/11418030
Terapi Antimikroba
Agen antimikroba adalah kumpulan khusus agen kemoterapi yang digunakan untuk mengatasi
penyakit yang disebabkan olek mikroba. Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan
mikroba, yang mampu menghambat atau menghancurkan pertumbuhan mikroba.
Kemampuan Antimikroba
Selective toxicity — agen antimikroba membasmi mikroba tanpa merusak inang secara
signifikan.
Spectrum of Activity — antimikroba bekerja pada rentang tertentu tergantung sifat mikroba.
Modes of Action — menghambat sintesis dinding sel, mengganggu fungsi membran sel,
menghambat sintesis protein, menghambat sintesis asam nukleat, aksi sebagai antimetabolit.
Efek samping agen antimikroba meliputi toksisitas, alergi, dan gangguan mikrobiota normal.
Mekanisme Resistensi
1. Alteration of Targets: biasanya mempengaruhi ribosom bakteri. Mutasi mengubah DNA,
sehingga protein yang dihasilkan atau ditarget termodifikasi dan agen antimikroba tidak
dapat berikatan dengan target.
2. Alteration of membrane permeability: terjadi saat informasi genetik baru merubah protein
pada membran sel dan merubah sistem transpor membran.
3. Development of Enzymes: enzim yang terbentuk pada bakteri menghambat kerja agen
antimikroba. Contohnya B-lactamase yang mengkatalis pemecahan cincin B-lactam
pada penicilin dan beberapa cephalosporins.
4. Alteration of Enzyme: menghambat reaksi.
5. Alteration of metabolic pathway.
Meminimalisir Resistensi
Resistensi mikroorganisme didukung oleh lingkungan tempat mikroorganisme tersebut berada.
Proses mikroba membentuk resistensi dapat digagalkan dengan: 1. kadar tinggi antibiotik yang
berada di tubuh pasien dalam waktu tertentu; 2. dua antibiotik digunakan untuk menghasilkan
sinergisme; 3. Penggunaan antibiotik dibatasi untuk yang penting saja.
Menentukan sensitivitas mikroba terhadap agen antimikroba dapat dilakukan dengan metode
Kirby-Bauer, metode pengenceran, kekuatan membunuh serum, dan metode dengan otomasi.
Metode dengan otomasi menggunakan prinsip spektrofotometri atau menggunakan media
dengan karbon radioaktif.
Antifungi — bekerja dengan memanfaatkan perbedaan sel hewan dan jamur untuk membunuh
organisme jamur dengan sedikit efek samping pada pasien.
Antivirus — bekerja dengan cara mematikan serangan virus, menghambat, serta membatasi
reproduksi virus di dalam tubuh.
Penggunaan antibiotik harus sesuai dengan resep dokter agar antibiotik tersebut bekerja secara
efektif menghentikan infeksi pada pasien dan agar patogen tidak membentuk resistensi.
Penggunaan antibiotik pada hewan harus diatur ketat agar tidak terbentuk resistensi patogen.
Bahkan ada beberapa negara yang melarang penggunaan antibiotik pada hewan ternak. Hal ini
dilakukan agar tidak timbul dampak negatif atau efek samping dari antibiotik. Selain itu,
penggunaan antibiotik secara luas dan tidak diatur ketat dapat menyebabkan resistensi mikroba
yang tinggi.
Sumber:
Black, J. G. 2008. Microbiology: Principles and Explorations. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.
Naipospos, T. 2019. Kurangi Antibiotik di Peternakan. Diakses dari
http://civas.net/2019/09/06/kurangi-antibiotik-di-peternakan/ pada 24 Maret 2020.