Anda di halaman 1dari 21

Laporan praktikum

FARMASETIKA DASAR
“SERBUK BAGI”

OLEH :

KELOMPOK : V (LIMA)
KELAS : B-S1 FARMASI 2019
ASISTEN : AHMAD RIFLY SULEMAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
Lembar Pengesahan

FARMASETIKA DASAR
“SERBUK BAGI”

OLEH
KELOMPOK V (LIMA)

1. REFLY DJORJI KWESAPUTRA 821418087


2. AGNESIA SOTOMANI 821417101
3. FATMA DELUMA 821417061
4. FEBRYANI MAMENTE 821417103
5. INGGRID ASTRID ALIFKA 821417100
6. MEYTRI WIDYASTUTI RAHMAN 821417095
7. NUR SERCI AHMAD 821417053
8. RIFKA WAHIJI 821418113
9. WAHYUNI ADRIAN YUSUF 821417082

Gorontalo, Maret 2020


NILAI
Mengetahui

AHMAD RIFLY SULEMAN


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kami kesehatan lahir batin, dan telah memberikan umur panjang sehingga kami bisa
menyelesaikan laporan hasil praktikum Farmasetika Dasar dengan judul “Serbuk
Bagi” dengan tepat waktu. Shalawat serta taslim kami haturkan kepada baginda besar
nabi muhammad SAW yang telah membebaskan kami dari alam kegelapan menuju
ke alam terang benderang.
Laporan ini di susun dengan tujuan agar dapat menambah pengetahuan
pemahaman dalam beberapa kajian mengenai “Serbuk Bagi”. Dalam penulisan
laporan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
mendukung kami dan kelompok kami selama proses praktikum sedang berlangsung
kami mengakui laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritikan serta
saran sangat di perlukan untuk menunjang kesempurnaan laporan berikutnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gorontalo, Maret 2020

Kelompok II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat.............................................................................2
1.2.1 Tujuan Praktukum ................................................................................2
1.2.2 Manfaat Praktikum................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori............................................................................................3
2.1.1 Pengertian Serbuk.................................................................................3
2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Serbuk........................................................3
2.1.3 Macam-Macam Serbuk.........................................................................4
2.1.4 Karakteristik Serbuk.............................................................................4
2.1.5 Derajat Kehalusan Serbuk.....................................................................4
2.2 Serbuk Bagi..........................................................................................5
2.3 Uraian Bahan........................................................................................5
2.3.1 Paracetamol...........................................................................................5
2.3.2 Rimfapicin.............................................................................................6
2.3.3 Alkohol.................................................................................................6
BAB 3 METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................8
3.2.1 Alat........................................................................................................8
3.2.2 Bahan....................................................................................................8
3.2.3 Cara Kerja............................................................................................8
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil......................................................................................................9
4.2 Perhitungan...........................................................................................9
4.2.1 Perhitungan Bahan................................................................................9
4.2.2 Perhitungan Dosis.................................................................................9
4.3 Pembahasan...........................................................................................11
BAB 5   PENUTUP
5.1 Kesimpulan...........................................................................................13
5.2 Saran.....................................................................................................13
5.2.1 Saran untuk Jurusan..............................................................................13
5.2.2 Saran untuk Laboratorium....................................................................13
5.2.3 Saran untuk Asisten..............................................................................13
5.2.4 Saran untuk Praktikan...........................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi merupakan ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur,
meracik formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standarisasi atau
pembakuan obat serta pengobatan termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusi
penggunaannya yang aman.
Farmasetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat
meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan, dan pembakuan bahan obat-obatan,
seni peracikan obat, serta pembuatan sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu hingga
siap digunakan sebagai obat, serta perkembangan obat yang meliputi ilmu dan
teknologi pembuatan obat dalam bentuk sediaan yang dapat digunakan dan diberikan
kepada pasien.selain ittu termasuk juga meliputi segala hal mengenai resep
(Syamsuni,2006).
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua
mahluk hidup bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah,
meringkankan, maupun, menyembuhkan penyakit. Dalam penggunaanya, obaat
mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat mempunya karakteristik dan
tujuan tersendiri. Sediaan-sediaan yang telah beredar saat ini umumnya dibedakan
atas sediaan padaat, sediaan cair, dan sediaan semi padat. Sediaan padatt merupakan
sediaan yang sudah popular dimasyarakat, salah satunya ialah sediaan serbuk.
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihalusakan,di
tujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas
permukaan yang luas,serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk
sediaan yang dipadatkan. Oleh masyarakat terutama bagi anak-anak dan orang tua
yang sukar menelan obat dalam bentuk tablet, pil, atau pun kapsul.serbuk dapat di
bedakan menjadi serbuk terbagi (Pulveres) atau tidak terbagi (pulvis) .
Serbuk yang terbuat dari bahan kimia yang ada baik kasar, cukup kasar, halus
dan sangat halus. Kekurangan serbuk berbagai bentuk sediaan adalah keengganan
pasien meminum obat yang pahit atau rasa yang tidak enak, kesulitan untuk menjaga
agar serbuk tidak terurai. Karena kandungan zat aktif pada serbuk dapat dengan
mudah mencair atau susah menyeragamkan dosis. Serbuk terbagi atas serbuk bagi
dan serbuk tak terbagi.
Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang
lebih sama dibungkus dengan kertas perkamen atau pengemas lain yang cocok.
Sedangkan serbuk tak terbagi atau serbuk tabor (pulvis) adalah serbuk ringan yang
digunakan untuk pemakaian topikal dikemas dalam wadah yang bagian atasnya
berlubang untuk memudahkan penggunaan pada kulit (Syamsuni, 2006).
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Agar kita dapat melakukan praktikum farmasetika dengan baik
dan mengetahui lebih jelas dan mendalam tentang sedian berupa serbuk terbagi atau
pulveres, khususnya cara pembuatan dan pengemasannya.
1.2.3 Tujuan Percobaan
Agar mahasiswa dapat mengetahui lebih jelas tentang sediaan berupa serbuk,
khususnyaa cara pembuatanya meracik serbuk bagi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian
Serbuk adalah bagian obat yang mengandung bagian yang mudah menguap
dikeringkan dengan pertolongan kapur tokoh atau bahan pengering lain cocok.
Setelah itu, diserbuk dengan cara diguling, ditumbuk, dan digerus sampai diperoleh
serbuk yang mempunyai permukaan yang halus mempunyai derajat halus serbuk
(Anief, 2005).
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan.
Serbuk di campur dengan cara mencampur bahan obat satu per satu, sedikit demi
sedikit dan dimulai dari obat yang jumlahnya sedikit kemudian diayak menggunakan
pengayak, biasanya pengayak nomor 60 dan dicampurkan lagi. Jika serbuk
mengandung lemak, harus diayak menggunakan ayakan nomor 44 (Dirgen POM,
1995).
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukkan untuk pemakaian oral, atau pemakaian luar (Dirgen POM, 1995).
Cara mecampur bahan obat untuk serbuk (H.A Syamsuni, 2006) : 
1. Trituration, mencampurkan bahan obat dalam mortir dengan stamper.
2. Spatulation, mencampur bahan obat langsung di atas kertas.
3. Sifting, cara mencampurkan bahan obat dalam suatu ayakan tertutup.
4. Tumbling, cara mencampurkan bahan obat dalam tempat tertutup yang di
lengkapi dengan bola logam sebagi penggiling kemudian digoyang goyangkan
2.1.2 Kelebihan dan kelemahan serbuk
a. Kelebihan Serbuk (Dirgen POM, 1995).
1. Serbuk lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si
penderita.
2. Cocok untuk anak-anak dan orang dewasa yang sulit untuk menelan tablet
atau kapsul.
3. Lebih stabil dan mudah diserap oleh tubuh.
4. Obat yang volumenya besar untuk tablet atau kapsul dapat dibuat dalam
serbuk
b. Kelemahan (Dirgen POM, 1995).
1. Tidak menutupi rasa yang tidak enak.
2. Pada penyimpanan yang tidak sesuai menjadi lembab.
3. Membutuhkan waktu yang lama dalam penyiapan di apotek
2.1.3 Macam-Macam Serbuk (Dirgen POM, 1995).
1. Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot lebih kurang
sama, dikemas menggunakan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
2. Serbuk tabur (pulvis adspersorius) adalah serbuk yang bebas dari butiran
kasar dan dimaksudkan untuk obat luar.
2.1.4 Karakteristik Serbuk yang baik
Secara umum karakteristik serbuk yang baik adalah sebagai berikut (Voight,
1995):
1. Kering
2. Halus
3. Homogen
4. Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragaman
kandungan (seragam dalam zat yang terkandung) yang berlaku untuk
2.1.5 Derajat Kehalusan
a. Menurut Ansel halaman 204
1.. Serbuk kasar (nomor 20) semua partikel serbuk dapat melewati ayakan nomor
20 dan tidak lebih dari 60% yang melewati ayakan nomor 40.
2. Serbuk cukup kasar (nomor 40) semua partikel serbuk dapat melewati ayakan
nomor 40 dan tidak lebih dari 60% melewati ayakan nomor 60.
3. Serbuk halus (nomor 80) semua partikel serbuk dapat melewati ayakan nomor
80 dan tidak ada limitasi lagi yang lebih halus
4. Serbuk sangat halus (nomor 120) semua partikel serbuk melewati ayakan
nomor 120 dan tidak ada limitasi bagi yang lebih halus.
2.2 Serbuk Bagi
Serbuk bagi / pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot kurang lebih
sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum,
untuk serbuk bagi yang mengandung bahan yang mudah meleleh atau atsiri harus
dibungkus dengan kertas perkamen atau kertas yang mengandung lilin kemudian
dilapisi lagi dengan kertas logam (Dirgen POM,1995).
Serbuk terbagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang
lebih sama, yang dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali
minum. Untuk serbuk terbagi yang mengandung bahan yang mudah meleleh atau
atsiri harus dibungkus dengan kertas perkamen atau kertas yang mengandung lilin
kemudian dilapis lagi dengan kertas logam. Serbuk dapat diminta terbagi-bagi atau
tak terbagi-bagi. Serbuk yang terbagi-bagi, selalu dibuat sampai bobotnya 0,5 g,
sebagai zat pengisi dipakai laktosa. Tetapi ini hanyalah kebiasaan, karena tidak
dinyatakan bahwa serbuk-serbuk harus mempunyai bobot 0,5 g (Chaerunnisa,2009).
2.3 Uraian Bahan
2.3.1 Parasetamol (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi  : ACETAMINOPHENUM
Nama Lain : Asetamiofen/Parasetamol
Rumus Molekul : C8H9NO2
Berat Molekul  : 151,16 g/mol
Rumus Struktur :
Pemerian  : Hablur atau serbuk hablur putih; tidakberbau; rasa
pahit
Kelarutan  : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian
gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut
dalam larutan alkali hidroksida
Penyimpanan :  Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Kegunaan  : Analgetikum; antipiretikum
Khasiat : Meredakan nyeri/panas
2.3.2 Rifampicin (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : Rifampicinum
Nama Lain : Rifampin
Rumus Molekul : C13H59N4O12
Berat Molekul : 822,95
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk hablur, coklat merah


Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam
kloroform, larut dalam etil asetat dan dalam metanol.
Penyimpanan :  Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Kegunaan  : Sebagai zat aktif.
Khasiat : Mengobati infeksi
2.3.3 Alkohol (Dirjen POM RI, 1979)
Nama resmi : AETHANOLUM 
Nama Lain : Etanol
Berat Molekul :  46,07 g/mol
Rumus Moleku : C2H6O
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap,


mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah
terbakar dengan memberikan warna biru yang tidak
berasa.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, kloroform P dan eter
P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk, jauh dari api.
Kegunaan : Anti septik.
Khasiat : Membersihkan alat dan bahan

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum farmasetika dasar pada percobaan serbuk bagi (Pulveres)
dilaksanakan pada hai sabtu 14 maret 2020 pada pukul 13.00 WITA s/d selesai.
Bertempat di Laboratorium Teknologi Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga
dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Serbuk bagi (Pulveres) yaitu ayakan mesh
no. 44, batang pengaduk, cawan porselen, lumpang dan alu, neraca analitik, spatula,
sudip
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan saat praktikum terdiri dari alkohol 70%, aluminium foil,
aquadest, paracetamol, rifampicin, kertas perkamen, tianeptine dan tisu.
3.3.1 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan alat yang digunakan dengan alkohol 70%
3. Dimasukkan rifampicin 4 tablet kemudian digerus hingga halus
4. Dimasukkan paracetamol 2 tablet lalu digerus hingga homogen
5. Dimasukkan tianeptin sebanyak 4 kapsul kemudian digerus hingga homogen
6. Disiapkan 4 kertas perkamen sebagai wadah untuk meletakkan campuran
serbuk dan di lipat sebaik mungkin
7. Dimasukkan kedalam plastik obat\
8. Diberi etiket putih

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Gambar 4.1.1
Serbuk Bagi

4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan Bahan
600 mg
1. Rifampicin = x 4 = 4 Tablet
600 mg
250 mg
2. Paracetamol = x 4 = 2 Tablet
500 mg
12,5 mg
3. Tianeptine = x 4 = 4 Tablet
12,5 mg
4.2.2 Perhitungan Dosis
1. Rifampicin (600-1200 mg) (Gunawan, 2007)
n
- Dosis sekali = x dosis dewasa
20
24
= x 600 mg
20
= 720 mg
600 mg
% sekali = x 100%
720 mg
= 83,33% (Tidak OD)
n
- Dosis sehari = x dosis dewasa
20
24
= x 1200 mg
20
= 1440 mg
600 mg
% sehari = x 100%
1440 mg
= 41,66% (Tidak OD)
2. Paracetamol (500-1000 mg) (Tjay, T.H dan Rohardja, 2007)
n
- Dosis sekali = x dosis dewasa
20
24
= x 500 mg
20
= 600 mg
250 mg
% sekali = x 100%
600 mg
= 41,66% (Tidak OD)
n
- Dosis sehari = x dosis dewasa
20
24
= x 1000 mg
20
= 1200 mg
250 mg
% sehari = x 100%
1200 mg
= 20,83% (Tidak OD)
3. Tianeptine (12,5 mg - 25 mg) (Sukandar dan Andarajati, 2009)
n
- Dosis sekali = x dosis dewasa
20
24
= x 12,5 mg
20
= 15 mg
12,5 mg
% sekali = x 100%
15 mg
= 83,33% (Tidak OD)
n
- Dosis sehari = x dosis dewasa
20
24
= x 25 mg
20
= 30 mg

25 mg
% sehari = x 100%
30 mg
= 83,33% (Tidak OD)

4.3 Pembahasan
Pulveres adalah serbuk yang diracik dari satu atau beberapa bahan aktif ,
dicampurkan menjadi satu dan dihaluskan, setelah itu dibagi dalam bagian-bagian
yang sama rata dan dibungkus menggunakan kertas perkamen, biasanya ditujukan
untuk pemakaian oral.
Pada percobaan ini kita akan membuat serbuk bagi. Siapkan alat dan bahan
yang akan digunakan, alat yang digunakan yaitu lumpang dan alu serta ayakan no.44,
dan bahan yang digunakan yaitu Rifampicin 600 mg, paracetamol 250 mg, Tianeptine
12,5 mg. Kemudian untuk membersihkan alat harus dibersihkan menggunakan
alkohol 70%. Karena menurut Noviansari, dkk (2013), alkohol mempunyai aktivitas
sebagai bakterisid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, dan alkohol juga
mengandung antiseptik dan desinfektan.
Karena menurut Noviansari, dkk (2013), antiseptik bertujuan untuk
menghambat atau merusak mikroorganisme dipermukaan suatu jaringan hidup
sehingga dapat mencegah infeksi.sedangkan desinfektan yaitu mengeliminasi atau
membunuh bentuk-bentuk vegetative dari sebagian besar organisme yang berbahaya
dan pathogen, tetapi tidak ditujukan untuk membunuh semua mikroba.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu menggerus terlebih dahulu Rifampicin
karena Rifampicin tidak dapat digerus bersamaan dengan obat lain. Menurut Kupiec
(2003) pencampuran antibiotik (misal ampicilin) dan obat-obat AINS (misal
paracetamol, asam mefenamat, ibuprofen, dll) dalam bentuk sediaan puyer bukan
merupakan peresepan yang ideal karena antibiotik merupakan obat yang diminum
sampai habis sedangkan obat-obat AINS merupakan obat yang hanya diminum hanya
bila perlu saja. Perlu diketahui bahwa antibiotik seperti rifampicin seharusnya tidak
boleh digerus karena dapat menyebabkan syok anafilaktik yang bisa membahayakan
pasien atau petugas yang meracik obat. Kemudian letakkan diatas kertas perkamen
yang telah tersedia.
Kemudian langkah selanjutnya masukkan paracetamol, lalu digerus sampai
halus setelah itu letakkan di atas ayakan dengan nomor 44. Menurut (Voigt, 1994)
alasan menggunakan ayakan nomor 44 agar material yang kita dapatkan akan lebih
halus serta salutan dari paracetamol akan tertinggal, setelah diayak letakkan diatas
kertas perkamen yang telah tersedia. Kemudian, masukkan Tianeptine 12,5 mg ke
dalam lumpang lalu digerus sampai halus dan homogen. Kemudian bagilah dalam
bagian yang sama banyak, sebanyak 4 bagian lalu bungkus dengan kertas perkamen,
setelah itu masukkan ke dalam sak obat lalu diberi etiket putih beserta keterangannya.
Kemungkinan kesalahan pada saat praktikum yaitu pada saat penimbangan
bahan-bahan dan bobot yang tertinggal di lumpang dan alu sehingga tidak mencukupi
bobot yang dibutuhkan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dapat dibagi dalam bobot yang
sama, dibungkus menggunakan kemasan untuk sekali minum, serbuk terbagi boleh
dibagi secara visual/penglihatan, maksimal 10 serbuk secara bersamaan. Umumnya
serbuk berbobot 0,5 gram, pengisinya laktosa.
Adapun Cara pembuatan serbuk bagi, yang pertama menyiapkan alat dan bahan,
yang kedua membersihkan alat dengan menggunakan alkohol 70%, ketiga
menghitung semua bahan obat yang akan digunakan, yang keempat semua bahan ke
dalam lumpang. Yang kelima menggerus sampai homogen semua bahan setelah itu
membagi sediaan pada kertas perkamen dengan jumlah yang diminta pada resep .
5.2 Saran
5.2.1 Untuk Jurusan
Diharapkan agar dapat melengkapi fasilitisnya berupa alat-alat dan bahan-bahan
yang menunjang dalam proses praktikum, agar praktikum yang dilaksanakan dapat
berjalan dengan lancar.
5.2.2 Untuk Laboratorium
Untuk laboratorium diharapkan agar dapat melengkapi fasilitasnya berupa alat-
alat dan bahan-bahan yang menunjang dalam proses praktikum, agar praktikum yang
dilaksanakan dapat berjalan dengan lancer dan untuk laboratorium, diharapkan agar
fasilitas berupa AC dikondisikan.
5.2.3 Untuk Asisten
Diharapkan agar kerja sama antara asisten dengan praktikan lebih ditingkatkan
dengan banyak memberi wawasan tentang serbuk. Asisten dan praktikan diharapkan
tidak ada missed communication selama proses praktikum agar hubungan asisten dan
praktikan diharapkan selalu terjaga keharmonisannya agar dapat tercipta suasana
kerja sama yang baik.
5.2.4 Untuk Praktikan
Praktikan diharapkan dipraktikum selanjutnya bisa melaksanakan praktikum
lebih baik lagi dan tidak membuatkan kesalahan dalam menghitung dosis obat yang
diminta.Selain itu, berhati-hatilah dalam mencampur obat dan juga didalam
praktikum keseriusan diutamakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 200. Manajemen Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

British Pharmacopoiea Commision. 2009. British Pharmacopoeia. London: The


Pharmaceutical Press.

Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Cetakan Keenam. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan.

Dirgen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.

Gunawan, Sulistia Gan. Setiabudi, Rianto. Nafrialdi. Elysabeth. 2007. Farmakologi


dan Terapi Edisi 5. Jakarta : FKUI

Kupiec, T., 2003. Analitycal. Research Laboratories, diakses pada tanggal 21


September 2017

Noviansari, R., Sudarmin, Siadi, K. 2013. Transformasi Metil Eugenol Menjadi 3-


(3,4 DimetoksiFenil)-1-Propanol Dan Uji Aktivitasnya Sebagai Antibakteri.
Jurnal Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Negeri SemarangSyamsuni H.A.,
2006, Ilmu Resep, EGC, Jakarta.

Sukandar, E, Y., Andarajati, R., Sigit, J. L., Adnyana, I. K., Setiabudi, A. P. &
Kusnandar, 2008, ISO Farmakoterapi. Jakarta: Ikatan Sarjana Farmasi
Indonesia

Syamsuni H.A., 2006, Ilmu Resep, EGC, Jakarta.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan
dan Efek-efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271, Jakarta : PT.Elex
Media Komputindo

Voight, R., 1994. Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh
Soedani, N., Edisi V, Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press

Anda mungkin juga menyukai