drawing dan mengajukan request pekerjaan kepada
direksi.
Mempersiapkan material berupa pasir plester, semen PC dan air.
Memastikan kembali kelurusan pasangan bata.
Memasang kepalaan/profil pada sisi-sisi dinding. Biasanya profil dipakai
profil alumunium karena kuat, lurus dan mudah dipaku atau kayu yang
ketam dengan benar-benar lurus.
Profil dipasang tegak benar-benar tegak lurus dibantu dengan untingunting
dan dilengketkan pada sisi dinding yang akan diplester sekuat mungkin.
Siram permukaan bata sampai dengan jenuh permukaan.
Adukan plesteran yang sudah dibuat dihamparkan ke dinding yang akan
diplester dan digosok dengan raskam (metode plester Aceh).
Penggosokan dilakukann sedemikian rupa sehingga adukan semen benar-
benar lengket ke dinding secara merata dan permukaannya halus.
Pengecekan kelurusan plesteran dilakukan dengan memasang benang pada
profil kiri-kanan dinding.
Lakukan pengecekan kembali setelah selesai plesteran.
Sambil menunggu setting plesteran ± 7 hari, plesteran disiram 2x sehari.
f) Acian halus kolom
Pekerjaan acian halus kolom identik dengan tatacara plesteran dinding bata.
Berikut ini akan diuraikan langkah langkah dalam pekerjaan acian halus kolom:
Mempelajari shop drawing untuk mengetahui ukuran kolom.
Tujuan mengaci kolom adalah untuk membentuk kolom benar-benar rapi,
siku dan sejajar satu sama lain.
Langkah pertama adalah memasang profil pada kolom paling ujung pada
sisi luar dan sisi dalam.
Profil dipasang tegak lurus.
Dipasang benang pada profil tersebut untuk meluruskan “barisan” kolom.
Adukan semen dan pasir diaplikasikan ke kolom benar-benar mengikuti
benang sehingga kolom akan terlihat lurus dan siku.
g) Relief Dinding Pagar dan Relief Kolom Pagar
Metode pelaksanaan pekerjaan relief dinding pagar dan relief kolom pagar
adalah sebagai berikut:
Mempelajari shop drawing untuk mengetahui motif relief.
Mengajukan request pekerjaan kepada direksi.
Mengadakan tenaga khusus relief.
Membuat profil sesuai dengan bentuk dan motif relief.
Selanjutnya adalah pembentukan adonan semen dan air menjadi bentuk
relief yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
h) Pengadaan dan Pemasangan Pagar Hollow
Pengadaan pagar besi hollow dilakukan dengan memesan pada suplier khusus
penyedia/pengrajin logam/toko las. Keping pagar hollow akan dipesan sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan sudaah finishing cat. Untuk
pemasangan Pagar Hollow akan disediakan tenaga khusus karena akan
menggunakan peralatan yang khusus pula, yang terpenting adalah, pagar
dipasang lurus pada as pagar, tegak lurus dan rapi serta tidak merusak bangunan
pagar yang sudah ada.
i) Pengadaan dan Pemasangan Pintu Pagar Hollow (Lengkap Aksesries)
Pintu pagar hollow akan dipesan kepada suplier yang sama suplier penyedia
pagar hollow. Pintu pagar dipesan sesuai dengan bentuk yang ditentukan dalam
shop drawing. Pengadaan ini juga include dengan pemasangannya oleh suplier,
karena mereka mempunyai tenaga ahli yang berpengalaman dan mempunyai
peralatan yang lengkap.
j) Pengadaan dan Pemasangan Panel GRC (Kolom)
Langkah awal adalah mempelajari shop drawing untuk mengetahui bentuk
dan motif dari panel GRC yang akan dipasang pada kolom.
Selanjutnya panel tersebut akan dipesan dalam jumlah yang dibutuhkan di
lapangan tentu saja dengan spesifikasi bahan yang telah disetujui oleh
direksi.
Pemasangan akan dilakukan oleh suplier sendiri karena pihak suplier
mempunyai tenaga ahli dan peralatan khusus untuk pemasangan ini.
k) Pengecatan Dinding dan Kolom
Berikut ini adalah ruang lingkup pengecatan berikut penjelasannya:
Memastikan permukaan dinding yang akan dicat bersih dan kering untuk
melindungi dari jamur dan mencegah terjadinya pengelupasan, faktor
kekeringan pada dinding yang akan dicat berpengaruh langsung pada daya
rekat cat yang akan kita aplikasikan, cat akan bagus jika menempel langsung
pada permukaan dinding yang akan kita cat.
Membersihkan permukaan dinding dengan amplas yang kasar atau gunakan
scrapping besi untuk membersihkan permukaan dari sisa acian yang
menonjol atau kotoran yang mengeras.
Lapisi permukaan dinding yang tidak rata dengan plamir dengan scrap
untuk menahan keluarnya air dari dalam tembok.
Mempersiapkan bahan cat dengan warna dan spesifikasi yang ditentukan
dan telah disetujui direksi.
Mempersiapkan semua alat-alat yang dibutuhkan seperti kuas dan rol yang
tepat.
Untuk mengefektifkan pemakaian cat, tembok baru dilapisi dengan dengan
sealer tembok yang berkualitas baik.
Setelah dilapis, permukaan tembok akan menjadi lebih halus, rata, dan siap
untuk dicat. Sebelum melakukan pengecatan, harus diperhatikan
kelembapan tembok yang terjadi akibat bahan yang digunakan sebagai
campuran bahan dasar tembok.
Cat diaduk hingga tercampur rata. Tuangkan dalam bak untuk mengecat.
Celupkan roller ke dalam cat, lalu gulirkan roller pada permukaan hingga
cat tak menetes. Untuk tahap akhir, sapukan cat pada permukaan tembok.
Untuk mengecat pinggiran tembok atau lis digunakan kuas. Setelah lapisan
pertama mengering (2-3 jam), dilanjutkan mengecat lapisan kedua di atas
lapisan pertama.
Mengecat tembok dengan satu warna sebaiknya dikerjakan dalam satu kali
pengerjaan. Sebelum cat terpoles di seluruh permukaan tembok, jangan
berhenti agar hasilnya tak membuat warna tampil berbeda.
6.2 Tenaga Kerja
6.3 Material/Bahan
a) Semen
Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini
adalah Portland Cement yang memenuhi syarat-syarat SII 0013 - 81.
Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru.
Kantong-kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan.
Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup dan harus
terlindung dari pengaruh hujan, lembab udara dan tanah. Semen ditumpuk
di dalamnya di atas lantai panggung kayu minimal 30 cm di atas tanah.
Tinggi penumpukan maksimal adalah 15 lapis. Semen yang kantongnya
pecah tidak boleh dipakai dan harus segera disingkirkan keluar proyek.
Semen yang dipakai harus diperiksa oleh Pengawas Lapangan sebelumnya.
Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan
pemakaian harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut di lapangan
sehingga untuk itu. Kontraktor diharuskan menumpuk semen berkelompok
menurut urutan tibanya di lapangan.
Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak dikeluarkan dari pabrik
tidak diperkenankan dipakai untuk pekerjaan yang sifatnya struktural.
Bilamana Pengawas Lapangan memandang perlu, Kontraktor harus
melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat apakah
mutu semen memenuhi syarat, atas biaya Kontraktor.
b) Agregat
Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir
keras, bersih dari kotoran dan zat-zat kimia organic/anorganik yang dapat
merugikan mutu beton ataupun baja tulangan, dan bersudut tajam. Susunan
pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti tabel di bawah ini:
Persentase berat fraksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm dan atau
6.4 Peralatan
6.5 Aspek Keselamatan Konstruksi (Kesehatan dan Keselamatan Kerja/K3)
PENANGGUNG
BAGIAN URAIAN IDENTIFIKASI PENGENDALIAN
NO JAWAB (Nama
PEKERJAAN PEKERJAAN BAHAYA RISIKO K3
Petugas)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Pekerjaan Pemasangan Tergores besi Penggunaan APD
Pasangan Bata kolom praktis yang sesuai
Ringan dan
kolom Terjepit besi Melaksanakan
pekerjaan sesuai
prosedur
Terpukul palu Melakukan pelatihan Pelaksana Struktur
kepada pekerja
Penyedia Jasa
Tanggal Kontrak : 1 Mei 2013 Pekerjaan : CV. BINA MANDIRI
Konstruksi
Lokasi Inspeksi : :
Method Statement
Pengajuan Pemeriksaan dan Persetujuan
Diajukan oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :
Nama : Nama : Nama :
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
BAB VIII
PENGENDALIAN SUB-PENYEDIA JASA DAN PEMASOK