Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 7 (APOTEKER X)

Fariana Nur Santi /1913017007


Arismah/ 1913017054
Gina Ardian Putri/ 1913017031
Nurfita/1913017019
Wani Desdegri/1913017043

Renal dan Saluran Kemih


Tn Tikno 48 th BB: 72 kg, TB : 162 cm bersama anaknya Ina datang ke Rumah Sakit dengan
keluhan nyeri punggung, mual muntah, nyeri ulu hati dan pusing. Data Lab menunjukkan GDA
345 mg/dL; TD 150/90 mmHg, Urin : +++ protein, cr : 4,5 mg/dL. Riwayat penyakit diabetes
mellitus sejak 10 tahun, HT sejak 3 tahun dan penggunaan obat Glibenklamide, metforim,
amlodipine 10 mg dan atrovstatin 20 mg. Diketahui pasien selalu patuh minum obat, pola makan
teratur dan olahraga ringan, suka makan pedas dan asin. Pasien mengaku pada saat nyeri ulu hati
meminum antasida dan famotidine Kemudian dokter mendiagnosa pasien dengan DM
neprophaty dan diberikan resep obat Lasix 3 x 1 tab, Nabik 2 x 1 tab, Levembir 0-0-10 UI,
Folavit 1000 2 x 1 tab, Losartan 1 x 1 tab. Setelah diberikan resep, Tn. Tikno menuju Instalasi
Farmasi untuk menebus obat yang telah diresepkan.
Scenario:
Apoteker : selamat pagi, saya apoteker fariana yang bertugas disini. Dengan
ibu/bapak siapa ya?
Keluarga Pasien : selamat pagi. Saya ina
Apoteker : iya mba /pak. Ada yang bisa saya bantu ?
Keluarga Pasien : ini saya baru saja dari dokter diberikan resep ini. Saya ingin menebusnya
mba
Apoteker : oh iya saya lihat dulu ya. Ini dengan siapa yang sakit ya?
Keluarga pasien : Ini buat Bapak saya. Atas nama pak tikno mba
Pasien : iya saya mba
Apoteker : baik sebelumnya dokter ada mengatakan sesuatu tentang isi resep ini
atau obat obatannya, atau tentang harapan dari kondisi bapaknya dengan
menggunaan obatan obataan ini ?
Keluarga pasien : dokter hanya mengatakan kalau bapak saya mendiagnosa DM
nephrophaty mba . sedangkan untuk penjelasan obat obatannya sendiri
belum ada
Apoteker : Baik kalau boleh tau sebelumnya bapaknya sudah lama memiliki riwayat
penyakit ini atau ada penyakit lain ?
Keluarga pasien : sebelumnya bapak saya sudah menderita DM selama 10 tahun sama juga
tekanan darah tinggi nya baru 3 tahun ini mba
Apoteker : baik mba. sebelumnya sudah pernahu minum obat ntuk mengatasi DM
sama tekanan darah bapaknya ?
pasien : Buat mengatasi DM saya minum obat glibenklamide sama metformin,
kalau buat hipertensinya minum amlodipine dan saya juga minum obat
atrovstatin.
Apoteker : baik, untuk pemakaian obatnya sudah sesuai anjuran dokter ?
Pasien : iya bu saya selalu minum obatnya
Apoteker : baik, apakah sekarang bapak ada mengalami gejala atau keluhan sakit
sebelum mendatangin dokter??
Pasien : iya mba saya suka merasakan nyeri dibagian punggung, mual muntah,
nyeri ulu hati dan pusing.
Apoteker : oke sebelumnya pernah menggunakan obat untuk mengatasi keluhan
sakitnya pak?
Pasien : saat nyeri ulu hati saya biasa meminum antasida dan famotidine mba
Apoteker : baik pak ada keluhan lainnya?
Pasien : tidak ada mba itu aja
Apoteker : baik sebentar ya saya ingin mengkonfirmasikan obat ini ke dokter
terlebih dahulu
**********
Apoteker :Dok, saya ingin konfirmasi mengenai resep untuk pasien Tn Tikno dengan
diagnosa DM nephropaty
Dokter : iya ada apa ya?
Apoteker : begini dok untuk kondisi pasien yang sudah saya konfirmasi untuk
penanganan HT dengan kondisi DM nephropaty jika yang saya lihat
diresep dokter ingin berikan Losartan sama lasix ya dok, jadi dok dari
referensi yang saya tau meskipun penggunaan losartan sebagai ARB juga
bagian dari first line selain ACEi untuk penagnan Hipertensi degnan Dm
nephrophaty namun ARB tidak lebih unggul dari ACEi dengan kondisi
diabetes melitus untuk mencegah gagal ginjal serta yang menormalkan
kadar kreatinin. Karena dilihat dari kondisi pasien diketahui CKD stage 4
serta kadar kreatinin yang tinggi yaitu 4,5 diatas normal dok. Sedangkan
untuk lasix tidak diperlukan karena cukup diberikan golongan ACEi/ARB
untuk penanganan HT dengan DM nephrophaty nya
Dokter : Jika memang begitu bisa diberikan golongan ACEI, yang kamu sarankan
acei yang mana?
Apoteker : captopril dok karena waktu capai onset hanya butuh 30 menit
dibandingkan obat lainya sehingga lebih cepat efeknya.
Dokter : ok baik bisa diberikan ke pasiennya ya .terima kasih apoteker fariana
Apoteker : siap dok
****************
Apoteker : baik mba jadi ini obatnya buat bapak ada 4 buah ya. Jadi yang pertama
Nabik jadi ini mba untuk mengatasi nyeri ulu hati serta mual muntahnya
ya diminum 2 kali sehari 30 menit sebelum makan, Folavit 1000 ini
sebagai vitamin diminum 2 x sehari 1 jam setelah makan, untuk captopril
digunakan buat mengkontrol tekanan darah bapaknya ya dan diminum 2
kali sehari 30 menit sebelum makan ya mba. Sedangkan yang terakhir ini
insulin Levembir 0-0-10 UI jadi obat ini untuk mengontrol kadar gula
darah buat DM nephrophaty bapaknya. Penggunaan ini menggunakan pen
insulin dengan cara disuntikkan dibagian berlemak seperti lengan, perut,
paha, dan pantat ya sekali sehari saat malam sebelum tidur ya. Begini ya
mba, bapak saya tunjukkan untuk penggunaan pen insulinnya:
Langkah 1: Persiapkan insulin pen, lepaskan penutup insulin pen 
Langkah 2: Buka kertas pembungkus dan  tutup jarum
a. Tarik kertas pembungkus pada jarum pen.

b. Putar jarum insulin ke insulin pen.

c. Lepaskan penutup jarum luar.

d. Lepaskan penutup luar jarum sehingga jarum

Buang penutup jarum ke tempat sampah.


*Jarum pen ada berbagai macam ukuran.
 Langkah 3: Penggunaan pertama insulin pen, pastikan pen siap digunakan
a. Pertama hilangkan udara di dalam pen melalui jarum, untuk mengatur ketepatan pen dan
jarum dalam mengatur dosis insulin. Putar tombol pemilih dosis pada 1 atau 2 unit.

b. Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas. Tekan tombol dosis sambil mengamati
keluarnya insulin. Ulangi, jika perlu, sampai insulin terlihat di ujung jarum. Tombol
pemutar harus kembali ke nol setelah insulin terlihat di dalam pen. 
Langkah 4:  Aktifkan tombol dosis insulin
(bisa diputar-putar sesuai keinginan) 
Langkah 5 : Pilih lokasi bagian tubuh yang akan  disuntikan
Pastikan posisi nyaman saat menyuntikkan insulin pen. Hindari menyuntik disekitar
pusar. Penyuntikan insulin dapat dilakukan pada bagian perut, lengan atas dan paha. Tidak
dianjurkan untuk menyuntik di lokasi yang sama terus menerus, rotasikan posisi. 
Langkah 6 : Suntikkan insulin
a. Genggam pen dengan 4 jari, letakkan ibu jari pada tombol dosis.

b. Cubit bagian kulit yang akan disuntik.

c. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat. Lepaskan cubitan.

d. Gunakan  ibu jari untuk menekan  kebawah pada tombol dosis sampai berhenti (klep
dosis akan kembali pada nol). Biarkan jarum di tempat selama 5-10 detik untuk
membantu mencegah insulin keluar dari tempat injeksi.

Langkah 7 : Persiapkan pen insulin untuk penggunaan berikutnya


Lepaskan tutup luar jarum dan putar untuk melepaskan jarum dari pen. Tempatkan  jarum yang
telah digunakan pada wadah yang aman (kaleng kosong). Buang ke tempat sampah dan jangan
dibuang ditempat pendaurulangan sampah.
Apoteker : apakah sudah jelas bu? Atau ada yang ingin ditanyakan kembali?
Pasien :ohh,  iya mba. Saya paham
Apoteker : apakah  masih ada yang ingin dsampaikan lagi mengenai masalah obat
ini bu?
Pasien : tidak mba, saya sudah cukup paham
Apoteker : klo sudah paham, boleh bapak ulang kembali cara minum obat yang
sudah saya jelaskan?
Pasien : Nabik jadi ini mba untuk mengatasi nyeri ulu hati serta mual muntahnya
ya diminum 2 kali sehari 30 menit sebelum makan, Folavit 1000 ini
sebagai vitamin diminum 2 x sehari 1 jam setelah makan, untuk captopril
digunakan buat mengkontrol tekanan darah dan diminum 2 kali sehari 30
menit sebelum makan. Sedangkan yang terakhir ini insulin Levembir 0-0-
10 UI jadi obat ini untuk mengontrol kadar gula darah buat DM
nephrophaty bapaknya. Penggunaan dengan cara disuntikkan dibagian
berlemak seperti lengan, perut, paha, dan pantat sekali sehari saat malam
sebelum tidur .
Apoteker : iya sudah benar pak, sama satu lagi kalau boleh tau bapak apakah suka
makan makanan yang pedas atau yang asin asin pak?
Pasien : wah kalau itu kesukaan saya mba, saya suka makan yang pedas pedas dan
yang asin asin
Apoteker : Nah untuk pola makan bapak yang suka makan yang pedas dan asin
sekarang dihentikan dulu ya pak biar tidak kambuh nyerinya. Sama juga
sering lakukan olahraga ringan juga ya pak
Pasien : ok baik mba saya akan jaga pola makan saya dan rajin berolahaga
Apoteker : Baik sampai sini apa ada yang ingin ditanyakan kembali?
Keluarga pasien&Pasien : Tidak mba
Apoteker :  Jika sudah cukup jelas ini obatnya ya pak, mba. Jikamasih ada yang
ditanyakan bisa menghubungi no Hp di etiket ya dan saya akhiri saja
konseling ini. Terimakasih atas waktunya, semoga lekas sembuh ya mba,
bapaknya.
Keluarga pasien dan pasien : iya terimakasih mba
RESUME DIALOG ROLEPLAY KASUS RENAL DAN SALURAN KEMIH
Konseling dimulai dengan salam dan perkenalan. Seorang apoteker memberikan suasana
diruangan terasa nyaman dan perbincangan dengan pasien dan keluarga pasien dengan gaya
yang asik serta informatif sehingga menimbulkan rasa kepercayaan pasien pada apoteker.
Awalan setalah perkenalan dilanjutkan dengan mengetahui siapa yang sakit, kondisi atau
penyakit yang diderita, keluhan yang dialami, dan mengetahui isi resep. Tujuan pemberian
konseling kepada pasien adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan
pasien dalam menjalani pengobatannya serta untuk memantau perkembangan terapi yang dijalani
pasien. Ada tiga pertanyaan utama (Three Prime Questions) yang dapat digunakan oleh apoteker
dalam membuka sesi konseling untuk pertama kalinya. Pertanyaan tersebut adalah sebagai
berikut:
Apa yang telah dokter katakan tentang obat anda?
Apa yang dokter jelaskan tentang harapan setelah minum obat ini?
Bagaimana penjelasan dokter tentang cara minum obat ini?
Pengajuan ketiga pertanyaan di atas dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi pemberian
informasi yang tumpang tindih (menghemat waktu); mencegah pemberian informasi yang
bertentangan dengan informasi yang telah disampaikan oleh dokter (misalnya menyebutkan
indikasi lain dari obat yang diberikan) dan juga untuk menggali informasi seluas-luasnya. Selain
itu, kita sebagai apoteker bisa meneelah isi resep dan kesesuaian isi resep dengan kondisi pasien.
Sedangkan WWHAM (Who is the patient?, What are the symptoms?, How long have the
symptoms been presents?, Action taken?. Medication being taken?), ASMETHOD
(Age/appearance, Self/someone else, Medication, Extra medication, Time symptoms, history,
Other symptoms, Danger symptoms). Pertanyaan WWHAM dan ASMETHOD secara tidak
langsung telah tersampaikan didalam dialog saat perkenalan dan dengan suasana yang nyaman
dan baik. Metode yang digunakan tidak harus teratur dan sesuai kondisi. Terutama penggalian
informasi melalui pertanyaan keluhan, riwayat penyakit serta menanyakan kepada pasien
terapi/penanganan yang pernah dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut . Dengan adanya
pertanyaan tersebut sebagai apoteker kita dapat mengetahui apa saja keluhan pasien dan apa yg
pasien harapkan dengan adanya konseling ini. Hal ini juga diperlukan untuk pasien agar kita
mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan pasien dalam menjalani pengobatannya
serta untuk memantau perkembangan terapi yang dijalani pasien. Dengan banyaknya interaksi
dengan pasien maka dapat membangun rasa kepercayaan pasien tentang obat yang akan
diberikan, dan sebagi apoteker kita harus memberikan informasi sedetail mungkin.
Dikasus ini pasien memiliki keluhan nyeri punggung, mual muntah, nyeri ulu hati dan
pusing. Riwayat penyakit diabetes mellitus sejak 10 tahun, HT sejak 3 tahun dan penggunaan
obat Glibenklamide, metforim, amlodipine 10 mg dan atrovstatin 20 mg. Diketahui pasien selalu
patuh minum obat, pola makan teratur dan olahraga ringan, suka makan pedas dan asin. Pasien
mengaku pada saat nyeri ulu hati meminum antasida dan famotidine Kemudian dokter
mendiagnosa pasien dengan DM neprophaty dan diberikan resep obat Lasix 3 x 1 tab, Nabik 2
x 1 tab, Levembir 0-0-10 UI, Folavit 1000 2 x 1 tab, Losartan 1 x 1 tab.
Dikasus ini apoteker juga melakukan konfirmasi penggunaan obat yang diresepkan
dengan kondisi pasien karena untuk penanganan HT dengan kondisi DM nephropaty jika diresep
dokter ingin berikan Losartan sama lasix. Berdasarkan line terapi ACEi/ARB namun ARB tidak
lebih unggul dari ACEi dengan kondisi diabetes melitus untuk mencegah gagal ginjal serta
yang menormalkan kadar kreatinin. Karena dilihat dari kondisi pasien diketahui CKD stage 4
serta kadar kreatinin yang tinggi yaitu 4,5 diatas normal. Sedangkan untuk lasix tidak diperlukan
karena cukup diberikan golongan ACEi/ARB untuk penanganan HT dengan DM nephrophaty.
Melalui diskusi ini apoteker mengusulkan golongan ACEi captopril karena waktu onset yang
lebih cepat (30 menit) dibandingan obat lainnya yang segolongan.
Melalui dialog ini apoteker mengkonfirmasikan penggunan obat obatan yang lebih baik,
masuk akal, efisien dan tidak polifarmasi serta sesuai dengan kondisi pasien kepada dokter. Hal
ini juga merupakan bagian dari kompetensi apoteker dalam menilai obat dan sebagai apoteker
sudah semestinya memberikan perhatian khusus kepada pasien dengan memperhatikan kondisi
dan kepentingan pasien (patient oriented).
Setelah itu apoteker memberikan dan menjelaskan pemakaian obat obatan yang digunakan :
- Nabik untuk mengatasi nyeri ulu hati serta mual muntahnya diminum 2 kali sehari 30 menit
sebelum makan
- Folavit 1000 ini sebagai vitamin diminum 2 x sehari 1 jam setelah makan
- captopril digunakan untuk mengkontrol tekanan darah dan diminum 2 kali sehari 30 menit
sebelum makan.
- insulin Levembir 0-0-10 UI jadi obat ini untuk mengontrol kadar gula darah Penggunaan
dengan cara disuntikkan dibagian berlemak seperti lengan, perut, paha, dan pantat sekali sehari
saat malam sebelum tidur .
Penekanan yang diberikan apoteker terutama pemakaian insulin pen dan letak
penyuntikan diarahkan ke pasien agar tepat dan benar. Perhatian khusus yang disampaikan
apoteker untuk disampaikan kepada pasien dengan pemakaian obat –obatan secara spesifik dan
tepat serta diakhir konseling perlu dilakukan verifikasi akhir (tunjukkan dan katakan) untuk lebih
memastikan bahwa hal-hal yang dikonselingkan dipahami oleh pasien terutama dalam hal
penggunaan obatnya. Hal ini terutama disampaikan tidak hanya pasien saja tetapi keluarga
pasien dan memberikan pemahaman baik pemakaian obat maupun kehidupan sosial pasien
seperti suka makan makanan yang pedas dan asin perlu dihindari karena bisa memperparah
kondisi penyakit pasien. Selain itu tingkat kepatuhan pasien perlu diingatkan agar selalu patuh
minum obat agar efikasi obat bisa diterima pasien. Selain itu, mengingat kompetensi apoteker
tentang “tanya obat tanya apoteker” apoteker mengingatkan pasien jika ada yang ingin
ditanyakan bisa melalui kontak hp apoteker yang tertera di etiket. Terakhir tidak lupa dilakukan
yaitu memberikan obatnya dan menyampaikan “semoga lekas sembuh” untuk memberikan efek
perhatian agar pasien bisa melakukan aktivitas seperti biasanya setelah mengkonsumsi obat
tersebut .
.

Anda mungkin juga menyukai