Anda di halaman 1dari 5

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,

virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa.[1] Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya
didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia,
komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain
sebagainya.Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai
cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

Hubungan bioteknologi dengan:

a.Bakteri Colli

Escherichia coli (biasa disingkat E. coli) adalah salah satu jenis spesies bakteri Gram
negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan
dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli
tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare
berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin.[1] Toksin ini bekerja dengan
cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis
protein.[1] Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging
hamburger yang belum matang.[1]

E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin
K2, atau dengan mencegah bakteri lain di dalam usus.

E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai
vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih
karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Negara-negara di Eropa
sekarang sangat mewaspadai penyebaran bakteri E. coli ini, mereka bahkan melarang
mengimpor sayuran dari luar.

b. Scuensing DNA

Sekuensing DNA atau pengurutan basa DNA merupakan teknik kunci dalam perkembangan
ilmu pengetahuan, diantaranya genetika, bioteknologi, biologi molekuler, dan genomika (Franca
et al. 2002). Sekuensing DNA bertujuan untuk menentukan urutan basa nitrogen (adenin,
guanin,sitosin, dan timin) suatu sampel DNA. Salah satu contoh aplikasi ambisius teknologi
sekuensing DNA yaitu pengurutan genom manusia melalui proyek yang dikenal Human Genome
Project. Dalam ilmu pengobatan, sekuensing DNA digunakan untuk mengidentifikasi
mendiagnosis, dan mengembangkan pengobatan penyakit genetik. Tahun 1970 merupakan awal
pengembangan sekuensing DNA dengan metode kromatografi. Selanjutnya diperkenalkan
metode sekuensing DNA dengan menggunakan metode dye-based sequencin.

c. Rekombinan DNA

DNA rekombinan atau rDNA (bahasa inggris: recombinant DNA) adalah suatu bentuk
DNA buatan yang dibuat dengan cara menggabungkan atau merekombinasi dua atau lebih
untaian benang DNA yang dalam keadaan normal tidak berpasangan atau terjadi bersama.[1]
Pada bahasan biologi molekuler, modifikasi genetik dilakukan dengan memasukkan DNA yang
relevan ke dalam DNA organisme yang hidup misalnya pada plasmid bakteri, untuk
menyandikan suatu sifat khusus tertentu seperti antibiotik dan sifat lain.[1] Hal ini berbeda
dengan konsep DNA rekombinan yang kombinasi DNAnya tidak terjadi secara alami di dalam
sel tetapi direkayasa.[1] Proses rekombinasi DNA yang umum dilakukan adalah dengan
menggabungkan untaian DNA dari dua organisme yang berbeda.[2] Bergabungnya dua DNA
dari organisme yang berbeda misalnya pada suatu plasmid bakteri dibantu oleh enzim ligase.[3]
Teknologi DNA rekombinan melalui teknik pemotongan DNA merupakan salah saktu bukti
penguat yang menunjukkan bahwa DNA adalah suatu unit pewarisan.

d. Gen Vektor

Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi menyebarkannya dengan
membawa patogen dari satu inang ke yang lain. Berbagai jenis nyamuk, sebagai contoh, berperan
sebagai vektor penyakit malaria yang mematikan. Pengertian tradisional dalam kedokteran ini
sering disebut "vektor biologi" dalam epidemiologi dan pembicaraan umum.

Dalam terapi gen, virus dapat dianggap sebagai vektor jika telah di-rekayasa ulang dan
digunakan untuk mengirimkan suatu gen ke sel targetnya. "Vektor" dalam pengertian ini
berfungsi sebagai kendaraan untuk menyampaikan materi genetik seperti DNA ke suatu sel.

DNA baru diperoleh dengan mengisolasi dan menyalin materi genetik dari induk
menggunakan metode DNA rekombinan atau sintesa DNA buatan. Sebuah vektor biasanya
diciptakan dan digunakan untuk menyisipkan DNA ini ke organisme inang. Molekul DNA
rekombinan pertama dibuat oleh Paul Berg pada tahun 1972 dengan menggabungkan DNA virus
monyet SV40 dengan virus lambda. Selain memasukkan gen, proses ini dapat digunakan untuk
menghapus gen. DNA baru dapat dimasukkan secara acak, atau ditargetkan ke bagian tertentu
dari genom.

2) Enzim pemotong dan perekat DNA dalam proses scuensing

a. Enzim pemotong

 enzim endonuklease restriksi










b. Enzim perekat

 enzim ligase








3) Hubungan mutasi dengan rekombinasi

 Mutasi didefinisikan sebagai perubahan skala kecil pada urutan nukleotida genom dan
perubahan tidak dikoreksi dengan perbaikan oleh enzim. Mutasi ini dapat terjadi sebagai
perubahan tunggal dasar (mutasi titik), inersi dalam skala kecil atau delesi. Agen mutasi
yang menyebabkan ini dikenal sebagai mutagen. Kebanyakan mutagen umumnya adalah
menyebabkan keliru dalam replikasi, bahan kimia dan radiasi. Kimia dan radiasi
mengubah struktur nukleotida dan, jika perubahan tersebut tidak diperbaiki, maka mutasi
akan permanen.
 Rekombinasi adalah proses perubahan besar-besaran di urutan nukleotida genom dan
yang biasanya tidak diperbaiki oleh mekanisme perbaikan kerusakan DNA. Ada dua jenis
rekombinasi, rekombinasi pindah silang dan non-pindah silang. Rekombinasi Crossover
atau pindah silang adalah hasil dari pertukaran fragmen DNA dari kromosom homolog
dengan membentuk persimpangan ganda. Rekombinasi dapat terjadi dalam kromosom,
umumnya, antara dua kromatid (transposisi).

Keduanya mutasi dan rekombinasi adalah proses yang mengubah urutan nukleotida genom.
Kedua proses menyebabkan cacat dalam sel, organ, dan organisme dan yang dapat mematikan.
Kedua proses mungkin bermanfaat bagi organisme serta untuk spesies. Juga, kedua proses adalah
proses penting selama evolusi.
4) Struktur DNA dan RNA

 Struktur DNA
Secara umum, ciri-ciri struktur DNA yaitu heliks ganda, tersusun dari basa nitrogen
Adenin, Guanin, Timin dan Sitosin dan merupakan polimer dari monomer nukleotida.

Struktur DNA adalah heliks


ganda yang tersusun dari dua
utas polinukleotida
yang saling. terhubung oleh ikatan hidrogen yang lemah. Ikatan hidrogen
tersebut terbentuk antara dua basa. nitrogen, purin dan pirimidin, yang saling berpasangan.

Basa nitrogen terhubung ke suatu gula deoksiribosa pada rantai punggung DNA. Gula
deoksiribosa merupakan modifikasi dari gula ribosa, yaitu gula dengan 5 atom karbon, dimana
pada atom karbon nomor 2 kehilangan atom oksigennya.

Pada rantai pungung DNA, gula deoksiribosa terhubung dengan suatu gugus fosfat, tepatnya
pada atom karbon nomor 5 dari gula deoksiribosa, seperti pada gambar di bawah ini:
komponen tersebut, yaitu basa nitrogen, gula deoksiribosa dan gugus fosfat membentuk
suatu molekul yang disebut dengan Nukleotida. Jika gugus fosfat dihilangkan, maka disebut
dengan nukleosida. Jadi, nukleotida yaitu gabungan antara nukleosida ditambah gugus fosfat.
Gabungan dari berbagai nukleotida akan membentuk suatu polimer yang disebut dengan
polinukleotida. Polimer itu terbentuk akibat ikatan yang terjadi antara gugus fosfat pada satu
nukleotida dengan gula deoksiribosa pada nukleotida terdekatnya. Tepatnya terjadi antara gugus
fosfat dengan atom karbon nomor 3 pada gula deoksiribosa. Ikatan itu disebut dengan ikatan
fosfodiester.

Polinukleotida yang terbentuk mempunyai arah, yang sebenarnya dikenal dengan polaritas.

 Struktur RNA
Dibawah ini merupakan struktur penyusun RNA diantaranya sebagai berikut :

1.Gula D-Ribosa

2.Fosfat
3.Basa Nitrogen
RNA terdiri dari rantai poliribonukleotida yang basa-basanya ini biasanya adalah adenin,
guanin, urasil, dan sitosin. RNA berada dalam nukelus ataupun sitoplasma sel. Ragam
bentuk RNA ini juga lebih banyak dari pada DNA. RNA ini mempunyai berat molekul
itu kisaran 25.000 sampai dengan beberapa juta. Umumnya RNA tersebut berisi rantai
polinukleotida tunggal, namun juga rantai yang biasa ini terlipat membentuk daerah
heliks ganda yang mengandung pasangan basa A:U serta G:C.
Molekul RNA mempunyai bentuk yang berbeda dengan DNA. RNA mempunyai bentuk
pita tunggal dan juga tidak berpilin. Setiap pita RNA adalah polinukleotida yang
tersusun dari banyak ribonukleotida. Tiap-tiap ribonukleotida ini tersusun dari gula
ribosa, basa nitrogen serta juga asam fosfat. Basa nitrogen RNA ini terbagi menjadi dua
yakni basa purin dan basa pirimidin. Basa purin sama dengan DNA yang tersusun dari
adenin (A) serta guanin (G), sedangkan basa pirimidinnya ini tersusun dari sitosin (C)
dan urasil (U).
Tulang punggung RNA ini tersusun dari deretan ribosa serta juga fosfat. Ribonuleotida
RNA ini terdapat secara bebas dalam nukleoplasma dengan bentuk nukleosida trifosfat,
contohnya
1.adenosin trifosfat (ATP),
2.Guanosin Trifosfat (GTP), Sistidin Trifosfat (CTP), dan
3.Uridin Trifosfat (UTP).
RNA disintetis oleh DNA yang berada pada inti sel dengan menggunakan DNA itu
sebagai cetakannya.

Anda mungkin juga menyukai