Anda di halaman 1dari 12

PAPER

Desain Teknologi
"Teknologi Ramah Lingkungan (Kompor Biogas)”

oleh :
Rizal Firmansyah (16.2017.1.00475)
Arfiansa Endiarwan (16.2017.1.000508)

Dosen Pengampu :
Hamdan Bahalwan, ST., M.Ds.

JURUSAN DESAIN PRODUK


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2019-2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi yang sangat cepat di era dunia ini telah memberi
banyak manfaat dan potensi bagi manusia yang ingin menggunakan atau
mengembangkan teknologi tersebut selain itu teknologi juga sangat membantu
pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Manusia sebagai pengguna
teknologi juga harus mampu memanfaatkan teknologi yang ada dengan baik
karena teknologi tersebut dapat berkembang dengan potensi manusia yang
mengguanakannya. Perkembangan Teknologi harus diikuti dengan perkembangan
penggunanya.
Teknologi ramah lingkungan semakin serius dikembangkan oleh
negaranegara di dunia saat ini. Hal ini menjadikan suatu tantangan yang terus
diteliti oleh pakar-pakar untuk dapat mendukung kemajuan teknologi terutama
kendaraan bermotor. Tuntutan teknologi ini disesuaikan pula dengan kebutuhan
dan keadaan alam yang mendukung untuk pemanfaatannya secara langsung.
Biogas merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Biogas adalah gas
yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik
termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah
tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable
dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan
karbon dioksida.

Sumber : elysetiawan.com
Salah satu teknologi yang masyarakat sering gunakan adalah kompor.
Kompor pada umumnya membutuhkan bahan bakar minyak gas atau ada juga
yang menggunakan listrik. Bahan bakar yang kompor gunakan biasanya diambil
dari dalam bumi sehingga tidak ramah lingkungan. Maka dari itu, ditemukan
solusi sebagai bahan bakar alternatif kompor pengganti minyak gas yang ramah
lingkungan yaitu biogas.

1.2 Tujuan dan manfaat

- Untuk mengetahui seperti apa teknologi yang ramah lingkungan dan


mengapa teknologi tersebut ramah lingkungan

- Bisa memberi referensi tentang teknologi ramah lingkungan


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan
organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Adapun
pengertian lain dari biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas
anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik diantaranya kotoran manusia
dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable ( jenis
limbah yang dapat dipecah, dalam jumlah waktu yang wajar) atau setiap limbah
organik yang biodegradable dalam kondisi langka oksigen (anaerob). Kandungan
utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas yang didominasi
oleh gas metana, merupakan gas yang dapat dibakar.
Metana sacara luas diproduksi di permukaan bumi oleh bakteri pembusuk
dengan cara menguraikan bahan organik. Bakteri metanogenesis berperan dalam
pembusukan. Bakteri ini terdapat di rawa rawa, lumpur sungai, sumber air panas
(hot spring), dan termasuk perut hewan herbivora seperti sapi, domba, dan babi.
Hewan-hewan ini tidak dapat memproses rumput yang mereka makan, bila tidak
ada bakteri anaerobik yang memecah selulosa didalam rumput menjadi molekul-
molekul yang dapat diserap oleh perut mereka. Gas yang diproduksi oleh bakteri
ini adalah gas metana.
Gas metana (CH4) adalah komponen penting dan utama dari gas bio
karena merupakan bahan bakar yang berguna dan memiliki nilai kalor yang cukup
tinggi, mempunyai sifat yang tidak berbau dan tidak berwarna. Jika gas yang
dihasilkan dari proses fermentasi anaerobik ini dapat terbakar, berarti
mengandung sedikitnya 45% gas metan. Untuk gas metan murni (100%)
mempunyai nilai kalor 8900 kkal/m3.
Tabel 2.1 komposisi biogas dan jumlahnya pada suatu gas bio
Jenis Gas Kandungan (%)
Metana 60-70
Karbondioksida 30-40
Nitrogen 3
Hidrogen 1-10
Oksigen 3
Hidrogen Sulfida 5
Sumber : Meynel, 1976
Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu
bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida
yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam
manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih
berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida.
Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfir oleh
fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan
menambah jumlah karbon diatmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran
bahan bakar fosil.
Biogas dikembangkan dengan siklus/ daur ulang limbah dengan konsep
pembangunan berkelanjutan sehingga tidak ada sisa yang tebuang dari teknologi
ini. Siklusnya adalah ternak berkontribusi terhadap digester melalui kotorannya
yang dimasukkan kedalam digester, kemudian digester menghasilkan energi (gas)
yang dapat dimanfaatkan, selain itu digester juga menghasilkan seluri atau pupuk
yang siap di berikan bagi tanaman pangan dan dapat juga di berikan pada tambak
atau kolam ikan.
2.2 Alat Instalansi biogas
Alat yang paling penting dari instalansi biogas adalah digester yang
berfungsi untuk menampung gas metan hasil proses bahan-bahan organik oleh
bakteri. Jenis digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous
feeding, dimana pengisian bahan organiknya dilakukan secara berkelanjutan
setiap hari.

Digester
Sumber : paktanidigital.com
Digester biogas adalah suatu alat pengolah bahan buangan/ limbah organik
menjadi biogas. Kegunaan digester biogas antara lain sebagai energi untuk
memasak, mengurangi masalah sanitasi lingkungan dan lain-lain. Digester biogas
terbagi dalam dalam 6 jenis yang pernah dikembangkan yaitu
1. kubah tetap ( fixed-dome)
2. terapung ( floating-dome)
3. balon
4. horizontal
5. lubang tanah
6. ferrocement
Luas/ukuran digester tergantung pada banyaknya kotoran ternak yang
dihasilkan dan banyaknya biogas yang diinginkan. Dalam membuat digester,
diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu koral, bata merah,
besi konstruksi, cat, dan pipa prolon. Satu unit biodigester bervolume 13m3
mampu mengolah kotoran yang berasal dari 1.000 ekor ayam. Satu siklus
biodigester biasanya memerlukan kurang lebih 100 kg kotoran ayam basah.
Biodigester tersebut akan menghasilkan gas metana yang bisa menggantikan
pemakaian 3-4 tabung gas rumah tangga berukuran 12 kg. Sedangkan pada ternak
sapi, rata-rata satu ekor sapi menghasilkan 20 kg kotoran setiap hari dan dapat
menghasilkan 0,36 m3 biogas.
2.3 Proses Pembuatan Instalasi Biogas (fuel)
Bagian ini dibangun dengan menggunakan bahan bangunan bisbeton yang
berbentuk tabung dengan tinggi 50 cm dan diameter lingkaran dalam yaitu 80 cm,
bagian input ini bertujuan untuk mencampurkan limbah kotoran sapi dan air
dengan perbandinganyaitu 2 : 1. fungsi lain dari bagian ini yaitu untuk
memisahkan antara kotoran sapi dengan serat-serat rumput atau ilalang yangmasih
terkandung didalam kotoran sapi tersebut. Pengadukan dilakukan
untukmendapatkan campuran substrat yanghomogen dengan ukuran partikel yang
kecil. Pengadukan selama proses fermentasi bertujuan mencegah adanya benda-
benda mengapung pada permukaan cairan dan berfungsi mencampur metanogen
(mikroorganisme yang menghasilkan metana sebagai produk sampingan
metabolik dalam kondisi anoxic) dengan substrat. Pengadukan juga memberikan
kondisi temperatur yang seragam dalam biodigester (Erawati, T., 2009).
Di Desa Garung telah dibangun 2 reaktor biogas dengan ukuran digester
tinggi 2 meter dan diameter 80 cm berbentuk tabung dengan volume sebesar
1,0048 m³ yang berada di dalam tanah yang telah digali sebelumnya. Digester
biogas tersebut terdiri dari empat bisbeton yang disusun keatas berbentuk tabung
dan pada bagian atas ditutup dengan menggunakan tutup bisbeton, serta di pasangi
komponen instalasi seperti pipa penghubung tabung penampungan gas, regulator,
pipa output, dan tabung purifikasi (pemurnian). Digester yang dibangun
menggunakan tipe fixed dome. Dinamakan kubah tetap karena bentuknya
menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak
(fixed).
Gas yang dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan
disimpan di bagian kubah. Kelebihan dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih
murah daripada menggunakan reaktor terapung karena tidak memiliki bagian
bergerak yang menggunakan besi (Pambudi, A., 2008). Pembuatan output slurry
dibangun berbentuk kotak yang terbuat dengan menggunakan batu bata yang
disemen hingga berbentuk kotak yang berfungsi untuk menampung slurry (ampas
biogas) yang keluar dari hasil fermentasi didalam digester, posisi bagian output ini
harus berada setara atau lebih rendah dari bagian input karena slurry akan
dialirkan ke bagian ini, jika bagian output lebih tinggi dari bagian input, maka
slurry akan susah mengalir kebagian output.
Slurry mengalir keatas dengan bantuan dorongan dari slurry yang baru
dimasukkan dari bagian input serta dengan bantuan tekanan di dalam digester.
Kotoran sapi yang berada di bagian bawah di dalam digester akan tertekan
sehingga kotoran sapi tersebut akan keluar melalui pipa penghubung dari bagian
digester ke bagian output, posisi lubang pipa yang ada di digester berada di bagian
bawah begitu juga dengan posisi lubang pipa yang ada di output juga berada di
bagian bawah.

Sumber : jsal.ub.ac.id
Perancangan purifikator atau pemurnian gas menggunakan pipa paralon
yang berukuran 3 dim dengan panjang 50 cm yang diisi dengan arang yang
dihancurkan dengan volume sekitar 40-50% dari volume, fungsi dari purifikator
ini untuk mengurangi kadar korosif dari gas metana terhadap kompor yang
digunakan untuk menyalakan api biogas. Arang di dalam pemurnian gas perlu
diganti secara berkala karena arang tersebut semakin lama akan semakin hancur
dan menjadi lumpur atau jenuh akibat gas metana yang dimurnikan mengandung
air (H2O) yang mengakibatkan berubahnya ikatan struktur.
Penampung gas menggunakan plastik yang berukuan panjang 1 meter dan
lebar 0,5 meter yang nantinya akan mengembung jika sudah terisi gas metana
yang dihasilkan oleh digester. Penampung biogas ini juga merupakan indikator
jika gas metana yang sudah keluar dari digester dan dapat disimpulkan bahwa
desain dan instalasi biogas yang sudah dibangun telah memenuhi kriteria.
Penampung ini berfungsi sebagai wadah gas sebelum digunakan untuk
memasak, cara untuk mengeluarkan gas yang ada dalam penampung yaitu dengan
memberi beban diatas penampung yang nantinya akan memberi tekanan kepada
penampung dan gas metana akan keluar melalui kompor. Kompor biogas dibuat
dangan menggunakan kompor LPG bekas ataupun baru yang dimodifikasi dan
diberi tambahan beberapa komponen. Kompor biogas dibuat sesederhana
mungkin karena fungsi utamanya hanya untuk mengeluarkan gas metana yang
nantinya akan digunakan untuk memasak. Pembuatan kompor biogas tidak terlalu
sulit karena hanya memotong bagian belakang kompor diberi tempat untuk
penyangga panci atau wajan untuk memasak.
Dari kompor tersebut dapat diketahui bahwa fermentasi kotoran di dalam
instalasi biogas telah berlangsung karena api yang dikeluarkan berwarna biru.
Biogas dapat dihasilkan dari fermentasi sampah organik seperti sampah pasar,
daun daunan, dan kotoran hewan yang berasal dari sapi, babi, kambing, kuda, atau
yang lainnya, bahkan kotoran manusia sekalipun. Gas yang dihasilkan memiliki
komposisi yang berbeda tergantung dari jenis hewan yang menghasilkannya
(Firdaus, U.I., 2009).

Sumber : jsal.ub.ac.id
2.4 Prinsip Kompor Biogas
Kompor ( Belanda: komfoor) adalah alat masak yang menghasilkan panas
tinggi. Kompor mempunyai ruang tertutup / terisolasi dari luar sebagai tempat
bahan bakar diproses untuk memberikan pemanasan bagi barang-barang yang
diletakkan di atasnya. Kompor diperkenalkan sejak masa kolonial, sehingga
menggunakan bahan bakar cair (terutama minyak tanah atau spiritus bakar),
biogas ( hasil permentasi lewat pipa saluran), atau elemen pemanas (dengan daya
listrik). Kompor biasanya diletakkan di dapur atau laboratorium. Alat pemanas
dengan fungsi serupa kompor tetapi menggunakan bahan bakar padat seperti
arang atau batu bara dengan ruang pemanas terbuka di Indonesia disebut anglo. Di
laboratorium, kompor (umumnya dengan elemen pemanas) biasanya digunakan
untuk memanaskan bahan yang diuji dalam percobaan.
Kompor merupakan Peralatan dapur yang berfungsi untuk membantu
dalam mengolah sebuah makanan dengan panas yang diberikan. Panas ini di dapat
dari minyak tanah, atau sekarang yang banyak digunakan adalah gas. Jenis
kompor ini banyak mengalami perkembangan dan menghasilkan jenis-jenis
kompor seperti kompor yang hanya menggunakan kayu bakar dan minyak tanah
untuk memasak. Setelah itu berkembang lagi menjadi kompur minyak tanah,
untuk jenis kompor ini banyak digunakan dikalangan bawah. Berkembang lagi
menjadi kompor listrik yang menggunakan listrik atau menggunakan elemen
pemanas. Setelah itu berkembang menjadi kompor gas yang sekarang banyak
digunakan sebagai alat masak bagian dari peralatan dapur yang sangat dibutuhkan.
Kompor Biogas adalah alat masak yang menghasilkan panas, dimana
bahan bakar berupa gas yang dihasilkan dari aktivitas anaerobik atau fermentasi
dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan,
limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah
organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.
2.5 Cara Kerja Kompor Biogas
Komponen kompor gas utama : katup, spuyer, tungku, pipa saluran gas.
Jika pada kompor gas dengan pematik otomatis, ada tambahan pematik, saluran
gas tambahan (bukan masuk ke saluran tungku, tetapi di atasnya dan mengarah ke
tungku), dan katup cut off.

Filter Biogas
Sumber : peralatanbiogas.blogspot.com
Kompor biogas prinsip kerjanya hampir sama dengan kompor gas LPG pada
umumnya.
 gas bertekanan mengalir ketika katup dibuka. Aliran gas ini masuk ke
saluran dan keluar dari spuyer menuju rongga tungku.
 Gas ini kemudian kita bakar menggunakan pematik atau korek api. Api
tidak menjalar ke saluran gas karena desain lubang-lubang kecil pada
tungku dan penggunaan spuyer.
 Karena kecilnya lubang spuyer, tekanan dan kecepatan aliran gas pada
lubang spuyer sangat tinggi sehingga api tidak cukup cepat menjalar ke
lubang spuyer.
2.6 Cara Membersihkan Kompor Biogas
Sebelum membersihkan kompor gas hendaknya mempersiapkan peralatan
yang simpel yaitu: tang, obeng plus minus, dan pompa.
 Tang, sangat efektif untuk melepaskan sprayer. Sebaiknya
menggunakan kunci pas yang ukurannya sesuai dengan ukuran sprayer
boleh juga dipakai.
 Obeng plus minus, dipergunakan untuk melepaskan cover kompor
(tutup bg. atas).
 Pompa, untuk membuang, menyebul kotoran yang terdapat di dalam
selang pipa (bukan slang karet) kompor biogas.
1. melepaskan selang pada Kompor.Buka Klem/jepitan dilepas lebih dulu.
Angkat kompor berikut slang
2. mengangkat tungku kompor (grid), burning (tempat api menyala), berikut
tatakan. Yang terlihat biasanya terdapat kawat kecil sebagai pengunci pada
batangan besi dimana dudukan itu menempel. Bisa dibuka pakai tangan.
Kemudian diangkat dudukan burningnya.
3. mengambil obeng dan membuka cover (bagian atas ) kompor gas. Kalau
yang atasnya tidak dapat dibuka (paten) ya nggak usah dibuka. Tujuan kita
akan membuka spuyernya. Jadi kalau bagian atas kompor paten, ya dibalik
saja. Yang penting sprayer terjangkau, dan dapat dibuka.
4. membuka spuyer dengan tang atau dengan kunci pas yang sesuai dengan
ukuran kepala spuyer, buka pengatur kepekatan gas, dan pegas (per).
5. membersihkan semua komponen kompor biogas, dengan lap yang dibasahi
dengan minyak tanah.
6. mencuci bersih dan membersihkan spuyer dari segala kotoran, dan meniup
dengan pompa (sebul) supaya kotoran yang menempel di dalam sprayer
hilang (keluar).
7. kompor dari selangnya, dengan cara membuka klem dengan obeng dan
cabut
8. memasukkan selang kedalam saluaran angin keluar dari pompa (slang
pompa diganti slang). Bersihkan bagian dalam slang pipa yang terdapat di
bagian dalam kompor gas, dengan cara memompa angin kedalamnya agar
kotoran didalamnya keluar.
2.7 Alasan Mengapa Kompor Biogas Ramah Lingkungan
Biogas kotoran hewan merupakan pengembangan baru penggunaan
kotoran hewan sebagai bahan bakar. Sebelumnya kotoran hewan sudah
digunakan sejak jaman dulu sebagai bahan bakar, dalam bentuk kotoran
kering. Bahan bakar kotoran kering ini dibuat dari kotoran hewan seperti
kambing atau sapi, dicampur dengan jerami kering, kemudian dijemur hingga
kering. Penggunaan biogas berbeda dengan cara tradisional. Pada biogas,
kotoran tidak dikeringkan dikumpulkan dan ditimbun. Timbunan ini
menghasilkan gas yang dialirkan melalui pipa ke perangkat rumah tangga
yang memerlukan gas pemanas, misalnya kompor atau penghangat air.
Keuntungan penggunaan penggunaan biogas adalah:
 Biogas terperbaharui. Sumbernya yaitu kotoran hewan tidak akan
habis, tidak seperti minyak dan gas bumi yang depositnya suatu saat
akan habis.
 Mengurangi ketergantungan terhadap sumber bahan bakar lain.
Sumber bahan bakar lain seperti minyak bumi dan kayu bakar
memiliki dampak negatif. Minyak bumi menimbulkan polusi dan
memerlukan proses panjang dalam penambangannya. Minyak bumi
juga menimbulkan pencemaran udara. Sedangkan kayu bakar
penggunaanya mendorong penggundulan hutan yang merusak
lingkungan.
 Bentuk pembuangan kotoran paling baik. Bila kotoran hewan dibuang
begitu saja di sungai atau laut, atau dibiarkan bercecran di jalan, maka
ini akan menimbulkan pencemaran lingkungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknologi yang ramah lingkungan sebenarnya tidak sepenuhnya ramah
lingkungan akan tetapi meminimalis dampak yang disebabkan oleh teknologi
tersebut terhadap lingkungan. Kebanyakan masyarakat membuang kotoran hewan
di berbagai tempat seperti sungai dan akan mencemari lingkungan tersebut
sehingga masyarakat berfikir memanfaatkan kotoran hewan menjadi bahan bakar
kompor biogas dan dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai