Anda di halaman 1dari 2

TEORI DASAR

A. Selada dan Klasifikasinya


Selada merupakan tumbuhan dari divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas
Dicotyledonae, ordo Asterales, famili Asteraceae, genus Lactuca, dan spesies Lactuca sativa. Selada
yang umumnya dibudidayakan dan diperjualbelikan di Indonesia adalah jenis selada daun yang
tumbuh di dataran rendah. Jenis selada daun memiliki ciri di antaranya adalah helaian daunnya tidak
menyatu, tepi daun bergelombang atau bergerigi, daun berwarna hijau, dan daunnya cukup renyah.
Oleh karena itu, jenis selada daun cukup diminati oleh masyarakat Indonesia sebagai lalapan
(Haryanto, dkk., 2003).

B. Tanah Lembang Sebagai Media Tanam


Tanah yang digunakan sebagai media tanam merupakan tanah yang berasal dari Lembang,
Bandung Utara. Tanah Lembang sudah banyak diperjualbelikan untuk digunakan sebagai media
tanam dari berbagai macam tumbuhan karena tanaman perkebunan, pertanian, dan kehutanan dapat
tumbuh subur pada tanah tersebut. Tanah Lembang merupakan tanah yang terbentuk dari hasil
pelapukan endapan piroklastika Gunung Tangkuban Perahu. Lapisan atasnya terdapat kandungan
humus dari tumbuhan yang telah mati atau karbon karena tertimbun endapan piroklastika yang lebih
muda dari gunung api aktif di Bandung Utara. Secara ilmiah, tanah Lembang merupakan jenis
paleosol yang terbentuk di darat dalam lingkungan kering ketika Gunung Tangkuban Perahu sedang
tidak aktif (Bronto & Hartono, 2006).

C. Logam Berat Timbal (Pb) dan Dampaknya Terhadap Tumbuhan


Logam berat merupakan unsur logam dengan massa molekul yang tinggi dan memiliki massa
jenis lebih dari 5 g/cm3. Timbal (Pb) merupakan salah satu logam berat selain Hg, Cr, As, dan Cd
yang seringkali mencemari habitat makhluk hidup, termasuk dalam habitat tumbuhan berupa tanah.
Ambang batas kadungan timbal (Pb) adalah 1,0 mg/L (Widowati, 2012). Keberadaan Timbal dalam
tanah juga berkaitan dengan air yang digunakan dalam penyiraman dan pH tanah, di mana air bersih
menentukan kandungan Timbal dalam air dan berkorelasi positif dengan pH tanah, dan ditunjukkan
oleh pernyataan Handayani, dkk. (2008) bahwa di dalam pH tanah yang rendah, terdapat kandungan
Timbal yang tinggi. Kelebihan logam Pb dalam tumbuhan dapat menyebabkan terganggu dan
terhambatnya berbagai proses fisiologis dan salah satu responnya adalah penghambatan biosintesis
klorofil karena enzim asam aminolevulinic (ALAD) yang berperan dalam pembentukan klorofil
terganggu. Pb juga dapat merusak struktur kloroplas (mengganggu struktur pada grana) karena
masuknya Pb secara berlebihan akan mengurangi asupan nutrisi seperi Fe dan Mg yang berperan
dalam pembentukan struktur kloroplas sehingga menyebabkan perubahan pada volume dan jumlah
kloroplas (Novita & Purnomo, 2012).

D. Pupuk Kompos
Pupuk kompos adalah pupuk organik yang dibuat dengan membusukkan bahan organik pada
suatu tempat yang terlindung dari matahari dan hujan, dan diatur kelembabannya dengan menyiram
air apabila terlalu kering. Pembusukan bahan organik dapat dipercepat dengan pengguanaan kapur,
sehingga terbentuk kompos dengan rasio Karbon/Nitrogen rendah. Bahan dasar kompos dapat berupa
sampah dan sisa-sisa tanaman. Karena kompos merupakan pupuk organik, maka pupuk tersebut akan
menjaga tanah dengan memperbaiki sifat-sifat fisik tanah seperti permeabilitas, porositas, struktur,
dan daya menahan air dan kation (Roidah, 2013).

E. Kuantifikasi Bagian Tubuh Selada


Selada memiliki tinggi 11 cm. Jumlah daun 7 helai. Diameter tajuk 15,76 cm. Berat segar
tanaman 8,90 gram. Berat kering tanaman 0,503 gram. Berat segar akar 0,663 gram. Berat kering akar
0,0733 gram. Volume akar 2,333 mL (Manuhuttu, dkk., 2014). Dengan root:shoot ratio yang didapat
dari data tersebut adalah 6,8622.
DAFTAR PUSTAKA
Bronto, S., & Hartono, U. 2006. “Potensi Sumber Daya Geologi di Daerah Cekungan Bandung dan
Sekitarnya.” Indonesian Journal on Geoscience, 1(1): 9-18.
Handayani, E. P., Rakhmiati, R., & Yatmin, Y. 2008. “Pengaruh Sumber Air Penyiraman dan
Frekuensi Penyemprotan Insektisida Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Timbal (Pb) Pada
Tanaman Selada.” Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 10(2): 66-71.
Haryanto, E., Suhartini, T., Rahayu, E., & Sunarjono, H. 2003. Sawi dan selada. Jakarta: Penebar
Swadaya
Manuhuttu, A. P., Rehatta, H., & Kailola, J. J. G. 2014. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Hayati Bioboost
Terhadap Peningkatan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa. L).” Agrologia, 3(1): 18-27.
Novita, Y., & Purnomo, T. 2012. “Penyerapan Logam Timbal (Pb) dan Kadar Klorofil Elodea
canadensis pada Limbah Cair Pabrik Pulp dan Kertas.” Lentera Bio, 1(1): 1-8.
Roidah, I. S. 2013. “Manfaat Penggunaan Pupuk Organik untuk Kesuburan Tanah.” Jurnal
Bonorowo, 1(1): 30-43.
Widowati, H. 2012. “Pengaruh Logam Berat Cd, Pb Terhadap Perubahan Warna Batang dan Daun
Sayuran.” el–Hayah, 1(4): 167-173.

Anda mungkin juga menyukai