Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AKHLAK, MORAL dan ETIKA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah dengan
senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul ‘Akhlak, Moral dan Etika dalam Islam’.
Sebagaimana untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu
mata kuliah di
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

, Desember 2019

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN

I. Latar Belakang……………………………………..
II. Rumusan Masalah………………………………….
III. Tujuan……………………………………………...

BAB II : PEMBAHASAN
I. Akhlak……………………………………………..
II. Moral………………………………………………
III. Etika……………………………………………….

BAB III : PENUTUP


I. Kesimpulan………………………………………..
II. Saran………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan
syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik. Timbulnya
kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang menetukan
corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan
atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang
tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap
pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia
melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk. Disitulah
membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia
bisa melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi. Dalam dunia hewan tidak ada hal yang
baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri,
hanya manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya
itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu dilakukan. Sehingga sebagai subjek yang
mengalami perbuatannya dia bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1. Pengertian, pembagian dan peranan dari Etika ?


2. Pengertian dari Moral ?
3. Pengertian dan macam-macam dari Akhlak ?
4. Adakah hubungannya dengan permasalahan yang ada di Indonesia?
5. Masalah mengenai moral ,akhlak , dan etika ?

C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian, pembagian dan peranan dari Etika
2. Untuk mengetahui pengertian dari Moral
3. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam dari Akhlak
4. Untuk mengetahui pentingnya pengetahuan mengenai akhlak, moral dan etika dalam hidup
bermasyarakat di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. AKHLAK

▪ PENGERTIAN
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk
infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid
af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak
dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-
din (agama).
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada
berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang
selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara
singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai
hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai
paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan
akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan
dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

▪ CIRI-CIRI PERBUATAN AKHLAK:

1) Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.


2) Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3) Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari
luar.
4) Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5) Dilakukan dengan ikhlas.

▪ MACAM-MACAM AKHLAK:

1. Akhlak Kepada Allah

a) Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembahNya


sesuai dengan perintah-Nya.
b) Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi,baik
diucapkan dengan mulut maupun dalam hati.
c) Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti
ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia,
sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu
d) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu
hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.

e) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya
rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup
dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah.

2. Akhlak Kepada Diri Sendiri

a) Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian
nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.

b) Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa
terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur
dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur dengan
perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan
aturan-Nya.

c) Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua,
muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa
diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.

3. Akhlak Kepada Keluarga

Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota


keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak kepada ibu bapak adalah
berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak
dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain :
a) Menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur
kata sopan dan lemah lembut
b) Mentaati perintah
c) Meringankan beban, serta
d) Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.

3. Akhlak Kepada Sesama Manusia

a) Akhlak terpuji (Mahmudah)


1) Husnuzan
Berasal dari lafal husnun (baik) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti
prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka
buruk terhadap seseorang . Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan
kepada Allah dan Rasul-Nya antara lain:
- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul Nya Adalah untuk
kebaikan manusia.
- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.
Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada
sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan.
Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang
lain.

2) Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan
diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur.

3) Tasamu
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama
manusia.

4) Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama
manusia.

b) Akhlak tercela (Mazmumah)


1) Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang
lain beruntung..

2) Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas
kejahatan.

3) Gibah dan Fitnah


Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama
baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya
dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti
pembicaraan itu disebut fitnah.

4) Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang
belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan antara keduanya.

B. MORAL
▪ PENGERTIAN
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari
kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan
bahwa moral adalah pennetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan..
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara
layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang
digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan)
baik atau buruk, benar atau salah.
C. ETIKA
▪ PENGERTIAN
Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi
ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang
menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia,
dan alam.
Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang
berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut para ulama’ etika adalah ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat

Sebagai cabang pemikiran filsafat, etika bisa dibedakan manjadi dua: obyektivisme
dan subyektivisme.
1. Obyektivisme
Berpandangan bahwa nilai kebaikan suatu tindakan bersifat obyektif, terletak pada
substansi tindakan itu sendiri. Faham ini melahirkan apa yang disebut faham rasionalisme
dalam etika. Suatu tindakan disebut baik, kata faham ini, bukan karena kita senang
melakukannya, atau karena sejalan dengan kehendak masyarakat, melainkan semata
keputusan rasionalisme universal yang mendesak kita untuk berbuat begitu.

2. Subyektivisme
Berpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik manakala sejalan dengan kehendak
atau pertimbangan subyek tertentu. Subyek disini bisa saja berupa subyektifisme kolektif,
yaitu masyarakat, atau bisa saja subyek Tuhan.

▪ ETIKA DIBAGI MENJADI:


1. Etika deskriptif
Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia
terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat.

2. Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana
harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma norma yang menuntun tingkah
laku manusia dalam kehidupan sehari hari.

▪. PERANAN DAN FUNGSI ETIKA:


1. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang perilaku
manusia
2. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam
melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa
3. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi
sekarang.
4. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di
cap sebagai orang baik di dalam masyarakat
D. HUBUNGAN AKHLAK, MORAL dan ETIKA DENGAN
PERMASALAHAN YANG ADA DI INDONESIA

Akhlak, Moral dan Etika berhubungan langsung dengan sopan santun. Sopan santun
tentu saja menjadi hal yang penting dalam hidup bermasyarakat di Indonesia. Baik sebagai
anak kepada orangtua-nya, murid kepada gurunya, mahasiswa dengan dosennya, atau bahkan
sebagai sesame masyarakat Indonesia tentu saja harus saling bersikap sopan santun.
Melihat keadaan dan kondisi yang ada di Indonesia tak dipungkiri bahwa hingga saat
ini Indonesia masih dapat dikatan krisis atau kurang akan rasa sopan santun tersebut. Hal ini
dibuktikan dengan masih banyaknya berita-berita yang beredar, mengenai kasus murid
bertengkar dengan gurunya, anak menganiaya ibunya dan masih banyak lagi.
Sebagai contoh, beberapa hari lalu di sebuah media masa elektronik, diberitakan
bahwa seorang murid terlibat pertengkaran dengan gurunya. Hal ini terjadi karena murid
tersebut menolak gawai-nya di sita/ diambil oleh sang guru. Padahal, gurunya pun mengambil
bukan tanpa sebab, melainkan karena murid nya memainkan gawai saat ujian akhir semester
berlangsung. Namun, muridnya tetap mengelak dan menyatakan tidak terima atas perlakuan
gurunya tersebut. Mereka pun terlibat pertengkaran didepan murid-murid yang lain.
Hal seperti itu tentu saja sangat disayangkan. Sebagai murid, tentu saja kita harus
menjunjung tinggi sifat sopan santun yang berkaitan dengan akhlak, moral dan etika. Itu
hanya satu dari sekian banyak kasus di Indonesia yang masih sering terjadi hingga saat ini.
Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan pentingnya Pendidikan dari dalam maupun
luar sekolah. Orang terdekat seperti orangtua, dan keluarga juga menjadi faktor penting
terbentuknya sikap tersebut.
Selain itu, niat dari dalam diri juga harus dimunculkan untuk mengembangkan dan
memegang Akhlak, Moral dan Etika yang baik dalam hidup bermasyarakat di Indonesia agar
tercipta kerukunan antar umat beragama.

E. Masalah Mengenai Akhlak, Moral dan Etika

 Seorang siswi SMP di Pontianak, Audrey menjadi korban pengeroyokan sejumlah siswi


SMA. Aksi tersebut terjadi pada Jumat, 29 Maret 2019 di sebuah bangunan yang terletak di
Jalan Sulawesi, Pontianak, Kalimantan Barat.

Saat pengeroyokan terjadi, Audrey tersungkur usai ditendang. Pelaku juga menginjak
perutnya dan membenturkan kepalanya ke bebatuan. 

Akibat luka yang dideritanya, kini korban masih menjalani perawatan di rumah sakit di
Pontianak. Menurut Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kompol Husni Ramli, peristiwa ini
baru dilaporkan korban dan orangtuanya satu Minggu setelah kejadian.

"Setelah diterima pengaduan, selanjutnya dilakukan visum, dan baru kemarin kami menarik
perkara ini dari Polsek Selatan untuk dilimpahkan ke Polresta Pontianak guna penanganan
lebih lanjut," jelas dia.
Sementara, para pelaku pengeroyokan hingga kini belum dilakukan pemeriksaan. Kata Husni
pihaknya masih melengkapi saksi-saksi dan sedang berkoordinasi dengan rumah sakit untuk
mengetahui rekam medis korban.

Dari kasus pengeroyokan terhadap Audrey yang masih SMP, mengingatkan pentingnya
pendidikan karakter pada generasi muda.

Ini sebuah pekerjaan rumah bagi semua pihak agar kita semua terlibat dan berperan aktif
untuk menumbuhkan, mengembangkan dan membudayakan akan pentingnya karakter
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam pendidikan, khususnya generasi muda
pendidikan karakter dimaksud adalah penguatan budi pekerti dan nilai-nilai moral, akhlak
dan etika yang menyertai proses pembelajaran, sehingga anak tidak saja cerdas secara
intelektual melainkan juga memiliki kepekaan emosional dan sosial.
Keluarga memegang peranan penting bagi pendidikan karakter seorang anak, keluarga
menjadi penentu utama, karena nilai-nilai kehidupan, budi pekerti dan moralitas untuk kali
pertama dipelajari seseorang adalah di keluarga,.
Kendati demikian menanamkan pendidikan karakter sejak dini bukan hanya menjadi tugas
orang tua melainkan juga menjadi tugas para pengajar di sekolah atau di kampus, tugas
masyarakat dan juga pemerintah.
Artinya seluruh pihak tersebut harus mengampanyekan dan terlibat bahwa cerdas dan
berkarakter seperti dua sisi mata uang, satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam
pencapaian prestasi anak.
Orang tua harus mengajarkan nilai-nilai budi pekerti dalam keseharian, melalui bentuk-
bentuk yang sederhana, sehingga anak terbiasa dan memiliki panduan moral ketika nanti
berinteraksi di lingkungan dan masyarakat.
Sementara di sekolah, para guru mengedukasi siswa dalam model-model pembelajaran yang
memberikan contoh pentingnya karakter
Selain itu masyarakat juga perlu berperan aktif menjadi ruang bersama untuk saling
mengingatkan pentingnya karakter sebagai instrumen berkehidupan.
Dan pemerintah, perlu membuat regulasi yang dukungan untuk membudayakan nilai-nilai
akhlak, moral dan etika.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Rita Pranawati menyesalkan
kasus pengeroyokan yang dilakukan oleh 12 siswi SMA di Pontianak, Kalimantan Barat,
terhadap Audrey yang masih SMP.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik
maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral
biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan
perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak
patut.
Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan
mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran. 
Ketiga hal tersebut (akhlak, moral, dan etika) merupakan hal yang paling penting dalam
pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi
pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang
mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling
baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).

B. SARAN
Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun
penyusun dapat menerapkan etika, moral dan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran
islam dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai