Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ANNEX 3 : METEOROLOGY
ANNEX 9 : FACILITATION
ICAO ANNEXES
TO THE CONVENTION (PRODUCT)
ANNEX 10 : AERONAUTICAL TELECOMNMUNICATION
ANNEX 11 : AIR TRAFFIC SERVICES
ANNEX 12 : SEARCH AND RESCUE
ANNEX 13 : AIRCRAFT ACCIDENT INQUIRY
ANNEX 14 : AERODROMES
ANNEX 15 : AERONAUTICAL INFORMATION SERVICES
ANNEX 16 : ENVIRONMENTAL PROTECTION/AIRCRAFT NOISE
ANNEX 17 : SECURITY SAFEGUARDING INTERNATIONAL CIVIL
AVIATION AGAINST ACTS OF UNLAWFUL INTERFERENCE
ANNEX18 : THE TRANSPORT OF DANGEROUS GOODS BY AIR
ANNEX 19 : Safety MANAGEMENT SYSTEM
IATA Product
- Pengelompokkan cargo/barang
- Penggunaan Kemasan
- Pemberian Marka Dan Label
- Pembuatan Dokumen Pengiriman
- Penetapan biaya pengiriman
- Penempatan cargo/barang
- Prosedur penerimaan dan pengiriman cargo/barang
KARAKTERISTIK
MODA TRANSPORTASI
UDARA
Mahal, terpercaya, cepat-cocok untuk produk dengan margin / nilai
tinggi, mudah rusak krn waktu atau kondisi.
LAUT
Murah, lambat-cocok buat komoditi yang banyak /volume besar
dengan jarak jauh seperti gas, batubara.
DARAT
Relatif murah-cocok untuk perusahaan dengan produk sehari-hari
dengan jarak dekat.
Jenis – Jenis Pesawat Udara
1. Cargo Aircraft,
Pesawat udara khusus untuk mengangkut barang berupa cargo
tanpa penumpang kecuali crew/awak pesawat .
2. Passenger Aircraft,
Pesawat udara yang digunakan untuk mengangkut penumpang
beserta barang bawaannya ( bagasi ).
3. Passenger and Cargo Aircraft,
Pesawat udara yang digunakan untuk mengangkut penumpang dan
bagasi dan cargo.
DEFINISI
*FILOSOFI*
CARGO
UU No. 1 Tahun 2009
• CARGO
Adalah setiap barang yang diangkut oleh pesawat udara termasuk
hewan dan tumbuhan selain pos, barang kebutuhan pesawat selama
penerbangan, barang bawaan, atau barang yang tidak bertuan
• TERMINAL CARGO
Adalah salah satu fasilitas pokok pelayanan didalam bandar udara untuk
memproses pengiriman dan penerimaan muatan udara, domestik
maupun internasional yang bertujuan untuk kelancaran proses kargo
yang memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan penerbangan
CARGO HANDLING
Cargo Handling,
adalah suatu rangkaian proses pekerjaan penyelesaian kargo saat
mulai diterima sampai dimuat kedalam pesawat untuk diangkut
dari suatu kota ke kota (dalam atau luar negeri).
Bagasi Tercatat,
adalah barang penumpang yang diserahkan oleh
penumpang kepada pengangkut untuk diangkut
dengan pesawat udara yang sama
Bagasi Kabin,
adalah barang yang dibawa oleh penumpang dan
berada dalam pengawasan penumpang sendiri
Latar belakang
Pertumbuhan Cargo angkutan udara
-Three
AOG =letter
Aircraft
codeOn Ground
(kode tiga huruf) tersebut antara lain :
- AVI = Live Animals
- DIP = Diplomatic Cargo/Mail
- FIL = Undeveloped Film
- HEA = Heavy Cargo
- HEG = Hatcing Eggs
- HUM = Human Remain
- PER = Perishable Cargo
- PRS = Pressmaterial
- VAL = Valuable Cargo
CARGO HANDLING
Cargo Handling
Cargo Handling,
adalah suatu rangkaian proses pekerjaan penyelesaian kargo saat
barang mulai diterima sampai dimuat ke dalam pesawat untuk diangkut
dari suatu kota ke kota lain (di dalam dan luar negeri).
Penerimaan Cargo
Cargo/Barang yang diterima oleh pengangkut atau airlines secara
umum dibagi atas 3 (tiga) kelompok antara lain :
antara lain :
a. Packing adalah kemasan yang dapat melindungi isi, pesawat dan
petugas penerbangan.
b. Marking adalah tanda pada packing untuk memberikan informasi
tentang pengiriman, jumlah, ukuran/dimemsi,berat dan alamat si
pengirim/penerima.
c. Labeling adalah petunjuk penanganan atau informasi tentang
isi/berat/tujuan/via dsb.
Prosedur Penerimaan Cargo
(Acceptance)
d. Berat dan Dimensi adalah berat cargo/barang yang harus diteliti
dan dicheck kembali untuk keselamatan penerbangan, perhitungan
tarif,floor limitions/contact area dan loading unloading equipment.
e. Isi cargo/Barang harus disampaikan yang sebenarnya untuk
dipisahkan penempatan dicompartmen pesawat dan menjaga
keselamatan cargo/barang tersebut.
f. Dokumen Pengiriman adalah data – data yang menjelaskan semua
informasi cargo/barang yang dituangkan ke dalam Surat Muatan
Udara (SMU) untuk pengiriman domestik, AirWayBill (AWB) untuk
pengiriman Internasional, bukti timbang barang (BTB), Notification
To Captain (NOTOC) & CN38 untuk pengiriman PT. POS INDONESIA.
g. Unit Load Device (ULD) adalah tempat atau wadah untuk
penyusunan/penempatan, pemuatan atau pembongakaran dan
delivery cargo/barang.
.
ALUR PROSEDUR PENERIMAAN CARGO
1 2 3 4 5
Avsec Non X-
Checker Accaptance Avsec X-Ray Ray
Checker
Pemeriksaan keamanan Checker Regulated
Proses Proses input data, kargo dengan Menempelkan label
Pencatatan/checklist timbang kargo serta Agent melaksanakan
menyesuaikan SMU & “security checked” serah terima kargo
menerbitkan BTB PTI
dan pos dengan
Menyerahkan SMU & Membongkar dan Checker Terminal
Memastikan Mencetak CSD
PTI ke petugas Avsec memeriksa kargo Kargo
Closing time cargo sec dec
yang dicurigai
Menandatangani
CSC/consignment sec
cert
b. Dokumentasi :
- Menetapkan nama cargo/barang
- Dokumen Eksport/Import dan transit yang diperlukan oleh
pengangkut untuk diserahkan kepada pihak Bea / Cukai harus
dilengkapi dan dilampirkan di AirWayBill
- Marking of Packages
- Packing
- Labeling of Packages
Prasyarat Cargo Siap Kirim
- Shippers Declaration for Dangerous Goods harus ditanda tangani seperti
yang dijelaskan didalam danferous goods regulations yang disiapkan oleh
pengiriman.
- Shippers Certification For Live Animal untuk kiriman berupa binatang
hidup.
- Kelengkapan dokumen-dokumen Pengangkut adalah sebagai berikut :
*Surat Muatan Udara (SMU) untuk cargo Domestik
*AirWaiy Bill (AWB) untuk cargo Internasional
*Pemberitahuan Tentang Isi (PTI)
*Bukti Timbang Barang (BTB)
*Cargo Lost Report (CLR)
*Cargo Damage Report (CDR)
*Cargo Charges Correction Advice (CCCA
*Notification To Captain (NOTOC)
*Shippers Declaration for Dangerous Goods (ShipDec)
*Shippers Certification for Live Animal
ALUR CARGO
DI BANDARA
OUTGOING INCOMING
TRANSIT/TRANSFER
OUTGOING CARGO
Prosedur Outgoing Cargo
Prosedur Outgoing Cargo
Checker & Acceptance
Petugas Acceptance/Checker merupakan saringan terakhir
terhadap kelayakan cargo yang akan diangkut dengan pesawat
udara, untuk itu dalam proses penerimaan harus mengikuti
prosedur pengecekan yang berlaku, antara lain :
Check fisik Cargo meliputi :
1. Isi kiriman cargo ( contens ), pengirim mengisi PTI/SLI.
2. Berat kargo ( weight ), petugas acceptance membuat BTB.
3. Ukuran ( dimensi ).
4. Pembungkus ( packaging ).
5. Marking
6. Labeling
Prosedur Outgoing Cargo
Checker & Acceptance
Kelengkapan dokumen
a. SMU/AWB
b. Kelengkapan dokumen sesuai persyaratan jenis barang ( cargo ) yang
bersangkutan, contoh :
1. Shipper Declaration for Dangerous Goods(Sipdec)
2. Shipper letter for Live Animals (AVI)
3. Packing list/invoice, housemanifest/AWB dll.
c. Dokumen Bea Cukai (PEB) untuk Cargo Export ( Intl Cargo)
Proses ini diberlakukan hanya untuk pengiriman cargo Internasional (export ),
pengirim/shipper diharuskan melaporkan cargo yang yang akan di export kepada
Bea dan Cukai, menggunakan form Pemberitahuan Export Barang ( PEB ) dan
setelah PEB tersebut disetujui petugas Bea dan Cukai mengeluarkan dokumen
Persetujuan Export ( PE ).
Prosedur Outgoing Cargo
Hal yang harus di
perhatikan dalam
pemberangkatan Cargo
Udara.
1. Fisik Cargo
2. PTI/SLI, BTB
3. SMU/AWB
4. Manifest Cargo
5. Other Dokumen
Prosedur Outgoing Cargo
Hal pengecekan tersebut
diatas sangat penting
dilakukan pada saat
penerimaan cargo karena
sangat erat sekali dengan
faktor safety.
(keselematan penerbangan
dan petugas yang
bersangkutan).
Fungsi BTB :
1. Keselamatan Penerbangan
2. Perhitungan Tarif
3. Batas Muat Dasaran ( Contact Area )
4. Penentuan Loading/Unloading Equipment
P.T.I
(PemberitahuanTentang Isi)
PTI : Formulir yang dipergunakan oleh
Shipper/pengirim barang untuk menginstruksikan
kepada pengangkut (Airlines) agar menerbitkan
SMU/AWB, setelah dilakukan proses timbang
barang serta dibuatkan BTB
Fungsi PTI :
Menyediakan semua perincian data-data yang diperlukan untuk
membuat atau menerbitkan Surat Muatan Udara (SMU)
PTI
adalah Formulir digunakan untuk pengangkutan Cargo Domestik.
Penjelasan Dokumen Cargo
P.T.I
(PemberitahuanTentang Isi)
A. Pengertian dan fungsi dari PTI adalah sama dengan SLI hanya saja PTI
digunakan untuk kiriman barang/cargo domestik.
B. Cara melengkapi PTI ada 11 kolom yang harus diisi oleh pengirim
barang/cargo, kolom-kolom tersebut adalah :
1. Kolom Shipper : diisi nama lengkap shipper/pengirim, alamat, kota, negara dan
nomor telepon serta nomor faksimili jika ada.
2. Kolom Consignee : diisi nama lengkap consignee/penerima, alamat, kota, negara
dan nomor telepon serta nomor faksimili jika ada.
3. Kolom Airport of departure : mengisikan nama Airport atau kota keberangkatan
dengan lengkap.
S.L.I
(Shipper’s Letter of Instruction)
4. Kolom Airport of Destination : mengisikan nama Airport atau kota jika nama
Airport tidak diketahui. Dalam hal dimana ada nama kota yang sama digunakan
di lebih dari satu negara, agar menambahkan nama negara, contoh: London, UK (
United Kingdom ) dengan London, ONT ( Ontario, Canada ).
5. Kolom Request Routing/Request Booking : jika shipper tidak memasukan route
tertentu sesuai permintaan pembukuannya, maka ditulis menggunakan route
penerbangan. Contoh : MH 710/1 MAR atau MH 710.
6. Kolom Marks & Numbers : menuliskan jumlah dan tanda-tanda yang terdapat
dikemasan/packing untuk memberikan informasi tentang barang/cargo
tersebut.
7. Kolom No & Kind of Packages : menuliskan jumlah total koli pengiriman serta
memperlihatkan juga cara pengemasan barang tersebut, misalnya seperti
Kemasan karton, Kotak Peti, Koper.
8. Kolom Description of Goods : tiap-tiap isi barang kiriman harus dijelaskan secara
terperinci dengan keterangan data yang cukup/memadai untuk
memperlihatkan kebenarannya. Contoh: 300 pasang sepatu ADIDAS,2 Set PC
Computer merk ACER
S.L.I
(Shipper’s Letter of Instruction)
9. Kolom Gross Weight : menuliskan berat kotor dalam satuan Kilogram ( Kg )
10. Kolom Measurement : menuliskan ukuran dimensi dari barang/cargo meliputi
Panjang, Lebar dan Tinggi serta merinci tiap-tiap dimensi dari masing-masing
barang.
11. Kolom Air Freight Charge / Other Charges At Origin : Shipper harus
memperlihatkan/menuliskan apakah pembayaran dilakukan dengan Prepaid or
Collect seperti yang ditetapkan dalm TACT MANUALS RULES BOOK Sub Section
7.2.2 seandainya Shipper tidak menunjukkan salah satu pembayaran tersebut,
dengan demikian Shipper memberi kuasa kirimannya dikirim sebagai : “
CHARGES PREPAID ( Biaya dibayar dimuka ).
12. Kolom Declared Value for Carriage : menuliskan/menyatakan nilai barang yang
akan dikirim untuk pengangkut. Jika tidak ada value /nilai harga yang
dinyatakan, shipper harus menuliskan singkatan kata NVD (No Value Declar.
13. Kolom Declared Value for Customs : menuliskan/menyatakan nilai barang
sebagai acuan untuk pihak Bea dan Cukai negara tujuan dalam pemeriksaan
barang tersebut.
S.L.I
(Shipper’s Letter of Instruction)
END.
SMU.
Surat Muatan Udara
Prosedur Outgoing Cargo
Build-Up
Proses pemuatan cargo ke Unit Load Device (ULD) atau cart ( gerobak ),
sehingga Cargo siap berangkat ( Ready for Carriage).
Setiap kegiatan build-up harus tercatat dalam Build-Up Check List, bertujuan
untuk :
1. Mengetahui isi setiap ULD meliputi data :
- Nomor SMU/AWB
- Jumlah colli ( pieces )
- Berat per Shipment/pengiriman di ULD
- Jenis commodity
2. Mengetahui berat total ( nett, gross ) per ULD.
Build-Up Check List
Build-Up
Prosedur Outgoing Cargo
Report & Doc Processing
Reporting :
1. Melaporkan setiap berat ( per ULD, berat cargo yang akan dimuat ke bulk
compartmen ) kepada Unit Load Control ( Weight & Balanace ).
2. Melaporkan Manifest keberangkatan ( Outward Manifest ) kepada Bea dan Cukai
melalui system PDE ( berlaku untuk Cargo Internasional)
Document Processing :
1. Pembuatan Manifest Muatan Udara ( Cargo Manifest )
2. Persiapan SMU/AWB yang akan berangkat.
3. Membuat pelaporan manifest ( Outward Manifest ) kepada Bea & Cukai dengan input
data per AWB & PEB/PE ke system Pertukaran Data Electronic ( PDE ), berlaku untuk
cargo Internasional.
4. Mempersiapkan document laporan untuk Airlines dan File.
5. Mengirimkan pesan via FFM & FWB ke stasiun tujuan/transit adanya pengiriman
cargo melalui suatu penerbangan dimaksud, dalam pesan tersebut disampaikan
nomor SMU/AWB, jumlah cargo (koli, berat(kg)), jenis cargo dan stasiun akhir.
Cargo Delivery to Aircraft
Build Up / Loading:
• Loading di pallet agar ada sirkulasi udara di dalam pesawat.
• Tidak dicampur dengan HUM/DGR/AVI /Radio active material dan
barang lain yang bisa menimbulkan kerusakan / kontaminasi.
• Di letakkan di tempat yang teduh.
• Tidak meletakan cargo yang berat di atasnya.
Prosedur Penempatan Cargo
Dalam Kompartemen Pesawat
EGGS( Telur)
Build Up / Loading:
• Untuk menghindari kerusakan, sebaiknya loading dalam ULD (wide
body aircraft).
• Tidak diperbolehkan meletakan cargo lain di atasnya.
• Tidak diperbolehkan dicampur dengan HUM/DGR/AVI/Radio active
material/Dry Ice.
• Telur untuk konsumsi tidak boleh dicampur dengan HUM/DGR (
Toxic / Infection Substances) dan AVI.
• Telur tetas tidak boleh dicampur dengan DGR ( Dry Ice/ Cryogenic
Liquid)
• Tempatkan di tempat yang teduh
Prosedur Penempatan Cargo
Dalam Kompartemen Pesawat
FLOWERS ( Bunga)
BUILD UP / LOADING
BUILD UP / LOADING
• Tidak diperbolehkan loading dalam ULD tertutup.
• Tidak dicampur dengan binatang lain yang sifatnya bermusuhan
( Kucing dan Anjing).
• Loading tidak dicampur dengan Food Stuffs, Dry Ice, Poison,
Radio Active Material.
Prosedur Penempatan Cargo
Dalam Kompartemen Pesawat
DANGEROUS GOODS ( Barang Berbahaya)
BUILD UP / LOADING
• Handling harus dalam pengawasan staff yang sudah mendapat
STKP / DGR Licence.
• Jika dimuat dalam ULD, harus dicatat dengan jelas pada label
ULD.
• Tidak diperbolehkan dicampur dengan AVI dan Food Stuff.
• Letakan ditempat yang tidak langsung terkena sinar matahari.
Prosedur Penempatan Cargo
Dalam Kompartemen Pesawat
DIPLOMATIC MAIL (Barang Diplomatik)
BUILD UP / LOADING
Packing/Packaging
Isi dari setiap barang yang akan dikirim harus dikemas sesuai dengan peraturan
yang berlaku di IATA Regulation, hal ini untuk menghindari kejadian – kejadian yang
tidak diinginkan selama dalam penerbangan. Sebagai contoh : Pengiriman Dangerous
Goods harus menggunakan packing standar UN atau menggunakan packing Limited
Quantity (Ltd Qty ) yang berlaku pada Dangerous Goods Regulation. Demikian juga
untuk pengiriman Live Animals harus menggunakan packing standar pada Live
Animals Regulation.
Pihak Airline berhak untuk menolak barang yang packingnya tidak standar dan tidak
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Khusus untuk barang berat ( Heavy Cargo ) selain packing nya harus menggunakan
kayu, juga bagian bawah atau alasnya harus disesuaikan dengan berat barang agar
tidak melebihi maximum floor load limitation 730 Kg / meter persegi ( untuk
pesawat narrow body ).
PACKING, MARKING & LABELLING
Packing/Packaging
76
PACKING, MARKING & LABELLING
Packing/Packaging
77
PACKING, MARKING & LABELLING
Marking
Setiap kiriman harus dicantumkan nama dan alamat pengirim / penerima sesuai
dengan yang tercantum dalam SMU/AWB dan harus mengikuti peraturan yang
berlaku. Contohnya untuk kiriman dangerous goods marking harus mengikuti
peraturan yang terdapat dalam IATA Dangerous Goods Regulation Section 7 atau
kiriman binatang hidup ( Live Animals ) harus mengikuti peraturan yang terdapat
dalam IATA Live Animals Regulation.
Tujuan dari marking adalah untuk mengidentifikasi apabila identification label pada
barang lepas atau rusak.
PACKING, MARKING & LABELLING
Labelling
Ketentuan Umum :
Chargeable Weight
contoh :
Suatu barang mempunyai berat 150Kg, dengan volume ( P x L x T )=
162,2cm x 155,6cm x 141,4cm. Cara menghitungnya:
JENIS TARIF
*Note*
Tarif berskala berat berlaku untuk pengiriman barang – barang umum
(General Cargo).
Dan tidak berlaku untuk barang – barang khusus, antara lain :
a. Barang Berbahaya (Dangerous Goods)
b. Barang Berharga (Valuable Goods)
c. Plasma Darah
d. Jenazah (Human Remain)/Abu Jenazah
e. Heavy Cargo > 150 kg
f. Barang – barang yang mudah busuk/rusak
JENIS TARIF SPECIAL CARGO
*Tarif Cargo Dangerous Goods sektor domestik adalah :
a. Tarif Minimum (M):
10kg x 200% Tarif Normal (per kilo yang berlaku).
b. Tarif sesuai berat:
Chargeable Weight x 200% Tarif Normal (N) (per kilo yang berlaku).
keterangan :
DVC adalah Declared Value for Carrier/ nilai yang dipertanggungkan.
Rp.100.000,00 adalah Maximum Liability (Ref, PP No.40 Tahun 1995)
contoh perhitungan :
Untuk pengiriman cargo/barang berharga (valuable goods) senilai
Rp.20.000.000,00 (Dua Puluh Juta Rupiah) dengan berat 2 (dua) kg
Valuation Charge = {20.000.000-(2x100.000)} x 0,75%
= 19.800.000 x 0,0075
= Rp. 148.500,-
KETENTUAN LAIN DARI TARIF
*Biaya-biaya lain yaitu dokumen per SMU, Fuel Surcharge, Security Charge,
Komisi Penjualan Agen, Pajak, Biaya Administrasi dan Biaya lain – lain.
*Setiap SMU yang diissued dan dipergunakan untuk diterbangkan baik yang telah
booking atau go show di warehouse harus dicantumkan no. Penerbangan yang
akan dipergunakan, jika tidak dilakukan maka SMU & kargo yang dimaksud tidak
diizinkan untuk diangkut/diterbangkan.
*Masa Berlaku Tarif : Penentuan masa berlaku tarif diterapkan setelah dilakukan
sosialisasi dan ditentukan masa berlakunya (contoh 01 Jan 2012 sampai dengan
Des 2012) dan tarif sewaktu – waktu dapat berubah dengan pemberitahuan
kepada seluruh Branch Office sebelum diberlakukan.
KAPASITAS
KEMAMPUAN
PESAWAT
Batasan yang berkaitan Dengan
Kapasitas/Kemampuan Pesawat:
Contoh Perhitungan :
Berat Package = 630 kg
Dimension = 150 x 60 x 50 cm
Akan diangkut dengan pesawat B 737 – 400
Terjadi kecelakaan
Kerugian bagi perusahaan
Hilangnya nyawa
Cacat
Penggantian claim (kerusakan barang)
PHK
Hilang kepercayaan pelanggan
KEADAAN YANG TIDAK KITA INGINKAN
THANK YOU